Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OPTIKA GEOMETRIK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OPTIKA GEOMETRIK."— Transcript presentasi:

1 OPTIKA GEOMETRIK

2 Tujuan Pembelajaran ; 1. Menerapkan pemantulan cahaya pada cermin datar dan cermin lengkung 2. Menerapkan pembiasan cahaya pada lensa, balok kaca dan prisma 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari 4. Menerapkan persamaan pada tiap-tiap alat optik dalam persoalan          

3 Apakah cahaya itu? Cahaya menurut Newton ( ) terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens ( ), cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.

4 Pemantulan Gelombang Datar
Gelombang tali merupakan gelombang yang paling sederhana (1 dimensi) , selanjutnya kita akan membahas gelombang yang kompleks, yaitu gelombang datar (2 dimensi). Contoh gelombang datar adalah gelombang air. Sifat-sifat gelombang air dapat diamati dengan alat yang disebut tangki riak atau tangki gelombang. Perhatikan animasi berikut ini! Klik disini Jika benda dijatuhkan, maka akan terbentuk gelombang transversal pada permukaan air. Hal ini terlihat dengan adanya bukit dan lembah air. Bukit ditunjukkan oleh bagian yang cembung, sedangkan lembah ditunjukkan oleh bagian yang cekung.  klik Perhatikan animasi berikut ini! Klik disini bukit / cembung lembah / cekung

5 Pemantulan Gelombang Datar
Jika gelombang disinari dengan lampu, akan tampak bayang gelang dan terang secara silih berganti. Bagian yang cembung menghasilkan bayangan terang sedangkan bagian cekung menghasilkan bayangan gelap. Jarak antara garis terang dengan garis terang berikutnya merupakan panjang gelombang (). Perhatikan animasi berikut ini! Klik disini sumber gelombang cembungan arah rambatan cekungan play

6 Semakin jauh dari titik sumber gelombang, muka gelombang menjadi lebih datar.

7 -Pemantulan dari bidang rata disebut pemantulan specular (biasa) ; - Jika permukaan bidang kasar disebut pemantulan diffuse (baur)

8 Hukum pemantulan (snellius) :
Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. Sudut datang = sudut pantul

9 Cermin Datar : bentuk permukaannya datar
Pemantulan cahaya dari obyek (bunga dan vas) pada cermin datar.

10 -. Cermin datar membentuk bayangan tegak,
- Cermin datar membentuk bayangan tegak, mempunyai ukuran yang sama dengan benda maya, dan berbalik sisi

11 Pemantulan cahaya pada cermin datar

12 Sifat bayangan yang dibentuk cermin datar :
a. maya b. jarak benda-cermin = jarak bayangan-cermin c. tegak Menghitung jumlah bayangan oleh dua buah cermin datar:

13 Pemantulan cahaya pada bidang sferis
Bidang sferis adalah bidang yang membentuk sebagian dari bola. Bidang sferis dapat berupa cermin cembung dan juga cermin cekung. Bidang pantul sferis disebut cermin cembung jika jika pantulannya terjadi pada bidang luar dari bentuk sferis tersebut, sedangkan bidang pantul yang pantulannya terjadi di permukaan dalam bidang tersebut, dinamakan cermin cekung.

14 Pemantulan pada cermin cekung
Cermin Cekung adalah cermin yang memiliki permukaan cekung. Cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) Sifat-sifat cermin cekung : Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus utama Sinar datang yang melalui titik fokus utama dipantulkan sejajar dengan sumbu utama Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui lintasan yang sama.

15 A B C E D

16 Bagian – bagian cermin cekung

17 Sinar istimewa pada cermin cekung

18 Gambar bayangan jika bendanya di ruang I

19 Gambar bayangan jika letak bendanya di ruang II

20 Pembentukan bayangan di ruang III AB pada cermin cekung

21 Pemantulan cahaya pada bidang sferis
Kita tinjau sebuah cermin cekung dengan jarak benda (jarak benda dari pusat cermin) adalah do dan jarak bayangan (jarak bayangan dari pusat cermin) adalah di dan jarak fokusnya adalah f, maka berlaku persamaan: atau dimana do dan di akan bernilai positif, manakala benda dan bayangan terletak di depan cermin cekung. Sebaliknya, jika benda dan bayangan terletak di belakang cermin cekung, maka do dan di bernilai negatif.

22 Pemantulan cahaya pada bidang sferis
Perbesaran bayangan atau dimana: hi adalah tinggi bayangan dan ho adalah tinggi benda. ho dianggap selalu bernilai positif. hi akan bernilai positif jika bayangannya tegak relatif terhadap benda. Sebaliknya jika bayangan berkebalikan terhadap benda, maka hi bernilai negatif

23 Pemantulan pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki permukaan cembung. Cermin cembungbersifat divergen (memancarkan sinar) Sifat – sifat cermin cembung: Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan datang dari titik fokus. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantukan sejajar dengan sumbu utama Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin memantulkan kembali melalui lintasan yang sama.

24 Bagian- bagian cermin cembung

25 Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

26 Pembentukan bayangan oleh cermin cembung

27 Macam-macam lensa sferis

28 Pembiasan cahaya pada lensa cembung-cembung (cembung ganda)
Lensa cembung-cembung atau lensa cembung ganda, yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian tepinya. Sumbu utama lensa tersebut adalah garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaan lensa tersebut. Semua berkas cahaya yang mengenai lensa tersebut dibelokkan menuju sumbu utama pada kedua bidang lensa. Berkas-berkas cahaya yang sejajar dengan sumbu utama lensa, berkas-berkas cahaya tersebut difokuskan menuju titik fokus (F)

29 Pembiasan cahaya pada lensa cembung-cembung (cembung ganda)
Titik fokus (F) lensa cembung ganda dapat diketahui dengan cara menentukan titik dimana bayangan cahaya matahari paling tajam (fokus). Jarak dari titik fokus (F) sampai dengan pusat lensa, disebut jarak fokus (f). Lensa cembung ganda bersifat konvergen, yaitu mengumpulkan berkas-berkas cahaya pada satu titik

30 Pembiasan cahaya pada lensa cekung-cekung (cekung ganda)
Lensa cekung-cekung (cekung ganda), yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya. Titik fokus (F) sebuah lensa cekung ganda adalah titik darimana berkas-berkas cahaya bias, berasal/muncul. Jarak fokus (f) adalah jarak dari titik fokus (F) sampai dengan pusat lensa. Lensa cekung ganda bersifat divergen, yaitu menyebarkan berkas-berkas cahaya yang mengenainya

31 Kekuatan Lensa Kekuatan lensa merupakan kebalikan dari jarak fokus (f), melalui persamaan: Satuan untuk kekuatan lensa adalah dioptri (D), yang merupakan kebalikan dari meter, yaitu 1 D = 1 m-1.

32 Pembiasa cahaya pada kaca Plan Paralel

33 Pembiasan cahaya pada prisma

34 OPTIKA FISIS

35 Optika Fisis Efek cahaya yang bergantung pada sifat cahaya sebagai gelombang, dikelompokkan dalam optika fisis (physical optics). Beberapa efek cahaya tersebut: 1. interferensi 2. difraksi 3. polarisasi

36 1. Interferensi Mengapa permukaan gelembung sabun terlihat warna-warni? Warna-warni yang telihat pada gelembung sabun karena terjadinya interferensi gelombang-gelombang cahaya yang dipantulkan oleh permukaan depan dan permukaan belakang gelembung sabun. Interferensi tidak hanya terjadi pada gelombang cahaya, tetapi juga terjadi pada gelombang lain, seperti gelombang air dan gelombang bunyi

37 Interferensi akan terjadi manakala dua atau lebih gelombang, bergabung dalam satu ruang.
Pada interferensi, berlaku prinsip superposisi, yaitu: “Bila dua atau lebih gelombang tumpang tindih, maka pergeseran resultan di sebarnag titik dan pada sebarang saat, dapat dicari dengan menambahkan pergeseran sesaat yag akn dihasilkan di titik itu oleh gelombang-gelombang itu seandainya setiap gelombang itu hadir sendirian(Young & Freedman Jilid 2, 2003: )”. Pembahasan mengenai fenomena interferensi, akan lebih mudah jika kita bekerja pada gelombang monokromatik

38 a. Interferensi konstruktif
Kedua sumber (S1 dan S2) menghasilkan gelombang yang mempunyai amplitude dan panjang gelombang sama, serta keduanya sefasa. Karena sefasa maka akan terbentuk gelombang baru yang amlitudonya dua kali dari gelombang semula (gabungan dari dua amplitudo). Peristiwa diatas dikenal sebagai interferensi konstruktif. Interferensi konstruktif akan terjadi jika selisih lintasan antara gelombang pertama dan gelombang kedua (r2-r1) merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang (λ). ;(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)

39 b. Interferensi destruktif
Apabila puncak dari gelombang pertama dan lembah dari gelombang kedua, tiba pada saat yang sama dan pada tempat yang sama, maka akan terjadi interferensi destruktif. Interferensi destruktif akan terjadi manakala selisih lintasan antara gelombang pertama dan gelombang kedua (r2-r1) merupakan kelipatan dari panjang gelombang (λ). (m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)

40 2. Difraksi Difraksi adalah pembelokan gelombang di sekitar sebuah rintangan atau melalui sebuah celah (Young & Freedman Jilid 2, 2003: 616). Difraksi cahaya akan terjadi manakala cahaya mengenai sebuah rintangan yang mempunyai celah atau tepi. Banyak manfaat yang kita peroleh dari fenomena difraksi cahaya, antara lain tentang kajian ukuran struktur atom dari benda padat dan cair yang dapat dilakukan dengan difraksi sinar X.

41 Pada dasarnya, difraksi cahaya merupakan efek interferensi cahaya yang dihasilkan dari penggabungan gelombang-gelombang cahaya. Pola difraksi dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip Huygens, yaitu “tiap-tiap titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau sebagai sumber sekunder yang menyebar ke semua arah dengan laju yang sama dengan laju perlambatan gelombang itu” (Young & Freedman Jilid 2, 2003: 617). Difraksi cahaya dapat terjadi pada celah tungggal, celah ganda maupun banyak celah. Apabila cahaya monokromatis mengenai celah sempit horisontal, maka cahaya yang melewati celah tersebut akan menyebar secara vertikal, seperti diperlihatkan pada gambar disamping:

42 Misalkan kita tetapkan lebar celah sempit adalah a dan sudut yang terbentuk antara bidang horizontal dan pola difraksi maksimum adalah θ, maka daerah gelap akan terjadi jika: atau Kita dapat juga membagi layar menjadi empat bagian, enam bagian dan seterusnya, dan berlaku persaamanan: (m = ±1, ±2, ±3, …..) untuk panjang gelombang (λ) yang jauh lebih kecil dari lebar celah (a), maka sin θ = θ, sehingga persamaan di atas dapat kita tuliskan:

43 3. Polarisasi Salah satu fenomena cahaya yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan kita adalah polarisasi. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal, dan tidak terjadi pada gelombang longitudinal. Gelombang cahaya dapat terpolarisasi karena gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi tidak dapat terpolarisasi karena gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal Cahaya terpolarisasi bidang, bisa kita peroleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan polaroid

44 Intensitas cahaya sebanding dengan kuadarat amplitudo, sehingga intensitas cahaya terpolarisasi bidang yang diteruskan oleh polaroid adalah dimana θ adalah sudut antara sumbu polaroid dengan bidang polarisasi, sedangkan Io adalah intensitas cahaya datang. Ketika dua polaroid disilangkan, cahaya yang tidak terpolarisasi dapat diberhentikan sama sekali

45

46 Alat- alat Optik

47 Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis. - Lensa mata akan menipis bila melihat benda yang menjauh - Lensa mata akan menebal bila melihat benda yang mendekat = ∞ PP = 25 cm PR Jangkauan Penglihatan Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda dalam jangkauan penglihatan, yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh mata (punctum remontum). Titik dekat = 25 cm Titik jauh = tak terhingga Untuk mata normal

48 Kerja Mata

49 Perubahan Ukuran fokus lensa
Melihat objek yang dekat Melihat objek yang jauh

50 Cacat Mata Rabun jauh (miopi) Rabun jauh adalah kelainan mata karena bayangan benda-benda yang jauh jatuh di depan retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menipis dengan baik. Rabun jauh dapat dibantu dengan menggunakan kaca mata dengan lensa negatif.

51 Miopi

52 Cacat Mata -Rabun dekat (hipermetropi) -Rabun dekat adalah kelainan mata karena bayangan benda-benda yang dekat jatuh di belakang retina. Hal ini disebabkan karena lensa mata tidak dapat menebal dengan baik. -Rabun dekat dapat dibantu dengan menggunakan kaca mata dengan lensa positif.

53 Hipermetropi

54 Cacat Mata -Mata tua (presbiopi) -Mata tua adalah kelainan mata karena bayangan benda tidak jatuh pada retina baik itu benda dekat maupun benda jauh. Hal ini disebabkan karena daya akomodasi lensa mata sudah berkurang. -Mata tua dapat dibantu dengan menggunakan kacamata bivokal.

55 Cacat Mata -Silindris (astigmatis) -Astigmatis adalah cacat mata karena mata tidak dapat melihat dengan baik untuk garis-garis vertikal dan garis-garis horisontal. Hal ini disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk bola -Astigmatis dapat dibantu dengan menggunakan kaca mata silindris.

56 Perhitungan cacat mata
Cacat mata dapat dibantu dengan menggunakan kacamata. Kacamata yang tepat dapat di hitung dengan persamaan: P = 100 f = f s s’ Ket. f = fokus lensa kacamata s = jarak dekat normal (hipermetropi) = jarak terjauh normal (miopi) s’ = jarak dekat hipermetropi (negatif) = jarak terjauh miopi (negatif) P = kekuatan lensa kacamata

57 Contoh Soal 6.1 Dalam keadaan relaks, jarak fokus lensa mata adalah 2,5 cm. Bila benda terletak pada jarak 40 cm di depan mata, Berapa jarak fokusnya agar bayangan terlihat dengan jelas ? Apa yang harus dilakukan oleh otot-otot mata ? Jawab :

58 Contoh Soal 6.2 Mata normal mempunyai titik jauh tak hingga dan titik dekat 15 cm. Seseorang mempunyai kelainan mata sehingga titik jauhnya maju menjadi 200 cm. Tentukan ukuran kacamata yang harus dipakai agar penglihatannya kembali menjadi normal. Jawab :

59 Contoh Soal 6.3 Mata normal mempunyai titik jauh tak hingga dan titik dekat 15 cm. Seseorang mempunyai kelainan mata sehingga titik dekatnya mundur menjadi 60 cm. Tentukan ukuran kacamata yang harus dipakai agar penglihatannya kembali menjadi normal. Jawab :

60 Kamera Kamera merupakan alat optik untuk merekam gambar bayangan suatu benda. Prisp kerja kamera mirip dengan prinsip kerja pada mata apertur Lensa pada kamera berfungsi untuk membentuk bayangan pada film Bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, diperkecil Diafragma lensa Apertur berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera. Apertur biasa diukur dengan angka f4, f5, f6, f8 dan f11. semakin besar angkanya, apertur semakin kecil. Range finder film

61 Kerja kamera

62 Persamaan mata dengan kamera
Mata dan kamera memiliki persamaan sebagai berikut: - memiliki satu lensa - memiliki pengatur cahaya pada mata retina dan pupil pada kamera diafragma dan apertur - memiliki layar penangkap bayangan pada mata retina pada kamera film

63 Persamaan kamera 1 1 1 = + f s s’
Kamera memiliki persamaan sama dengan lensa cembung, yaitu: s’ h’ s h = f s s’ dan M = = Ket. f = fokus lensa s = jarak benda s’ = jarak film M = perbesaran bayangan h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan pada film

64 Contoh Soal 6.4 Lensa sebuah kamera berjarak fokus 5 cm (Benda di tak hingga bayangannya di film yang terletak 5 cm di belakang lensa). Bila bendanya terletak 100 cm di depan lensa, berapa perubahan jarak lensa-film yang harus dilakukan agar bayangan jatuh di film ? Jawab :

65 Lup Lup atau kaca pembesar merupakan alat optik yang paling sederhana yang berfungsi untuk melihat benda-benda yang kecil. Lup terdiri dari sebuah lensa cembung. Agar benda tampak lebih besar, benda harus diletakkan antara titik fokus dengan lensa.

66 Persamaan Lup Untuk mata tak berakomodasi, benda diletakkan tepat di titik fokus. Perbesaran dapat dihitung dengan persamaan: M = n f Ket. F = fokus lensa M = perbesaran bayangan n = titik dekat mata. f f

67 Persamaan Lup Untuk mata berakomodasi maksimum, benda diletakkan antara titik fokus dengan lensa. Perbesaran dapat dihitung dengan persamaan: M = n f + 1 Ket. F = fokus lensa M = perbesaran bayangan n = titik dekat mata. f f

68 Mikroskop Lensa okuler Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis (sangat kecil) Mikroskop menggunakan dua buah lensa cembung, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Pengatur Jarak/ fokus Lensa obyektif Meja preparat Cermin cekung

69 Persamaan Mikroskop S’ob n M = x Sob fok Mata tak berakomodasi.
Panjang mikroskop = s’ob + fok Perbesarab bayangan = M = Mob x Mok M = x S’ob Sob n fok fob fob fok s’ob fok

70 Persamaan Mikroskop s’ob + sok M = x + 1 S’ob Sob n fok
Mata berakomodasi. Panjang mikroskop = Perbesaran bayangan = M = Mob x Mok s’ob + sok M = x S’ob Sob n fok fob fob fok s’ob sok fok

71 Teropong Teleskop adalah alat optik yang terdiri dari dua lensa positif (objektif dan okuler) yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh. Lensa objektif memiliki fokus yang jauh lebih besar dari fokus lensa okuler Teleskop ada berbagai jenis seperti: -teropong bintang -teropong bumi -teropong panggung / galileo -teropong pantul - periskop

72 Teropong Bintang fob fok
Sesuai namanya, teropong ini digunakan untuk melihat benda-benda langit yang sangat jauh jaraknya. Panjang teropong bintang = d = fob + fok Perbesaran bayangan = M = fob fok Lensa okuler Lensa objektif

73 Pembentukan bayangan pada teropong bintang
+ + fob fok fob fok Ob Ok Sifat bayangan: Maya Terbalik lebih dekat

74 Teropong Bumi Teropong ini digunakan untuk melihat objek yang jauh di permukaan bumi. Teropong ini memiliki 3 lensa positif, yaitu lensa objektif, lensa pembalik dan lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi membalik bayangan yang terbentuk, sehingga bayangan yang dibentuk oleh teropong tidak terbalik Panjang teropong = d = fob + 4fp + fok Perbesaran bayangan = M = fob fok Lensa okuler Lensa pembalik Lensa objektif

75 Pembentukan bayangan pada teropong bumi
+ + + fob fp fob fp fok fok Ob Ok P Sifat bayangan: Maya Tegak lebih dekat

76 Teropong Panggung fob fok
Teropong panggung atau galileo merupakan teropong bumi tanpa lensa pembalik. Agar bayangan yang terbentuk tidak terbalik, maka lensa okulernya menggunakan lensa negatif. Panjang teropong = d = fob – fok Perbesaran bayangan = M = fob fok Lensa okuler (-) Lensa objektif (+)

77 Pembentukan bayangan pada teropong panggung
- + fob fok fob fok Ob Ok Sifat bayangan: nyata Tegak lebih dekat

78 Teropong Pantul Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakan cermin cekung sebagai pengganti lensa objektif.

79 Pembentukan bayangan pada teropong pantul

80 Periskop Periskop adalah teropong yang digunakan pada kapal selam untuk melihat keadaan diatas air.

81 Pembentukan bayangan pada periskop
Ketika kamu melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk lewat ujung atas mengenai cermin. Oleh cermin akan dipantulkan membentuk sudut 45° ke cermin bawah yang juga akan membentuk sudut 45°. Sinar-sinar pantul sejajar tadi dipantulkan kembali ke matamu yang melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda yang berada di ujung atas.

82 Contoh soal 1, Seorang tukang arloji menggunakan sebuah lup yang fokusnya 5 cm. a) Hitung perbesaran maksimum yang dapat diperoleh dari lup tersebut. b) Hitung juga perbesaran lup jika mata tidak berakomodasi . Abaikan jarak mata-lup dan anggap mata normal. Jawab : Perbesaran maksimum terjadi ketika :

83 b) Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang
dibentuk lensa harus jatuh di

84 2. Sebuah mikroskop mempunyai lensa obyektif dengan
fokus 1 cm dan lensa okuler dengan fokus 4 cm. Anggap jarak kedua lensa d = 21 cm. Hitung perbesaran mikroskop ketika : mata tidak berakomodasi Jawab

85

86

87 bidang vertikal yang melalui titik fokus tegak lurus sumbu utama
Bayangan maya : bayangan yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul. Bayangan ini tak dapat ditangkap layar. Bayangan nyata bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar-sinar pantul. Bayangan ini dapat ditangkap layar. Benda maya bayangan yang dianggap sebagai benda pada sistem yang terdiri dari lebih dari satu cermin Benda nyata benda yang riil, sungguh-sungguh ada Bidang fokus bidang vertikal yang melalui titik fokus tegak lurus sumbu utama Dalil Esbach aturan untuk menentukan sifat-sifat bayangan pada cermin lengkung berdasarkan ruang benda dan ruang bayangan fokus cermin sebuah titik pada sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-sinar yang dipantulkan oleh cermin cekung. Garis normal Indeks bias mutlak Indeks bias relatif garis yang melalui suatu titik pada bidang dan tegak lurus dengan bidang tersebut :perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dan di suatu medium. :perbandingan indeks bias medium yang satu terhadap medium yang lain. Jarak fokus jarak dari pusat cermin ke fokus utama Jari-jari kelengkungan Kekuatan lensa : jari-jari bola cermin kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar Lensa bikonkaf Lensa bikonvek : Lensa divergen : Lensa gabungan : Lensa konvergen: Lensa sferis : Lensa tipis : Pemantulan baur lensa yang kedua permukaannya merupakan lensa cekung. lensa yang kedua permukaannya merupakan lensa cembung lensa yang dapat menguraikan berkas sinar gabungan dua atau lebih lensa dengan sumbu utama berhimpit lensa yang dapat mengumpulkan berkas sinar lensa yang permukaannya lengkung seperti bola lensa yang ketebalannya diabaikan :pemantulan sinar pada bidang yang tidak rata Pemantulan biasa Pembiasan cahaya pemantulan sinar pada bidang yang rata pembelokan berkas cahaya saat melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Pusat kelengkungan pusat kelengkungan cermin Sinar istimewa sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus mengukur sudut datang dan sudut pantulnya Sudut datang Sudut deviasi : sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal sudut yang dibentuk oleh berkas sinar masuk dan berkas sinar yang keluar dari prisma. Sudut pantul sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal Sumbu utama garis yang menghubungkan pusat kelengkungan dan pusat cermin

88 Terima Kasih “ Tekun dan Rajin Belajar”


Download ppt "OPTIKA GEOMETRIK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google