Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Persepsi dan Diri dalam Komunikasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Persepsi dan Diri dalam Komunikasi"— Transcript presentasi:

1 Persepsi dan Diri dalam Komunikasi
Human communication Persepsi dan Diri dalam Komunikasi

2 Persepsi kita atas orang lain akan membentuk cara kita berkomunikasi dengan mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi: 1. Keberhasilan kita membangun pembicaraan melalui komunikasi. 2. Kecenderungan kita dalam menciptakan beberapa kesalahan persepsi. 3. Faktor-faktor yang muncul dari latar belakang kita sendiri dan dari hubungan kita dengan orang tersebut. 4. Latar belakang budaya kita. 5. Kemampuan kita untuk berempati dengan orang lain

3 Kemampuan memahami persepsi bisa membantu kita dalam memperbaiki kesalahan persepsi, dan membawa pada komunikasi yang baik dan lancar. Kelancaran komunikasi juga tergantung pada bagaimana kita melihat diri sendiri. Karena itu bagaimana self (kita melihat diri kita) penting untuk selalu diperhatikan.

4 Dalam berkomunikasi kita harus memahami beberapa prinsip :
1. Orang bisa memandang dunia/realita dengan cara yang jauh berbeda, dan ini merupakan tantangan besar dalam usaha membangun komunikasi. 2. Keyakinan terhadap diri kita masing-masing (konsep diri kita) memiliki pengaruh besar terhadap perilaku komunikasi kita. 3. Pesan yang kita kirimkan bisa membentuk konsep diri orang lain dan itu bisa mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi. 4. Apa yang kita tampilkan dari diri kita bisa beragam dari satu situasi ke situasi yang lainnya.

5 Narratives and Perception
Para ilmuan sosial menyebut “personal stories” yang kita dan orang lain ciptakan untuk memahami dunia personal kita dengan NARATIVES. Perbedaan narratives bisa membawa pada masalah komunikasi. Narratives memberikan suatu acuan untuk kita memahami perilaku dan membentuk komunikasi di masa depan. Penilaian kita akan sesuatu/orang lain merupakan hasil dari proses interaktif yang terjadi melalui komunikasi.

6 Kecenderungan persepsi diri yang sering muncul:
Kita sering menilai diri kita lebih baik dari orang lain (self-serving bias). Ketika orang lain nilainya jelek kita mengatakan karena dia malas, ketika kita nilainya jelek kita katakan karena penjelasan dosen tidak baik. Kita paling terpengaruh dengan apa yang paling nampak/jelas. Tiap kita berhadapan dengan orang lain, kita sebenarnya “dibombardir” dengan banyak informasi, namun yang mempengaruhi kita adalah yang paling nampak. Ada 3 faktor yang membuat kita memperhatikan satu hal dan mengabaikan hal lainnya: Intensitas Repetisi Kontras Disamping itu, motif kita juga sering berperan dalam menentukan apa yang kita perhatikan dan apa yang tidak.

7 Kita seringkali terpaku pada kesan pertama meskipun itu salah
Kita seringkali terpaku pada kesan pertama meskipun itu salah. Ketika kesan pertama “orang itu judes, maka kemungkinan kita akan “jaga jarak” dengan orang tersebut, padahal sebenarnya orang itu sangat baik. Karena itu ada pepatah “don’t judge the book from its cover” Kita cenderung menganggap orang lain sama/ berpikir sama dengan kita. Misal anda marah dengan pacar anda, dan mengatakan sesuatu yang anda sesali. Anda berpikir “kata saya tak mungkin termaafkan” dan anda memutuskan tidak menghubungi untuk minta maaf, toh pacar anda juga tidak menghubungi pasti tidak mau memaafkan. Disisi lain, pacar anda sebenarnya merasa bertanggungjawab atas kesalahannya, namun menghindari anda karena berpikir andalah yang minta hubungan berakhir.

8 Kita cenderung lebih memperhatikan kesan negatif dari pada yang positif. “it’s important to find people you truly enjoy, but expecting perfection can lead to much unnecessary loneliness” “The moral, then, is clear: Don’t assume that your first judgement of a person is accurate”

9 Situational Factors Influencing Perception
Relational Satisfaction. Suatu perilaku yang positif ketika kita sedang menjalin hubungan baik dengan orang lian, bisa terlihat berbeda ketika hubungan memburuk. Degree of Involvement with the Other Person. Kita terkadang menilai orang yang sedang dekat dengan kita lebih positif dibanding kita menilai orang yang tidak dekat dengan kita. Past Experience. Pengalaman kita di masa lampau akan membentuk/ mempengaruhi persepsi kita di masa depan. Expectations. Antisipasi menghasilkan interpretasi. Social Roles. Status kita dalam hubungan sosial akan mempengaruhi cara kita menerima/melihat orang lain.

10 Knowledge. Seberapa dalam pengetahuan kita akan orang yang kita hadapi dan akan lingkungan kita akan mempengaruhi persepsi kita. Self-Concept. Ketika kita merasa “insecure” dunia akan nampak beda dengan ketika kita merasa “confident”. Bagaimana kita melihat diri kita akan mempengaruhi bagaimana kita menginterpretasikan perilaku orang lain.

11 Perception and Culture
Perbedaan persepsi dari orang-orang yang berasal dari budaya yang sama merupakan tantangan komunikasi. Dan tantangan komunikasi ini akan semakin besar diantara orang dengan latar bidaya yang berbeda, sebab kemungkinan kesalahpahaman akan makin besar. Budaya seolah menjadi filter persepsi yang mempengaruhi cara kita mempersepsikan sesuatu, bahkan yang sederhana sekalipun. Menanyakan “mau kemana” saat bertemu orang seperjalanan yang tak dikenal akan dianggap biasa oleh orang Indonesia, tapi dianggap tidak sopan oleh orang barat.

12 Empathy and Perception
Kita telah tahu bahwa perbedaan persepsi bisa membawa pada permasalahan komunikasi. Satu solusi untuk mengatasinya adalah meningkatkan kemampuan empati. Empathy is the ability to re-create another person’s perspective,to experience the world from the other’s point of view (kemampuan untuk membentuk ulang persepsi akan orang lain, supaya bisa melihat dunia dari sudut pandang orang lain tersebut)

13 Dimensi empati : perspective taking (cognitive)— kemampuan memandang dari sudut pandang orang lain. Emotional – merasakan apa yang orang lain rasakan. Genuine Concern – peduli akan penderitaan orang lain. Bukan sekedar berpikir dan merasakan. Perbedaan empati dan simpati : Simpati berarti merasa kasihan akan penderitaan orang lain, sementara empati turut merasakan penderitaan orang lain. Pada simpati, yang merasakan orang lain, sedang pada empati pengalaman itu yang merasakan kita.

14 Simpati akan muncul jika kita bisa menerima alasan mengapa orang lain menderita sebagai sesuatu yang valid (penderitaan tidak seharusnya miliknya), namun empati berarti memahami motif seseorang tanpa kita perlu setuju dengannya. Kita bisa empati tanpa harus simpati. Anak bayi banyak merasakan empati. Mereka bisa menangis ketika melihat orang disekitarnya sedih atau menangis.

15 The Self-Concept, Personality, and Communication
Jika konsep diri adalah gambaran integral kita tentang diri kita, maka personality adalah gambaran orang tentang diri kita. Istilah personality, digunakan untuk menggambarkan seperangkat sikap yang relatif konsisten dari seseorang yang muncul di berbagai situasi. Self-concept Personality communication

16 Characteristics of Identity Management
Berusaha membentuk multiple identities. Dalam satu hari seorang mahasiswa bisa melakukan beberapa peran : mahasiswa yang tekun, teman yang humoris, tetangga yang ramah, sahabat yang suka membantu, dll. Kemampuan menciptakan multiple identities ini merupakan salah satu elemen kompetensi komunikasi. Berkolaborasi dengan baik dengan peserta komunikasi lain. (ingat pemahaman facework). Bisa terjadi secara disadari/sengaja maupun tidak disadari/tidak disengaja. Saat hangout dengan teman bisa jadi itu identity manajement yang tidak disadari, saat job interview kebanyakan identity management yang disadari. Tingkat identity management tiap orang berbeda.

17 Bagaimana kita memanage image tergantung pada channel komunikasi yang kita pilih.
Face-to-face Impression Management. Disini komunikator memanage dengan 3 cara: a. manner (kesopanan) – kata maupun tindakan non verbal b. penampilan c. setting, misal ruangan pertemuan.


Download ppt "Persepsi dan Diri dalam Komunikasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google