Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK"— Transcript presentasi:

1 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si Yun Fitrahyati

2 Apa itu kelompok ? Agregat vs Kelompok

3 AGREGATE

4 CROWD

5 GROUP

6 Aggregate Himpunan atau kumpulan orang yang sama- sama yang tidak berinteraksi satu sama lain (Sarwono, 2005) dan berada dalam suatu tempat, secara kebetulan Crowd Sekelompok orang yg berada dalam kedekatan fisik dan bereaksi terhadap situasi (stimulus) umum Dipandang sebagai bagian dari agregat Bersifat sementara, dapat memiliki pemimpin namun tidak mempunyai struktur dan pembagian kerja

7 DEFINISI KELOMPOK (GROUP)
Group: Three or more individuals who interact over time, depend on each other, and follow shared rules of conduct in order to reach a common goal. * Team: Special type of group characterized by different and complementary resources of members and a strong sense of collective identity.

8 DEFINISI KELOMPOK (GROUP)
Dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan Dua orang atau lebih yang saling berbagi norma, nilai atau keyakinan dan memiliki hubungan, baik implicit maupun eksplisit, sehingga perilakunya saling tergantung.

9 Dua tanda psikologis kelompok
Anggota – anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota Nasib anggota – anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain ( Baron and Byrne , 1979:558)

10 Jenis kelompok (Klasifikasi kelompok) Primer vs sekunder
Ingroup vs outgroup Rujukan vs keanggotaan Deskriptif vs perskriptif Gemeinshaft dan gesselschaft

11 Primer vs sekunder (by cooley)
didasari kepentingan kelompok yang dipersepsikan oleh individu dan frekuensinya dalam berinteraksi dengan kelompok tersebut

12 Primer vs sekunder (by Cooley)
Kelompok primer mememiliki derajat keterikatan emosional lebih tinggi dari kelompok sekunder Lawan dari kelompok primer, dimana hubungan tidak terlalu akbrab, tidak personal, tidak menyentuh hati/rasa Contoh : Seorang cheerleader – Teman-teman kelompok dalam group cheers Teman satu kelas biologi

13 Primer vs sekunder (dari sudut pandang komunikasi)
Kualitas komunikasi bersifat dalam dan meluas (menembus kepribadian yg cukup tersembunyi, unsur backstage, meluas), lambang komunikasi verbal dan non verbal digunakan secara serempak dengan lebih dalam Contoh : Kelompok persahabatan  berani menunjukkan sifat diri sendiri didepan teman2nya, punya bahasa isyarat sendiri Komunikasi tdk terlalu menyentuh unsur kepribadian yg mendalam (dangkal), terbatas (hal-hal tertentu terkait tugas), lebih mengutamakan komunikasi verbal Kelompok biologi – melakukan bedah katak, lebih fokus pada pemecahan tugas tsb

14 Primer vs sekunder (dari sudut pandang komunikasi)
Bersifat personal (siapa dia, bukan apakah dia) Kurang personal Contoh : Anggota kelompok cheers bercerita ttg dirinya dan keluarganya, curhat masalah yg dihadapi Anggota kelompok biologi membicarakan kapan dan strategi apa yg akan dilakukan untuk menangkap kodok di sawah

15 Primer vs sekunder (dari sudut pandang komunikasi)
Komunikasi lebih menekankan pada aspek hubungan (interpersonal) daripada isi (informasi) Contoh : Seorang ayah yg tugas sekolah di luar negeri sering menelpon keluarga karena rindu, bukan karena ada urusan penting tertentu Sebaliknya Anggota kelompok biologi berdiskusi bagaimana cara membedah katak yg benar

16 IN-GROUP vs OUT-GROUP (by summer)
Adanya boundaries (batasan) antara kelompok , misal : geografis (Jawa – Kalimantan) suku (jawa –madura) ideologi (islam – atheis – agnostik) profesi ( dokter – pilot) kekerabatan ( keluarga – clan) Dalam ingroup erat dengan “we-ness” kohesi kelompok (keeratan hubungan)

17 IN-GROUP vs OUT-GROUP IN GROUP OUT GROUP Kelompok kita
Ex : saya anggota kelas bunga matahari Kelompok mereka Ex :mereka adalah kelas bunga mawar Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder Contoh Primer : anggota kelas bunga matahari Sekunder : TK Kasukabe Contoh : Sekolah lain diluar TK KASUKABE

18 Formal vs informal didasari sejauh mana struktur, peran anggota, dan tujuan kelompok didefinisikan secara jelas ataukah tidak, Kelompok formal Kelompok informal struktur dan perang anggota dideskripsikan secara jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu sebaliknya Contoh : PERHUMAS, Kelompok Dosen Keahlian Teman-teman makan siang,

19 keanggotaan (membership group) VS Rujukan (SIMBOLIS) (reference group) (by theodore newcomb)
didasarkan jenis keanggotaan, atau identitas yang diberikan pada anggota. kelompok simbolik : kelompok yang meski tidak memberikan tanda keanggotaan secara resmi, tetapi bertindak atau berperilaku seperti anggota karena mengadopsi nilai, sikap dan perilaku kelompok tersebut misal : organisasi profesi, ikatan alumni, Sekolah X -– fokus pada keanggotaan Contoh : Group vespa , group kelompok diskusi agama dalam sekolah x internalisasi value2 dari kelompok tersebut

20 keanggotaan (membership group) VS Rujukan (SIMBOLIS) (reference group) (by theodore newcomb)
Kelompok yang digunakan sebagai alat ukur(standar ) dalam menilai diri sendiri atau intuk membentuk sikap. Kelompok rujukan positif : teladan /standar bagaimana kita bersikap  berpakaian sama seperti anggota cheers lainnya Kelompok rujukan negatif : sikap kelompok tsb yang dihindari  tidakmau menggunakan kacamata ala nerds

21 Fungsi Kelompok Rujukan
Fungsi komparatif – dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kondisi ataupun sikap seseorang Fungsi normatif – dapat digunakan untuk membimbing perilaku individu Fungsi perspektif – dapat digunakan untuk memberikan cara untuk memahami sesuatu dan cara untuk memandang dunia (Hyman, Kelley, Merton, Shibutani dalam Rakhmat, 2005)

22 DESKRIPTIF vs perskriptif
Klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah Klasifikasi kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuan Komunikasi deskriptif lebih terfokus pada penggambaran aspek dan perhatian semua individu dalam suatu kelompok. Hal itu membuat kelompok deskriptif dapat dilihat dari bagaimana kelompok tersebut bertindak. Kelompok preskriptif lebih menekankan pada fungsi-fungsi kelompok yang dapat membangkitkan kesadaran diri hingga dapat melakukan perubahan sosial. Komunikasi kelompok tipe ini biasanya lebih bersifat netral dengan gerakan yang lebih teratur. Ex : simposium, konferensi Kelompok-kelompok massa yang berperilaku dengan solidaritas tinggi dapat dimasukkan dalam kelompok deskriptif.  Ex : Aremania

23 Klasifikasi kelompok berdasarkan tujuannya
Nama Kelompok Tujuan Kelompok sepintas Dibentuk semata-mata untuk membina hubungan manusiawi yg hangat Kelompok katartis Untuk melepas tekanan batin atau frustasi anggota-anggotanya Kelompok belajar Untuk menambah informasi Pembuat kebijaksanaan Untuk menyelesaikan tugas berupa perumusan kebijakan Kelompok aksi Untuk menyelesaikan tugas berupa perumusan tindakan

24 GEMMEINSCHAFT- GESSELSCHAFT (Tonnies)
Paguyuban Anggota2nya diikat oleh hubungan batin yg murni, bersifat alamiah dan kekal Jenis : By blood : keluarga, klan Of Place : orang2 se-RT/RW Of mind : kesamaan ideologi (kelompok keagamaan, aliran kebatinan) Gesselschaft Patembayan Hubungan antar anggotanya bersifat kontraktual Contoh : perusahaan

25 Property Kelompok status Norma Nilai Peran sosialisasi kekuatan

26 STATUS Pencapaian atau posisi yang ditempati seorang individu dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Dalam status, terkandung hak dan kewajiban. Status merujuk pada pengelompokan berdasar ; Ascribed status : status yang diperoleh karena adanya “keberuntungan” mewarisi sesuatu dari keluarga atau sejak lahir. Misal : putri raja Achieved status : status diperoleh karena usaha yang dilakukan. Misal : menjadi dokter Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pertemanan, hobi

27 NORMA Aturan dan standar untuk melakukan sesuatu yang ditetapkan oleh kelompok, dan setiap anggota kelompok diwajibkan mematuhinya. Bagi kelompok informal, norma kelompok biasanya tidak tertulis, namun dimengerti dengan baik. Bila melakukan pelanggaran maka sanksi yang diberikan lebih pada sanksi social maupun sanksi lain berdasar keputusan masyarakat atau adat.

28 NILAI Keyakinan bersama di antara para anggota kelompok tentang perilaku yang diinginkan atau yang tidak diinginkan. Nilai pada umumnya ditentukan oleh budaya atu sub budaya, tetapi nilai-nilai itu secara substantial bervariasi berdasarkan keluarga dan kelompok sebaya Contoh : satu keluarga lebih menghargai kekayaan dan keluarga yang lain lebih menghargai pangkat atau jabatan

29 PERAN Semua pola perilaku yang berhubungan dengan status tertentu, termasuk didalamnya adalah sikap, nilai dan perilaku yang melekat pada status orang tesebut. Struktur atau kelas social basanya menyiratkan peran perilaku yang dapat diterima ataupun tidak. Seorang individu memainkan berbagai peran yang berbeda, yang berubah sesuai dengan hal yang dibutuhkan pada waktu tersebut. Misal : seorang pegawai bank, juga seorang anak dari orangtuanya, dan juga istri seseorang.

30 SOSIALISASI Proses yang dilalui oleh seseorang untuk belajar tentang berbagai hal, yang meliputi keyakinan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan lingkungan social budaya dimana ia hidup. Proses sosialisasi berlangsung terus dari kanak-kanak hingga dewasa atau usia lanjut. Proses sosialisasi melibatkan agen sosialisasi, seperti orang tua, guru, media massa, dll

31 KEKUATAN Social Power, yaitu Kapasitas untuk merubah orang lain.
Detil tentang kekuatan dibahas di sub bab berikutnya.

32 DIYAH AYU AMALIA AVINA M.Si DEWANTO PUTRA FAJAR M.Si
KOMUNIKASI KELOMPOK DIYAH AYU AMALIA AVINA M.Si DEWANTO PUTRA FAJAR M.Si

33 KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok pada dasarnya difokuskan pada bagaimana kelompok menyelesaikan permasalahannya secara kolektif dan bagaimana kelompok tersebut menghasilkan suatu tindakan tertentu (Frey, 2008: 2023). Hal tersebut mengindikasikan bahwa komunikasi kelompok merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk menghasilkan tindakan tertentu.

34 Karena komunikasi kelompok berkaitan erat
dengan pengambilan keputusan, maka faktor- faktor psikologis di antara semua anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan pengambilan keputusan. Dennis S. Gouran (2003: 835) menjelaskan bahwa dalam kelompok pengambilan keputusan tergantung pada aspek-aspek komunikatif yang terjadi antara semua anggota kelompok tersebut.

35 KELOMPOK DAN PERILAKU KOMUNIKASI
Peranan anggota kelompok menjadi faktor penting bagaimana kelompok tersebut berkomunikasi dan mengambil suatu keputusan. komunikasi kelompok berhubungan langsung dengan komunikasi Interpersonal. William L. Keith (2009: 29) Hal itu jelas membuat perilaku individual anggota kelompok mempengaruhi bagaimana suatu kelompok tersebut bertindak dan mengambil keputusan.

36 Peranan komunikasi interpersonal yang relatif besar pada komunikasi kelompok bisa membuat kelompok tersebut bertindak berdasarkan pengaruh interpersonal di dalamnya. Dengan demikian perilaku interpersonal sedikit banyak mempengaruhi bagaimana kelompok tersebut membuat dan menghasilkan keputusan.

37 SOCIAL INFLUENCE Perilaku komunikasi pada dasarnya juga dapat dipengaruhi oleh kelompok. Hal ini oleh sejumlah sarjana psikologi dikenal sebagai pengaruh sosial (social influence). Social influence konfromitas Fasilitas sosial polarisasi

38 Konformitas Perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)kelompok sebagai akibat tekanan kelompok (yang real atau yang dibayangkan) (Kiesler dan Kiesler dalam Rakhmat, 2005) adalah kecederungan semua anggota kelompok melakukan hal yang sama; Fasilitas sosial kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok merupakan dukungan yang diberikan suatu kelompok terhadap Individu; Namun harus diperhatikan  Positif– muncul prestasi – terjadi fasilitasi negatif – adanya kelompok justru destruktif polarisasi dikenal sebagai penguatan kemampuan individu dalam mendukung kelompoknya.

39 (Kiesler dan Kiesler dalam Rakhmat, 2005)
CONFORMITY Konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok, baik riil maupun yang dibayangkan (Kiesler dan Kiesler dalam Rakhmat, 2005)

40 Kelompok, individu dan konformitas  2 jenis pengaruh sosial
Pengaruh sosial normatif : sepakat karena tidak enak jika berbeda, maupun sepakat karena tidak ingin melanggar ekspektasi Pengaruh sosial informasional : mengikuti kelompok karena menganggap kelompok sebagai petunjuk untuk memilih alternatif yang tidak jelas

41 Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Konformitas
Kejelasan situasi Semakin tidak jelas dan semakin tdk berstruktur situasi yang kita hadapi, semakin besar kecenderungan kita untuk mengikuti kelompok Konteks situasi Situasi yang menghargai konformitas ‘vs’ situasi yg tidak menghargai konformitas Ketika individu disukai jika ia sepakat dg pendapat kelompok, maka individu tsb akan cenderung melakukan konformitas

42 Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Konformitas (2)
Cara menyampaikan penilaian Menyatakan respons secara terbuka cenderung melakukan konformitas dibanding jika mengungkapkan secara rahasia Ukuran kelompok Makin besar ukuran kelompok, makin tinggi tingkat konformitas Karakteristik sumber pengaruh Penilaian terhadap siapa yang menyatakan penilaian

43 Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Konformitas
Usia Umumnya, semakin tinggi usia anak makin berkurang kecenderungannya untuk konformitas Jenis Kelamin Perempuan lebih cenderung melakukan konformitas dibanding laki-laki Stabilitas Emosional Semakin tidak stabil semakin cenderung mengikuti kelompok

44 Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Konformitas (2)
Kecerdasan Semakin tinggi kecerdasan, semakin kurang kecenderungan ke arah konformitas Motivasi Motif afiliasi mendorong konformitas, motif berprestasi dan aktualisasi diri menghambat konformitas Harga Diri Semakin tinggi hasrat berprestasi, semakin tinggi kepercayaan diri, semakin sukar dipengaruhi kelompok

45 FASILITASI SOSIAL Prestasi kelompok yang meningkat karena disaksikan kelompok (Floyd Allport dalam Rakhmat, 2005)

46 Dalam perkembangannya, berbagai hasil penelitian menemukan bahwa :
Kehadiran kelompok bersifat fasilitatif bila pekerjaan yg dilakukan berupa pekerjaan yang sederhana. Kelompok mempersukar pekerjaan bila pekerjaan tsb berkenaan dengan nalar dan penilaian Teori ‘drive’ (Zajonc) – kehadiran orang lain dianggap menimbulkan energizing effect pada perilaku individu Energi meningkat mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon dominan (perilaku yg kita kuasai); respon dominan benar akan meningkatkan prestasi dan sebaliknya

47 Jadi, dalam fasilitasi sosial, prestasi individu meningkat karena disaksikan kelompok ketika individu merasa bahwa dirinya diawasi dan dinilai oleh kelompok

48 POLARISASI “Kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem” di mana jika sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan tsb, demikian pula sebaliknya (Rakhmat, 2005)

49 Berangkat dari penelitian Stoner di th 1961 (dalam Rakhmat, 2005) tentang geseran resiko (risky shift) Satu gejala di mana individu dianggap cenderung membuat keputusan secara lebih berani saat mereka ada di dalam kelompok Terjadi karena adanya difusi tanggung jawab (dalam kelompok, individu dapat berbagi tanggung jawab dengan orang lain sehingga resiko kegagalan juga ditanggung bersama) Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa risky shift tidak selalu terjadi  maka berkembanglah gejala polarisasi

50 Polarisasi dapat terjadi karena proporsi argumentasi yang ada dapat menyokong sikap atau tindakan tertentu : Ketika proporsi terbesar mendukung sikap konservatif, maka keputusan kelompok pun akan lebih konservatif Ketika proporsi terbesar menolak pemerintah, maka keputusan kelompok pun juga cenderung menolak lebih keras

51 Implikasi Negatif dari Polarisasi
Terjadinya Groupthink Mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan sospol

52 Groupthink Irving Janis – penelitian terhadap kelompok Penasehat Presiden Kennedy Definisi Cara pertimbangan yg digunakan anggota kelompok ketika keinginan atas kesepakatan melampaui motivasi untuk menilai semua rencana tindakan yang ada (West and Turner, 2007) Proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif di mana anggota2 berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi (Rakhmat, 2005)

53 Groupthink sering terjadi pada kelompok dengan karakteristik :
Kemiripan anggotanya tinggi dan mempunyai hubungan baik satu sama lain Cenderung gagal menyadari sepenuhnya akan adanya pendapat yang berlawanan Menekan konflik dan tidak mempertimbangkan semua solusi yang ada

54 Kondisi Pendahulu terjadinya Groupthink
Kohesivitas kelompok Kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok Kelompok dengan kohesivitas tinggi memberikan tekanan pada kelompok untuk menaati standar kelompok – konformitas Faktor struktural Isolasi kelompok – kemampuan kelompok untuk tdk terpengaruh dunia luar Homogenitas latar belakang anggota – menjadikan lebih mudah setuju

55 Kurangnya kepemimpinan imparsial
Anggota kelompok dipimpin oleh individu yang mementingkan agenda pribadi mereka Sehingga, opini-opini yg merugikan akan ditekan (tidak memungkinkan munculnya pandangan-pandangan oposisi)

56 Gejala-gejala Groupthink
Penilaian berlebihan pada kelompok – yakin bahwa kelompok cukup istimewa dan tidak terkalahkan (disebut illusion of invulnerability) Ketertutupan pikiran – tidak mengindahkan pengaruh2 dari luar (lawan lemah/bodoh) Tekanan untuk mencapai keseragaman – illusion of unanimity atau ilusi akan adanya kebulatan suara, diam tanda setuju (West and Turner, 2007)


Download ppt "SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google