Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an."— Transcript presentasi:

1 SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.

2 F. de Saussure dengan konsep langue dan parole merupakan cikal bakal sosiolinguistik, pragmatik, dan analisis wacana. Charles Morris (1946) dalam bukunya Language and Behaviour menyatakan ada tiga biang kajian linguistik hubungannya dengan semiotik, yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik, sosiolinguistik dan analisis wacana

3 Harris (1952) dalam bukunya yang berjudul Discourse Analysys menjelaskan tentang kaidah bahasa hubungannya dengan teks dan situasi sosial. Dell Hymes (1958) menganalisis bahasa dengan studi percakapan dikaitkan dengan situasi sosial. Hymes yang menemukakan konsep komponen peristiwa tutur dengan akronim SPEAKING.

4 Austin (1962) dan Searle (1969) mengemukakan teori tindak tutur, tindak lokusi, dan perlokusi. Grice (1975) juga berpengaruh dalam studi bahasa yang berorientasi kepada konsep bahasa sebagai tindak sosial. Pandangannya adalah prinsip kerja sama yang terbagi dalam 4 maksim percakapan: maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, dan maksim cara.

5 Halliday dan Hasan (1979) -- fungsi-fungsi bahasa Brown & Yule (1996) – analisis wacana dikaitkan dengan bidang sosio, psikolinguistik, dan komputer Stubbs (1981) – analisis wacana dengan percakapan antar penutur Coulthard (1977) – Analisis wacana Widdowson (1978) -- kohesi dan koherensi; pengkajian wacana diarahkan kepada kaidah pemakaiannya/rule of use Teun van Dijk

6 ANALISIS WACANA

7 PENGERTIAN WACANA Istilah wacana merupakan padanan discourse, yakni bentuk tataran bahasa yang lebih luas daripada kalimat. Wacana memiliki tautan yang padu, memiliki proposisi atau pernyataan yang mengandung makna yang utuh atau informasi yang lengkap yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar.

8 Sebagai satuan bahasa terlengkap, dalam tataran kebahasaan wacana merupakan satuan tataran tertinggi dan terbesar. Wacana diwujudkan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 1989)

9 Wacana merupakan nas yang utuh dan tidak memiliki ketergantungan dengan nas yang berada di luarnya. Wacana itu dikatakan rangkaian ujaran yang lengkap (Suparno, 1994) Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, sehingga terbentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain membentuk kesatuan (Alwi, dkk., 1998)

10 Wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan keherensi yang berkesinambungan dari awal sampai akhir. Pemahaman terhadap pengertian ini mengisyaratkan bahwa wacana mengacu pada pemanfaatan piranti kohesi dan koherensi yang baik. Kohesi merupakan keselarasan unsur formal kebahasaan atau pertautan rangkaian ujaran yang menggunakan lambang-lambang bahasa. Koherensi merupakan kepaduan wacana secara komunikatif dengan ide-ide yang lengkap ( Tarigan, 1987)

11 Satu wacana tidak ditentukan oleh panjang pendeknyabentuk/rangkaian bahasa, tidak ditentukan oleh rumpil tidaknya tataran kebahasaan, melainkan oleh kelengkapan maknanya. Jadi, rangkaian ujaran atau tataran itu dikategorikan sebagai wacana harus dilihat dari makna yang terdapat di dalamnya. Dalam hal ini, wacana harus dipahami secara tepat, dengan memperhatikan keberadaan wacana itu sendiri. Dilihat dari wujudnya, wacana dapat berbentuk kata, klausa, kalimat, maupun rangkaian kalimat yang digunakan dalam lingkung komunikasi baik lisan maupun tulis.

12 Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, dapatlah dirangkum bahwasanya wacana merupakan rekaman kebahasaan tentang peristiwa komunikasi baik lisan maupun tulis (Harris, 1952). Selanjutnya, Firth (dalam Syamsuddin, 1992), pembahasan wacana adalah pembahasan bahasa dan tuturn yang harus satu rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain makna suatu bahasa berada dalam rangkaian konteks dan situasi.

13 Contoh Proses Komunikasi Encoding Decoding Lingkung Pesan/Amanat Kontak kode Penutur Mitra tutur

14 Contoh (1) A : “Teleponnya, Bu”. B : “Saya di kamar mandi”. A : “O, ya sudah”.

15 (2) “Apa manfaat memiliki telepon? Bila di rumah Anda ada telepon, maka setiap saat Anda di rumah dapat menghubungi atau dihubungi oleh orang- orang yang Anda kenal atau orang lain yang ingin kenal Anda. Anda dapat dengan mudah dan aman bicara apa saja di telepon, baik itu masalah keluarga, masalah sekolah, masalah kegiatan sosial, dan tentang usaha/bisnis Anda”.

16 (3) BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU (4) HATI-HATI ADA PEKERJAAN JALAN (5) DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI (6) HARAP TENANG ADA UJIAN (7) BELAJAR

17 CIRI WACANA Secara umum, ciri wacana dapat tercermin dalam tiga dimensi yang berkut: (1)Merupakan nas baik lisan maupun tulisan (2)Menimbulkan interkasi antarpersonal yang melibatkan proses produksi dan penafsiran nas (3)Merupakan bagian tindak sosial.

18 perian penafsiran penjelasan Aksi sosial Proses produksi Proses interpretasi Interaksi nas

19 (1)Wacana harus lengkap (2)Wacana berbentuk lisan dan tulisan (3)Wacana bersifat terstruktur (4)Wacana dapat berbentuk kata, klausa, kalimat, dan rangkaian kalimat (5)Wacana dalam konteks komunikasi (6)Wacana memiliki piranti kohesi dan koherensi Ciri wacan a

20 ANALISIS WACANA Analisis wacana lebih terpumpun pada suatu kecenderungan pengkajian terhadap objek wacana. Brown dan Yule, 1996): menyatakan analisis wacana sebagai analisis atas bahasa yang digunakan pemakai bahasa dengan mengacu kepada fenomena bahasa; bentuk kajian bahasa dalam kerangka penggunaannya baik lisan maupun tulisan yang didukung dengan pemahaman konteks wacana.

21 Brown dan Yule (1996): Analisis wacana juga dipakai untuk memerikan kegiatan-kegiatan pada persilangan berbagai disiplin bahasa yang berbeda-beda, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, linguistik filosofis, dan linguistik kompetensi. Halliday dan Hasan (1979) menyatakan analisis wacana adalah analisis bahasa yang merupakan unit semantis dan bukan unit struktural atau gramatikal seperti klausa dan kalimat.

22 Coulthard (1977) menjelaskan bahwa analisis wacana merupakan analisis satuan bahasa di atas kalimat yang tidak hanya menggunakan metode formal bahasa tetapi juga mempertimbangkan aspek makna. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional (functional use of language).

23 Stubbs (1981) berpandangan bahwa analisis wacana menunjuk kepada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau di atas klausa. Analisis wacana mengkaji satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau nas tulis. Dengan demikian, analisis wacana memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam lingkungan sosial khususnya interaksi atau swacakap antarpenutur.

24 Menurut Widdowson (1978), Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use). Menurut Firth (1957) analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi. Menurut Beller, analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik. Menurut Labov (1970) analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindakan berbahasa.


Download ppt "SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google