Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDewi Atmadja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Apa itu Modulasi ? Modulasi adalah pengaturan parameter
( Amplitudo, Frekuensi, Phasa, dst ) dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrequency tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frequencynya lebih rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan.
2
Jenis-jenis Modulasi Ec(t) = Ec sin ( ct + ) Modulasi sudut
(angle modulation) Modulasi amplitude (amplitude modulation,AM) ( ct + ) Modulasi fase (phase modulation, PhM) Modulasi frekuensi (frequency modulation, FM)
3
Modulasi Amplitude AM baku: DSBFC VAM (t) = [Ac + m(t)] sin (ct) m(t)
Pembawa : Vc(t) = Ac sin (ct) Pemodulasi : m(t) Termodulasi : VAM (t) = A(m) sin (ct) AM baku: DSBFC VAM (t) = [Ac + m(t)] sin (ct) m(t) VAM(t) Vc(t)
4
Modulasi Amplitude (lanj.)
Untuk m(t) = Am sin (mt) maka VAM (t) = [Ac + Am sin (mt)] sin (ct) = Ac [ sin (mt)] sin (ct) VAM (t) = Ac [1 + m sin (mt)] sin (ct) VAM(t) = Acsin (ct) + mAc sin (mt) sin (ct) = Acsin (ct) Accos (c - m)t – Ac cos(c + m)t
5
Modulasi Amplitudo Tujuan dari modulasi :
Untuk memindahkan/menumpangkan posisi spektrum yang rendah dari sinyal data (informasi), ke pita spektrum yang jauh lebih tinggi dari sinyal pembawa. Sinyal data dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau sinyal yang lain. Frekuensi sinyal data (informasi) biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi audio (Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio Frequency) sampai Mhz.
6
Karena Radiasi gelombang elektromagnetika akan berlangsung dengan efisien, jika ukuran antenanya sebanding dengan panjang gelombang. Contoh : data 1 berfrekuensi f1 = 3 kHz λ = c / f λ = 100 km data 2 berfrekuensi f2 = 300 MHz λ = c / f λ = 1 m dan c = m/s dan f (1/s)
7
sinyal pemodulasi : em = Vm sin ωm t
Sinyal pembawa Modulator Sinyal termodulasi berfrekuensi tinggi berfrekuensi tinggi Sinyal data (sinyal pemodulasi) berfrekuensi rendah sinyal pemodulasi : em = Vm sin ωm t sinyal pembawa : ec = Vc sin ωc t sinyal termodulasi : eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t Vc : amplitudo maksimum sinyal pembawa Vm : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi m : indeks modulasi AM ωc : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik) ωm : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik) dengan ω = 2π f ,
8
pembawa = Vc . sin ωc t sisi bawah (LSB) Lower Side Band : ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t sisi atas (USB ) Upper Side Band ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t Sinyal pemodulasi Sinyal pembawa
9
eAM Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM Sinyal termodulasi AM
10
Indeks Modulasi AM ( m ) Indeks modulasi (m) mempunyai rentang antara 0 dan 1. m = 0 tidak ada pemodulasian m = 1 pemodulasian maksimal m = Vm / Vc Dalam persen ( M ) = Vm / Vc X 100%
11
Mengapa Perlu Modulasi ?
Meminimalisasi interferensi sinyal pada pengiriman informasi yang menggunakan frequency sama atau berdekatan Dimensi antenna menjadi lebih mudah diwujudkan Sinyal termodulasi dapat dimultiplexing dan ditransmisikan via sebuah saluran transmisi
12
Modulasi Modulasi terdiri 2 bentuk gelombang :
1. Sinyal yang dimodulasi (modulating signal) yang merepresentasikan pesan (message) 2. sinyal pembawa (carrier). Contoh : modulasi amplitudo (amplitude modulation) menggunakan sinusoidal, pesan (message) terlihat pada selubung (envelope) dari sinyal yang termodulasi (modulated signal). Pada receiver, pesan/message dapat diperoleh kembali dengan mendemodulasi (demodulation) sinyal.
13
Keuntungan Teknik Modulasi
Keuntungan utama yang diperoleh dalam teknik modulasi, pada sistem komunikasi adalah : Memungkinkan pengiriman sinyal lemah dengan membonceng gelombang pembawa yang berdaya tinggi (dapat diatur). Reduksi ukuran antena karena pengiriman sinyal dilakukan melalui gelombang pembawa yang memiliki frekuensi tinggi. Memungkinkan pergeseran frekuensi sinyal kepada daerah frekuensi yang lebih mudah diolah oleh peralatan tersedia.
14
Suatu gelombang sinusoid dapat diungkapkan dalam persamaan sebagai berikut:
y = A sin (ὠ t + ϴ ) Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang menjadi dasar dari suatu gelombang, yaitu: amplitudo (A), frekuensi (ὠ ) dan fasa (ϴ). Ketiga besaran ini yang akan menjadi dasar dari pemanfaatan modulasi gelombang yang dengan modulasi amplitudo, modulasi frekuensi dan modulasi fasa
15
Jenis Modulasi Modulasi Analog Modulasi Digital
Modulasi Analog dengan carrier berbentuk gelombang sinus Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation/AM) Modulasi Frekwensi (Frequency Modulation / FM) Modulasi Phasa (Phase Modulation / PM) Modulasi Analog dengan carrier berbentuk pulsa Modulasi Amplitudo Pulsa (Pulse Amplitudo Modulation/PAM) Modulasi Lebar Pulsa (Pulse Width Modulation / PWM) Modulasi Posisi Pulsa (Pulse Posisition Modulation / PPM) Modulasi Digital Amplitudo Shift Keying (ASK) Frequency Shift Keying (FSK) Phase Shift Keying (PSK) Quadrature Amplitudo Modulation (QAM)
16
Proses modulasi terdiri dari :
Modulasi secara analog Modulasi Continuous Wave * Modulasi Amplitudo (AM) – AM Full Carrier (AM FC) – Double Side Band (DSB) – Single Side Band (SSB) * Modulasi Sudut – Modulasi Frekuensi (FM) – Modulasi Phasa (PM)
17
Modulasi Pulsa *Modulasi Pulsa Analog – Pulse Amplitude Modulation (PAM) – Pulse Position Modulation (PPM) – Pulse Width Modulation (PWM) *Modulasi Pulsa Digital – Pulse Code Modulation (PCM) – Delta Modulation (DM) – Differential Pulse Code Modulation (DPCM) Modulasi secara digital Amplitude Shift Keying (ASK) Frequency Shift Keying (FSK) Phase Shift Keying (PSK)
18
Sinyal Informasi (Message Signal)
Sinyal informasi (message signal atau modulating signal) dapat berupa: Sinyal analog – dinyatakan dengan m(t) Sinyal digital – dinyatakan dengan d(t)
19
Modulasi Jika m(t) mengontrol amplitudo – diperoleh AMPLITUDE MODULATION (AM) Jika m(t) mengontrol frekuensi – diperoleh FREQUENCY MODULATION (FM) Jika m(t) mengontrol fasa – diperoleh PHASE MODULATION (PM) Pandang suatu ‘message signal‘ digital d(t) : Jika d(t) mengontrol amplitudo – diperoleh AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) Jika d(t) mengontrol frekuensi – diperoleh FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK) Jika d(t) mengontrol fasa – diperoleh PHASE SHIFT KEYING (PSK)
21
Amplitudo sinyal carrier dibuat berubah-ubah secara proporsional sesuai perubahan yang terjadi pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi) Persamaan Sinyal Carrier : Secara umum, persamaan sinyal carrier termodulasi adalah : dimana :
22
Pada AM, amplitudo dibuat berubah sesuai sinyal informasi, sedang phasanya dibuat nol, sehingga persamaan sinyal termodulasi secara umum adalah :
23
Demodulasi Sinyal AM Dilakukan dengan mendeteksi puncak-puncak sinyal (envelope) termodulasinya Alat yang digunakan disebut Envelope Detector
25
Metode Amplitudo Modulasi
27
Komponen pertama sinyal termodulasi AM (Vc sin ωc t) disebut komponen pembawa, komponen kedua ( yaitu ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB : Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t ) disebut komponen bidang sisi atas atau USB : Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc , komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc - ωm , dan komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc + ωm .
28
eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai em = Vm sin ωm t dan sinyal pembawanya dinyatakan sebagai ec = Vc sin ωc t , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau eAM. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM. eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t e AM = Vc . sin ωc t + m . Vc . sin ωc t . sin ωm t e AM = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
29
Amplitude Modulation (AM)
Adalah salah satu bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di variasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Frekuensi sinyal pembawa tetap konstan. AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil. Contoh dari amplitude modulation. Kelemahannya: dapat terganggu oleh gangguan atmosfir Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat dipancarkan.
30
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai em = Vm sin ωmt dan sinyal pembawanya dinyatakan sebagai ec = Vc sin ωct , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi amplitudo atau eAM. eAM = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
31
Komponen pertama sinyal termodulasi AM (Vc sin ωc t) disebut komponen pembawa, komponen kedua (½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB ( Lower Side Band), dan komponen ketiga ( ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t ) disebut komponen bidang sisi atas atau USB ( Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc , komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc - ωm , dan komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc + ωm .
33
Indeks Modulasi AM (m) Parameter ini merupakan perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (Vm) dengan amplitudo puncak sinyal pembawa (Vc). Besarnya indeks modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan pemodulasian maksimal yang dimungkinkan. Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan persamaan: m = Vm Vc Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen
34
Sampul Gelombang Termodulasi AM
Amplitudo gelombang termodulasi AM ( sampul gelombang termodulasi AM ) Sampul ini merupakan garis imaginer yang digambar antara nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan bentuk yang ekivalen dengan bentuk tegangan pemodulasi. esampul = Vc + em = Vc + Vm sin ωm t Oleh karena Vm = m Vc maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai: esampul = Vc + m Vc sin ωm t = Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul positif = - Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul negatif
35
1. Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 kHz mempunyai amplitude puncak 2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz yang mempunyai amplitude puncak 750 mV. Tentukan: a. Indeks modulasi AM b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM Penyelesaian: a. Indeks modulasi ( M ) Vm M = Vc = 0,375 b.Persamaan gelombang termodulasi AM : eAM = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
36
Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen pembawa mempunyai amplitudo 2 Volt dengan ω = 6000π Komponen LSB mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 4500π Komponen USB mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 7500π
38
Kerja Detektor Envelope
Jika modulation depth > 1, maka akan terjadi distorsi
39
Demodulasi Demodulasi adalah adalah kebalikan dari proses modulasi untuk me-recover message signal m(t) atau d(t) pada sisi penerima.
40
Modulasi Single Sideband (SSB)
Jenis SSB bisa jadi SSBAM (dengan komponen carrier yang ‘besar’), SSBDimC atau SSBSC tergantung dari besar VDC pada input.
41
Modulasi Single Sideband (SSB)
42
Modulasi Single Sideband (SSB)
dengan m(t) = Vm cos mt, diperoleh: Filter SSB filter meredam LSB sehingga output bisa dinyatakan sebagai Catatan, output dapat berupa SSBAM, VDC besar SSBDimC, VDC kecil SSBSC, VDC = 0 Untuk SSBSC, sinyal output =
43
Demodulasi Sinyal AM Ada 2 metoda utama untuk Demodulasi AM:
Envelope (Non-coherent) Detection/Demodulation. Synchronized (Coherent) Demodulation.
44
Spektrum dan Bentuk Gelombang
Spektrum dari sinyal-sinyal input, yaitu spektrum dari (VDC + m(t)), dengan m(t) = Vm cos mt, dan carrier cos ct terlihat di bawah ini. Juga terlihat bentuk gelombang dalam domain waktu
45
Spektrum dan Bentuk Gelombang
Diagram di bawah memperlihatkan spektrum dan bentuk gelombang sinyal output, yang persamaannya dinyatakan dg:
46
Modulasi Amplitudo (AM)
Pandang suatu sinyal pembawa (carroer) berbentuk ‘gelombang sinusoid'. vc(t) = Vc cos(ct), amplitudo = Vc, frekuensi carrier = c rps. Karena c = 2fc, maka frekuensi = fc Hz dimana fc = 1/T. Amplitude Modulation (AM) Pada AM, sinyal informasi (modulating signal atau message signal) m(t) ‘ditumpangkan' pada amplitudo dari sinyal pembawa (carrier).
47
Sinyal Informasi m(t) Pada umumnya m(t) akan berupa suatu band dari sinyal; sebagai contoh, sinyal video. Notasi atau konvensi untuk menyatakan sinyal baseband m(t) terlihat di bawh ini
48
Sinyal Informasi m(t) Pada umumnya lebar band dari sinyal m(t) terbatas (m(t) disebut band limited). Pandang, sebagai contoh, suatu sinyal suara via mikrofon. Envelope dari spektrum sinyal tersebut terlihat di bawah ini:
49
Persamaan untuk AM
50
Persamaan untuk AM Misalkan m(t) = Vm cos mt, maka diperoleh
Komponen: Carrier upper-sideband (USB) lower-sideband (LSB) Amplitudo: VDC Vm/2 Vm/2 Frekuensi: c c + m c – m fc fc + fm fc + fm Persamaan di atas merepresentasikan Double Amplitude Modulation – DSBAM
51
Spektrum dan Bentuk Gelombang
Spektrum dari sinyal-sinyal input, yaitu spektrum dari (VDC + m(t)), dengan m(t) = Vm cos mt, dan carrier cos ct terlihat di bawah ini. Juga terlihat bentuk gelombang dalam domain waktu
52
Spektrum dan Bentuk Gelombang
Diagram di bawah memperlihatkan spektrum dan bentuk gelombang sinyal output, yang persamaannya dinyatakan dg:
53
Modulation Depth Pandang persamaan DSBAM
yang dapat dituliskan kembali sebagai Nisbah didefinisikan sebagai modulation depth, m,
54
Modulation Depth 2Emax = maximum peak-to-peak of waveform
2Emin = minimum peak-to-peak of waveform Modulation Depth Dapat diperlihatkan bahwa: = =
55
Modulasi Double Sideband (DSB)
Ada 3 jenis DSB Double Sideband Amplitude Modulation, DSBAM – dengan carrier Double Sideband Diminished (Pilot) Carrier, DSB Dim C Double Sideband Suppressed Carrier, DSBSC – tanpa carrier
56
Representasi Grafis DSBAM
57
Representasi Grafis DSBDimC dan DSBSC
58
Modulasi Double Sideband (DSB)
Ada 3 jenis DSB Double Sideband Amplitude Modulation, DSBAM – dengan carrier Double Sideband Diminished (Pilot) Carrier, DSB Dim C Double Sideband Suppressed Carrier, DSBSC – tanpa carrier
59
Representasi Grafis DSBAM
60
Representasi Grafis DSBDimC dan DSBSC
61
Demodulasi Sinkron (Coherent)
Blok diagram demodulator sinkron (coherent) terlihat di bawah ini Local Oscillator (LO) harus sinkron (coherent), mempunyai frekuensi dan fasa yang dengan the carrier pada sinyal input AM. Mahal dan tidak sederhana. Tetapi demodulator ini dapat digunakan untuk semua bentuk sinyal input AM , yaituDSBAM, DSBDimC, DSBSC or SSBAM, SSBDimC, SSBSC.
62
Envelope (Non-Coherent) Detection
Detektor Envelope untuk AM terlihat berikut ini: Sederhana, murah, tetapi sinyal input AM harus DSBAM dengan m << 1, jadi tidak dapat digunakan untuk demodulasi DSBDimC, DSBSC atau SSB.
63
Demodulasi Sinyal AM Ada 2 metoda utama untuk Demodulasi AM:
Envelope (Non-coherent) Detection/Demodulation. Synchronized (Coherent) Demodulation.
64
Indeks Modulasi 0 < m < 1 m = 1 m > 1
mod 100 % (over-modulation)
65
Karena Radiasi gelombang elektromagnetika akan berlangsung dengan efisien, jika ukuran antenanya sebanding dengan panjang gelombang. Contoh : data 1 berfrekuensi f1 = 3 kHz λ = c / f λ = 100 km data 2 berfrekuensi f2 = 300 MHz λ = c / f λ = 1 m dan c = m/s dan f (1/s)
66
Modulasi Modulasi terdiri 2 bentuk gelombang :
1. Sinyal yang dimodulasi (modulating signal) yang merepresentasikan pesan (message) 2. sinyal pembawa (carrier). Contoh : modulasi amplitudo (amplitude modulation) menggunakan sinusoidal, pesan (message) terlihat pada selubung (envelope) dari sinyal yang termodulasi (modulated signal). Pada receiver, pesan/message dapat diperoleh kembali dengan mendemodulasi (demodulation) sinyal.
68
Sampul Gelombang Termodulasi AM
Amplitudo gelombang termodulasi AM ( sampul gelombang termodulasi AM ) Sampul ini merupakan garis imaginer yang digambar antara nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan bentuk yang ekivalen dengan bentuk tegangan pemodulasi. esampul = Vc + em = Vc + Vm sin ωm t Oleh karena Vm = m Vc maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai: esampul = Vc + m Vc sin ωm t = Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul positif = - Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul negatif
69
Kerja Detektor Envelope
Jika modulation depth > 1, maka akan terjadi distorsi
70
Metode Amplitudo Modulasi
71
= Vc . sin ωc t + m . Vc . sin ωc t . sin ωm t
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai em = Vm sin ωm t dan sinyal pembawanya dinyatakan sebagai ec = Vc sin ωc t , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau eAM. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM. eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t GELOMBANG YANG TERMODULASI ( Yang dipancarkan ) = Vc . sin ωc t + m . Vc . sin ωc t . sin ωm t = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
72
Komponen pertama sinyal termodulasi AM (Vc sin ωc t) disebut komponen pembawa, komponen kedua (½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB ( Lower Side Band), dan komponen ketiga ( ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t ) disebut komponen bidang sisi atas atau USB ( Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc , komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc - ωm , dan komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc + ωm .
74
Indeks Modulasi AM (m) Parameter ini merupakan perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (Vm) dengan amplitudo puncak sinyal pembawa (Vc). Besarnya indeks modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan pemodulasian maksimal yang dimungkinkan. Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan persamaan: m = Vm Vc Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen
75
Indeks Modulasi 0 < m < 1 m = 1 m > 1
mod 100 % (over-modulation)
76
1. Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 kHz mempunyai amplitude puncak 2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz yang mempunyai amplitude puncak 750 mV. Tentukan: a. Indeks modulasi AM b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM Penyelesaian: a. Indeks modulasi ( M ) Vm M = Vc = 0,375 b.Persamaan gelombang termodulasi AM : eAM = Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
77
Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen pembawa mempunyai amplitudo 2 Volt dengan ω = 6000π Komponen LSB mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 4500π Komponen USB mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 7500π
79
Gelombang termodulasi
80
Spektrum dan Bentuk Gelombang
Spektrum dari sinyal-sinyal input, yaitu spektrum dari (VDC + m(t)), dengan m(t) = Vm cos mt, dan carrier cos ct terlihat di bawah ini. Juga terlihat bentuk gelombang dalam domain waktu
81
Propagasi Gelombang Radio
Gelombang dapat merambat melalui berbagai medium, antara lain: Padat Cair Udara Propagasi gelombang radio, dibedakan menjadi: Propagasi Gelombang tanah: Gelombang langsung Gelombang pantulan tanah Gelombang permukaan tanah Propagasi Ionosfer:
82
Gambar Propagasi
83
Propagasi Gelombang Tanah
Gelombang Langsung Gelombang Pantulan Tanah
84
Propagasi Gelombang Tanah #2
Gelombang Permukaan Tanah
85
Propagasi Ionosfer Memanfaatkan lapisan ionosfer untuk memantulkan gelombang. Lapisan ini terletak pada ketinggian km diatas permukaan bumi. Lapisan ini terbentuk karena adanya radiasi sinar matahari. Perbedaan derajat ionisasi pada lapisan ini menghasilkan pembagian ionosfer ke dalam beberapa lapisan. Lapisan D (50-90 km) Lapisan E ( km) Lapisan F ( km)
86
Propagasi Ionosfer #2 Lapisan D Lapisan E Lapisan F
Merupakan lapisan paling bawah dari ionosfer Menyerap gelombang dg frekuensi rendah ; melewatkan gelombang frekw tinggi Ionisasi maks pada siang dan menghilang pada malam hari Lapisan E Memantulkan gelombang dengan frekuensi sekitar 20MHz Tergantung pada frekw dan kekuatan lapisan E, suatu sinyal dapat dibiaskan ataupun dapat diteruskan ke lapisan F Pada malam hari lsinyal dapat melewati lap ini, karena pada malam hari lapisan ini menyusut. Lapisan F Dibagi menjadi 2 bagian F1 dan F2 (pada siang hari) Pada malam hari kedua lapisan akan menjadi satu Memantulkan gelombang dengan fekuensi tinggi (HF) Gelombang dengan frekuensi lebih tinggi (VHF,UHF..)akan dilewatkan. Biasanya dimanfaatkan untuk pemancaran gelombang AM jarak jauh.
87
Propagasi Ionosfer #2 Frekuensi yang dipantulkan oleh ionosfer dapat digambarkan sebagai berikut :
88
Propagasi Ionosfer #2 Dalam propagasi tanah maupun ionosfer terdapat rugi-rugi yang menyebabkan tidak sempurnanya gelombang yang diterima oleh antena penerima. Rugi-rugi tersebut disebabkan oleh: Adanya Fading (sinyal dipenerima melemah/menguat), disebabkan oleh: Groundwave dan skywave sampai di antena penerima tetapi berlawanan fase shg saling melemahkan. Dua skywave yang dipantulkan dr daerah ionosfer diterima di antena penerima dengan fase yang tidak sama. Directwave dan groundwave samapai pada penerima dengan fase berbeda. Interferensi dengan gelombang lain Hilangnya daya saat transmisi
89
Antena dalam Komunikasi Gelombang Radio
Untuk daerah frekwensi >30Mhz, antena yang sering digunakan dalam komunikasi gelombang radio adalah antena VHF dan UHF Antena VHF / UHF ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : Antena Omnidirectional Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah
90
Antena Omnidirectional
Digunakan pada stasiun “ mobile service “ atau siaran radio dan televisi Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal
91
Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical
Macamnya: Antena Koaksial dan antena Brown Antena Vertikal dengan penguatan tinggi (a) (b)
92
Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal
Macamnya : Antena Super Turnstile Antena Super Gain
93
Antena Berarah Digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV. Jenis – jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah : antena “ corner reflector “ antena Yagi Uda antena Parabola antena Helical.
94
Antena Corner Reflector
Reflectornya berupa array dari “ parasitic element “ pada dua bidang datar yang berpotongan membentuk sudut, dimana radiatornya berada
95
Antena Yagi Uda Terdiri dari “ driven element ”, reflektor, direktor, dan boom Banyak digunakan dalam komunikasi VHF
96
Antena Parabola Digunakan untuk daerah frekuensi UHF band atas dan gelombang mikro. Prinsipnya adalah memusatkan tenaga radiasi dari radiator Penguatan antena parabola tergantung dari diameter dan frekuensi
97
Penguatan dari antena parabola
Rumus: dimana : G = penguatan terhadap antena isotropis A = luas antena aparture e = efisiensi antena ( 55% - 65% ) = panjang gelombang
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.