Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROSPEK DUNIA USAHA DI JAWA BARAT 2018

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROSPEK DUNIA USAHA DI JAWA BARAT 2018"— Transcript presentasi:

1 PROSPEK DUNIA USAHA DI JAWA BARAT 2018
YUSUV SUHYAR, Dipl.,-ing. Tim Ekonomi Makro Jawa Barat

2 PERKIRAAN KENDALA EKONOMI 2018
Namun demikian ekonomi Jawa Barat bisa perubahan dan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 walau tidak signifikan, khususnya sektor-sektor dunia usaha yang berhubungan dengan aktifitas pesta politik, seperti percetakan, bisnis media sosial, properti skala menengah ke bawah, dan ekspor-impor industri manufaktur serta olahan. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 5,1% – 5,2% dengan inflasi di kisaran 3% - 4%. Kendala ekonomi di tahun 2018 dimulai dengan kondisi politik, dalam hal ini Pilkada serentak, yang bisa berakibat terjadinya gangguan ekonomi.

3 TANTANGAN DUNIA USAHA

4 PELUANG DUNIA USAHA LOKAL/DOMESTIK
Sumber daya alam yang melimpah yang tersedia di seluruh Indonesia merupakan sebuah peluang bagi dunia usaha Indonesia, Sumber daya manusia Indonesia yang produktif pun merupakan peluang yang bagus bagi dunia usaha Indonesia dalam rangka upaya peningkatan perekonomian.

5 PELUANG DUNIA USAHA GLOBAL
Peluang investasi asing masuk ke Indonesia saat ini sangat tinggi, tinggal bagaimana kita menyikapi peluang tersebut, Banyaknya potensi usaha di sektor industri manufaktur yang bisa ditingkatkan dengan kerjasama yang baik dengan pihak asing melalui cara alih teknologi sehingga bisa meningkatkan daya saing produksi Indonesia.

6 DUKUNGAN BAGI DUNIA USAHA
Dipermudah akses kepada pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab, Keterjaminan kualitas dan kuantitas infrastruktur yg mendukung dunia usaha Kepastian hukum dalam berusaha, Akses terhadap permodalan & tingkat suku bunga yg rendah bagi dunia usaha

7 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN PERSPEKTIF DUNIA USAHA
MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN PRODUK MEMILIKI CIRI KHAS Kriteria produk memiliki ciri khas bila dibandingkan dengan produk sejenis yang ada di pasaran baik di pasar domestik maupun pasar asing. MEMANFAATKAN SUMBER DAYA SETEMPAT Kriteria produk dalam memanfaatkan potensi setempat dalam proses produksi dan pemasarannya seperti tenaga kerja dan distribusi. PERMINTAAN PRODUK TINGGI Kriteria produk dilihat dari jumlah permintaan terhadap produk ini baik dari pasar domestik maupun asing yang tinggi.

8 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN PERSPEKTIF DUNIA USAHA
MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN KEJELASAN BASIS PRODUKSI Kriteria produk dalam kejelasan dimana produk ini diproduksi sehingga dikenal oleh masyarakat/konsumen. KEBERLANGSUNGAN PRODUKSI Kriteria produk diukur dari kontinuitas produksi dari produk tersebut sehingga mudah ditemukan bila diperlukan oleh konsumen. MENGGERAKKAN EKONOMI SETEMPAT Kriteria produk berdasarkan kepada dampak dengan adanya produk ini di pasaran terhadap aktivitas perdagangan/produk yang mendukung pemasaran produk ini.

9 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN PERSPEKTIF DUNIA USAHA
MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN PRODUK MUDAH DITEMUKAN Produk ini tersedia di tempat-tempat penjualan yang mudah dijangkau dan ditemukan oleh konsumen baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. TUMBUHNYA PUSAT PENJUALAN PRODUK/SENTRA PRODUKSI Diukur dari dampak pemasaran produk itu secara luas, sehingga terciptanya sebuah pusat industri dari produk tersebut. MEREK DAGANG PRODUK DIKENAL KONSUMEN Diukur dari keterkenalan merek produk tersebut di masyarakat/konsumen.

10 ESKPOR – IMPOR JAWA BARAT
Neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat sesuai dengan karakteristiknya masih konsisten mencatatkan surplus. Surplus neraca perdagangan luar negeri meningkat dari Rp46,63 Triliun pada triwulan I 2017 menjadi Rp47,24 Triliun pada triwulan II 2017. Pertumbuhan net ekspor luar negeri Jawa Barat tercatat melambat dari 16,19% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 2,24% (yoy) pada triwulan II 2017. Perlambatan ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan baik ekspor luar negeri (dari 7,67% menjadi -8,17%) maupun impor luar negeri (dari 1,32% menjadi -16,29%). Perlambatan ekspor luar negeri antara lain disebabkan oleh faktor domestik yakni berkurangnya jumlah hari kerja efektif akibat libur panjang serta adanya larangan bagi kendaraan kontainer untuk melintas di jalan tol sejak H-7 Lebaran.

11 ESKPOR – IMPOR JAWA BARAT
Berdasarkan jenis barangnya, pangsa ekspor terbesar dari Jawa Barat pada triwulan II 2017 masih disumbang oleh subkelompok Tekstil dan Produk Tekstil (19,8%), diikuti oleh Kendaraan (17,5%), Elektronik (17,4%), dan Kimia (7,0%). Walaupun memberikan pangsa terbesar, namun pangsa ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terus mengalami penurunan, di mana pada tahun 2000 pangsa ekspor tekstil terhadap total ekspor Jawa Barat mencapai 25,44%. Menurunnya kontribusi ekspor TPT ini diiringi dengan terus meningkatnya pangsa ekspor kendaraan yang pada tahun 2000 hanya sebesar 0,86%. Peralihan ini antara lain mengindikasikan berkembangnya basis manufaktur Jawa Barat dari yang sangat bersifat labor intensive menjadi mulai bersifat capital intensive dan industri yang bersifat medium to high technology.

12 POTENSI EKONOMI JAWA BARAT
SEKTOR PRIMER Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan SEKTOR SEKUNDER Industri Makanan Industri Tekstil Ind.Barang dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Industri Kertas & Percetakan Industri Kimia & Farmasi Industri Karet & Plastik Industri Mineral Non Logam Ind.Logam, Mesin & Elektronik Ind.Instrumen, Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain SEKTOR TERSIER Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan & Reparasi Hotel & Restoran Transportasi, Gudang & Komunikasi Perumahan, Kawasan Ind. & Perkantoran

13 SEKTOR INVESTASI UNGGULAN PROVINSI JAWA BARAT
Sektor energi dengan potensi geothermal, dengan potensi mencapai 1.057MW di 43 lokasi, saat ini baru tereksplorasi di 6 lokasi, Sektor industri manufaktur masih menjadi sektor unggulan, khususnya untuk pengem-bangan di kawasan timur Jawa Barat, Sektor pertanian dan perkebu-nan, Sektor peternakan dan perika-nan (darat dan laut)

14 WILAYAH EKONOMI JAWA BARAT
WILAYAH BARAT Kabupaten Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kabupaten Bogor Kota Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten Purwakarta WILAYAH TENGAH Kota Cimahi Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bandung Kota Bandung Kabupaten Sumedang

15 WILAYAH EKONOMI JAWA BARAT
WILAYAH SELATAN Kota Sukabumi Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cianjur Kabupaten Garut WILAYAH UTARA Kabupaten Subang Kabupaten Indramayu Kota Cirebon Kabupaten Cirebon Kabupaten Majalengka Kabupaten Kuningan

16 WILAYAH EKONOMI JAWA BARAT
WILAYAH TIMUR Kabupaten Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Kabupaten Ciamis Kabupaten Banjar Kabupaten Pangandaran

17 PELUANG INVESTASI JAWA BARAT
WILAYAH BARAT PELUANG Industri Otomotif Industri Komponen Otomotif Industri Pengolahan Makanan-Minuman Industri Keramik Industri Handicraft Industri Jasa Pendidikan Industri Elektronik dan Komponennya TANTANGAN Kemacetan Kepadatan Penduduk Sarana Jalan Sarana energi Kualitas kompetensi SDM lokal dibandingkan TKA

18 PELUANG INVESTASI JAWA BARAT
WILAYAH TENGAH PELUANG Industri Tekstil dan Produk Tekstil Industri Komponen Otomotif (skala UKM) Industri Pengolahan Makanan-Minuman Industri Telematika Industri Handicraft Industri Properti Industri Jasa Pendidikan TANTANGAN Kemacetan Kepadatan Penduduk Sarana Jalan Sarana energi Kompetensi SDM

19 PELUANG INVESTASI JAWA BARAT
WILAYAH UTARA PELUANG Industri Furniture Industri Handicraft Industri Pertanian Industri Perikanan Laut dan Darat Industri Dirgantara Industri Pengolahan Batu Alam Industri Batik TANTANGAN Sarana Jalan Sarana energi Kualitas SDM

20 PELUANG INVESTASI JAWA BARAT
WILAYAH SELATAN PELUANG Industri Garment Industri Handicraft Kayu dan lainnya Industri Keramik Industri Pengolahan Makanan Industri Kulit dan Produk Kulit Industri Pengolahan Batu Alam Industri Batik Industri Pertanian Industri Pariwisata TANTANGAN Sarana Jalan Sarana energi Kualitas SDM

21 PELUANG INVESTASI JAWA BARAT
WILAYAH TIMUR PELUANG Industri Pengolahan Makanan Industri Handicraft (kelom geulis dan pandan-mendong) Industri Garment (Bordir) Industri Furniture/ Meubel Industri Perikanan Darat danLaut Industri Pariwisata Industri Pertanian TANTANGAN Sarana Jalan Sarana energi Kualitas SDM

22 MINAT INVESTASI JABAR 2018 Realisasi investasi di Jawa Barat hingga Triwulan III Rp.28,8triliun atau 16,3% dari total angka realisasi, lebih besar dari DKI Jakarta (Rp.25,7t/14,6%), Banten (Rp.18,1t/10,2%), Jawa Timur (Rp.15,7%/8,9%), dan Jawa Tengah (Rp.12,6t/17,1%) dengan didominasi oleh PMA (70% dari realisasi investasi total), Realisasi investasi domestik langsung/ PMDN mencapai angka Rp 8,1triliun (30% dari realisasi investasi total), Minat investasi, khususnya invetasi asing, menunjukkan di tahun 2018 Jawa Barat masih kemungkinan menjadi primadona investasi, khususnya asing. Sejumlah potensi SDA dan keunggulan SDM di Jawa Barat tetap menjadi daya tarik investasi untuk masuk.

23 TANTANGAN INVESTASI DAERAH AGENDA-AGENDA KEGIATAN
(KEBIJAKAN) Mempertahankan investasi yang sudah ada. Merumuskan kebijakan investasi dengan baik, Memperbaiki peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan investasi, Memperbaiki dukungan dan pelayanan birokrasi agar lebih profesional, Mengembangkan promosi daerah dgn pemetaan, Mengembangkan kemitraan dengan swasta/dunia usaha, dalam hal ini dengan KADIN Daerah, untuk sektor bisnis yg berkaitan dengan penggunaan teknologi, Mengembangkan Jejaring Bisnis (Business Networking), Mempertajam strategi belanja untuk kepentingan berinvestasi. Menarik investasi-investasi baru

24 REGULASI YANG DIBUTUHKAN DUNIA USAHA
Dipermudah proses periji-nan investasi Tidak ada lagi tumpang tindih peraturan investasi di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, atau kejelasan aturan investasi, di sektor-sektor tertentu. Penerapan pajak,khususnya pajak daerah jangan memberatkan pelaku usaha, walaupun dengan dalih otonomi daerah.

25 REGULASI YANG DIBUTUHKAN DUNIA USAHA
Stabilitas politik ketenagakerjaan dalam hal penerapan UMR agar dijaga tahun 2018 karena akan berpengaruh terhadap biaya operasional industri. Perbaikan regulasi dalam proses pengadaan tanah untuk investasi harus baik karena investor butuh kejelasan mengenai besaran biaya yang harus dikeluarkan dalam hal pengadaan lahan bagi investasi-nya.

26 PERSPEKTIF DUNIA USAHA
HARAPAN EKONOMI 2018 PERSPEKTIF DUNIA USAHA Regulasi yang dibuat tidak menyulitkan pelaku usaha, Pajak daerah/retribusi tidak memberatkan, Sinergi seluruh stakeholder dunia usaha lebih baik lagi terjalin. Sehingga menciptakan Jawa Barat sebagai provinsi yang ramah bagi dunia usaha (friendly of doing business).

27 KESIMPULAN Prospek dunia usaha di Jawa Barat tahun 2018 sangat dipengaruhi banyak hal, diantaranya dengan perkembangan investasi yang masuk ke Jawa Barat dan perkembangan politik dengan adanya Pilkada serentak, Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dari pelaku usaha yang ada dan melakukan aktivitasnya, hal tersebut akan menjadi sebuah ukuran kemajuan daerah dan menjadi bagian dari dinamika dunia usaha, KADIN sebagai organisasi yang memayungi seluruh pelaku usaha di Indonesia (berdasarkan UU No. 1 tahun 1987) dapat mengambil peran aktif dengan bersama-sama seluruh stakeholders untuk meningkatkan investasi di Jawa Barat serta mempertahankan investasi yang sudah ada.

28 TERIMA KASIH

29 Curriculum Vitae Nama : Yusuv Suhyar, Dipl.-Ing.
Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, Juni, 30th 1961 Alamat : Jl. Merdeka No. 54 Bandung 40115 Telepon : fax : HP : , +62 or Pengalaman Kerja dan Organisasi : 1. Pernah bekerja di beberapa perusahaan besar di Eropa dan AS 2. Wiraswasta, President Director of PT. Rama Trading Co. Ltd. 3. Ketua GPEI DPD Jabar (Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia) Ketua Komtap Hubungan Luar Negeri, Perdagangan, Promosi, dan Investasi Kadin Jawa Barat 5. Anggota Tim Ekonomi Makro Jawa Barat Badan Pengembangan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 6. Wakil Ketua West Java Incorporated (WJI) Curriculum Vitae


Download ppt "PROSPEK DUNIA USAHA DI JAWA BARAT 2018"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google