Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PENANGANAN MIKROORGANISME

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PENANGANAN MIKROORGANISME"— Transcript presentasi:

1 ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PENANGANAN MIKROORGANISME
31 Oktober 2017

2 SUMBER MIKROBA Sumber alami : tanah, air, udara, tanaman/hewan, limbah, dll Lembaga koleksi kultur

3 TAHAPAN IDENTIFIKASI MIKROBA
ISOLASI Untuk memperoleh kultur murni SELEKSI Untuk memperoleh galur dengan kinerja terbaik IDENTIFIKASI Dengan menggunakan metode yang sesuai Untuk mengetahui nama (klasifikasi) mikroba tersebut

4 ISOLASI Isolasi kultur : kegiatan pemisahan suatu kultur mikroba dari campuran biakan mikroba di alam  sel individu terpisah Sebelum mengisolasi, harus diketahui : - mikroba apa yang akan diisolasi - habitat  menentukan sampel apa yang akan diambil dari alam , lokasi dan media apa yang akan digunakan

5 METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel berupa padatan (tanah, serpihan batu, kayu, dll) :  Diambil dengan menggunakan spatula atau pinset steril  Penyimpanan menggunakan kantong plastik steril Sampel berupa cairan atau semi cair (air, lumpur, dll) :  Diambil menggunakan pipet steril  Penyimpanan contoh menggunakan botol atau tabung polipropilen steril Sampel segera dibawa ke laboratorium (bila jarak jauh, gunakan es batu pada wadah penyimpanan) Sampel biasanya segera dipakai atau disimpan pada suhu dingin (kulkas)

6 TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI
1. Penggoresan (Streak-plate) & Penyebaran (Spread-plate) 2. Penuangan (Pour-plate) 3. Kultur yang Diperkaya (Enrichment Culture) 4. Pengenceran Berseri (Serial-dilution) 5. Isolasi Sel Tunggal

7 1. Teknik Penggoresan (Streak-plate) & Penyebaran (Spread-plate)
SAMPEL Pengenceran berseri dengan larutan garam fisiologis Penggoresan / Penyebaran pada media agar  koloni tumbuh menyebar Penggoresan berulang KULTUR MURNI (1 SEL = 1 KOLONI)

8 Cara Penggoresan Kultur
Goresan langsung (untuk mengkultur mikroba) Goresan radian (untuk mengkultur mikroba) Goresan Langsung Goresan Kuadran Goresan Radian Goresan kuadran (isolasi koloni tunggal untuk mempelajari mikroba)

9 Teknik Penyebaran (Spread-plate)
Teknik ini merupakan prosedur rutin untuk isolasi bakteri & menggunakan peralatan yang sederhana Kelemahan : hanya sejumlah kecil sampel yang dapat digunakan/disebarkan pada media Dua sel dapat bergabung membentuk satu koloni

10 2. Teknik Penuangan (Pour-plate)
Prinsip : pengenceran sampel dengan media agar cair dalam tabung reaksi, sehingga distribusi sampel merata  dituang ke cawan petri & dibiarkan mengeras pada suhu ruang, lalu diinokulasi

11 3. Kultur Diperkaya (Enrichment Culture)
Untuk mengisolasi bakteri yang mempunyai sifat fisiologis yang khusus (jumlah kecil & tumbuh lambat) Prinsip : menggunakan komposisi media dan kondisi inkubasi tertentu, sehingga yang tumbuh hanya bakteri tertentu

12 4. Teknik Pengenceran Berseri (Serial-dilution)
Digunakan jika mikroba dlm kultur campuran terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada mikroba lain. Contoh : S. lactis dalam susu asam Dengan tingkat pengenceran tinggi, sampel hanya mengandung 1 galur mikroba Perlu dicek kemurnian kultur

13 5. Teknik Isolasi Sel Tunggal
a. Metode Mikromanipulator Menggunakan alat mikromanipulator yang digabung dengan mikroskop untuk mengambil suatu sel mikroba tunggal dari sampel Dengan mikromanipulator, operator dapat mengontrol gerakan mikropipet (tabung kapiler) di bawah lensa obyek, sehingga dapat diambil sel tunggal & dipindahkan ke dalam tabung dan selanjutnya dipindahkan ke media yang sesuai Lebih cepat, namun kelemahannya : - alat mahal - operator harus terampil

14 Micromanipulator

15 b. Metode Kapiler Beberapa tetes media yang mengandung mikroba, ditempatkan pada penutup gelas obyek steril menggunakan pipet kapiler steril. Dengan menggunakan mikroskop, cari tetesan yang mengandung hanya 1 mikroba. Tetesan tersebut dipindahkan dengan pipet kapiler steril ke media segar  mikroba tunggal yang berada pada tetesan mulai berbiak untuk menghasilkan kultur murni.

16 PEMBUKTIAN KEMURNIAN KULTUR
Setelah diasumsikan berhasil mengisolasi kultur murni  perlu dilakukan pengujian dengan kriteria sebagai berikut : Mikroba tampak mirip secara mikroskopis dan menunjukkan hasil pewarnaan yang sama Pada saat ditanam pada agar cawan, semua koloni menunjukkan kesamaan Hasil penggoresan dll seragam Beberapa koloni isolat mempunyai penampakan/karakteristik identik, contoh memfermentasi gula yang sama dll

17 SELEKSI Tujuan : mendapatkan galur dengan kinerja terbaik  - tidak menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki - peningkatan kemampuan penggunaan sumber C dan N yang murah  penurunan biaya produksi - perubahan morfologi sel menjadi bentuk yang lebih mudah dipisahkan dari produk Pendekatan genetika untuk memperbaiki kualitas mikroba : 1. Mutasi 2. Rekombinasi

18 IDENTIFIKASI Metode untuk identifikasi mikroba adalah dengan menggunakan ciri/karakteristik : 1. Morfologis Pengamatan ukuran, bentuk dan susunan sel, adanya flagela, kapsul atau spora dengan bantuan mikroskop, baik dengan pewarnaan maupun tidak 2. Nutrisional Penentuan senyawa kimia dan kondisi fisik khusus (suhu, cahaya, gas) yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba 3. Kultural Penentuan tampilan pertumbuhan pada berbagai macam media, baik cair maupun padat (bentuk koloni, permukaan koloni, tepi koloni, warna, dll)

19 Karakteristik Morfologis
Aspergillus Streptomyces Penicillium

20 Bentuk dan Susunan Sel Sel Bakteri

21 Karakteristik Kultural
Kultur pada Agar Miring

22 4. Metabolik Identifikasi & pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan mikroba  contoh kemampuan mikroba untuk mengubah karbohidrat menjadi asam organik; gula menjadi asam dan gas, dll) Contoh : E. coli dapat memfermentasi laktosa, sedangkan Salmonella typhi tidak dapat memfermentasi laktosa 5. Susunan Kimiawi Penentuan susunan kimiawi berbagai komponen sel (dinding sel, nukleus, membran, dll) 6. Susunan Antigen (Serologi) Penelaahan sifat antigen – antibodi yang khas * Antigen : substansi (sel mikroba) yang menstimulasi produksi antibodi saat diinjeksikan ke hewan 7. Patogenik Penentuan potensi suatu mikroba untuk menimbulkan penyakit 8. Genetik Kajian berdasarkan untaian DNA mikroba menggunakan DNA Probe

23 PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI
Tujuan : menjaga sampai periode tertentu mikroba tetap dalam kondisi hidup (viable), mencegah terjadinya perubahan genetik & tidak terkontaminasi  harus mampu melestarikan karakteristik spesies mikroba selama diawetkan Cara : 1. Pemindahan Secara Periodik - Kultur mikroba secara periodik dipindahkan ke media baru/segar, contoh : media agar miring - Komposisi media & suhu serta interval waktu pemindahan harus tepat dan disimpan pada suhu dingin (5 °C)  murah & mudah, tapi tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang  bakteri 2-3 minggu, fungi 3-4 minggu

24 PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI
2. Pelapisan Kultur dgn Minyak Mineral - Permukaan agar miring atau media cair dilapisi dengan minyak mineral steril (parafin) +/- 0,5 inci - Keuntungan : dapat memindahkan sebagian mikroba di bawah permukaan minyak mineral dg jarum Ose, lalu diinokulasi ke media segar dengan tetap mempertahankan kultur awal - Lapisan parafin menjadikan kondisi anaerob dan mencegah pengeringan medium mikroba dorman  pengawetan dapat beberapa tahun

25 PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI
3. Liofilisasi  Pengeringan Beku (freeze drying) - Sel mikroba dikering-bekukan & aktivitas metabolisme stop (dorman)  efektif untuk bakteri (dapat tetap hidup & tidak berubah selama bertahun-tahun Cara : * media berisi senyawa pelindung/penstabil : susu, serum, natrium glutamat, dll * suspensi mikroba (±0,2 ml) ditempatkan dalam ampul (vial) kaca * Perendalam dalam es kering + alkohol (-780C)  beku * Ampul dihubungkan dengan kondensor & pompa vakum  kering (sublimasi) * Ampul ditutup dengan melelehkan ampul kaca tersebut dalam keadaan vakum  penyimpanan pada suhu 40 C - Keuntungan : Cocok untuk penyimpanan jangka panjang (tahunan) & kemungkinan perubahan kecil & Wadah penyimpanan kecil

26 PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI
4. Penyimpanan pada Suhu Sangat Rendah (Cryopreservation) - Menggunakan nitrogen cair (sekitar -156 sampai-1960C) - Sel dibekukan dengan diberi bahan pelindung beku (gliserol atau dimetil sulfoksida)  mencegah pembentukkan kristal es & meningkatkan ketahanan hidup sel mikroba - Contoh beku disimpan dalam lemari pendingin nitrogen cair - Cocok untuk kapang - Kelebihan : hampir sama dgn liofilisasi & kultur yg tidak dapat diawetkan dengan liofilisasi, dapat dengan cara ini

27 PEMELIHARAAN DAN PENGAWETAN KULTUR MURNI
5. Penyimpanan pada Tanah Steril - Diterapkan untuk penyimpanan spora bakteri, actinomycetes dan kapang - Suspensi 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 g bubuk tanah steril (campuran pasir halus dan tanah liat 1:1) - Dibiarkan pada suhu kamar selama 10 hari sampai kering  disimpan pada lemari es

28 PENANGANAN MIKROORGANISME
Pengendalian Mikroorganisme Pengontrolan Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Mikroorganisme

29 PENGENDALIAN MIKROORGANISME
Perlu dilakukan untuk: Mencegah penyebaran penyakit dan penyakit infeksi Membasmi mikroorganisme pada tanaman/inang yang terinfeksi Mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme

30 PROSES PENGENDALIAN MIKROORGANISME
Sterilisasi : kegiatan untuk mengeliminasi semua bentuk kehidupan yang meliputi sel vegetatif,spora, dan virus Macam-macam sterilisasi: - Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)  menggunakan saringan yg berpori sangat kecil utk menahan mikroba pd saringan tsb; utk sterilisasi bahan yg peka panas misalnya larutan enzim dan antibiotik - Sterilisasi secara fisik  dengan pemanasan (pemijaran, panas kering, uap air panas, uap air panas bertekanan) dan penyinaran - Sterilisasi secara kimia  dengan desinfektan sprti alkohol Desinfeksi : kegiatan mengeliminasi/membunuh bentuk-bentuk vegetative dari sebagian besar organism yang berbahaya dan pathogen, tetapi tidak ditujukan untuk semua mikroba

31 PROSES PENGENDALIAN MIKROORGANISME
Sanitasi : pengurangan populasi bakteri hingga tingkat aman sesuai dengan standar umum kesehatan, atau cara untuk mengurangi sejumlah mikroba sampai tidak menimbulkan kerugian baik secara kimiawi dan fisikawi Antiseptis: aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba; spora dan virus yg memiliki daya tahan yg kuat masih tetap hidup Pengawetan: proses penambahan zat atau bahan ke dalam suatu produk  mencegah kerusakan suatu produk akibat mikroorganisme

32 PENGONTROLAN MIKROORGANISME
Antimikroba yg digunakan dalam pengontrolan mikroorganisme: Mikrobisida /Microbicidal Agents (cide=kill)  membasmi atau membunuh mikroba Mikrobistatik /Microbistatic (static=standstill)  menghambat pertumbuhan dan multiplikasi mikroba shingga mencegah peningkatan jumlah mikroorganisme. Mikrobistatik ini tidak membunuh atau membasmi mikroba. Germicidal  istilah yang umum digunakan utk bahan yang dapat mengurangi dan menghilangkan mikroorganisme Bakterisida  bahan atau senyawa yang dapat membunuh bakteri Bakteristatik  bahan atau senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sporosida  bahan atau senyawa yang dapat membunuh endospora bakteri Fungisida = Fungistatik  bahan atau senyawa yang ditujukan utk fungi/jamur Virusida – Viristatik  bahan atau senyawa yang ditujukan utk virus

33 PENGONTROLAN MIKROORGANISME
Faktor pertimbangan dalam memilih antimikroba: Sifat bahan yg akan diberi perlakuan Contoh: suatu zat kimia yang digunakan untuk mendispersi perabotan terkontaminasi mungkin tidak baik bila digunakan untuk kulit karena dapat amat merusak sel-sel jaringan kulit 2. Tipe mikroorganisme - Tidak semua mikroorganisme sama rentannya terhadap sifat menghambat atau mematikan suatu zat kimia tertentu  harus dipilih zat yang telah diketahui efektif terhadap suatu tipe mikroorganisme yang akan dibasmi. - Contoh: E. coli jauh lebih resisten terhadap desinfektan daripada S. aureus Keadaan lingkungan Faktor yang mempengaruhi yaitu suhu, pH, waktu, konsentrasi dan adanya bahan organik asing kesemuanya itu mungkin turut mempengaruhi laju dan efisiensi penghancur mikroba.

34 PENGONTROLAN MIKROORGANISME
Metode pengukuran zat antimikrobial dalam menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri secara in vitro, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Diffusion test (Metode Kirby Baurer) Metode difusi ini adalah metode yang sering digunakan. Obat diserap ke dalam kertas disc, kemudian ditempelkan pada kultur bakteri di agar plate. Setelah diinkubasi diameter zona hambat diukur. Diameter zona penghambat merupakan pengukur MIC secara tidak langsung dari antibiotika terhadap mikroba. 2. Dilution test (Minimal Inhibition Consentration) Obat dilarutkan ke dalam kaldu (broth dilution) dan di dalam agar-agar (agar dilution), kemudian ditanami bakteri yang akan diperiksa.

35 PENGONTROLAN MIKROORGANISME
Antibiotika  Antibiotika : suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. Antibiotika tersebar di alam dan memegang peran penting dalam mengatur populasi mikroba dalam tanah, air, limbah dan kompos. Antibiotika berbeda dalam susunan kimia dan cara kerjanya. Antibiotika yang kini banyak digunakan kebanyakan dari genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces. Antiboitika yang mempunyai spetrum luas artinya antibiotika yang efektif digunakan bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiral, ada juga antibiotika berspektrum sempit artinya hanya efektif digunakan untuk spesies tertentu

36 TERIMA KASIH


Download ppt "ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PENANGANAN MIKROORGANISME"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google