Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

HARRY WIJAYANTO 41613120036.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "HARRY WIJAYANTO 41613120036."— Transcript presentasi:

1 HARRY WIJAYANTO

2 STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG KAWASAN WISATA LOVINA SINGARAJA CORAL REEF STRUCTURE COMMUNITY IN LOVINA TOURISM AREA SINGARAJA I Nyoman Dodik Prasetia Jurusan Budidaya Kelautan, FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha Jalan Udayana, Singaraja, Bali

3 Abstract Kawasan Lovina merupakan salah satu tujuan pariwisata bahari di Kabupaten Buleleng yang sangat terkenal di Bali. Daya tarik utama Kawasan Lovina adalah keindahan pesisir dan laut serta ditunjang oleh keberadaan organisme-organisme laut yang eksotik. Keberadaan aktivitas pariwisata ini memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi ekosistem terumbu karang di Kawasan Lovina. Kegiatan penelitian struktur komunitas terumbu karang bertujuan menginventarisasi potensi dan kondisi sumberdaya alam pesisir di Kawasan Wisata Lovina. Diharapkan dengan data dan kajian ilmiah ini menjadi acuan dalam upaya pembangunan kawasan pesisir Kawasan Lovina yang lestari. Metode yang dipergunakan manta tow survey, line intercept transect, dan survey sensus ikan karang. Terumbu karang Lovina secara umum dikategorikan sebagai terumbu karang tipe terumbu penghalang, tersebar di beberapa titik-titik sepanjang perairan Lovina. Kondisi penutupan karang hidup di Kawasam Lovina yang meliputi Desa Tukad Mungga, Anturan, Baktiseraga, Banyuasri, Anturan dan Kalibukbuk berkisar antara 18 sampai 44 % penutupan karang hidup dengan kategori buruk sampai sedang. Struktur komunitas terumbu karang Kawasan Lovina memiliki formasi Acropora, Non Acropora, Soft Coral, dan Sponges. Kelompok Acropora umumnya berbentuk branching, digitate, submassive, kelompok Non Acropora dengan lifeform: branching, massive, encrusting, submassive, foliose dan mushroom. Ikan karang yang berasosiasi dengan terumbu karang terdiri dari 31 jenis dengan individu.nhnhn

4 PENDAHULUAN Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentake. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3.Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum Cnidaria, klas Anthozoa, ordo Madreporaria=scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat.• Terdapat dua kelompok karang yaitu hermatipik dan ahermatipik Perkembangan terumbu yang paling optimal terjadi di perairan yang rata- rata suhu tahunannya 23-25°C. Terumbu karang dapat mentoleransi suhu sampai kira-kira 36-40°C.

5 HASIL DAN PENGAMATAN FAKTOR DARI ALAM
Bencana alam dan kejadian lainnya yang terjadi secara alamiah dapat merusak terumbu karang.  Di bawah ini tercantum hal-hal yang dapat merusak terumbu karang yang terjadi secara alamiah, antara lain ialah: 1.  Gempa bumi berakibat memporak-porandakan terumbu karang 2.  Badai di laut seperti halnya tsunami berakibat menghancurkan terumbu karang 3.  Kenaikan suhu air laut dan kenaikan permukaan air laut pada tahap tertentu dapat mematikan karang 4.  Penyakit antara lain akibat infeksi oleh bakteri berakibat mematikan karang 5.  Serangan hewan pemangsa (Bulu Seribu) berakibat mematikan karang

6 KASUS FAKTOR DARI KEGIATAN MANUSIA
a.  Penangkapan Ikan Dan Biota Laut Lainnya Dengan Cara Yang Merusak Contohnya menangkap ikan dan hasil laut lainnya dengan menggunakan bom dan racun potasium sianida.  Bom yang dilemparkan di terumbu karang akan menghancurkan koloni karang dan biota laut lainnya di sekitar terumbu karang.  Menuang racun di sekitar terumbu karang untuk menangkap ikan hias juga akan mematikan karang dan biota laut lainnya. Terumbu karang adalah rumah bagi tumbuhan dan hewan laut, termasuk ikan-ikan.  Jika terumbu karang hancur maka ikan-ikan akan sulit ditemukan. b.  Pengambilan Biota Laut Untuk Diperdagangkan Pengambilan karang untuk diperdagangkan akan sangat merusak terumbu karang.  Jika karang tidak ada maka terumbu karang tidak akan terbentuk.  Pengambilan biota laut di terumbu karang, seperti kima yang menempel pada koloni karang juga akan merusak terumbu karang.  Oleh karena ketika mengambil biota laut mereka menginjak-injak dan mencongkel karang.  Pengambilan biota laut secara berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan jaring-jaring makanan di terumbu karang. Contohnya jika kita banyak mengambil keong triton (Charonia tritonis), yakni sejenis keong laut yang ukurannya besar, untuk cenderamata, maka akan terjadi gangguan.  Keong laut ini memakan Bulu Seribu, maka jika ia habis diambil, maka Bulu Seribu tidak mempunyai pemangsa, maka jumlah Bulu Seribu menjadi banyak dan ini merugikan, karena Bulu Seribu memangsa karang. c.  Pembuangan Sampah Ke Laut Sampah yang dibuang dari tepi pantai, ataupun dari tengah laut (dari atas kapal misalnya), akan mencemari perairan laut, termasuk perairan di sekitar terumbu karang.  Sampah plastik dapat membunuh hewan-hewan laut, seperti Penyu Sisik, karena Penyu Sisik akan mengira sampah plastik sebagai makanannya, yakni ubur-ubur, sehingga sampah itu ditelannya dan mengakibatkan kematian. Sampah juga akan mematikan karang, karena sampah menutupi dan menempel pada koloni karang keras, sehingga zooxanthellae (tumbuhan bersel satu yang hidup di jaringan tubuh si hewan karang) tidak dapat berfotosintesis, sehingga zooxanthellae dapat mati dan akhirnya si hewan karang juga dapat mati.  Selain itu sampah juga akan membuat lingkungan di sekitar laut menjadi buruk.

7 PEMBAHASAN UPAYA PELESTARIAN DAN REHABILITASI TERUMBU KARANG
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam melestarian maupun merehabilitasi terumbu karang.  Di bawah ini tercantum beberapa di antaranya saja. Pembentukan taman nasional laut sebagai kawasan konservasi, untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.  Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Nasional Laut Wakatobi, dan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Penetapan DPL (Daerah Perlindungan Laut) / APL (Area Perlindungan Laut) / KPL (Kawasan Perlindungan Laut) untuk melindungi sumberdaya perikanan beserta ekosistemnya dari ancaman kerusakan.  DPL/APL/KPL ini sebaiknya berbasis masyarakat sehingga masyarakat dapat ikut memantau dan mengelolanya Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui perlindungan area terumbu karang yang rusak untuk upaya pemulihan.  Suatu area terumbu karang yang mengalami kerusakan namun masih berpotensi untuk dipulihkan, maka dilakukan upaya perlindungan area tersebut dengan menutup area itu sementara dari aktivitas perikanan, untuk membiarkannya pulih kembali. Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui transplantasi karang.  Transplantasi karang ialah sebuah upaya perbanyakan karang dengan menggunakan kemampuan regenerasi karang secara aseksual.  Namun demikian belum diketahui seberapa efektif upaya ini karena kegiatan transplantasi karang masih terbatas dilakukan pada jenis-jenis karang tertentu saja dan tingkat keberhasilannya masih sangat tergantung dari lingkungan perairan di sekitarnya (masih sangat bergantung pada alam)

8 KESIMPULAN Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui penyediaan substrat keras untuk tempat menempel larva karang.  Upaya ini terdiri dari peletakan substrat keras dari bahan kapur ke dasar laut dan membiarkan larva karang menempel dan hidup serta berkembang.  Selain itu ada juga yang memfasilitasi pembentukan zat kapur dari reaksi kimia melalui pemberian listrik di perairan laut, sehingga terbentuk substrat keras sebagai tempat larva karang untuk menempel Kegiatan pendidikan, pelatihan, kampanye, maupun penyadaran kepada berbagai pihak tentang pentingnya melestarikan ekosistem pesisir, juga menjadi bagian dari upaya pelestarian terumbu karang

9 SEKIAN DAN TERIMAKASIH HARRY WIJAYANTO :


Download ppt "HARRY WIJAYANTO 41613120036."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google