Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDjaja Gunawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Mata Kuliah KAJIAN APRESIASI PROSA FIKSI Arpan Islami Bilal, M.Pd.
2
1. Pengertian Prosa Fiksi
Karya sastra menurut ragamnya dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Prosa, 2. Puisi, 3. Drama. Karya sastra fiksi atau ada yang menyebut cerita rekaan, merupakan salah satu jenis karya sastra yang beragam prosa.
3
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose.
Kata ini sebenarnya menyaran pada pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Dalam pengertian kesastraan, prosa sering diistilahkan dengan fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan : karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata.
4
Tokoh, peristiwa , dan latar dalam fiksi bersifat imajiner.
Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris). Prosa fiksi sebagai cerita rekaan bukan berarti prosa fiksi adalah lamunan kosong seorang pengarang. Prosa fiksi adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan perasaan. Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan dibaca oleh pengarang.
5
Prosa fiksi dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan.
Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Prosa Fiksi adalah kisahan atau ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera, (Aminuddin, 2002:66). Sedangkan M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot, atau ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
6
Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjiman, (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Prosa fiksi dapat dibedakan atas cerpen dan novel. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga, selain cerpen, dan noel, tersebut juga istilah roman. Nurgiantoro (2000:10) dalam Edgar Alan Poe yang mengatakan cerpen merupakan prosa fiksi yang dibaca selesai sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampai dua jam, yang agak sulit jika dilakukan untuk sebuah novel.
7
Sudjiman (1984:14) mengemukakan bahwa ceritera pendek adalah kisahan pendek (kurang dari kata) yang memberikan kesan tunggal dominan. Plot cerpen biasanya tungggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa, dan urutan peristiwa biasanya terjadi dari mana saja. Tema dalam ceritera pendek biasanya hanya berisi satu tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Sebaliknya, novel dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan.
8
Penokohan cerpen hanya terbatas, apalagi yang bersetatus tokoh utama
Penokohan cerpen hanya terbatas, apalagi yang bersetatus tokoh utama. Tokoh cerpen terbatas baik jumlah maupun data-data tokoh, misalnya terkait dengan perwatakan. Dengan demikian pembaca harus menyimpulkan dan menerka sendiri perwatakan lengkap yang muncul dalam cerpen. Pelukisan latar cerpen tidak memerlukan detil khusus tentang keadaan luar, misalnya tentang tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja atau bahkan secara implisit asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan (Nurgianytoro, 2000:13).
9
Cerpen lebih biasanya mendukung unity
Cerpen lebih biasanya mendukung unity. Artinya segala sesuatu yang diceritakan mendukung tema utama. Semua unsur pembentuk cerpen harus saling berkaitan. Pencapaian kepaduan cerpen lebih mudah dicapai. Dalam novel agak sulit karena biasanya novel terbagi atas bab yang masing-masing berisi cerita yang berbeda. Novel berasa dari kata novella (Italia) yang secara harfiah berarti ”sebuah barang baru yang kecil”. Pengertian novel menurut Sudjiman (1998:53) prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
10
Plot novel, karena tidak keterkaitan dengan panjangnya tulisan, umumnya memiliki lebih dari satu plot. Plot novel biasanya terdiri plot utama dan subplot. Tema dalam novel tidak menutup kemungkinan terdiri atas lebih dari satu tema, yaitu tema utama dan tema-tema tambahan. Tokoh-tokoh dalam novel biasanya diceritakan lebih lengkap, misalnya ciri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan. Pelukisan latar dalam novel, umumnya lebih rinci, sehingga dapat menggambarkan latar lebih jelas, konkret dan pasti.
11
2. Jenis-jenis Prosa Fiksi
A. Prosa Modern Dari khasanah sastra modern, kita mengenal Ada beberapa jenis karya prosa fiksi, yaitu : 1. Novel, 2. Novelet, 3. Cerita Pendek (cerpen), dan 4. Roman.
12
1. Novel Novel berasal dari bahasa Italia, novella, yang berati barang baru yang kecil. Yang membedakan novel dengan cerpen dan novelet adalah segi panjang dan keluasan cakupannya. Dalam novel, karena jauh lebih panjang, pengarang dapat menyajikan unsur-unsur pembangun novel itu: tokoh, plot, latar, tema, dll. Secara lebih bebas, banyak, dan detil. Dengan demikian novel dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang menyajikan permasalahan-permasalahan secara kompleks, dengan penggarapan unsur-unsurnya secara lebih luas dan rinci.
13
2. Novelet Novelet Di dalam khasanah prosa, ada cerita yang panjangnya lebih panjang dari cerpen, tetapi lebih pendek dari novel. Jadi, panjangnya antara novel dan cerpen. Jika dikuantitatifkan, jumlah dan halamannya sekitar 60 s.d.100 halaman. Itulah yang disebut novelet. Dalam penggarapan unsur-unsurnya : tokoh, alur, latar, dan unsur-unsur yang lain, novelet lebih luas cakupannya dari pada cerpen. Namun, dimaksudkan untuk memberi efek tunggal.
14
3. Cerpen Cerita Pendek (cerpen) Sesuai dengan namanya, cerita pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek. Menurut Edgar Allan Poe, sastrawan kenamaan Amerika, ukuran pendek di sini adalah selesai dibaca dalam sekali duduk, yakni kira-kira kurang dari satu jam. Adapun Jakob Sumardjo dan Saini K.M (1995:30) menilai ukuran pendek ini lebih didasarkan pada keterbatasan pengembangan unsur-unsurnya. Cerpen memiliki efek tunggal dan tidak kompleks.
15
Cerpen-cerpen yang dimuat di surat kabar adalah salah satu contohnya.
Ada cerpen yang pendek (short short story), berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjangnya cukupan (middle short story), dan ada cerpen yang panjang (long short story) biasanya terdiri atas puluhan ribu kata. Dalam kesusastraan di Indonesia, cerpen yang diistilahkan dengan short short story, disebut dengan cerpen mini. Sudah ada antologi cerpen seperti ini, misalnya antologi : Ti Pulpen Nepi Ka Pajaratan Cinta. Contoh untuk cerpen-cerpen yang panjangnya sedang (middle short story) cukup banyak. Cerpen-cerpen yang dimuat di surat kabar adalah salah satu contohnya.
16
Adapun cerpen yang long short story biasanya cerpen yang dimuat di majalah. Cerpen „”Sri Sumariah” dan “Bawuk” karya Umar Khayam juga termasuk ke dalam cerpen yang panjang ini.
17
4. Roman Kehadiran dan keberadaan roman sebenarnya lebih tua dari pada novel. Roman (romance) berasal dari jenis sastra epik dan romansa abad pertengahan. Jenis sastra ini banyak berkisah tentang hal-hal yang sifatnya romantik, penuh dengan angan-angan, biasanya bertema kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman dalam sastra Indonesia diacu pada cerita-cerita yang ditulis dalam bahasa roman (bahasa rakyat Prancis abad pertengahan) yang masuk ke Indonesia melalui kesusastraan Belanda.
18
Cerpen, novel/roman, dan novelet di atas berjenis-jenis lagi
Cerpen, novel/roman, dan novelet di atas berjenis-jenis lagi. Penjenisan itu dapat dilihat dari temanya, alirannya, maupun dari kategori usia pembaca. Terkait dengan penjenisan berdasarkan kategori usia pembaca, kita mengenal pengistilahan sastra anak, sastra remaja, dan sastra dewasa. Penjenisan itu disesuaikan dengan karakteristik usia pembacanya, baik dari segi isi, maupun penyajiannya. Sebagai contoh, sastra anak (cerpen anak, novel anak) dari segi isinya akan menyuguhkan persoalan-persoalan dan cara pandang sesuai dengan dunia anak-anak.
19
Begitu pula dengan penyajiannya, yang menggunakan pola penyajian dan berbahasa sederhana yang dapat dipahami anak-anak. Sastra remaja pun demikian, persoalan dan penyajiannya adalah sesuai dengan dunia remaja, seperti percintaan, persahabatan, petualangan, dan lain-lain. Sesuai dengan lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum, pembahasan jenis prosa di atas akan dibatasi pada cerpen anak dan novel remaja.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.