Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) Part 2.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) Part 2."— Transcript presentasi:

1 PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) Part 2

2 Pendahuluan Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Dalam akar, batang dan daun terdapat jaringan pengangkut yang tersusun atas floem dan xilem.

3 Pendahuluan Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas.

4 Ciri Morfologi Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi.

5 Ciri Morfologi Ental yang masih muda selalu menggulung dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

6 Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).

7 Reproduksi Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

8 Reproduksi Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).

9 Reproduksi

10 Klasifikasi Pteridophyta
1. Kelas Equisetinae Famili Equisetaceae 2. Kelas Lycopodinae Famili Lycopodiaceae Famili Selaginellaceae 3. Kelas Psilotinae Famili Psilotaceae

11 a. Sub Kelas Eusporangiatae b. Sub Kelas Leptosporangiatae
4. Kelas Isotinaceae Famili Isoetes 5. Kelas Filicinae a. Sub Kelas Eusporangiatae Famili Ophioglossaceae b. Sub Kelas Leptosporangiatae Famili Polypodiaceae Famili Marsileaceae Famili Salviniaceae

12 3. Kelas Psilotinae Famili Psilotaceae Ciri-ciri:
Merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Belum berdaun dan berakar sehingga dinamakan paku telanjang. Tidak berakar kecuali hanya rizoid. Percabangan batang menggarpu dan terdapat mikrofil (daun kecil) berbentuk sisik, tidak bertulang dan tersusun jarang-jarang mengikuti garis spiral.

13 Sporangium berasal dari beberapa sel initial (eusporangiate).
Letak sporangium tidak terminal, tetapi terdapat di antara taju-taju sporofil yang berbagi menggarpu. Memperbanyak diri dengan pembentukan gemma yang tumbuh pada batang di dalam tanah. Contohnya Psilotum nudum, Psilotum triquetrum, Tmesipteris tannensis.

14 Contoh Famili Psilotaceae
Psilotum triquetrum Psilotum nudum Tmesipteris tannensis

15 4. Kelas Isotinaceae Ciri-ciri
Sporofit mempunyai batang seperti umbi, jarang bercabang kalau bercabang menggarpu. Pertumbuhan memanjang sangat lambat. Isoetes adalah satu-satunya tumbuhan paku yang dalam batangnya terdapat lapisan kambium.

16 Terdiri atas daun-daun yang berujung runcing panjang sampai 1 meter.
Tiap daun mempunyai empat saluran udara dan hanya mempunyai satu ibu tulang daun yang tidak bercabang. Pangkal daun melebar dan pada sisi atas dekat pangkal terdapat foveum. Terdapat ligula di atas foveum.

17 Sporangium dilindungi oleh selaput yang disebut velum.
Terdapat banyak trabekula pada makrosporangium. Spora-spora baru lepas setelah dinding sporangiumnya membusuk. Contohnya Isoetes sp, Isoetes echinospora.

18 Contoh Kelas Isotinaceae
Isoetes sp Isoetes echinospora

19

20 Siklus Hidup Isoetes sp

21 5. Kelas Filicinae Ciri Umum: Disebut juga pakis.
Daun berupa makrofil dengan ukuran dan bentuk bermacam-macam. Pertulangan daun bercabang-cabang. Sporangium kebanyakan dalam sorus, keluar dari suatu bantalan yag dinamakan p;asenta atau reseptakel. Sorus dilindungi indusium atau tepi daun yang melipat. Bersifat homosfor, paku air bersifat heterosfor.

22 Reproduksi

23 a. Sub Kelas Eusporangiate
Famili Ophioglossaceae Mempunyai batang pendek di dalam tanah. Pada batang hanya ada satu daun, dua atau lebih. Di dalam akar terdapat mikoriza.

24 Besifat homosfor. Protalium berumah satu, tidak berklorofil. Hidup di dalam tanah sebagai saporofit dengan pertolongan mikoriza. Dapat berumur sampai beberapa tahun. Hidup sebagai paku tanah atau epifit. Contohnya Botrychium virginianum, Helminthostachys zeylanica, Ophioglossum reticulatum.

25 Contoh Famili Ophioglossaceae
Botrychium virginianum Helminthostachys zeylanica Ophioglossum reticulatum

26 b. Sub Kelas Leptosporangiatae
Famili Polypodiaceae Kebanyakan herba, ada juga yang pohon, dan mempunyai rizoma. Homospora. Sporangium terkumpul menjadi sorus yang bentuknya dapat bermacam-macam. Dan sebelum masak sorus itu tertutup oleh suatu selaput yang disebut dengan indusium.

27 Sporangium berdinding tipis, bertangkai dan mempunyai annulus yang letaknya vertikal.
Pada dinding sporangium seringkali terdapat suatu cincin yang terdiri dari sel-sel yang menonjol keluar dengan penebalan dinding radial dan dinding dalam.

28 Polypodium vulgare Pteridium aquilenum Platycerium bifurcatum Adiantum pedatum

29 Pyrrosia nummularifolia
Pyrrosia piloselloides Phyllitis scolopendrium

30 Famili Marsileaceae Merupakan tumbuhan air.
Batang merayap, kemudian ke atas membentuk daun-daun, dan ke bawah membentuk akar-akar. Akar melekat di dasar atau di lumpur. Heterospora. Sporangium terkumpul dalam sorus.

31 Makrosporangium dan mikrosporangium berdinding tipis dan tidak mempunyai annulus.
Di atas pangkal tangkai daun terdapat sporokarpium yang di dalamnya terdapat sorus. Contoh spesies dari famili ini yaitu Marsilea crenata, Pilularia globulifera, Marsilea angustifolia.

32 Contoh Famili Marsileaceae
Pilularia globulifera Marsilea crenata Marsilea angustifolia

33 Marsilea sp

34 Famili Salviniaceae Merupakan tumbuhan paku air.
Hidup mengapung bebas di permukaan air. Daun berkarang, tiap buku terdapat 3 daun, dua daun di atas air, satu daun di dalam air yang berbuku dan berbulu tebal. Tumbuhan heterospora. Sporangium terdapat dalam sorus dan sorus terdapat dalam sporokarpium.

35 Sporangium terdapat dalam sorus dan sorus terdapat dalam sporokarpium.
Sporokarpium terdapat pada buku-buku dari daun yang tenggelam. Contoh spesiesnya adalah Salvinia natans, Azolla pinnata. Salvinia natans Azolla pinnata

36 Manfaat Pteridophyta Sebagai tanaman hias Adiantum sp
Platycerium bifucartum (paku tanduk rusa), Asplenium sp (paku sarang burung). Sebagai obat Aspidium sp Dryopteris sp Lycopodium clavatum Selaginella plana Sebagai sayuran Marsilea crenata (semanggi) Pteridium equilium Sebagai pupuk Azolla pinnata

37 HATUR NUHUN semoga bermanfaat


Download ppt "PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) Part 2."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google