Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PASIR BESI
2
Genesa Pasir besi Sand (pasir) merupakan Pecahan batuan yang berukuran antara kerikil dan lanau, atau 1/16 – 2 mm pada skala Wentworth-Udden. Ketersediaannya dapat dijumpai di daerah pesisir seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor
3
Material Penyusun Pasir Besi
Pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin
4
Explorasi Metode pemetaan endapan di permukaan Pengukuran topografi
Pemboran Sumur uji Magnetometer
5
Pemetaan Endapan Pemetaan ini dimulai dengan orientasi lapangan dan pengeplotan lokasi obyek pengamatan ke dalam peta. Pengamatan singkapan batuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah tersebut dari segala aspek termasuk genetiknya.
6
Pemboran Untuk pengambilan contoh pasir besi menggunakan alat bor (hand auger) dengan interval baseline (garis sejajar pantai) 400 m – 800 m dan “cross line” sekitar 25m - 50 m. Contho-contoh pasir besi di atas permukaan air tanah diambil dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter 2,5 inchi, sedangkan conto pasir yang terletak di bawah permukaan air tanah diambil dengan bailer. Contoh-contoh diambil untuk setiap kedalaman satu meter atau lebih dan dibedakan antara contoh dari horizon A (diatas permukaan air tanah), conto horizon B (antara permukaan air tanah dan air laut) dan contoh dari horizon C (yang terletak di bawah permukaan air laut).
Pengurangan berat contoh dikerjakan di lapangan dengan cara “increment” berdasarkan J.I.S. (Japanese Industrial Standard), yaitu dengan jalan menampung contoh asli ke dalam baki kayu berukuran 90 cm x 60 cm x 2 cm. Mula-mula contoh dari kedalaman tiap 1,5 m atau kurang diaduk-aduk sampai homogen, kemudian diratakan sampai setinggi permukaan baki, setelah itu contoh dibagi-bagi menjadi 20 sampai 30 bagian yang sama dan dari tiap bagian tersebut masing-masing diambil sebanyak setengahnya dengan sendok increment berukuran 3 cm x 3 cm x 2 cm. Proses increment ini dilakukan beberapa kali, sehingga diperoleh contoh seberat lebih kurang 2 kg.
7
Auger Drill
8
Pengukuran Topografi Pengukuran topografi dengan menggunakan T0, dilakukan di sepanjang pantai. Pengukuran topografi untuk menentukan titik ikat pemboran berkaitan dengan pengambilan conto pasir besinya secara kuantitatif. Sedangkan untuk titik ikat global mengunakan koordinat GPS.
9
Sumur Uji Pembuatan sumur uji sangat diperlukan untuk pengecekan awal penyebaran endapan pasir besi, pada jarak tertentu dari pantai aktif apakah masih terdapat pasir besinya. Pemisahan fraksi magnetit dari non magnetit menggunakan magnet batang 300 gaus secara berulang-ulang sebanyak 7 kali untuk mendapatkan conto konsentrat yang cukup bersih.
10
Exploitasi Pasir besi biasanya dilakukan dengan tambang terbuka dengan cara berkelompok Kegiatan penambangan pasir besi biasanya dimulai dari menggali pasir, kemudian dimuat ke dalam truk lalu kemudian dipindahkan ke tempat penampungan sementara atau (pool). Setiap kelompok menghasilkan pasir besi yang berbeda-beda tergantung kemampuan kelompoknya masing-masing, mulai dari 3 truk sampai 10 truk (berisi 3 meter kubik atau lebih, tergantung dari jenis truknya).
11
Alat yang digunakan Modern: Excavator Tradisional: Cangkul dan Sekop
12
Proses Pengolahan 1. Penghancuran (Crushing) 2. Penghalusan (Grinding)
Bahan Baku utama adalah Bijih Besi (Iron Ore) atau Pasir Besi (Iron Sand) Umumnya terdapat di alam Indonesia dengan kadar besi sekitar 35% – 40% berbentuk besi oksida hematit (Fe2O3) dan bercampur dengan material ikutan seperti SIO2, Al2O3, CaO, MgO, NiO2, P, S dan H2O. Untuk meningkatkan kadar besi (Fe) hingga 60-65% diperoleh melalui tahapan proses: 1. Penghancuran (Crushing) Bahan baku dalam bentuk batuan atau pasir dihancurkan sampai ukuran 10 mesh. mesh 10 – 2mm mesh mm 2. Penghalusan (Grinding) Proses ini menghasilkan ukuran sampaı dengan 120 mesh. 3. Pemisahan (Magnetic Separator)
13
Gambar 1. Double Drum Magnetic Separator
14
Mineral besi pada pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi, sedangkan mineral pengotornya (gangue) memiliki sifat kemagnetan rendah. Gambar 2. Mineral Besi Pada Pasir Besi
15
Proses Pengolahan Proses Pengolahan
4. Pemanggangan (Roasting) Material bijih besi yang banyak mengandung bijih hematit (Fe2O3) diubah menjadi magnetit (Fe3O4) yang mempunyai daya magnit lebih kuat sehingga terpisah antara material yang non magnet dan dihasilkan kadar Fe sampai 65%. 5. Kalsinasi (Rotary Dryer) Bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam material, material diumpankan ke silinder yang berputar kemudian dihembuskan gas panas dari burner (temp oC). 6. Proses Reduksi (Rotary Kiln) Kandungan besi oksida menjadi besi murni dengan cara reduksi external dengan gas alam (gas CO) dan reduksi Internal dari Batubara Dengan temperatur 1700ºC akibat dari proses ini material oksida besi akan terpisah membentuk besi murni (Fe 92%) dan oksidanya membentuk gas CO2. Kemudian material tersebut didinginkan di pendingin cooler sampai temperatur 60ºC dan siap untuk curah. Hasil yang keluar dari alat ini sudah merupakan produk sponge iron yang berupa pellet dengan qualitas sesuai produk standart ASTM, JIS, DIN dan mempunyai kekuatan tekan 250mpa dengan diameter mm. Proses Pengolahan Proses Pengolahan
16
Produksi “Pig Iron” Hasil pellet (green pellet) yang dihasilkan dari proses pelletizer dimasukkan dalam tungku (blast furnace). Dimasukkan larutan kapur, gas CO sebagai zat pereduksi dengan suhu tertentu. Terjadi pelelehan (melting), dimana kandungan yang banyak mengandung logam besi (Fe) akan terpisah dari slagnya karena perbedaan berat jenis. Kandungan besinya akan masuk ke mesin casting (cetak) sesuai kebutuhan dengan kandungan Fe total 95% dalam produk jadi Pig Iron.
17
6. Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer)
Sebelum masuk ke alat ini material bijih besi dicampur dalam alat mixer agitator dengan batubara dan binder bentonit. Prinsip kerja dari alat ini adalah proses aglomerisasi konsentrat bijih besi yang telah bercampur batubara dan binder bentonit dimasukkan secara kontinyu kedalam mesin pelletizing yang berbentuk setengah drum/bejana yang berputar dengan kecepatan dan sudut kemiringan tertentu sambil disemprotkan air secara kontinyu. Akibat perputaran ini terjadilah gaya centrifugal yang menyebabkan partikel-partikel halus saling mendekat dan menekan satu sama lain sehingga terbentuklah gumpalan-gumpalan pellet basah (green pellet) sampai ukuran diameter 12 mm dan mempunyai kuat tekan 5 kg/pellet, hal ini diperlukan agar tidak pecah selama proses handling atau tranportasi ke proses berikutnya.
18
Potensi Cadangan Di Indonesia pasir besi terdapat di daerah Sumatra, Jawa, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor Beberapa wilayah pantai selatan di Jatim memiliki kandungan pasir besi yang cukup besar Dimulai dari pantai Puger, Jember Selatan, kandungan pasir besinya sekitar 60 hektar. Pantai Lumajang Selatan dan pantai Paseban juga memiliki pasir besi dengan luas yang hampir sama Deposit pasir besi di wilayah selatan Jawa Timur mencapai m3 yang mencakup luasan 2.434,83 Ha
19
Manfaat pasir besi Industri logam besi
industri semen dikarenakan warnanya yang hitam pekat pasir besi tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin fotokopi dan tinta laser, bahan utama untuk pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat Bahan dasar untuk industri magnet permanent. Bahan baku dasar dalam industri besi baja
20
Pengolahan pasir besi
21
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.