Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DIABETES MELLITUS Sigit Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DIABETES MELLITUS Sigit Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes"— Transcript presentasi:

1 DIABETES MELLITUS Sigit Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disampaikan pada perkuliahan KMB di PSIK FK Unsri

2 PENGERTIAN merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

3 merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
DM adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Merupakan penyakit menahun pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula/glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

4 Insiden No PENYAKIT FREKWENSI 1 Stroke, tanpa pendarahan 5,9 2
Pneumonia 3,5 3 Demam tifoid 4 Tuberkulosis paru 3,3 5 Pendarahan intracranial 3,1 6 Diabetes Mellitus 3,07 7 Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kelainan prematur 3,0 8 Trauma (klasifikasi lainnya 9 Penyakit jantung (klasifikasi lainnya) 2,9 10 Gagal ginjal (klasifikasi lainnya) Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2002

5 Prevalence of diabetes related of age
7.5% of population aged 25 years and over 17.9% years 23.0% years+ IFG or IGT % AusDiab Study (Dunstan et al, 2002)

6 EPIDEMIOLOGI Indonesia negara ke 4 setelah india, cina dan AS
Jumlah penderita DM 8,4 juta pada tahun 2002 dan diperkirakan pada 2030 menjadi 21,3 juta

7 CFR No penyakit kasus Total kasus persentase 1 Diabetes Mellitus 3.316
42.000 7,9 2 Tiroktosikosis 67 913 7,3 3 Gangguan kelenjar tyroid lainnya 148 4.065 3,6 4 Penyakit endokrin dan metabolic lainnya 823 9.912 8,3 Sumber : Statistik RS.Indonesia Edisi Tahun 2005, Ditjen Yanmed Depkes RI

8 Klasifikasi diabetes mellitus
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) DM yang berhubungan dengan keadaan / sindrom lainnya Diabetes mellitus gestasional (GDM)

9 Common characteristics of type 1 and 2
Age of onset Usually <40 (can occur in elderly) Usually >45 (but increasing at younger age Body weight Lean Usually obese Prone to ketoacidosis Yes No Medication Insulin essential Tablets and /or insulin Onset of symptoms Acute Gradual (may be asymptomatic) Risk Factors Genetic Viral/Environmental Family history Obesity/↓ activity Cultural background DPMI Workforce Development – The Alfred Workforce Development Team June 2005

10 ETIOLOGI (DM tipe I) a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

11 b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen. c. Faktor lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

12 ETIOLOGI (DM tipe II) Usia (cenderung meningkat > 65 th) Obesitas
Riwayat keluarga Kurang gerak pola makan yang tidak sehat

13

14 GEJALA Gejala akut Polifagia Polidipsia Poliuria
pada fase ini BB naik (Tjokroprawiro, 2001).

15 Signs and symptoms of Type 2
Excessive urination Thirst Recurrent infections / Thrush Tiredness / Drowsiness Weight change Blurred vision Hyperglycaemia Dehydration Urinary ketones Glycosuria

16 Gejala Kronik kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Tjokroprawiro, 2001).

17 gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut
11. Amiotropi 12. Ulkus Neurotropik 13. Penyakit ginjal 14. Penyakit p. darah perifer 15. Penyakit koroner 16. Penyakit p.d otak 17. Hipertensi Menurut Supartondo 1. Katarak 2. Glaukoma 3. Retinopati 4. Gatal seluruh badan 5. Pruritus Vulvae 6. Infeksi bakteri kulit 7. Infeksi jamur di kulit 8. Dermatopati 9. Neuropati perifer 10. Neuropati viseral

18 Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus
Glukosa darah sewaktu Kadar glukosa darah puasa 2 jam pp

19

20 Kriteria diagnostik WHO
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

21 Diagnosis of diabetes Diabetes IGT & IFG Diabetes Unlikely
Type 2, IFG, IGT Glucose Tolerance Test (GTT) 11.1 mmol/l 7.0 mmol/l mmol/l mmol/l <5.5 mmol/l Venous plasma Random Fasting 2hr GTT Diabetes IGT & IFG Diabetes Unlikely impaired fasting glucose (IFG) and impaired glucose tolerance (IGT) Evidence Based Guideline for the case Detection and Diagnosis of Type 2 Diabetes. Australian Government NHMRC

22 Penatalaksanaan DM Penyuluhan kesehatan Diet Olah raga OAD
(perkeni, 98)

23 Penyuluhan untuk rencana pengelolaan
pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes, perubahan perilaku ke arahsehat yang optimal (Perkeni,1998). Sukardji (2002) mengatakan bahwa penyuluhan sangat diperlukan agar pasien mematuhi diet.

24 Perencanaan diet Tujuan diet
tujuan diet DM adalah membantu penderita memperbaiki kebiasaan gizi olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, Menurut Pranadji (2000)

25 Tujuan khusus diet Memperbaiki kesehatan umum penderita
Memberikan kecukupan jumlah energi; memelihara BB normal Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan aktivitas normal. Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM. Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal. Menekan /menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang hamil, mempunyai penyakit hati, atau tuber kolosis paru. Menarik dan mudah diterima penderita.

26 Syarat Diet Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik. (pranadji) rumus Broca BB idaman = (TB – 100) – 10% Jumlah energi yang dibutuhkan Laki2: BBI x 30 kkal + Aktivitas (10-30%) + koreksi status gizi Perempuan: BBI x 25 kkal + Aktivitas (10-30%) +koreksi status gizi (Perkeni, 1998)

27 Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.
Hidrat arang diberikan 60-70% total energi, disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya. Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi. Cukup vitamin dan mineral. Berikan makanan sesuai dengan obat yang diberikan* Lemak dianjurkan 20–25% dari total energi. Batasi asupan kolesterol, tidak lebih dari 300 mg/hr Konsumsi makanan berserat ( + 25 g/hr) terutama serat larut. *(Persagi, 1999).

28 seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg maka berapa kalori bagi pasien ini ?
seorang wanita bertinggi badan 150 cm, berat dan ada 65 kg maka berapa kalori bagi pasien ini ?

29 A lebih baik dari pada B apalagi C

30 DIET UNTUK PASIEN DM Macam Diet I II III IV V VI VII VIII
Energi (kal)         1100   1300   1500   1700   1900   2100   2300   2500 Protein (gr)            50       55       60       65      70       80        85      90 Lemak (gr)             30       35       40       45      50       55        65      65 Hidrataran (gr)     160     195     225     260    300      325     350     390 Sumber : Persagi, 1999 Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita yang kurus, diabetes remaja atau juvenille diabetes serta diabetes dengan komplikasi.

31 CONTOH DIET Pada dasarnya terdiri atas 3 kali makan utama dan 3 kali makan antara (snack) dengan jarak 3 jam. Pukul makan pagi. Pukul makanan kecil atau buah. Pukul makan siang. Pukul makanan kecil atau buah. Pukul makan malam. Pukul makanan kecil atau buah.

32 CONTOH DIET DM (1 unit = 80 kalori)

33 Makanan yang tidak diperbolehkan
gula murni seperti terdapat pada : gula pasir, gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly, buah-buahan yang diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis, abon, dendeng, sarden dan semua produk makanan yang diolah dengan gula murni.

34 Latihan Jasmani Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit sifatnya CRIPE (Continuous, rhytmical, interval, progresife, endurance training) (Perkeni, 1998). Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target.

35 Obat berkhasiat hipoglikemik
Obat Anti Diabetes (OAD) atau Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresi insulin. (2) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia (Perkeni, 1998).

36 SEDIAAN INSULIN Short acting insulin
Merupakan larutan insulin sederhana dengan mula kerja 30 menit menghilang dalam 8 jam. Contoh obat : actrapid Intermediate dan long acting insulin Lama kerjanya antara 16 – 35 jam. Contoh obat : insulatard Isophane insulin (NPH) Lama kerjanya sekitar 20 jam Biphasic fixed mixture insulin Merupakan campuran insulin larut dan isophane dengan berbagai perbandingan misalnya 30% insulin larut dan 70% isophane Ultralente Merupakan suspensi kristal Zn insulin yang lama kerjanya mencapai 35 jam.

37 OBAT ANTIDIABET ORAL (OAD)
Glipizid dan glicazid Mempunyai waktu paruh yang pendek Dosis 2,5 – 5 mg sehari sebelum makan pagi atau siang. Glibenclamid Waktu paruh lebih panjang dan diberikan satu kali sehari. Mempunyai efek samping gangguan saluran pencernaan dan rash bisa terjadi tetapi jarang. Dosis awal pemberian 5 mg sehari satu kali. Diberikan setelah makan pagi. Penderita lanjut usia dosis 2.5 mg. Dosis maksimal 15 mg sehari Repaglinid Turunan benzamido dengan mula dan lama kerja yang cepat, diminum saat makan untuk menghasilkan kadar insulin yang tinggi saat mencerna dan menghindari hipoglikemi antar waktu makan. Disis awal 500 microgram, diberikan 30 menit sebelum makan

38 Biguanid Contoh obat : metformin. Metformin bekerja di perifer untuk meningkatkan uptake glukosa. Dosis dewasa atau anak diatas 10 tahun 500 mg pada waktu makan pagi selama 1 minggu. Kemudian 500 mg pada waktu makan pagi dan makan malam untuk  minggu berikutnya. Kemudian 500 mg pada saat makan pagi, siang dan malam. Dosis maksimal 2 gram sehari dalam dosis terbagi. Acarbose Dosis awal 50 mg sehari, ditingkatkan sampai 50 mg tiga kali sehari, kemudian ditingkatkan sesuai kebutuhan setelah 6 – 8 minggu sampai 100 mg tiga kali sehari. Maksimal 200 mg  kali sehari. Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun. 6. Glitazon (Thiazolidindon) Obat ini meningkatkan sensitifitas insulin dengan berikatan pada reseptor PPAR-γ yang selanjutnya meningkatkan transkripsi gen yang memperantarai kerja insulin.

39 Guidelines for the management and care of diabetes in the elderly in Australia

40 Purpose of guidelines Provide accessible information on diabetes prevention, diagnosis, treatment and long term management options Guidance on what is broadly appropriate rather than prescriptive Important application relies on individual assessment of health status, self care beliefs and physical environment.

41 1. Case detection and diagnosis
Masyarakat rentan yang Asymptomatic harus diskrining hingga dipastikan tidak terdiagnosis DM. measurement of fasting plasma glucose as recommended for the general population

42 2. Assessments and targets
Target BGLs 4 - 8 mmol/L ideal mmol/L safer for elderly (many live alone) mmol/L in hospital < 4 mmol/L= risk of hypoglycaemia > 15 mmol/L = nampak gejala hyperglycaemia, meningkat resiko komplikasi Blood glucose levels

43 Monitoring BGLs

44 Controlling blood sugar levels (BGLs)
Glycaemic control (HbA1c 7%, adjustment for hypoglycaemia) setiap 2x/th hingga 4x/th bila tidak stabil Blood glucose levels

45 Controlling blood sugar levels (BGLs)
2. Exercise / Activity Meningkatkan sensitifitas insulin Menurunkan insulin requirements Mengurangi BB Mengontrol lemak Mengontrol tekanan darah

46 3. Healthy Eating Regular carbohydrate High in fibre
Low in fat (particularly saturated fat) Low in added sugar Adequate energy /protein/fluids/vits and mins

47 4. Mengatur Tekanan darah dan lemak
BP (140/90 mm/Hg) Lipid profile (LDL <2.5, TG <2.0 mmol/L) Kaji setiap 3 bulan; bila normotensive setiap 6 bulan

48 5. Ginjal, mata dan kaki Renal function Kaji setiap tahun (Assess annually) Setiap 3 - 6/12 jika positive (microalbuminuria/protein) Creatinine annually Eye examination Kaji setiap 2 thn ; jika retinopathy maka setiap thn Foot assessment Assess annually ; 3-6/12 for high risk feet

49 Capacity/desire to learn Capacity for self care Eyesight/hearing
4. Cognitive capacity Capacity/desire to learn Capacity for self care Eyesight/hearing Literacy level Poor memory Assess with Mini Mental State Exam (MMSE) (score = 30, suggests dementia, <10 severe dementia) Gregg EW. Complications of diabetes in elderly people. Underestimated problems include cognitive decline and physical disability. BMJ 2002b; 325,916-7

50 3. Special treatments Kaji status nutrisi (Nutrition assessment)
Distribution dan intake karbohidrat Kehilangan BB tidak direkomendasikan > 20% di atas rentang BB Encouraged to follow National Physical Activity Guidelines: 30 minutes of physical activity each day (tailored for frail elderly) Encouraged to follow National Physical Activity Guidelines: 30 minutes of physical activity each day (tailored for frail elderly)

51 Stop Alcohol No smoking Hypoglycaemic agents Antihypertensive therapy Lipid lowering therapy

52 4. Addressing barriers to health care and education
Education considerations Information provided is consistent with individual’s capacity to comprehend Communication is consistent with adult learning principles Language and culture, interpreter Assess individual needs Include significant others Provide written information Review knowledge and skills regularly Consistent information

53 5. Hypoglycemia Greater awareness of risk
Specific education to the elderly and carers rehypos/changes in OHA/other Increase BG testing Caution with prescribing diabetes tablets /insulin treatment

54 6. Hyperglycemia Symptoms/confusion NO ketones Significant dehydration
The possibility of Hyperosmolar Hyperglycemic Nonketotic state (HONK) Symptoms/confusion NO ketones Significant dehydration 50% have non diagnosed Type 2 Diabetes Can be fatal, mortality 10-63% Treated with IV fluids, some insulin

55 7. Primary Prevention Elderly people should be encouraged to exercise regularly and to lose excess weight in order to reduce their risk of developing Type 2 diabetes


Download ppt "DIABETES MELLITUS Sigit Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google