Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MANAJEMEN OPERASIONAL - I

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MANAJEMEN OPERASIONAL - I"— Transcript presentasi:

1 MANAJEMEN OPERASIONAL - I
HANAFI AMD Kom

2 Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan
Pertemuan : Manajemen Operasi Serta Fungsi Operasi Pertemuan : Keputusan Dalam Manajemen Operasi Sebagai Suatu Kerangka Pertemuan : Strategi operasi Pertemuan 4 dan 5 : Operasi terpusat Pertemuan : Teknik Perkiraan Pertemuan : Metode Perkiraan Kausalik Pertemuan : Ujian Tengah Semester Pertemuan : Desain produk Pertemuan : Interaksi antara desain produk dan proses Pertemuan : Desain proses Pertemuan : Desain Operasi Jasa Pertemuan : Pemilihan Teknologi Pertemuan : Analisa aliran proses Pertemuan : Penggunaan Analisis Aliran Proses Pertemuan : Tata letak fasilitas Pertemuan : Ujian Akhir Semester

3 Materi Pembelajaran 1. Pengertian Manajemen Operasi 2. Sejarah Manajemen Operasi 3. Tujuan dan Minat Manajemen Operasi 4. Fungsi Operasi 5. Operasi sebagai system Produktif

4 Pengertian Manajemen Operasional
Manajemen operasional adalah: Manajemen dari sistem-sistem atau proses-proses yang menghasilkan barang-barang dan /atau menyediakan jasa-jasa Manajemen operasional mempengaruhi: Kemampuan perusahaan untuk bersaing Kemampuan sebuah negara untuk bersaing secara global

5 Organisasi Tiga Fungsi Utama Organisasi Keuangan Operasi Pemasaran

6 Keterkaitan dalam operasional bisnis
Pemasaran Keuangan

7 Proses Pertambahan Nilai
Fungsi operasi melibatkan perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan Tanah Tenaga Kerja Modal Transformasi/ Proces pengubahan Keluaran Barang Jasa Pengawasan Feedback Nilai Tambah

8 Nilai Tambah & Paket Produk
Nilai tambah adalah perbedaaan antara harga dari masukan-masukan (inputs) dengan nilai atau harga keluaran-keluaran (outputs). Paket produk (paket) adalah kombinasi dari barang dan jasa. Paket produk dapat menjadikan sebuah perusahaan lebih kompetitif.

9 Rangkaian kesatuan (Continuum) barang dan jasa
Bedah, Mengajar Menulis lagu, pengembangan software Perbaikan komputer, restoran Perbaikan mobil, RM cepat saji Home remodeling, Ritel Perakitan mobil, pembuatan baja

10 Penyiapan makanan Masukan Proses Keluaran Bahan mentah Bersikan
Buah kaleng Lembaran logam Buat Kaleng Air Potong Energi Masak Tenaga Kerja Bungkus Bangunan Pasang Label Peralatan

11 Proses di rumah sakit Masukan Proses Keluaran Dokter, perawat Tes
Pasien sehat Rumah sakit Bedah Suplai obat Monitor Peralatan Pengobatan Laboratorium Terapi

12 Ruang Lingkup Manajemen Operasional
Manajemen operasional mencakup: Peramalan Perencanaan kapasitas Penjadwalan Manajemen persediaan Jaminan Mutu Motivasi karyawan Keputusan lokasi perusahaan Manajemen rantai suplai Dan banyak lagi . . .

13 Penurunan dalam pekerjaan manufaktur
Produktivitas Peningkatan produktivitas memungkinan perusahaan-perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan produksi mereka dengan menggunakan sedikit pekerja. Outsourcing Beberapa perusahaan telah melakukan outsourcing kebutuhan mereka kepada perusahaan-perusahaan yang lebih produktif.

14 Tantangan dalam pengelolaan usaha jasa
Pekerjaan jasa kurang terstruktur dibandingkan pekerjaan manufaktur . Tingginya hubungan dengan pelanggan/nasabah Rendahnya tingkat keahlian pekerja Tingginya tingkat perputaran tenaga kerja Tingginya keberagaman masukan Kinerja usaha jasa dapat dipengaruhi oleh hal pribadi pekerja.

15 MANAJEMEN OPERASI Efisiensi dan efektifitas produksi
FUNGSI MANAJEMEN OPERASI (Yamit, 1996) Menentukan layout produksi secara efisien Pemeliharaan agar tercipta kontinuitas produksi Meminimalisasi produk cacat atau gagal Menentukan desain produk Menentukan skedul kerja yang efektif Mengevaluasi biaya dari tambahan jam kerja Memperbaiki sistem informasi dengan supllier Efisiensi produksi TUJUAN MANAJEMEN OPERASI Efisiensi dan efektifitas produksi

16 Peran Manajer Operasi Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar tidak menyita waktu dalam gerakan. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya rendah. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari para suplier Menentukan atau memperbaiki skedul kerja Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika terjadi penambahan jam kerja Memperbaiki sistim informasi produksi dnegan para suplier Memperbaiki manajemen persediaan Memperbaiki produktifitas Mengurangi, jika memungkinkan menghapus pemborosan Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses

17 Sejarah evolusi manajemen operasional
Revolusi industry (1770’s) Manajemen sains (1911) Produksi massal Bagian-bagian yang bisa ditukar Pembagian tenaga kerja Pergerakan Hubungan Manusia (Human relations movement) ( ) Model-model keputusan (1915, ’s) Pengaruh perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang

18 Sejarah Perkembangan manajemen Operasi
Enam Aliran Utama

19 1. Pembagian kerja Pembagian kerja (devision of labor) didasarkan atas konsep “spesialisasi” tenaga kerja pada suatu tugas tunggal sehingga dapat menghasilkan produktivitas dan efisiensi lebih besar Tokoh ; adam smith, dengan bukunya “The wealth of nation” Yaitu; spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan output karena, Peningkatan ketrampilan karyawan penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan Penemuan peralatan dan mesin-mesin

20 2. Revolusi industri Yaitu merupakan penggantian tenaga manusia dengan mesinditandai oleh James watt (1764), dengan penemuan mesin uap yang merupakan sumber tenaga mesin mobil utk pertanian dan pabrik-pabrik Tahun 1800an dengan pengembangan bahan bakar mesin dan listrik, sehingga berdampak pada peningkatan produksi yang pesat dalam industri Amerika kemudian sampai pada desakan akan otomatisasi dan produksi volume tinggi.

21 3. Manajemen ilmiah (scientific manajement)
Awal 1900 an oleh frederick winslow taylor Pengertian manajemen ilmiah yaitu: Merupakan penerapan metode-metode ilmiah pada studi analisa dan pemecahan masalah-masalah operasi Seperangkat mekanisme dan teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi organisasi Pemikiran manajemen ilmiah bertujuan untuk meningkatkan metode kerja terbaik melalui penggunaan pendekatan ilmiah berikut ini; Observasi metode kerja sekarang dan pengembangan metode kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisa ilmiah Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai kemampuannya Latihan dan pengembangan karyawan Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja

22 4. Hubungan manusiawi Pendekatan hubungan manusiawi menekankan pentingnya motivasi dan unsur manusia dalam desain kerja Dikembangkan oleh Elton Mayo Dalam studi tentang perilaku karyawan pada perusahaan dimana motivasi karyawan merupakan unsur krusial dalam meningkatkan produktifitas, selain lingkungan fisik dan teknik

23 5. Model keputusan kuantitatif
Model keputusan dinyatakan dalam berbagai ukuran “performance” batasan dan variabel keputusan Tujuan model ini adalah untuk menemukan nilai optimal berbagai variabel keputusan yang akan meningkatkan performance sistem dengan batasan-batasan yang ada Teknik prosedur ini dikenal dengan istilah, “manajemen science atau operasional research”merupakan dasar rasional pembuatan keputusan nanajemen Misal ,th 1915 F.W.harris mengembangkan rumusan economical Order Quantity (EOQ) untuk manajemen persediaan.

24 6. Komputer Diperkenalkan pertama kali tahun 1950
Saat ini hampir semua operasi manajemen persediaan, sceduling produksi, pengawasan kualitas dan sistem pembiayaan menggunakannya.

25 FUNGSI OPERASI Di didalam suatu unit usaha dikenal adanaya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu di jumpai, yaitu : 1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlah) maupun pelayanan dan pengantaran produk ke tangan konsumen. 2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan aktifitas unti usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan. 3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasaran kepada konsumen.

26 OPERASI SEBAGAI SISTEM YANG PRODUKTIF
Manajemen operasi sebagai pengelola system transformasi yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Yang menjadi masukan system tersebut adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya

27 Adapun transformasi input – output sistem produksi dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :
Gambar. Skema Sistem Poduksi

28 Konsep Dasar Sistem Produksi
a. Elemen Input dalam Sistem Produksi Pada dasarnya input dalam sistem produksi dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu : input tetap (fixed input) dan input variabel (variable input). Input tetap didefenisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tidak tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Input variabel didefenisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan input itu tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. b. Proses dalam Sistem Produksi Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefenisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. c. Elemen Output dalam Sistem Produksi Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang dan/atau jasa, yang dalam buku ini disebut sebagai produk.

29 Adapun Sistem Produksi Manufaktur terdiri dari:
1. Model Input-Output Produksi adalah segala proses yang dirancang untuk mengubah (mentransformasikan) suatu susunan elemen masukan (input) menjadi suatu susunan elemen keluaran (output) yang spesifik. 2. Parameter Sistem Produksi Adapun parameter-parameter tersebut adalah: 1. Produksi, adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa 2. Produktivitas, adalah pemanfaatan sumber daya yang efesien (masukan) untuk menghasilkan barang atau jasa (keluaran) 3. Efesiensi, adalah rasio keluaran yang dihasilkan terhadap keluaran yang diharapkan. 4. Efektivitas, adalah tingkat pencapaian tujuan 5. Utilitas, adalah kemampuan sebuah barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia 6. Kualitas, adalah suatu ciri, sifat, derajat, jenis, pangkat, standar atau penilaian yang membedakan suatu hal dari hal yang lainnya 7. Kapasitas, adalah jumlah keseluruhan yang mungkin dicapai oleh pabrik dan perlengkapan yang ada

30 Fleksibilitas, adalah sifat peralatan yang bisa berubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kapasitas yang besar dan tingkat produksi yang tinggi mungkin dapat menurunkan biaya, tetapi dapat menurunkan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri pada perubahan. Peran manajer operasi adalah mengawasi system transformasi dan lingkungannya agar dapat merencanakan, mengendalikan dan memperbaiki system. Tabel 1.1. menunjukkan contoh lain dari system produksi di masyarakat. Dengan mempelajari operasi sebagai system transformasi, banyak hal dapat dipelajari mengenai cara memperbaiki desain operasi dan pengambilan keputusan

31

32

33 Pemasaran dan Penjualan
Perintah untuk melaksanakan kegiatan produksi yaitu kegiatan untuk mengolah material menjadi sebuah produk yang diinginkan umumnya akan diformulasikan oleh Departemen Pemasaran dan Penjualan dari sebuah perusahaan. Hal ini akan direalisasikan melalui tiga cara berikut: 1. Customer (pelanggan) akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya. 2. Customer akan membeli satu atau lebih produk yang dibuat secara bebas (standar) atau tidak perlu menunggu datangnya pesanan terlebih dahulu. 3. Suatu pesanan yang didasarkan pada suatu ramalan kebutuhan dari suatu produk tertentu di masa yang akan datang. Di sini peramalan akan dibuat oleh staf bagian pemasaran yang bekerja secara koordinatif dengan bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

34 B. Perancangan Produk Bilamana produk harus dibuat dengan spesifikasi khusus yang dikehendaki oleh pemesan, maka di sini rancangan produk akan sangat tergantung atau harus disiapkan oleh pemesan itu sendiri, hal ini bisa dijumpai pada kasus job order. Sebaliknya, bilamana rancangan produk tersebut merupakan patent atau hak milik, maka di sini industri manufaktur berkewajiban dan bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkannya. Rancangan produk didokumentasikan dengan gambar-gambar kerja (baik berupa gambar lengkap maupun detail komponen - komponennya), identifikasi jelas menjadi standar maupun spesifikasi teknisnya, serta bill of materials yang akan menunjukkan berapa jumlah masing – masing komponen yang dibutuhkan oleh setiap produk. Untuk melihat aspek kelayakan teknis maupun ekonomis seringkali dibuat sebuah prototype dan rancangan produk yang akan dibuat maupun dipasarkan tersebut.

35 C. Teknik Produksi Bagian teknik produksi dari sebuah industri menufaktur akan memiliki 4 (empat) tanggung jawab pokok, yaitu: Memberikan saran dan rekomendasi teknis bagi departemen perancangan produk (R&D) tentang bisa/mudah tidaknya sebuah rancangan produk pada saat akan diwujudkan. Rancangan produk yang baik adalah yang bisa dengan mudah dibuat (machine ability) dengan biaya produksi yang kompetitif. Menetapkan langkah-langkah proses produksi yang diperlukan untuk membuat sebuah produk/komponen. Istilah yang dimaksud ini dibuat dalam sebuah route sheet yang berisikan daftar langkah-langkah operasional dan sekaligus menyebutkan mesin atau perkakas yang digunakan. Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Bertindak sebagai trouble shooting bilamana dijumpai adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama proses berlangsung atau setelahnya, seperti: - Material tidak memenuhi standar yang ditetapkan. - Perkakas/peralatan produksi tidak bisa dioperasikan sesuai dengan yang dikehendaki. - Komponen – komponen yang dibuat menyimpang dari batas-batas toleransi yang diberikan yang berakibat sulit untuk dirakit.

36 D. Teknik Industri Fungsi dari departemen ini adalah untuk menetapkan metode kerja dan waktu standar untuk setiap aktivitas produksi. Maksud dari penetapan metode kerja di sini adalah untuk mendapatkan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas, kemudian menstandarkannya. Selanjutnya dengan penentu waktu standar, hal ini diartikan sebagai penetapan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan metode yang sudah dibakukan tersebut. Waktu standar tersebut selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk membuat rencana/jadwal kerja dasar, penetapan insentif atau bonus kerja, dan sebagainya. Selain menetapkan metode kerja dan waktu standar, maka fungsi dan tanggung jawab dari Departemen Teknik Industri menyangkut pula masalah – masalah program pengurangan biaya, perbaikan atau peningkatan produktivitas, studi tentang tata letak fasilitas produksi, proyek-proyek riset operasional, dan lain-lain.

37 E. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Kewenangan untuk membuat produk seperti yang telah diputuskan haruslah diterjemahkan dalam bentuk master schedule yang mana secara spesifik master schedule ini akan memberi beberapa informasi tentang berapa banyak jumlah unit dari masing-masing produk/komponen yang harus dibuatkan dan kapan masing – masing harus dikirim. Master schedule selanjutnya harus diterjemahkan dalam bentuk order pembelian untuk raw materials, pemesanan untuk pembelian komponen dari luar, dan jadwal produksi untuk komponen – komponen yang dibuat sendiri. Hal – hal tersebut harus ditetapkan waktunya secara ketat, dan dikoordinasikan untuk menjamin agar pengiriman (delivery time) dari produk akhir bisa tepat waktu.

38 Periode penjadwalan dalam penyusunan sebuah master schedule umumnya dibuat per bulan. Master schedule harus pula konsisten dengan kapasitas produksi dari pabrik. Dengan demikian master schedule tidak boleh disusun melebihi kapasitas produksi, yaitu jumlah maksimum yang mampu dibuat oleh pabrik dan tenaga kerja tertentu. Selain menyusun master schedule, maka tugas dan tanggung jawab lainnya dari departemen ini adalah melaksanakan aktivitas-aktivitas seperti: 1. Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) Berdasarkan master schedule, maka komponen-komponen yang diperlukan untuk sebuah produk harus direncanakan kebutuhannya. Bahan baku ini harus dipesan untuk pembuatan berbagai macam komponen yang diperlukan, demikian pula dengan komponen-komponen yang harus dibeli langsung dari luar. Semua aktivitas ini harus dikenal dengan perencanaan kebutuhan material atau Material Requirement Planning (MRP).

39 3. Penyebaran (Dispatching)
2. Penjadwalan (Scheduling) Dari hasil penyusunan MRP, maka tugas selanjutnya adalah penjadwalan produksi (Production Scheduling). Hal ini meliputi tugas – tugas untuk membuat jadwal produksi kapan mulai dan kapan ditargetkan harus selesai pembuatan berbagai macam komponen yang harus dilaksanakan dengan fasilitas-fasilitas produksi yang ada. Di sini akan dijumpai beberapa faktor yang mengakibatkan proses penjadwalan produksi menjadi sangat kompleks seperti jumlah komponen yang besar, aliran proses produksi yang tidak sama untuk setiap komponen yang memerlukan ataupun penggunaan mesin yang berbeda-beda, baik jenis maupun kapasitasnya, dan lain-lain. 3. Penyebaran (Dispatching) Berdasarkan jadwal produksi, fungsi penyebaran akan berkepentingan dengan penyebaran order individual ke operator. Hal ini meliputi penyebaran route sheets, gambar kerja, instruksi kerja, dsb.

40 4. Ekspedisi Sekalipun rencana dan jadwal kerja telah dibuatkan secara baik, tetapi tidak menutup kemungkinan masih dijumpai hal-hal yang salah dalam pelaksanaannya. Tugas atas fungsi dari aktivitas ekspedisi ini adalah membandingkan kemajuan/penyelesaian yang nyata dengan jadwal produksi yang dibuat. Untuk order – order yang terlambat dari jadwal yang dibuat, maka petugas ekspedisi harus segera mengambil tindakan koreksi. Hal ini menyangkut pengaturan kembali jadwal yang lebih sesuai lagi.

41 F. Proses Manufakturing Proses Manufacturing merupakan proses untuk merubah bentuk (transformasi) bahan baku menjadi produk jadi. Di sini akan meliputi berbagai macam aktivitas produksi. Termasuk dalam aktivitas manufacturing ini, selain proses fabrikasi ataupun perakitan, adalah aktivitas pemindahan bahan, yaitu aktivitas untuk menggerakkan/memindahkan bahan baku dari satu proses menuju ke proses produksi yang lain, dan perawatan mesin, seperti perbaikan perabotan, preventive maintenance, dan lain-lain.

42 G. Pengendalian Kualitas Departemen Pengendalian Kualitas bertanggung jawab untuk menjamin agar kualitas dari produk dan komponen – komponennya bisa memenuhi standar yang telah dispesifikasikan oleh perancangnya. Fungsi pengendalian kualitas ini harus dilaksanakan secara total dan terpadu pada setiap langkah yang ditempuh sepanjang siklus manufaktur berlangsung. Hal ini sering disebut sebagai langkah Pengendalian Kualitas Terpadu (Total Quality Control). Pada langkah ini material ataupun komponen yang diterima dari pemasok luar harus diperiksa dan diuji kualitasnya sebelum diproses (phase incoming quality control). Selanjutnya produk – produk yang dibuat dalam proses fabrikasi harus pula diperiksa secara seksama selama langkah – langkah operasi produksi berlangsung, dan pemeriksaan akhir dari produk yang selesai dibuat harus pula dilakukan lewat pengujian untuk melihat kualitas fungsi dan performansi kerjanya apakah sudah sesuai dengan standar ataupun kepuasan si pemakai atau tidak. Langkah pengendalian kualitas adalah mengupayakan agar setiap produk yang dibuat bisa sesuai dengan apa yang diminta oleh pemakai. Konsep ini lazim dikenal dengan fitness for use.

43 H. Pengiriman dan Pengendalian Persediaan Langkah terakhir adalah berupa aktivitas Pengiriman (shipping) dan pendistribusian produk langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut di dalam gudang sebagai persediaan (inventory). Maksud dari pada pengendalian persediaan di sini adalah untuk memberi jaminan agar produk selalu tersedia setiap saat untuk memenuhi permintaan konsumennya. Walaupun demikian tetap perlu dilakukan analisa yang tepat agar persediaan dapat dikendalikan pada tingkat yang optimal agar dana yang diinvestasikan akibat persediaan tersebut dapat segera ditarik kembali secepatnya. Fungsi pengendalian persediaan ini tidak saja harus diaplikasikan dan ditujukan kepada produk akhir (finished goods) melainkan juga terhadap bahan baku atau bahan setengah jadi termasuk komponen – komponen. Dalam setiap kasus, perencanaan dan pengendalian persediaan harus dicapai suatu keseimbangan antara resiko menyimpan persediaan dalam jumlah terlalu sedikit dengan kemungkinan terjadi stock-out dan besarnya investasi yang macet/berhenti akibat persediaan yang terlalu besar. Optimisasi persediaan, sekali lagi, perlu diperhatikan dalam kasus ini.

44 TUGAS-1 Apakah defenisi Manajemen Operasi?
Tuliskan pihak-pihak yang terlibat pada manajemen operasi? Jelaskan secara singkat sejarah manajemen operasi? Jelaskan secara singkat fungsi manajemen operasi? Jelaskan yang dimaksud operasi sebagai sistem produktif?

45 Terima Kasih


Download ppt "MANAJEMEN OPERASIONAL - I"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google