Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLiani Hardja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
II. TUJUAN ESDL TIK. Setelah selesai mengikuti kuliah ini diharapkan akan mampu menjelaskan tentang tujuan, konsep dan prinsip dasar ESDL, dan hubungannya dengan perencanaan penggunaan lahan
2
1. Tujuan, Konsep dan Prinsip Dasar
Tujuan ESDL : Untuk memilih penggunaan lahan yang paling optimum untuk masing-masing unit lahan yang ditetapkan, termasuk pertimbangan fisik, sosial, ekonomi dan konservasi sumberdaya lingkungan untuk penggunaan yang akan mendatang. ESDL : Merupakan informasi bagi pengambil keputusan terhadap penggunaan sumberdaya lahan yang menguntungkan dan berkelanjutan (subtainable).
3
ESDL Harus Mampu Menjawab Pertanyaan-pertanyaan, Jawabannya harus masuk dalam Evaluasi :
1. Bagaimana kondisi lahan saat ini dikelola , apa yang terjadi bila terus dikelola. ◘ perubahan pengelolaan; 2. Perbaikan apa yang perlu dan mungkin digunakan. ◘ perbaikan apa?; 3. Penggunaan lain yang spesifik dan menguntungkan, secara sosial ekonomi juga dianggap relevan, ◘ penggunaan lain; 4. Di antara pilihan tersebut, mana alternatif yang paling ekonomis dan sustainable, ◘ pilihan terbaik dari penggunaan (sustainable product; other benefit)
4
ESDL Harus Mampu : lanjutan
5. Efek negatif apa yang baik secara fisik, sosial, dan ekonomis berasosiasi dengan masing-masing penggunaan, ◘ efek negatif apa Input apa yang menguntungkan dan mempunyai efek negatif paling rendah/kecil, dan ◘ meningkatkan keuntungan Apa keuntungan dari masing-masing penggunaan. ◘ keuntungan Selain itu, harus pula menjawab pertanyaan tambahan berikut : Apa pengganti kondisi lahan yang mungkin dan perlu, dan bagaimana itu dapat menghasilkan, dan ◘ pengganti lahan Apa input yang tidak berulang dan perlu untuk implementasi perubahan tsb. ◘ input berulang
5
Konsep ESDL : Evaluasi dilakukan terhadap lahan, bukan tanah; Evaluasi dilakukan menggambarkan kondisi sekarang (aktual); Evaluasi yang dilakukan membuat prediksi bagi kondisi yang akan datang (potensial)
6
Prinsip Dasar 1. Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasian untuk penggunaan spesifik: Informasi; penggunaan lahan yang berbeda membutuhkan persyaratan yang yang berbeda - Dataran banjir --- sawah, tambak, kolam - Lahan Kering --- tanaman semusim, perkebunan, dll Perbandingan keuntungan – masukan yang diperlukan bagi penggunaan yang berbeda: Penggunaan lahan --- keuntungan yang diperlukan input, pilh alternatif yang paling menguntungkan 3. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan konteks fisik, sosial, dan ekonomi yang relevan dengan wilayah/kawasan tersebut: Informasi komponen : iklim, tanah, lingkungan, tenaga kerja, sosial, ekonomi, dan pasar
7
Prinsip Dasar : lanjutan . . .
4. Kesesuaian dianggap penggunaan atas dasar berkelanjutan (Sustainable ) : ● SDA merupakan titipan anak cucu ● Desain pemanfaatan sumberdaya lahan untuk generasi masa depan dengan tidak mengorbankan kepentingan generasi masa kini 5. Evaluasi didasarkan perbandingan lebih dari satu cara penggunaan : ● Memberikan pilihan, oleh karena itu harus lebih dari satu penggunaan 6. Pendekatan Multidisiplin : ● Bidang keahlian; sosial, ekonomi, sosiologi, tanah, surveyor, ekolog, geomorfolog, forester, dll.
8
ESDL dapat Digunakan sebagai Kerangka Kerja untuk berbagai kondisi :
Menyediakan satu perangkat prinsip, konsep dan prosedur untuk ESDL yang baik, yang dapat digunakan untuk menilai dengan kritis sistem-sistem ESDL yang ada atau membuat suatu sistem ESDL yang baru. Kerangka kerja ESDL tidak sama dengan sistem ESDL. ESDL dimaksudkan untuk penggunaan sumberdaya lahan pedesaan, termasuk pertanian, peternakan, kehutanan, rekreasi, pariwisata, konservasi alam, dan jalan pedesaan. Dapat dipakai di seluruh dunia dan relevan bagi negara maju, juga negara sedang berkembang.
9
Lanjutan Dapat digunakan untuk lahan alami, juga untuk wilayah yang sedang digunakan dan padat penduduknya dengan kebutuhan lahan yang berkompetisi. Dapat digunakan untuk segala tingkatan intensitas dengan kisaran eksplorasi sampai sangat detil. Dapat digunakan untuk perencanaan penggunaan lahan oleh pemerintah secara nasional dan lokal, seperti halnya perusahaan konsultasi, petani dan program lainnya. Dapat digunakan untuk membuat sistem ESDL nasional, juga proyek pengembangan lahan individual.
10
Peranan ESDL dalam Perencanaan Penggunaan Lahan
Manfaat ESDL (awalnya --- sekarang ) : Agar jangan salah bertindak : ● Untuk mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan korbanan serendah-rendahnya. ● Tanpa mepertimbangkan pengaruh/efek negatif.
11
Manfaat ESDL (ke depan) :
● Untuk negara berkembang; pengembangan lahan ada 3 tahap, yaitu : - Inventarisasi SDL - Kelayakan proyek - Perencanaan Usahatani ● Untuk negara maju; penataan kembali penggunaan lahan dengan pengolahan lahan. Awalnya hanya mempertimbangkan keuntungan semata, tapi kini harus pula mempertimbangkan efek negatif, maka setiap projek harus ada AMDAL.
12
Keputusan Pengembangan (Rencana Penggunaan Lahan)
Tujuan Pengembangan Survei Dasar (Inventarisasi Data) Evaluasi SDL Tujuan Pengembangan Keputusan Pengembangan (Rencana Penggunaan Lahan) Implementasi Proyek Monitoring Siklus Pengembangan Pedesaan
13
Urutan Kegiatan Landuse Planning :
Tujuan : 1. Ada kebutuhan akan perubahan, 2. Identifikasi tujuan, ESDL : 3. Formulasi usulan, termasuk pilihan penggunaan lahan dan identifikasi persyaratan, 4. Pengenalan dan delineasi berbagai tipe lahan, 5. Perbandingan dan Evaluasi dari tiap-tiap tipe lahan bagi peruntukan berbagai penggunaan, Kebijakan : 6. Melakukan pemilihan yang paling cocok bagi tiap tipe lahan, 7. Desain proyek studi kelayakan, 8. Keputusan untuk implementasi, 9. Implementasi, 10. Monitoring
14
Penetapan SPL, Deliniasi, Pendekatan dan Prosedur
Sistem Kalsifikasi ITC.Desaunnetis dll 9 unsur Interpretasi F.U Pancromatic Indentifikasi LU, Pengelompokkan, Delinisi, dan Notasi Satuan peta Peta satun Lahan Tentatif Pengamatan Lapang Perbaikan Notasi, Pengelompokan delinasi Data Penunjang : Peta Tofografi Peta Geologi Peta Jenis Tanah Laporan Satuan Lahan Peta Satuan Lahan Revisi dan Komplikasi data Rencanan I.F.U. CITRA SATELIT Citra Spot 20 X 20 Landsat 184 X 184 NOAA Tata Kerja Analisis Visual Foto Udara (FU) dalam Evaluasi Lahan (Dessaunette, 1977)
15
Pembentukan SPL dalam Evaluasi Lahan (Diringkas)
Peta Lereng Skala ??? Peta PT Skala ??? Peta Jenis Tanah Skala ??? Persiapan Penelitian Peta SPL sementara Survei Pendahuluan Survei --- inventarisasi data lahan Peta SPL depenitif Survei Utama Crop Requirements Contoh Tanah Data Morfologi Lahan Sistem Klasifikasi Kesesuaian Lahan Analisis laboratorium Sifat-sifat Fisika Dan Kimia Tanah Data Karakteristik Lahan Bandingkan (matching) Pembahasan Kelas Kesesuaian Lahan Kelas Produksi dan Preferensi Petani
16
Perkembangan Pendekatan ESDL
Pendekatan ESDL mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan perubahan penggunaan teknologi pembentukan satuan lahan 1. Pendekatan Tanah --- Umum Peta Geologi Peta Iklim Data Sosial Data Ekonomi Survei Tanah Klasifikasi Peta Tanah Persyaratan Tataguna Lahan Interpretasi Kelas Kesesuaian Lahan Rujukan :
17
2. Pendekatan Fisiografi (Physiographic Approach)
■ Mempertimbangkan lahan secara keseluruhan di dalam penilaian ■ Kerangka bentuk lahan (bentang lahan --- landscape) untuk mengindentifikasi suatu daerah secara alami. ● Pendekatan holistik (Holistic approach) --- Zoneveld (1979) ● Pendekatan sintesis (Sinthetic approach) --- Young (1976) ● Pendekatan geomorfologi (Geomorphologycal approach) --- Wiradisastra (1989)
18
Persyaratan Tataguna Lahan
Peta Geologi Peta Iklim Data Sosial Data Ekonomi Survei Tanah I.F.U Delinasi Rujukan : Ciri Lahan Persyaratan Tataguna Lahan Matching Kelas Kesesuaian Lahan Pendekatan Fisiografik : Konsepnya : bentang lahan (landscape) --- genetik Bentang lahan merupakan kumpulan wilayah --- lokasi Lokasi secara geografis mempunyai tanah yang sama atau kesamaan dalam iklim, fisiografi, geologi, dan tanah. Bentuk lahan mempunyai hubungan dengan ciri lahan, karena lahan ditentukan faktor; geologi, umur, dan proses pembentukannya.
19
Hubungan Tingkatan Penamaan Pemetaan dan Skala
Soil Region 1 : Soil Province 1 : Land System/Unit Land Catena Land Facet 1 : Land Element
20
Perbedaan Sistem Pemetaan RePProt dan LREP
Komponen RePProt, 1988 Regional Physical Planning Programme for Transmigration LREP, 1987 (Land Requirement Evaluation Project) Skala Delinesi Konsep Nama Prinsip Arah 1: foto udara land system menurut tempat data berlapis Land use land unit Desaunettte, 1977 Soil data base
21
3. Pendekatan Parametrik (Parametric Approch) Disebut juga Hamparan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Peta Geologi Peta Iklim Peta Lereng Peta Tanah, dll Tumpang Tindih Peta Tanah Persyaratan Tataguna Lahan Interpretasi Rujukan : Kelas Kesesuaian Lahan
22
Gambar : Skema Delineasi Peta Tanah Hamparan Geografi
Citra Penginderaan Jauh I n t e r p r e s t a s i C i t r a Bantuan Topografi / Bentuk Lahan Vegetasi Proses E k o l o g i b e n t a n g l a h a n Satuan Peta Tanah Tentatif Kerja Lapangan dan analisis laboratorium Satuan Peta Tanah Sumber lain Indetifikasi Aspek-aspek Internal Aspek-aspek Eksternal Deliniasi Tahap 3 2 1 Gambar : Skema Delineasi Peta Tanah Hamparan Geografi
23
Pendekatan Parametrik :
Berkembang sangat pesat --- terkomputerisasi (GIS; SIG) Mengkelaskan lahan atas sejumlah ciri lahan Digunakan karena ciri individu lahan dianggap lebih penting Didasarkan atas nilai numerik--- objektif Tahapan : Penilaian secara terpisah ciri tanah yang berbeda; nilai numeriknya terpisah menurut kepentingan Mengkombinasikan nilai numerik menurut hukum matematik dengan mempertimbangkan hubungan interaksi antara faktor-faktor dalam menghasilkan indeks penampilan akhir Nilai akhir digunakan untuk menggolongkan lahan atas nilai pertaniannya.
24
Tahap-tahap Survei Tanah
Survei Tanah Kontrovesional Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Indentifikasi aspek-aspek eksternal Indentifikasi aspek-aspek internal Delineasi Survei Tanah dengan citra penginderaan jauh
25
Survei Tanah Konvensional Metode grid system/Sistematis
Titik pengamatan Tahap : 1 dan 2 Hasil korelasi dan atau overlay data dasar (peta geologi / bahan induk dan bentuk wilayah)
26
Survei Tanah Konvensional Metode grid system/Sistematis
Titik pengamatan Tahap : 3 Hasil korelasi dan atau overlay data dasar (peta geologi / bahan induk dan bentuk wilayah)
27
Survei Tanah dengan Cara Penginderaan Jauh
Metode Land Unit Land unit (satuan lahan) Tahap : 1 dan 2 Hasil korelasi dan atau overlay data dasar (peta geologi/bahan induk dan bentuk wilayah)
28
Survei Tanah dengan Cara Penginderaan Jauh
Metode Land Unit Titik pengamatan Land unit (satuan lahan) Tahap : 3 Hasil korelasi dan atau overlay data dasar (peta geologi/bahan induk dan bentuk wilayah)
29
Kompilasi & Eksplorasi
Tingkatkan Intensitas; ada 4 tingkat intensitas : a. Tinjau inventarisasi sumberdaya lahan b. Semi detil lebih sfesifik c. Detil desain teknis proyek d. Intensif pemakaian input dan output Skala 1: 1: 1:50000 1:250000 1:100000 1: 50000 1:25000 1:10000 1:5000 1 cm = 20 km 10 km 5 km 2,5km 1km 500m 250m 100m 50m Luas Terkecil yang Dapat Digambarkan di Peta (ha) 10.000 2.500 625 156 25 6.25 1.56 0.25 0.06 Nama Survei: Young (1976) Kompilasi & Eksplorasi Reconnaissance Semi detil detil Intensif FAO 1972 Sintesis & Eksplorasi Intensitas rendah Intensitas Medium Intens. Tinggi Intensitas Sangat Tujuan Survei: Inventarisasi SDL Kelayakan Proyek Studi Kelayakan Survey Pengembangan Survei Pengelolaan
30
Intensitas Pengamatan Land Mapping Unit (LMU) Concept
Land Utilization Type (LUT) Concept Individual Sampling Poit Point Soil Profil Scale 1 : 250 One Plant One Sample Extrapolation Pedon 1 : 1.000 One Area Of One Crop One/Few Sample Extrapolation/ Interpolation Field / Site 1 : 2.500 One Lut One Crop Type One System Of Mangement Saveral Sample Extrapolation/ Interpolation Land Unit/ Soil Series 1 : One Farm One Or More Crop In System Of Management Strata Of Group Sample Extrapolation/ Interpolation Land Catena 1 : One Or More Farm With Nany Lut Conpound Land Use Strata Of Strata Of Group Sample Extrapolation/ Interpolation Land Facet 1 : One Or More Farm With Nany Lut Major Land Use Type Complex Sampling Design Land System 1 : To 1 : ? General Land Use
31
Sistem Penggunaan Lahan Diagram Representasi Sistem Penggunaan Lahan
Tipe Penggunaan Lahan Satuan Lahan Perbaikan Lahan Keluaran Masukan Persyaratan Penggunaan Lahan Kualitas Lahan Diagram Representasi Sistem Penggunaan Lahan (Dent dan Young, 1981; Beek,1978)
32
Prosedur ESDL; Tabel 2.1. Skema Prosedur ESDL
Fase Kegiatan yang Dihubungkandengan PenggunaanLahan Kegiatan Umum Kegiatan yang Dihubungkan dengan Lahan Jenis penggunaan lahan yang dipertimbangkan Data dibutuhkan untuk perkiraan KONSULTASI AWAL Tujuan, Asumsi data yang diperlukan, model, masalah/solusi RENCANA EVALUASI Rencana staf dan waktu survei Data yang tersedia pada sumber laha JENIS PENGGUNAAN LAHAN Studi dan LUT yang mungkin : termasuk input, Prosedur, dan hubungannya Persyaratan penggunaan lahan (modifikasi terhadapjenis penggunaanlahan) PERBANDINGAN PENGGUNAAN LAHAN dengan mencocokan lahan : Perbandingan lahan berdampak terhadap lingkungan, analisis ekonomi dan sosial, review hasil interm cek lapang KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN SURVEI LAHAN Survei dasar dari sumber Unit lahan Kualitas dan karakteristik lahan (kumpulan data tambahan) Jenis penggunaan lahan : Spesifikasi deskripsi, input, output, manajemen PERANAN HASIL : - Pemetaan dari laporan Kesuburan tanah Kartografi dan percetakan - Persentasi hasil Pemetaan dan perhitungan sumber dasar EVALUASI AKHIR Aplikasi monitoring hasil (Fase Perencanaan) Fase Field Fase Survei Lapang Fase Field (fase Hasil)
33
Cara ESDL: 1. Langsung; di tingkat petani, try and error Lahan langsung dinilai melalui percobaan-percobaan Hasilnya : diekstrapolasi ke tempat lain, untuk satuan - satuan lingkungan alami yang sama. Contoh : Tidak berhasilnya penanaman kedelai pada lahan gambut di Kalimantan pedalaman, maka tidak ditanam di lahan gambut dalam di tempat lain, karena diduga hasilnya akan sama
34
Evaluasi secara langsung :
a. Variasi hasil tanaman disebabkan oleh : - Pengelolaan : > 500% untuk menentukan produksi, - Jenis tanah : % Semua masukkan dicatat : varietas, pupuk, pengairan, penyemprotan, dll b. Pengelolaan lahan : - rendah; tradisionil, konvensional - sedang; adopsi teknologi yang mampu petani - tinggi; adopsi teknologi dan mekanisasi, pengusaha c. Pengumpulan data hasil tanaman dari : Petak percobaan, Pengujian pot, Produksi tanaman di lapangan, Catatan petani, statistik pertanian d. Membuat model pendugaan produksi :
35
2. Tidak langsung; kalangan akademik, peniliti :
Pendugaan keberhasilan suatu jenis penggunaan lahandari ciri-ciri lahannya, ● Dilakukan dengan proses-proses yang meliputi penentuan ciri lahan, kemudian dikembangkan, ● Menggunakan sistem evalusi lahan yang telah dikenal
36
Tidak sesuai karena ada tingkat pembatas
Pelaksaan ESDL Konsultasi Awal Macam Penggunaan Lahan Satuan Peta Lahan Persyaratan Penggunaan dan Hambatan Bandingkan (Matching) Karakteristik/ Kualitas Lahan Kelas Kesesuaian Lahan Penyajian Hasil CONTOH : pH 6,50 Matching pH 4,50 Tidak sesuai karena ada tingkat pembatas
37
Perencanaan Evaluasi : Tujuan Spesifik dari LUT
Menyusun Tujuan Hambatan/Constraint Data dan asumsi Program Kerja Land Unit : Indentifikasi Deskripsi Survei Lapang Land Use Type (LUT) Indentifikasi Deskripsi Data Sos-Ek-Pol-Bud: Collecting Data Data Analysis LUT Requirement : Tujuan Spesifik dari LUT Matching LUT & LQ : Mencocokkan Amdal Analisis Sosekpobud Klasifikasi Kes. Lahan Sintesis Land Qualities : Seleksi Case Study Penyajian Hasil : Deskripsi LUT Klasifikasi Kes. Lahan Spesifikasi Pengelolaan Amdal Analisis Sosekpolbud Peta Land Mapping Unit Land LUT/LU Alternatif Skema Kerja Evaluasi Lahan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.