Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OBAT ANTIVIRUS Kelompok I Ajeng Nilla Anindi Asep Iskandar

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OBAT ANTIVIRUS Kelompok I Ajeng Nilla Anindi Asep Iskandar"— Transcript presentasi:

1 OBAT ANTIVIRUS Kelompok I Ajeng Nilla Anindi Asep Iskandar
Desi Apriani Galih Arum Palupi Meli Komaladewi Moh.Rizki Rienaldi Sri Endah Fauziah Wini Arianti

2

3 Klasifikasi Antivirus Berdasarkan Mekanisme Kerjanya

4 Menghalangi Penetrasi
γ Globulins Antibodi akan bekerja pada envelope virus dan menetralisasi beberapa virus serta menghalangi perlekatan pada sel inang. Mekanisme kerja sangat kompleks meliputi perubahan ekspresi dan fungsi reseptor Fc, menganggu aktivasi komplemen dan sitokin, menyediakan antibodi antiidiopatik, dan mempengaruhi aktivasi, diferensiasi, dan fungsi efektor dari sel T dan sel B. Dosis :1-2 g/kg BB Efek samping mual, muntah, mialgia, letih, sakit kepala, urtikaria, hipertensi, dll.

5 Menghalangi Uncoating
Amantadin dan Rimantadin mekanisme kerja: bekerja pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. menyebabkan destabilisasi ikatan protein serta proses transport DNA virus ke nucleus. Indikasi : Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A ( Amantadin juga diindikasi untuk terapi penyakit Parkinson ).

6 Amantadin dan Rimantadin
Farmakokinetik : Kedua obat mudah diabsorbsi oral. Amantadin tersebar ke seluruh tubuh dan mudah menembus ke SSP, tidak dimetabolisme secara luas,dikeluarkan melalui urine dan dapat menumpuk sampai batas toksik pada pasien gagal ginjal. Rimantadin tidak dapat melintasi sawar darah-otak sejumlah yang sama, dimetabolisme seluruhnya oleh hati. Metabolit dan obat asli dikeluarkan oleh ginjal. Dosis : Amantadin dan rimantadin tersedia dalam bentuk tablet dan sirup untuk penggunaan oral. Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari ( 2 x 100 mg kapsul ). Dosis harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi renal Rimantadin diberikan dalam dosis 300 mg per hari ( 2 x sehari 150 mg tablet ), perlu diturunkan pada pasien dengan klirens kreatinin ≤ 10 ml/menit. Efek samping : Efek samping SSP seperti kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan. Efek neurotoksik amantadin meningkat jika diberikan bersamaan dengan antihistamin dan obat antikolinergik/psikotropik, terutama pada usia lamjut. Rimantadin menyebabkan reaksi SSP lebih sedikit karena tidak banyak melintasi sawar otak darah.

7 Menghambat sintesis protein awal
Fomivirsen Mekanisme kerjanya komplemen terhadap sikuens mRNA unutk transkripsi awal CMV dan menghambat replikasi CMV melalui mekanisme yang sequence-specifik dan mekanisme non spesifik lainnya termasuk hambatan pengikatan virus ke sel. Indikasi untuk CMV retinitis pada pasien AIDS. Dosis Berikan secara suntikan intravitreal 333 µg (0,05ml) setiap 2 minggu sebanyak 2 dosis, dilanjutkan dengan 1 dosis tiiap minggu. Efek samping iritasi terjadi pada 25% pasien, yang dapat diatasi dengan kortikosteroid topikal.

8 Menghambat sintesis asam nukleat
Analog purin dan pirimidin (Asiklovir, Sorivudine,Valacyclovir,Trifluridine, Famciclovir,Cidofovir,Penciclovir,Vidarabine, Ganciclovir,Ribavirine,Idoxurudine) Phyrosphosfat anorganik(foscarnet) NNRTI(Zidovudine,Lamivudine,Didanosine, Stavudine,Zalcitabine Abacavir) NNRTI(Nevirapen,Delavirdin,Afavirenz)

9 Analog purin dan pirimidin (Asiklovir)
dimetabolisme oleh enzim kinase virus menjadi senyawa intermediet. Kemudian dimetabolisme lebih lanjut oleh enzim kinase sel hospes menjadi analog nukleotida, yang bekerja menghambat replikasi virus. Mekanisme kerja bekerja pada DNA polimerase virus, seperti DNA polimerase virus herpes. Sebelum dapat meghambat sintesis DNA virus, obat harus mengalami fosfolirasi intraseluler, dalam tiga tahap untk menjadi bentuk trifosfat yaitu: pertama dikatalisis oleh timidin kinase virus, proses selanjutnya berlagsung dalam sel yang terinfeksi virus. Indikasi infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik (termasuk keratitis herpetik, herpetik ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpeslabialis) dan infeksi VZV (Varisel dan herpes Zoster). Dosis : herpes genital :5 kali sehari 200 mg tablet herpes zoster :4x 400 mg sehari. bentuk krim ophtalmic 3% untuk keratitis herpetik dan krim 5% untuk herpes labialis. Efek samping Asiklovir topikal menyebabkan iritasi mukosan dan rasa bakar yang sifatnya sementara jika dipakai pada luka genitalia. Asiklovir oral dapat menyebabkan insufisiensi renal dan neurotoksitas

10 Analog purin dan pirimidin (Gansiklovir)
Mekanisme kerja gangsiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim fosfotranssilase yang dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus. Gansiklovir monofosfat merupakan substrat fosfotransfirase yang lebih baik dibandingkan dengan asiklovir. Waktu paruh eliminasi gansiklivir trifosfat sedikitnya 12 jam sedangkan asiklovir hanya 1-2 jam. Resistensi terhadap penurunan fosfolirasi gansiklovir karena mutasi pada fosfotransferase virus yang dikode oleh gen UL97 atau karena mutasi pada DNA polimerase virus. Indikasi infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien imunocompromised (misalnya AIDS), baik untuk terapi atau pencegahan. Sediaan dan dosis induksi diberikan IV 10mg/kg/hari (2x5mg/kg, setiap 12 jam) selama hari, lanjutkan dengan pemberian maintenance peproral 3000 mg/hari (3x sehari 4 250mg). Efek samping mielosupresi dapat terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neitropenia terjadi pada 15-40% pasien dan trombosit topenia terjaadi pada 5-20%,

11 Analog purin dan pirimidin (Sidofovir)
Mekanisme kerja menghambat sintesis DNA virus dengan cara memperlambat dan akhirnya menghentikan perpanjangan rantai. Resistensi mutasi pada DNA polimerase virus.Isolat CMV yang sangat resisten terhadap gangsiklovir (mutasi pada gen UL-97 kinase dan DNA polimerase) juga resisten terhadap sidofovir. Indikasi CMV retinitis pada pasien AIDS. terapi HSV yang resisten terhadap asiklovir, herpes genitalia rekuren, CIN-III, lesi-papiloma laring dan kutan, Lesi moluskum contangiosum, infeksi adenovirus dan PML

12 Phyrosphosfat anorganik
Foscarnet Mekanisme kerja membentuk kompleks dengan DNA polimerase virus pada tempat ikatan pirofosfat, mencegah pecahnya pirofosfat dari nukleosida trifosfat dan akan menghambat proses pemanjangan primer-template. Resistensi disebabkan oleh mutasi pada DNA polimerase virus. Indikasi retinitis CMV pada pasien AIDS, infeksi herpes mukokutan yang resisten terhadap asiklovir (devisiensi timidin kinase virus) infeksi HSV dan VZV pada pasien imunocompromise. Dosis:dalam bentuk larutan untuk pemberian IV dengan kadar 24 mg/ml dalam botol berisi 250 dan 500 ml. Efek sampimg: nefrotoksisitas dan hipokalsemia simptomatik.

13 Nucleosida Reverse Transcriptase Inhibitor(NRTI)
Didanosine Mekanisme kerja setelah masuk sel pejamu, didanosin diubah menjadi ddATP melalui beberapa reaksi yang melibatkan fosforilasi ddl, aminasi menjadi ddAMP dan fosforilasi lanjutan. ddATP yang dihasilkan dimasukkan dalam rantai DNA seperti AZT, yang menyebabkan akhir perpanjangna rantai. Indikasi aktivitasnya terbatas pada retovirus, terutama HIV-1. Pengobatan digunakan untuk infeksi HIV yang resisten terhadap AZT. Kontra indikasi tidak dianjurkan untuk pengobatan awal penyakit HIV. Efek samping neuropati perifer, pancreatitis, diare, mual, hiperurisemia

14 Non-Nucleosida Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Nevirapen Mekanisme kerja bekerja pada situs alosetrik tempat ikatan non-substrat HIV-1 RT. Indikasi infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya, terutama NRTI. Dosis peroral 200 mg perhari selama 14 hari pertama (satu tablet 200 mg per hari), kemudian 400 mg per hari (dua kali 200 mg tablet). Efek samping ruam, demam, fatigue, sakit kepala, somnolens, mual dan penongkatan enzim hati

15 Menghambat sintesis protein akhir
Protease: pembelahan precursor polipeptida dan protein struktural & enzim virus. Inhibitor protease: menghalangi infektifitas virus Sakuinavir MK: bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease peptidomimetic inhibitor. Resistensi: disebabkan oleh mutasi pada enzim protease terjadi resistensi silang dengan PI lainnya. Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2). Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan beberapa PI seperti ritonavir). Dosis : Per oral 3600mg / hari (6 kapsul 200mg soft kapsul 3 X sehari ) atau 1800mg / hari (3 hard gel capsule 3 X sehari), diberikan bersama dengan makanan atau sampai dengan 2 jam setelah makan lengkap. Efek samping :Diare, mual, nyeri abdomen.

16 Menghambat perakitan Rifampin
Rifampin menghambat perakitan partikel matur virus. Inhibisi terjadi pada tahap pembentukan envelope dan bersifat reversibel jika obatnya dihilangkan. Mekanisme kerja Rifampin menghambat RNA-polimerase yang tergantung pada DNA dari mikobakteri dan beberapa mikroorganisma, dimana terjadi penekanan inisiasi pembentukan rantai dalam sintesis RNA. Tempat kerja lebih spesifik obat ini adalah pada subunit β pada kompleks enzim yang bersangkutan

17 Rifampin Indikasi tuberculosis dan lepra.
karier asimptomatik pada infeksi Haemophilus influenzae B. infeksi Streptococcus epidermitis atau S. aureus (osteomielitis) digunakan kombinasi senyawa ini dengan vankomisin atau suatu penisilin yang resisten terhadap penisilinase. infeksi Leginella pneumophila yang telah resisten terhadap eritromisin, karier asimptomatik infeksi Neisseria meningitidis (untuk mengeliminasi organisme dari nasofaring, tetapi tidak dari meninges). Kontra indikasi sirosis, insufisiensi hati, pecandu alkohol dan pada kehamilan muda.

18 GOLONGAN OBAT VIRUS YANG MENGHAMBAT RILIS (INHIBITOR NEURABIDIDASE)
zanamifir dan okseltamifir MK: merupakan analog asam sialat, mengganggu pelepasan progeni virus influenza dari sel yang terinfeksi ke sel penjamu baru sehingga menghentikan penyebaran infeksi dalam saluran nafas. Aktivitas: terhadap virus influenza A dan influenza B. Pemberian: segera dini penting karena replikaso virus influenza mencapai puncaknya pada jam setelah awitan penyakit. Okseltamifir disetujui oleh FDA untuk pasien berusia 1 tahun atau lebih zanamifir disetujui untuk pasien berusia 7 tahun atau lebih.

19 Menghambat penetrasi, uncoating, sintesis mRNA, translasi, perakitan,rilis
Interferon adalah sitokin antivirus dari jenis glikoprotein yang disintesis oleh sel sebagai respon dari infeksi virus, penggertakan sistem imun atau dari berbagai stimulator kimiawi lainnya. Tiga tipe utama dari interferon: interferon alfa (IFN- α), interferon beta (IFN- β), dan interferon gamma (IFN- γ). Mekanisme interferon dalam resistensi antiviral: Meningkatkan aktivitas sel T sitotoksik, sel B, makrofag dan sel NK (natural killer) sehingga memperlambat pembelahan dan pertumbuhan sel tumor dan sel virus Meningkatkan fagositosis makrofag dan merangsang produksi antibody

20 Kesimpulan: Gamma globulin menghalangi proses adsorpsi / perlekatan.
Amantadine dan Rimantadine menghalangi proses uncoating. Formivirsen menghalangi sintesis protein awal. Analog purin dan pirimidin menginaktifkan DNA polymerase virus serta pyrophosphate anorganik. NRTI menghambat reverse transcriptase secara kompetitif. 5. NRTI menghambat reverse transcriptase secara kompetitif. NHRTI menghambat reverse transcriptase secara non-kompetitif. Inhibitor protease menghambat sintesa protein akhir. Rifampin menghambat proses perakitan. Inhibitor neuramidase menghambat rilis virus. Interferon menghambat transkripsi, translasi, sintesa protein, dan maturasi virus.


Download ppt "OBAT ANTIVIRUS Kelompok I Ajeng Nilla Anindi Asep Iskandar"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google