Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien PJK
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi iskemik atau infark pada myocard yang timbulkan adanya atherosclerosis,vasospasme, atau kondisi trombosis. Narasi askep Penyakit Jantung Koroner paling banyak diderita oleh orang lanjut usia.
2
Penyebab 1. HIPERTENSI Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasamya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertropi dari tunika media diikuti dengan hialimisasi setempat dan penebalan fibrosa dari tunikia intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebra serta pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung hipertensi yang paling sering adalah Kegagalann Ventrikel Kiri, PJK seperti angina pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita Miokard Infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat hipertensi. 2. HIPERKOLESTEROLEMIA Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk faktor resiko utama PJK disamping hipertensi dan merokok. Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam tubuh (diet). Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping diet adalah keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan hubungannya dengan kadar kolesterol darah: Kolesterol total.
3
Kadar Kolesterol Normal
Kadar kolesterol yang sebaiknya adalah (200 mg/dl, bila >200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat). Kadar Kolesterol Normal Normal Agak tinggi (pertengahan) Tinggi <200 mg/dl 2-239 mg/dl >240 mg/dl LDL (Low Density Lippoprotein) Kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : kadar LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui PJK daripada kolesterol total. Kadar LDL Kolesterol Normal Agak tinggi (Pertengahan) Tinggi <130 mg/dl 130 mg/dl >160 mg/dl
4
Agak tinggi (Pertengahan)
HDL (High Density Lippoprotein) kolesterol merupakan jenis koelsterol yang bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati dibuang hingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Kadar HDL Kolesterol Normal Agak tinggi (Pertengahan) Tinggi <45mg/dl 35-45mg/dl >35mg/dl Trigliserid di dalam yang terdiri 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal, dan lemak jenuh ganda. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : bila kadar kolesterol total lebih >200mg/dl, PJK ada keluarga yang menderita PJK <55 tahun, pada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi.
5
3. Merokok Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko utama PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolami orang yang merokok >20 batang/hari dapat mempengaruhi atau memperkuat dua faktor resiko utama lainnya. Penelitian Framingham mendapat kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10x lebih besar daripada yang bukan perokok dan pada perempuan perokok 4.5x lebih daripada bukan perokok. Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan takichikardi, vasokontriksi pembuluh darah merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10%. 4. Umur Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dengan kematian akibat PJK. Sebagaian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun.
6
5. Obesitas Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat menginkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari B ideal. 6. Diabetes Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50% lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuan resikonya menjadi 2x lipat.
7
Patofisiologis Kolesterol Pembuluh Darah Sumbatan
Sumbatan Nekrotik Pembuluh Darah PD semakin sempit Aliran/supplai O2 menurun Kematian sel Penyumbatan Sebagian Infark Miokard Angina/Sikemia
8
Penjelasan Patofisiologi
Arterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering arterosklerosis. Berbagai teori mengenai bagaimana lesi arterosklerosis terjadi telah diajukan, tetapi tidak satupun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah pembentukan trombus pada permukaan plak, konsolidasi trombus akibat efek fibrin, perdarahan ke dalam plak, dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa membungkus plak pecah, maka dibris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
9
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap Alat : 1. Spuit 5cc yang sudah dilumasi dengan antikoagulan (EDTA) 2. Tabung untuk menampung darah 3. Bengkok 4. Torniquet Bahan : 1.Kapas alkohol 2 buah 2.Sarung tangan 3.Plester
10
Prosedur : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan
3. Ambil spuit sesuai sampel yang diambi 5cc 4. Tentukan vena yang akan diambil 5. Lakukan desinfeksi 6. Pasang torniquet pada bagian atas vena yang akan dilakukan pengambilan darah 7. Lakukan penusukan pada vena mediana cubiti lurus dengan ulna dengan jarum spuit mengahdap ke atas dengan sudut derajat terhadap kulit,lanjutkan pengambilan darah dan pada saat pengambilan darah torniquet dilepas 8. Setelah sampel darah di dapat lakukan penekanan 2-5 menit masukan darah kedalam tabung yang diberi anti koagulan 9. Isi formulir permintaan pemeriksaan laboraturium dengan tepat dan kirim ke lab 10.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 11.Rapikan alat 12. Catat tanggal prosedur, jumlah dan jenis sampel serta respon pasien
11
Persiapan Pemeriksaan Penunjang
Jelaskan kepada klien tindakan prosedur yang akan dilakukan. Analis Data Riwayat Penyakit Sekarang Diagnosa Penyakit Jantung Koroner ditegakkan berdasarkan Anamnese mengenai riwayat penyakit sekarang karena PJK terjadi secara tidak langsung atau klien belum menyadari dan menunggu apabila gejala sakit telah timbul. Diagnosa pada PJK sering kali berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut : Letaknya, seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau di bawah, atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri atau dapat menjalar kepunggung, rahang, leher, lengan kanan. Kualitas sakit dada pada angina biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu tidur malam. Lamanya serangan sakit dada biasanya berlangsung 1-5 menit, walaupun perasaan tidak enak dada masih dapat terasa setelah sakit dada hilang. Bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard acute dan bukan disebabkan angina pectoris.
12
Anamnese yang baik dan teliti dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya kemungkinan klien tersebut menderita angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang perlu digali dari anamnese mengenai angina pectoris, yaitu : lokasinya, kualitasnya, lamanya, faktor pencetus, faktor yang bisa meredakan nyeri dada. Diagnosa keperawatan Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperwatan utama untuk klien ini mencakup berikut : Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian Kurang pengetahuan tentang dasar sifat penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai
13
Intervensi Pencegahan nyeri harus menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional. Mengurangi kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain. Penyuluhan pasien dan pendekatan asuhan di rumah. Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan menunjukkan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina 2. Memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya, bila mungkin 3. Memberikan perlindunagan dari komplikasi lain
14
Daftar Pustaka 1. Brunner and Suddarth Textbook of Medical-Surgical Nursing, 2nd Edition.Toronto : JB. Lippincott Company 2. Brunner and Suddarth Textbook of Medical-Surgical Nursing, 2nd Edition.Toronto : JB. Lippincott Company 3. Schrock, Theodore R. Ilmu Bedah, Edisi 7. Jakarta: EGC 4. Bahrudin, Moch Terapi Modalitas Kardiovaskular dan Aplikasinya. Jakarta: Transinfomedia
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.