Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Disusun Oleh : Nama : Herisa Eril Hidayat (16) Kelas : X-MIA 2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Disusun Oleh : Nama : Herisa Eril Hidayat (16) Kelas : X-MIA 2"— Transcript presentasi:

1 Disusun Oleh : Nama : Herisa Eril Hidayat (16) Kelas : X-MIA 2
UNSUR INSTRINSIK CERPEN “SI CAMAR JONATHAN LIVINGSTON” Pengarang : Richard Bach Disusun Oleh : Nama : Herisa Eril Hidayat (16) Kelas : X-MIA 2

2 1. Tema Kebebasan Dalam menjalani kehidupan, setiap orang pasti berhak untuk bebas melakukan sesuatu agar mencapai apa yang ia cita-citakan. Begitu juga dalam cerpen ini, Jonathan disajikan dengan tokoh yang menyerupai karakter manusia. Jonathan berbeda dengan camar lain. Camar-camar lain mengisi kegiatan semasa hidupnya dimanfaatkan hanya untuk mencari makan. Namun, Jonathan tidak, dia ingin menghabiskan masa hidupnya dengan kebebasan yang ia mau, yaitu belajar mahir dalam keahlian terbang. Karena dia yakin bahwa Tuhan menciptakan makhluk dengan memanfaatkan suatu hal yang mereka miliki. “Jonathan bertanya, “Mengapa hal yang paling sulit di dunia ini justru meyakinkan seekor burung bahwa ia bebas ....” (halaman 85)” “Kita bebas pergi kemanapun dan menjadi apapun yang kita inginkan,” jawab Jonathan ... (halaman 67)”

3 2. Alur Alur Maju Alur dari cerpen Si Camar Jonathan Livingston adalah maju. Sebab di dalam cerpen tersebut tidak menunjukkan / menceritakkan suatu kejadian dimasa lampau. Hanya peristiwa sekarang dan kedepan saja yang ada di cerpen. Jadi alur di dalam cerpen ialah maju.

4 3. Latar Waktu : Pagi hari “Ketika itu pagi hari, matahari yang baru terbit memancarkan kilau ...” (halaman 1) Malam hari “Ketika siuman, hari sudah gelap. Jonathan terapung dalam cahaya bulan ...” (halaman 10) Menjelang matahari terbit “Saat matahari terbit, ada hampir seribu ... (halaman 77)”

5 b. Tempat Pantai “Ketika Jonathan bergabung dengan kumpulan camar di pantai ...” (halaman 20) Di atas laut “Ia terbang diatas laut, menuju ke garis pantai ...” (halaman 33) Tebing “Jonathan berputar pelan diatas tebing-tebing ...” (halaman 61) Udara “Luncurannya yang terhenti di udara ...” (halaman 64) Dermaga “... kumpulan camar di sekitar dermaga ...” (halaman 5)

6 c. Suasana Cemas “Bahkan orang tuanya cemas karena Jonathan ...” (halaman 3) Tegang “Pada kecepatan sembilan puluh mil per jam, ia seperti dibom, meledak di udara ...” (halaman 10) Lelah “Dengan penuh kelelahan ...” (halaman 13) Damai “... meninggalkan secercah jejak menara laut yang menembus gelapnya malam, rasanya begitu damai ...” (halaman 14) Sedih “Yang membuatnya bersedih bukan kesendirianya, tetapi ...” (halaman 25) Senang “Dia merasa luar biasa senang” (halaman 46) Kagum “... Jonathan dengan kekaguman terpancar ...” (halaman 48) Takut “Rasanya seperti dihajar papan. Lutut Jonathan lemas, bulunya merinding ...” (halaman 22)

7 4. Tokoh dan Penokohan Jonathan Livingston :
Camar buangan. “Berdiri di tengah karena aib berarti Jonathan akan dibuang ...” (halaman 24) Camar yang berbeda dari camar lainnya. “Sedangkan untuk camar yang satu ini, bukanlah makan yang penting, tetapi …” (halaman 3) Tidak pantang menyerah dalam usahanya untuk belajar terbang. “Sepuluh kali ia mencoba, sepuluh kali pula ia gagal, karena …” (halaman 8) Pernah mengalami keputusasaan. “Rasa sakitnya, tekadnya, lenyaplah sudah.” (halaman 15) Melupakan sumpah untuk jadi kumpulan camar biasa. “Sumpah-sumpahnya sesaat sebelumnya terlupakan …” (halaman 6) Memiliki tekad kuat dan kepercayaan diri yang tinggi. “Jonathan mengerahkan keberaniannya dan mendekati ketua camar, yang konon, bisa …” (halaman 40) Patuh terhadap orangtua. “Jonathan mengangguk patuh.” (halaman 5) Menghargai dan menghormati orang-orang disekitarnya. “Jonathan berdiri menerima ucapan selamat …” (halaman 48) Baik, cerdas, suka menolong. “Jonathan pada akhirnya tinggal dan melatih burung burung …”(halaman 52) Memiliki rasa ingin tahu. “Aku ingin tahu apa yang bisa ...” (halaman 4)

8 2. Ibu Jonathan Livingston
1. Perhatian. 2. Menyayangi anaknya. “Mengapa kau tidak makan? Nak, kau kurus, …”(halaman 4) 3. Ayah Jonathan Livingston 2. Tidak memberikan suatu kepercayaan terhadap Jonathan. “Jika kau harus belajar, belajarlah tentang makanan, dan bagaimana …”(halaman 5) 4. Tetua Dewan Camar 1. Berwibawa. 2. Tegas. 3. Mempertahankan tradisi keluarga camar . ““…untuk kesembronoannya yang tidak bertanggung jawab,” ujar suara yang berwibawa …”(halaman 22)

9 5. Chiang 1. Ketua camar yang ahli dalam urusan terbang. 2. Merupakan guru Jonathan. “Maukah anda untuk mengajari saya terbang seperti itu” …. “Tentu saja jika kamu mau …”(halaman 44) 3. Ramah, baik, selalu memberikan masukkan kepada Jonathan dengan kalimat bijak. “Kau akan menyentuh surga, Jonathan, saat kau mencapai …”(halaman 42) 6. Sullivan 1. Sahabat Jonathan “… Jika persahabatan kita tergantung pada hal-hal seperti ruang dan waktu …” (halaman 54) 2. Baik 3. Berusaha mahir dalam urusan kecepatan terbang 7. Fletcher Lynd 1. Murid Jonathan Livingston 2. Memiliki kepribadian kasar “Jangan kasar pada mereka Fletcher. Ketika …” (halaman 56) 3. Sedikit gegabah dalam melakukan belajar terbang. “… kau kehilangan empat puluh mil per jam di awal! Kau harus tenang!...” (halaman 64)

10 8. Henry Kalvin 1. Murid Jonathan Livingston 2. Mempunyai tingkat kepercayaan diri rendah “Kita belum siap!” (halaman 66) 9. Martin William 2. Mahir terbang dengan kecepatan rendah “… lalu ia menunjukan kemahirannya terbang dengan kecepatan rendah. Dengan mudah …” (halaman 73) 10. Charles – Roland 2. Memiliki tekad terbang tinggi “… bertekad terbang lebih tinggi …” (halaman 73)

11 11. Kirk Maynard 1. Murid Jonathan Livingston 2. Mudah menyerah “Kau tak mengerti bagaimana sayapku …” (halaman 77) 12. Terence Lowell 1. Murid kedelapan Jonathan Livingston “… ia pun menjadi murid kedelapan …” (halaman 76) 2. Menjadi buangan karena ia meminta belajar terbang ke kumpulannya. “… muncullah camar pertama dari kumpulan yang melanggar aturan dan minta belajar terbang,..” (halaman 76) 3. Pernah dihukum dan diberi label buangan “… ia dihukum dan diberi label buangan …” (halaman 76)

12 5. Sudut Pandang Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Sudut pandang cerpen Jonathan Livingston menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Karena penulis menggunakan nama orang dalam menceritakan tokoh utama cerpen. Penulis juga menceritakan hati, perasaan dan pikiran tokoh didalam cerpen baik melalui gambaran atau percakapan. “ Hari-hari berlalu, Jonathan terus menerus berpikir tentang Bumi tempatnya berasal. Jika disana ia bisa mendapatkan hanya sepersepuluh atau seperseratus pengetahuan dari yang didapatkannya disini, betapa berartinya hidup! Ia berdiri di atas pasir dan bertanya-tanya apa ada seekor camar yang kembali kesana dan berjuang untuk melawan batasan-batasannya, untuk memahami makna terbang untuk mendapatkan remah- remah roti dari sebuah perahu dayung.” (halaman 50)

13 6. Amanat Raihlah cita-cita mu dengan penuh kebebasan aksimu.
Seseorang tidak akan diberikan suatu mimpi tanpa adanya suatu kekuatan untuk mewujudkannya. Untuk mencapai suatu kesempurnaan, maka dibutuhkan suatu pengorbanan. Percaya diri merupakan kekuatan jati diri. Ilmu tidak berarti jika ilmu tidak di tularkan kepada orang lain. Jika ingin mengetahui ukuran kekuatanmu, cobalah bandingkan kekuatan mental dengan langit, kekuatan spiritual dengan cakrawala alam, dan kekuatan fisik dengan bumi. Bukan berarti seseorang yang berlabel buruk memiliki cita-cita buruk pula. Suatu hari, seseorang pasti merindukan tanah kelahirannya. Setiap kemauan harus ada usahanya.

14 7. Hal-Hal Menarik Catatan kaki pada halaman depan cerpen Si Camar Jonathan Livingston, yang bertuliskan “Jika engkau mencintai seseorang, biarkanlah ia bebas. Jika suatu saat ia kembali, maka ia milikmu. Namun jika tidak, ia bukan lagi milikmu.” Pola penyajian pemikiran Jonathan yang diilustrasikan layaknya seorang manusia, sehingga Jonathan nampak camar yang berbeda dari camar lainnya. Semangat Jonathan yang sulit untuk pudar dalam belajar urusan terbang. Tujuan hidup Jonathan yang tinggi. Ketika Jonathan menjadi murid dan menjadi guru. Kata-kata bijak Chiang yang diberikan kepada Jonathan, seperti “…Nanti kau akan siap memulai hal yang paling sulit, yang paling butuh banyak kekuatan, dan yang paling menyenangkan. Kau akan siap untuk memulai terbang dan tahu makna kebaikan dan cinta.” (halaman 49). Kata – kata Jonathan yang diberikan untuk Sullivan waktu perpisahan. “... Kuasai waktu dan masa kini harus kita tinggalkan, di tengah – tengah antara di sini dan kini, tidakkah kau kira kita masih mungkin untuk bertemu sekali atau dua kali?”(halaman 54) Kata-kata Jonathan untuk Fletcher. “… Kau harus berlatih dan memahami bagaimana menjadi camar sejati, dan membantu mereka melihatnya dalam diri mereka sendiri. Itulah yang kumaksud dengan cinta. Menyenangngkan ketika kau mampu melakukannya.” (halaman 86) Ketika beberapa camar yang diberi label buangan.

15 8. Nilai-Nilai Dalam Cerpen
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen, antara lain : Nilai Ketuhanan “Ada alasan lain untuk hidup! Kita bisa mengangkat diri kita dari kebodohan, kita bisa menemukan diri kita sebagai makhluk yang unggul, cerdas, dan memiliki keahlian” (halaman 21). Dari kutipan tersebut, saya menyimpulkan bahwa didalam kutipan terkandung nilai ketuhanan. Bahwa, Tuhan menciptakan makhluk dengan sebaik bentuk dan sempurna. Dari kesempurnaan itu maka setiap makhluk harus bersyukur, dan menikmatinya dengan kebebasan untuk meraih tujuan hidup. “… Kau harus berlatih dan memahami bagaimana menjadi camar sejati, dan membantu mereka melihatnya dalam diri mereka sendiri. Itulah yang kumaksud dengan cinta. Menyenangngkan ketika kau mampu melakukannya.” (halaman 86) Dari kutipan tersebut, saya menyimpulkan bahwa didalam kutipan terkandung nilai ketuhanan. Bahwa, Tuhan menggambarkan cinta itu sederhana, cukup menjadi manusia sejati dan membantu mereka melihat dalam diri mereka. Itulah cinta.

16 2. Nilai Sosial “...suatu saat nanti, Jonathan, kau akan belajar bahwa perbuatanmu yang tak bertanggung jawab itu tidak berguna. Hidup adalah ketidaktahuan dan tidak mungkin diketahui, kecuali bahwa kita diciptakan didunia ini untuk makan dan bertahan hidup selama yang kita bisa.” (halaman 24) Dari kutipan tersebut, saya menyimpulkan bahwa didalam kutipan terkandung nilai sosial. Nilai sosial kumpulan para camar buruk, karena mereka tidak memiliki wawasan yang luas. Jonathan dinilai membuat aib karena Jonathan hanya tidak mau melakukan rutinitas kumpulan camar pada umumnya yaitu mencari makan. Padahal, Jonathan melakukan rutinitas lain yang positif dan sederhana. Ia hanya ingin bebas belajar urusan terbang. Mereka menilai bahwa urusan terbang merupakan keahlian yang dimiliki pelikan, dan elang. Namun, pada kenyataanya camar juga bisa memiliki keahlian itu. Camar juga bisa memiliki tujuan hidup yang tinggi, itulah Jonathan.

17 3. Nilai Kemanusiaan “Malam berikutnya, dari kumpulan datanglah camar Kirk Maynard, yang tertatih melintasi pasir, sambil menyeret sayap kirinya, dan jatuh di kaki Jonathan. “Bantu aku,” pintanya sangat pelan dan memelas. “Aku ingin terbang lebih dari apapun di dunia ini...” “Ikutlah bersama kami,” kata si Camar Jonathan” (halaman 76) Dari kutipan tersebut, saya menyimpulkan bahwa didalam kutipan terkandung nilai kemanusiaan. Karena didalam kutipan tersebut Jonathan menolong sebuah camar yang mengalami kesulitan urusan terbang. Maka dari itu, bila kita terapkan pada kehidupan sehari-hari, kita harus saling menolong kepada sesama makhluk hidup. “Aku ingin kembali pada kumpulan camar...” (halaman 83) Dari kutipan tersebut, saya menyimpulkan bahwa didalam kutipan terkandung nilai kemanusiaan. Sebab disetiap seluk beluk hati manusia, suatu saat pasti akan merindukan tanah kelahirannya / tempat asal mereka.

18 TERIMA KASIH Salah satu cerpen terjemahan “Most Read Book” di goodreads, juga merupakan best seller di dunia. Si Camar Jonathan Livingston (Jonathan Livingston seagull)


Download ppt "Disusun Oleh : Nama : Herisa Eril Hidayat (16) Kelas : X-MIA 2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google