Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFanny Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
TINJAUAN PUSTAKA, TEORI DAN HIPOTESIS
BAB VII TINJAUAN PUSTAKA, TEORI DAN HIPOTESIS
2
1. Tinjauan Pustaka Merupakan review hasil-hasil penelitian sebelumnya (terdahulu) untuk mendukung penelitian yang dilakukan Hasil-hasil penelitian terdahulu yang dimaksud dapat berupa skripsi, tesis, ataupun disertasi serta jurnal-jurnal. Review tersebut diuraikan dalam bentuk diskusi (discussion) yang membentuk sebuah cerita (story) dan bukan kliping informasi Tujuannya antara lain untuk membangun hipotesis untuk mendukung hipotesis yang dirumuskan secara konsisten dengan tujuan penelitian untuk mendukung expected results penelitian tersebut Have a look at these quotes and reflect on their import: The communications revolution is not in fact a revolution – rather it is an evolution and whereas the political revolution of old was an event that could be tagged (as for both France in 1789 and Russia in 1914), the communications evolution is a global even; it is a global event even though specific points of ignition may be precisely discernable. Jens J. Hansen, 1993 Well informed people know it is impossible to transmit the voice over wires. Even if it were, it would be of no practical value. Boston Post, 1865 When news of Alexander Graham Bell’s invention reached the United Kingdom, the chief engineer of the British Post Office failed to be impressed. ‘The Americans, ‘ he said loftily, ‘have need of the telephone – but we do not. We have plenty of messenger boys …’ … In contrast to the British engineer, the mayor of a certain American city was wildly enthusiastic. He thought the the telephone was a marvelous device and ventured this stunning prediction: ‘I can see the time,’ he said solemnly, ‘when every city will have one.’ Arthur C. Clarke in speech to UN on World Communications Day, May 17, 1983.
3
Informasi pendukung dalam tinjauan pustaka sering bersumber dari buku maupun tulisan ilmiah lainnya (seperti working paper) Semua sumber informasi tersebut harus tercermin dalam bibliography tesis/disertasi Penelitian terdahulu yang di review harus betul-betul terkait (relevan) dengan topik tesis/disertasi yang akan ditulis Dalam tinjauan pustaka ini perlu juga diuraikan tentang berbagai model, sample, lingkup, ataupun data yang digunakan oleh para peneliti sebelumnya. Akan lebih sempurna jika dalam tinjauan pustaka tersebut ditampilkan juga tabel yang menggambarkan ringkasan penting dari hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4
Contoh 1 Penelitian untuk tesis/disertasi tentang “Analisis Permintaan Jagung di Indonesia” Penelitian-penelitian terdahulu yang di-review sebaiknya merupakan penelitian-penelitian tentang permintaan jagung baik pada tingkat mikro (rumahtangga) maupun makro (kabupaten, propinsi dan nasional).
5
Contoh 2 Judul penelitiannya: “Dampak Lingkungan Pertanian: Sebuah Aplikasi Pendekatan Hedonik pada Lahan Pertanian dan Hutan di Jepang”. Hasil penelitian sebelumnya yang di-review adalah penelitian yang berkaitan dengan model hedonik untuk pertanian yang dilakukan di negara tersebut. berikut ditampilkan bagaimana peneliti melakukan review literatur terdahulu dikaitkan dengan topik pendekatan hedonik yang diaplikasikan pada sektor pertanian.
6
Di Jepang telah dilakukan sejumlah penelitian tentang evaluasi kenyamanan yang diberikan oleh lahan hijauan pertanian. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan berbagai spesifikasi model dan tipe data. Dalam penelitian-penelitian ini, daerah lahan pertanian telah digunakan sebagai data kenyamanan pertanian, sementara sewa tanah, harga tanah dan upah digunakan sebagai variabel dependen. Berdasarkan tingkat pengelompokan data, penelitian-penelitian terdahulu dapat diklasifikasikan kedalam empat katagori yaitu tingkat nasional, tingkat regional (1), tingkat regional (2) dan tingkat kota. Dalam penelitian tingkat nasional sampel daerah digunakan sebagai unit observasi untuk sewa tanah/tingkat upah serta variabel penggunaan lahan pertanian. Hal ini berarti bahwa satu daerah mempunyai satu sampel. Keuntungan dengan jenis data seperti ini adalah kemudahan yang diperoleh dalam mengestimasi nilai total pengaruh lingkungan pertanian untuk seluruh Jepang. Meskipun demikian terdapat pula beberapa kekurangan dari agregasi data seperti ini.
7
Pertama, bukanlah hal yang mudah untuk secara tepat memperoleh data sewa tanah/tingkat upah yang representatif untuk suatu daerah karena harga-harga tersebut sangat bervariasi pada setiap daerahnya. Untuk mengatasi hal ini, biasanya digunakan beberapa nilai rata-rata dari sewa tanah/upah. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya estimasi yang bias terutama bila nilai rata-rata itu tidak diambil dengan tepat. Kedua, daerah itu mungkin terlalu besar untuk dijadikan sebuah sampel. Dalam proses pengambilan sampel ini, diasumsikan bahwa kenyamanan yang diberikan oleh pertanian sebagai salah satu bagian dari suatu daerah dapat memberikan pengaruh terhadap bagian lain dari daerah tersebut. Hal ini bukan merupakan sesuatu yang masuk akal mengingat sebuah daerah mempunyai luasan yang cukup besar ( km2). Penelitian yang dilakukan pada tingkat agregasi regional dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu tingkat regional (1) dan tingkat (2). Untuk penelitian tingkat regional (1), pengambilan sampel didasarkan pada kota-kota kecil/besar dan desa-desa. Nilai yang representatif (rata-rata) yang digunakan untuk sewa tanah/upah adalah nilai dari daerah perkotaan. Wilayah penelitian biasanya adalah sebuah daerah atau beberapa daerah. Kekurangan utama dari data ini adalah sama dengan kekurangan pada penggunaan data nasional yaitu kesulitan dalam mengambil nilai sewa tanah/upah yang representatif.
8
Dalam analisis regional dari tingkat (2) digunakan sewa tanah atau harga dari plot-plot perumahan bukan sewa lahan/harga rata-rata, sementara variabel-variabel pertanian digunakan pada tingkatan kota. Dalam kasus ini, dapat diperoleh data sewa tanah/harga untuk plot-plot rumah yang berbeda dalam satu kota besar, kota kecil atau desa. Dengan menggunakan lebih dari satu sampel sewa tanah untuk satu daerah perkotaan masalah representasi/keterwakilan dapat dihindari. Katagori keempat adalah analisis tingkat kota besar. Data untuk penelitian seperti itu adalah berupa mesh data yang merupakan hasil agregasi yang paling bawah. Dalam hal ini, sewa atau harga dari plot-plot perumahan dikombinasikan dengan mesh data dari lingkungan termasuk daerah lahan pertanian. Penggunaan mesh data mempunyai keuntungan ketika pengaruh lingkungan pada ruang itu hanya sedikit sekali. Meskipun demikian, mesh data mempunyai keterbatasan karena data itu hanya berisi “daerah lahan pertanian” yang tidak mungkin untuk dipecah menjadi lahan dengan berbagai tipe kegunaan seperti padi, ladang, kebun buah, padang rumput dan hutan. Batasan seperti ini membuat perbandingan antara berbagai tipe lahan pertanian menjadi tidak dimungkinkan.
9
Lanjutan contoh 2… Yang tidak kalah pentingnya dalam tinjauan pustaka adalah uraian tentang temuan-temuan penting dari penelitian-penelitian sebelumnya. Temuan-temuan tersebut dibatasi oleh perbedaan metode, lingkup penelitiannya, data yang digunakan, serta model analisisnya. Oleh karena itu perlu juga diuraikan keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh penelitian yang lalu. Sebagai gambaran dapat dilihat pada contoh berikut ini.
10
Hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu sangat bervariasi, tergantung pada model dan tingkat agregasi data yang digunakan. Diantara penelitian-penelitian tersebut, dua diantaranya merupakan yang terpenting. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nishizawa et. al. (1991). Dengan menggunakan data tingkat nasional, Nishizawa et.al. menemukan bahwa lahan pertanian merupakan suatu kenyamanan. Hasil ini didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Tada (1995). Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Maruyama et.al. (1995). Mereka berusaha untuk menantang hasil penelitian-penelitian terdahulu yang beranggapan bahwa seharusnya digunakan unit observasi yang lebih kecil untuk mendapatkan perkiran yang lebih baik. Untuk tujuan ini, mereka menggunakan data tingkat kota besar (mesh data) yaitu hanya untuk Kota Chiba dan mereka menemukan bahwa lahan pertanian merupakan hal yang tidak menyenangkan. Dalam kesimpulannya, mereka mengklaim bahwa data yang sangat teragregasi cenderung menghasilkan pengaruh lingkungan yang negatif. Dalam bagian berikut ini, akan dilihat apakah kecenderungan ini masih bertahan atau tidak untuk sumber data dan model spesifikasi yang sama.
11
Lanjutan: tabel ringkasan
Seringkali peneliti membuat suatu tabel ringkasan penelitian sebelumnya. Cara ini sangat dianjurkan, karena tabel ringkasan ini seperti ini akan membantu penulis tesis/disertasi serta peneliti lain dalam memahami konstelasi penelitian yang berkaitan dengan topik yang sekarang sedang diteliti secara komprehensif dan cepat. Tabel rangkuman penelitian sebelumnya tersebut bisa mengenai metode yang digunakan, jenis data yang digunakan, atau temuan-temuan yang dihasilkan. Lihat contoh berikut:
14
Keuntungannya antara lain
Menurut pengalaman, upaya pembuatan tabel ringkasan seperti ini akan lebih baik bila dilakukan sedini mungkin, misalnya pada saat menyusun peoposal. Keuntungannya antara lain (1) mahasiswa dapat memahami topik penelitian secara lebih komprehensif (2) mahasiswa dapat menguasai banyak model/metode yang digunakan peneliti lain bahkan bisa diadopsi untuk digunakan dalam penelitiannya (3) mempercepat proses penyusunan proposal (4) mempercepat proses penyusunan tesis/disertasi.
15
Penelitian-penelitian yang dilakukan di luar negeri bisa juga direview sebagai the second best resource khususnya yang dapat diperbandingkan. Hal ini dimungkinkan terutama pada penelitian-penelitian yang memiliki karakteristik daerah yang relatif sama dengan daerah penelitian yang kita dilakukan. Sebagai contoh, penelitian-penelitian tentang “pola konsumsi serealia pada tingkat rumahtangga di pedesaan” Filipina, Malaysia dan Thailand, dapat juga dijadikan sumber review manakala topik penelitian yang dilakukan sama. Hal ini mengingat pedesaan di ketiga negara tersebut cukup bisa diperbandingkan (comparable).
16
Review topik lain? Mungkinkah dalam tinjauan pustaka untuk “Analisis Permintaan Jagung di Indonesia” di-review juga penelitian-penelitian tentang permintaan komoditas lain? Pertama, idealnya memang tidak disarankan untuk memasukkan hasil-hasil penelitian terdahulu diluar tentang permintaan jagung. Kedua, memasukkan hasil penelitian tentang permintaan komoditas lain dianggap sebagai ‘the second best choice’manakala peneliti lebih ‘concern’ tentang model permintaan-nya ketimbang pada komoditasnya sendiri. Ini dimungkinkan jika peneliti lebih menitikberatkan pada pengujian model permintaan (demand model) dalam rangka penyempurnaan teori-teori sebelumnya (misalnya pengujian ekonometri untuk model permintaan produk pertanian).
17
Proporsionalitas Perlu dijaga proporsionalitas isi antara bab dan sub-bab. Peneliti harus menghindari suatu terjadinya penulisan bab atau sub-bab tertentu dibahas secara panjang lebar (jumlah halamannya banyak) sementara bab atau sub-bab lain dibahas secara minimal (jumlah halamannya minimal sekali). Disarankan juga agar tidak perlu banyak judul sub-bab sehingga sulit dicari benang merah “isi cerita” dari bab atau sub bab yang bersangkutan.
18
Uraian diluar bidang kajian?
Uraian dalam tinjauan pustaka seminimal mungkin menghindari uraian yang terlalu jauh diluar bidang kajian tesis/disertasi. Misalnya, pada tesis/disertasi tentang pemasaran kedelai atau tentang analisis pendapatan usahatani kedelai disajikan misalnya informasi mengenai kandungan gizi kedelai, proses pembuatan tepung kedelai, dan cara bercocok tanam. Keadaan seperti ini membuat kualitas tesis/disertasi menurun karena memasukkan informasi yang tidak relevan. Lihat contoh berikut: ““Analisis Pendapatan Usaha Ikan Gurami di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Sukongono”
19
Ikan gurami di Indonesia mempunyai beberapa nama daerah, yaitu gurameh (Sunda), gurami (Jawa), Kalaui (Jambi), Kalauih (Sumatera Barat) dan Kali (Palembang dan Kalimantan). Menurut Huet (1979) dan Ardiwinata (1981), ikan gurami berasal dari negara-negara Asia Tenggara, kemudian dibawa ke Ceylon, India, Philipina dan daerah-daerah di kawasan Indo-Pasifik. Ikan ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, terbukti dari banyaknya permintaan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri (Ardiwinata, 1981). Ikan gurami termasuk golongan ikan Labyrinthici, yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput ini terdapat pembuluh darah kapiler sehingga memungkinkan bagi ikan gurami untuk mengambil oksigen (zat asam) langsung dari udara dalam pernafasannya (Djarijah, 1992).
20
Pemeliharaan ikan gurami dapat dilakukan mulai dari daerah-daerah di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 meter dari permukaan laut (Huet, 1979). Ardiwinata (1981) memberikan kisaran yang lebih sempit, yaitu bahwa ikan gurami dapat dipelihara dengan baik pada daerah dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Temperatur ideal untuk pertumbuhan gurami adalah C, derajat keasaman (pH) 7-8, dan kandungan oksigen terlarut 3-5 ppm, air tidak terlalu keruh atau kecerahannya 40 cm pada alat pengukur kecerahan (sechi disc) dan kandungan bahan organik tidak lebih dari 40 setara CaCO3 (Djarijah, 1992). Ruang lingkup dari kegiatan budidaya ikan menurut Sumantadinata (1980) adalah mencakup pengendalian pertumbuhan dan pembiakan. Tujuan dari budidaya ini adalah untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih banyak daripada ikan itu dibiarkan hidup secara alami sepenuhnya. Untuk mendapatkan hasil lebih banyak dan lebih baik maka harus diusahakan kondisi perairan yang dapat mendukung kehidupan ikan dan menyelesaikan seluruh daur hidupnya serta dapat pula mendukung kehidupan jasad makanan ikan yang diperlukan dalam setiap stadia dalam daur hidupnya dalam jumlah yang mencukupi. Usaha perikanan air tawar pada umumnya terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan pembenihan ikan dan kegiatan pembesaran. Kegiatan pembenihan dibagi menjadi pembenihan awal dan pendederan. Pembenihan awal terdiri daei pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Kegiatan pembesaran meliputi pemeliharaan anak ikan hingga mencapai ukuran konsumsi.
21
Usaha untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dari sebuah kolam dapat dilakukan intensifikasi. Yang dimaksud intensifikasi adalah usaha meningkatkan produk dengan jalan mengoptimumkan pemakaian faktor-faktor produksi guna menciptakan produktivitas kolam sedemikian mungkin (Adiwilaga, 1974). Sedangkan Djajadiredja dan Jangkaru (1973) menyatakan bahwa budidaya ikan secara intensif yaitu melakukan peningkatan padat penebaran yang tinggi setiap kolam, pemberian makanan yang berkadar protein tinggi dan teratur, pemberantasan hama penyakit serta pengelolaan yang efisien. Keberhasilan produksi yang dicapai erat hubungannya dengan faktor ketersediaan benih unggul, makanan tambahan dan sistem pengelolaan yang efektif terhadap seluruh penunjang serta pemakaian tenaga kerja yang terampil. Dalam hal ini Brown (1957) mengemukakan bahwa ikan tumbuh maksimum pada kondisi air yang banyak dan diberi makanan tambahan yang cukup baik dalam kualitas maupun kuantitas. Faktor lainnya tidak kalah pentingnya adalah penentuan jenis ikan yang akan dibudidayakan dengan kondisi perairan. Jenis ikan yang cocok dipelihara secara intensif di kolam adalah ikan mujair, ikan mas ikan gurami, ikan lele dan ikan patin.
22
2. Landasan Teori Landasan teori berisi tentang review teori-teori yang ada yang terkait dengan topik/judul penelitian tesis/disertasi disajikan dalam bentuk diskusi. Tesis/disertasi yang baik umumnya merujuk pada suatu teori tertentu. Sumber dari teori-teori tersebut disarankan berasal dari sumber aslinya (original resources), baik berupa jurnal, working paper, text book maupun tulisan ilmiah lainnya. Tidak disarankan menggunakan teori hasil sitiran orang lain. Membangun teori dengan baik sangat penting sekali mengingat dari dasar teori yang kuat dapat diturunkan hipotesis-hipotesis yang kuat pula.
23
Contoh Penelitian berjudul “Dampak Lingkungan Pertanian: Sebuah Aplikasi Pendekatan Hedonik pada Lahan Pertanian dan Hutan di Jepang” Didasarkan pada dua teori. Pertama adalah teori Rosen (1974) yang mengembangkan teori hedonik berbasiskan nilai sewa (tanah atau rumah) untuk mengestimasi nilai lingkungan. Kedua adalah teori Roback (1982) yang menggabungkan nilai sewa dengan harga tenaga kerja (upah) dalam mengestimasi nilai lingkungan. Penulis disertasi mencoba menggabungkan (melakukan sintesis) dari kedua teori tersebut untuk menghitung nilai lingkungan pertanian. Proses “diskusi” dalam uraian landasan teori tersebut “diramu“ sedemikian sehingga membentuk suatu cerita (story) yang urutan logika (sequence of logic)-nya terlihat jelas.
24
Contoh: lanjutan Kontribusi utama dari karya Rosen adalah model teoritisnya untuk analisis struktural dengan harga hedonik. Hal ini belum pernah diungkap oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Model yang dikembangkan oleh Rosen menyatakan bahwa harga pasar dari produk yang berbeda-beda ditentukan secara bersama-sama oleh harga penawaran konsumen (consumer’s bid price) dan harga penawaran produsen (producer’s offering price) produk itu. Dalam rangka membuat estimasi fungsi harga hedonik berdasarkan kondisi keseimbangan, Rosen menyusun sebuah prosedur untuk membuat estimasi yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan harga-harga hedonik dengan menggunakan sebuah model regresi antara harga-harga yang diamati dan mengukur karakteristik dari produk-produk yang berbeda. Tahap kedua adalah menggunakan koefisien dari fungsi yang diestimasi untuk menentukan harga implisit yang berhubungan dengan karakteristik tertentu dari suatu produk, dan menjaga semua sifat-sifat lainnya tetap konstan
25
Penggunaan persamaan matematis
Dalam tahap pertama dari model yang dikembangkan oleh Rosen (1974), sebuah persamaan harga hedonik dirumuskan sebagai berikut: P = f (Zi) Dimana P adalah harga suatu barang, Zi adalah karakteristik suatu barang. Rosen mendefinisikan fungsi harga hedonik sebagai titik tangen antara fungsi penawaran konsumen dan fungsi penawaran penjual (gambar 2). Fungsi penawaran konsumen untuk karakteristik tertentu dinyatakan sebagai berikut: Fungsi di atas menunjukkan kesediaan konsumen untuk membayar bagi sejumlah karakteristik kenyamanan, yang memberikan jumlah optimal dari sifat-sifat lainnya dan kegunaan serta pendapatan. Fungsi penawaran penjual dengan berdasarkan pada karakteristik tertentu didefinisikan sebagai berikut : i = f (Z1, Z2, ... , Zn, ), fungsi di atas menunjukkan kesediaan penjual untuk menerima bayaran dari sejumlah karakteristik yang diberikan oleh jumlah optimal dari sifat-sifat lainya dan keuntungan. Turunan parsial dari P terhadap Zi adalah harga-harga marjinal implisit dari karakteristik Pi (Z). Menurut Rosen (1974), berdasarkan jumlah dari karakteristik yang benar-benar ada, harga-harga marjinal dari karakteristik itu untuk setiap lingkungan perumahan dapat dihitung. Harga-harga marjinal yang telah dihitung tersebut menjadi variabel dependen dalam tahap kedua proses estimasi.
26
Dalam tahap kedua, fungsi permintaan dan penawaran untuk karakteristik itu diestimasi dan kedua fungsi itu dirumuskan sebagai berikut : Permintaan: Pi (Z) = f (Zi, Y1) (2) Penawaran : Pi (Z) = f (Zi, Y2) (3) Untuk i = 1, 2, ....,n, diamana Y1 and Y2 merupakan perubah exogenous dari permintaan dan penawaran. Atas dasar ketentuan diatas, Rosen (1974) mengembangkan sebuah model untuk memperkirakan pengaruh eksternalitas terhadap kenyamanan lingkungan. Kerangka analisisnya berdasarkan pada ide bahwa pada lokasi yang berbeda menawarkan kenyamanan yang berbeda pula pada penduduk sekitarnya. Dengan mempertimbangkan fungsi kepuasan U = (x,Z), dan bahwa konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya dengan kendala pendapatan y = x + P (Z), maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Memaksimalkan U = (x,Z) s.t. y = x + P(Z) dimana Z = (z1,…, zn) adalah sebuah vektor dari atribut plot rumah yang disewa, y = pendapatan konsumen, x = barang-barang lain selain plot rumah dan P (Z) = harga sewa plot rumah tersebut di pasar. Harga dari barang x dibuat menjadi satu kesatuan yang berarti bahwa x adalah numeraire Dengan menggunakan fungsi Lagrangian, masalah untuk memaksimalkan kepuasan dapat ditulis sebagai berikut:
28
Sebagaimana diketahui bahwa tinjauan pustaka merupakan review hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait, sementara landasan atau kajian teori merupakan sebuah diskusi komprehensif tentang teori tertentu. Tidak jarang terjdi bahwa pada suatu tesis/disertasi sulit dibedakan antara landasan teori dengan tinjauan pustaka. Hal ini terjadi karena kurang memahami perbedaan antara keduanya Penyebabnya karena beberapa hal (1) penulis tesis tersebut tidak memahami teori yang digunakan, (2) referensi yang digunakan terbatas, atau (3) hanya mencontoh dari tesis-tesis yang sudah ada tanpa meneliti lebih dahulu kebenaran teori ataupun model yang ditulis tersebut dari sumber aslinya.
29
Yang tidak kalah pentingnya juga adalah pemilihan teori yang tepat dan benar.
Lihat contoh petikan tesis berikut Judul Tesis: “Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik di Kabupaten Ademayem”
30
Dalam pemikiran pertumbuhan, pertanian berkelanjutan berperanan untuk menjaga produktivitas sumberdaya dan efisiensi. Tingkat efisiensi produksi akan mempengaruhi biaya dan jumlah produk yang dihasilkan. Jika biaya produksi berkurang, maka keuntungan yang diterima petani akan naik. Kenaikan keuntungan akan mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga petani. Besarnya keuntungan juga dipengaruhi oleh tingkat harga. Jika terdapat dua barang yaitu barang x dan barang y dengan harga P, pendapatan seseorang Y, dan selera dinyatakan dengan T maka fungsi permintaan terhadap barang x atau y dapat dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut: Artinya bahwa fungsi permintaan terhadap barang x atau y dipengaruhi oleh selera konsumen. Pengetahuan konsumen akan barang yang akan dikonsumsi akan mempengaruhi selera konsumen. Maka jika konsumen mempunyai pengetahuan yang baik akan makanan yang sehat dan aman, pada tingkat harga yang sama akan mempengaruhi kurva permintaan produk organik sehingga kurva permintaan akan bergerak menjauhi titik origin (bergeser ke kanan).
31
Catatan: Pertama adalah kesalahan dalam memilih teori yang sesuai.
Penulis menggunakan fungsi permintaan (teori permintaan) untuk menjelaskan penelitian tentang pendapatan usahatani yang secara logika sulit untuk diterima. Kedua, kesalahan dalam merumuskan fungsi permintaan. Sangat sulit dimengerti bagaimana fungsi permintaan yang semestinya hanya untuk barang tertentu dikatakan sebagai permintaan untuk dua jenis barang (x dan y). Ketiga, penulis tidak menerangkan secara utuh tentang fungsi yang digunakan. Sebagaimana dapat dilihat bahwa fungsi Q= f (Px, Py, Y, T) diartikan bahwa permintaan terhapap barang x dan y hanya dipengaruhi oleh selera konsumen, sementara Px, Py, dan Y juga berpengaruh.
32
3. Hipotesis Hipotesis merupakan “jawaban sementara” atas pertanyaan penelitian. Hipotesis tersebut harus diuji dengan menggunakan data empiris. Agar uji hipotesis memiliki landasan yang kuat, maka dilakukan juga uji statistik.
33
Bagaimana membangun hipotesis?
Sumber-sumber yang melahirkan inspirasi dalam merumuskan hipotesis meliputi: (a) teori-teori yang terkait dengan penelitian tersebut (b) hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait (c) pengamatan (observation) (d) hasil kontemplasi (e) kemampuan intuitif peneliti. Sumber utama dalam perumusan hipotesis adalah tinjauan pustaka dan landasan teori.
34
Hipotesis merupakan ide inti (core idea) suatu penelitian
Hipotesis yang dibangun harus fokus dan selektif pada sesuatu yang diteliti, dan tidak banyak mengangkat hal-hal yang tidak ada kaitannya (di luar) masalah yang diteliti. Penulis tesis/disertasi harus menghindari apa yang dapat diistilahkan dengan “hipotesis sapu jagat” yakni semua variabel yang diteliti dihipotesiskan. Pertama, hipotesis ”sapu jagat” sepatutnya dihindari karena hal ini justru menunjukkan ketidakmampuan penulis dalam merumuskan hipotesis yang selektif. Kedua, perumusan hipotesis ”sapu jagat” mencerminkan kurang kuatnya landasan teori yang dibangun dan dikuasai oleh penulis tesis/disertasi.
35
Contoh hipotesis sapujagat
Hipotesis 1: Keinginan konsumen untuk membayar diduga dipengaruhi oleh umur responden, beban tanggungan, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, penghasilan rumah tangga, dan jenis kelamin. Hipotesis 2: Keinginan petani untuk tetap berusahatani diduga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik sosial dan ekonomi yaitu produktivitas lahan usahatani umur kepala rumahtangga, luas lahan usahatani, beban tanggungan, pendapatan total rumahtangga, kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan total rumahtangga, harga lahan, alokasi waktu kerja di luar usahatani, tingkat pendidikan suami, tingkat pendidikan isteri, intensitas aktivitas usahatani, kualitas panen, pekerjaan lain selain berusahatani, permasalahan usahatani, laju alih fungsi lahan, laju kepadatan penduduk dan status pemilikan lahan.
36
Hipotesis 3: Keinginan petani untuk meninggalkan usahataninya diduga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik sosial dan ekonomi yaitu produktivitas lahan usahatani, umur kepala rumahtangga, luas lahan usahatani, beban tanggungan, pendapatan total rumahtangga, kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan total rumahtangga , harga lahan, alokasi waktu kerja di luar usahatani, tingkat pendidikan suami, tingkat pendidikan isteri, intensitas aktivitas usahatani, kualitas panen, pekerjaan lain selain berusahatani, permasalahan usahatani, laju alih fungsi lahan, laju kepadatan penduduk dan status pemilikan lahan. Hipotesis 4: Ketertarikan petani pada sektor formal diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor produktivitas lahan usahatani, umur kepala rumahtangga, luas lahan usahatani, beban tanggungan, pendapatan total rumahtangga, kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan total rumahtangga, harga lahan, alokasi waktu kerja di luar usahatani, tingkat pendidikan suami, tingkat pendidikan isteri, intensitas aktivitas usahatani, kualitas panen, pekerjaan lain selain berusahatani, permasalahan usahatani, dan status pemilikan lahan.
37
Hipotesis 5: Ketertarikan petani pada sektor perdagangan diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor produktivitas lahan usahatani, umur kepala rumahtangga, luas lahan usahatani, beban tanggungan, pendapatan total rumahtangga, kontribusi pendapatan usahatani, harga lahan, alokasi waktu kerja di luar usahatani, tingkat pendidikan suami, tingkat pendidikan isteri, intensitas aktivitas usahatani, kualitas panen, pekerjaan lain selain berusahatani, permasalahan usahatani, dan status pemilikan lahan. Hipotesis 6 : Keputusan petani untuk melanjutkan usahataninya atau tidak diduga dipengaruhi oleh faktor umur petani, luas lahan, harga tanah, alokasi waktu kerja di luar usahatani sendiri, status pemilikan lahan, pekerjaan lain di luar usahatani sendiri, intensitas aktivitas usahatani, laju alih fungsi lahan, laju kepadatan penduduk dan permasalahan di usahatani. Hipotesis 7: Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keberlanjutan usahatani di kawasan pinggiran kota dengan faktor-faktor umur petani, luas lahan, harga tanah, alokasi waktu kerja di luar usahatani sendiri, status pemilikan lahan, pekerjaan lain di luar usahatani sendiri, intensitas aktivitas usahatani, laju alih fungsi lahan, laju kepadatan penduduk dan permasalahan usahatani.
38
Hipotesis vs tujuan penelitian
Hipotesis sudah semestinya dirumuskan sesuai dengan tujuan penelitian mengingat pada dasarnya hipotesis merupakan “jawaban sementara“ atas tujuan penelitian. Dengan kata lain hipotesis harus konsisten dengan tujuan penelitian meskipun jumlah hipotesis tidak harus sama dengan jumlah tujuan penelitian. Oleh karena itu tidak semua tujuan penelitian harus dirumuskan hipotesisnya. Contoh berikut ini akan memperjelas bagaimana konsistensi antara hipotesis dan tujuan penelitian.
39
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui efisiensi tingkat penggunaan input pada usaha budidaya ikan gurami. Untuk mengetahui tingkat produksi, produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada usaha budidaya ikan gurami. Untuk mengetahui pendapatan dan keuntungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan petani ikan melalui usaha budidaya ikan gurami. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) Diduga penggunaan faktor produksi dalam usaha budidaya ikan gurami dalam kolam belum efisien. (2) Diduga produksi usaha budidaya ikan gurami dipengaruhi oleh jumlah benih ikan, jumlah pakan, ukuran rerata benih yang ditebar, pemberian pupuk, kedalaman kolam, kualitas air, dan lama pemeliharaan. (2) Diduga keuntungan usaha budidaya ikan gurami dipengaruhi oleh harga pakan, harga benih ikan, harga obat-obatan, harga kapur, harga pupuk kandang, upah tenaga kerja, dan input tetap.
40
Apakah hipotesis harus terbukti?
Tujuan penelitian dilakukan pada hakekatnya untuk membuktikan hipotesis Jika penelitian tersebut dapat membuktikan hipotesis yang diajukan, hal ini sebagai cerminan dari kekuatan peneliti. Namun bukan suatu hal yang mutlak bahwa hipotesis harus terbukti. Jika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka harus ada penjelasan mengapa hal tersebut terjadi.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.