Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KURNIA SYAHRI RAMADHAN SIREGAR 1202111860
TUGAS UTS DEMOGRAFI
2
DISTRIBUSI PENYEBARAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010
WILAYAH JUMLAH PENDUDUK (LAKI2)(RIBU JIWA) JUMLAH PENDUDUK (PEREMPUAN)(RIBU JIWA) JUMLAH PENDUDUK (LK DAN PR) (RIBU JIWA) KEP.MERANTI 90,6 85,7 176,3 DUMAI 133,5 122,3 253,8 KUANTAN SINGINGI 149,8 142,3 292,1 PELALAWAN 158,7 143,1 301,8 INDRA GIRI HULU 187,3 176,1 363,4 SIAK 196,4 180,3 376,7 ROKAN HULU 245,6 229,2 478,8 BENGKALIS 252,2 241,1 498,3 ROKAN HILIR 284,6 268,6 553,2 INDRA GIRI HILIR 349,3 321,5 662,8 KAMPAR 354,8 333,4 688,2 PEKANBARU 456,4 441,4 897,8
3
1. KEPULAUAN MERANTI KONDISI DEMOGRAFI
Laju pertumbuhan penduduk sebagai Kabupaten termuda di Propinsi Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti, selama kurun sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 hingga tahun 2010 adalah sekitar 0,60 persen. Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkalis, yang tinggal pada tahun 2000 berjumlah sekitar 166,1 ribu jiwa dan SP pada tahun 2010 ini jumlah penduduk meningkat sekitar 176,4 ribu jiwa,yang terdiri dari laki-laki,dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi di kabupaten termuda ini adalah di Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan angka sekitar 1,58 persen atau dari 13,0 ribu jiwa pada SP tahun 2000 menjadi 15,2 ribu jiwa pada SP tahun 2010 tahun ini. Sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Rangsang Barat, sekitar 0,12 persen atau hasil SP pada tahun 2000 berjumlah 24,6 ribu jiwa menjadi 24,9 ribu jiwa pada SP Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi(Kecamatan Tebing Tinggi Timur) 0,56 persen atau dari jumlah penduduk SP tahun 2000 berjumlah sekitar 62,2 ribu jiwa menjadi 65,8 ribu jiwa pada SP tahun 2010, di Kecamatan Rangsang laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,87 persen dari jumlah penduduk pada SP tahun 2000 berjumlah 24,2 ribu jiwa menjadi 26,4 ribu jiwa pada SP 2010 tahun ini, dan di Kecamatan Merbau( Kecamatan Pulau Merbau ) laju pertumbuhan penduduknya tembus sekitar pada angka 0,47 persen atau dari jumlah penduduk 42,1 ribu jiwa pada SP 2000 lalu menjadi 44,1 ribu jiwa pada SP tahun 2010.
4
23,48 Persen Penduduk Tidak Menetap Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) BPS Kabupaten Bengkalis tahun 2010, jumlah penduduk yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas wilayah sekitar 3.760,13 Kilometer persegi, rata-rata kepadatan penduduk adalah sebanyak 47 jiwa per Kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu Kecamatan Rangsang Barat, sebanyak 97 jiwa per Kilometer persegi, diikuti Kecamatan Tebing Tinggi sekitar 66 jiwa per Kilometer persegi. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat yakni 31 jiwa per Kilomter persegi. Sementara itu, dibandingkan dengan hasil pendataan yang terdaftar melalui catatan sipil setempat berjumlah sekitar 230 ribu jiwa dan pendataan melalui SP BPS tahun 2010 penduduk Kepulauan Meranti, bahwa hanya berjumlah 175 ribuan saja yang tinggal di daerah tersebut. Dapat dikatakan bahwa, setidaknya sekitar 23 persen lebih penduduk yang terdaftar di Kabupaten Kepulauan Meranti tidak menetap. Dari data itu terdapat selisih besar dari 230 ribu jiwa menjadi 175 jiwa, penyusutan itu karna bahwa penduduk yang sudah tidak terdaftar di capil setempat tidak menetap di sana. Mungkin saja karena belajar dan bekerja di luar daerahnya dan warga ini masih tercatat di capilduk. Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti terus mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan data terakhir Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Kepulauan Meranti hingga Februari 2012 meningkat menjadi ribu jiwa.
5
SOSIAL EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Meranti pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,59 persen,dibandingkan dengan tahun 2008 berkisar 7,34 persen. PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapita tahun 2009 mengalami peningkatan. Atas dasar harga berlaku,PDRB per kapita tahun 2008 sebesar Rp 20,67 juta menjadi Rp 24,43 juta pada tahun Atas dasar harga konstan 2000, PDRB per kapita tahun 2009 mengalami peningkatan dari sebesar Rp 6,13 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 6,46 juta pada tahun Nilai ekspor di Kabupaten Kepulauan Meranti hingga Desember 2009 mencapai US$ Nilai ekspor tersebut hanya dari Pelabuhan Selatpanjang. Nilai impor di Kabupaten Kepulauan Meranti selama 2009 mencapai US$ melalui pelabuhan Selatpanjang.
6
2. DUMAI KONDISI DEMOGRAFI Menurut data tahun 2010, jumlah penduduk Kota Dumai yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Batak, Minang sebagai warga mayoritas, Jawa, Bugis, dan Tionghoa adalah sebanyak jiwa dengan kepadatan rata-rata 156 jiwa/km² dan laju pertumbuhan sebesar 3,7% per tahun. Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk penduduknya. Penduduk Kota Dumai Tahun 2010, berjumlah jiwa yang terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Dengan Kepadatan Penduduk jiwa/km² dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3,51 persen/tahun.
7
SOSIAL EKONOMI Indikator ekonomi makro berupa Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Dumai yang terus meningkat tiap tahunnya sejak tahun merupakan gambaran keberhasilan pembangunan perekonomian di Kota Dumai. Untuk mendukung peningkatan PDRB tersebut maka titik berat pembangunan ekonomi Kota Dumai adalah dengan mempertahankan dominasi pembangunan pada sektor industri, perdagangan,bangunan angkutan serta bangunan disamping memperhatikan sektor pertanian sebagai penghasil bahan baku industri. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat juga telah memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di Kota Dumai sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Kendala yang dihadapi selain masalah modal adalah Status lahan masih disebut-sebut ex HPH. Empat kecamatan di Kota Dumai yaitu Kecamatan Sungai Sembilan, Medang Kampai, Bukit kapur dan Dumai Barat merupakan wilayah yang memiliki sumber daya lahan yang potensial untuk pengembangan agrobisnis dan agroindustri dengan rekayasa teknologi tepat guna byocyclo farming seperti padi, palawija, sayuran Sumatera, pisang, nenas, durian, mangga, rambutan, sawit, aneka ternak (sapi, kambing, itik dan ayam) serta budidaya tambak ikan air tawar (patin, ikan mas, gurami serta ikan hias).yang lebih banyak yang di hasilkan dari kecamatan sungai sembilan untuk ke depan adalah sawit, pisang, dan palawija. Saat ini daerah kecamatan sungai sembilan khususnya kelurahan basilam baru sangat kekurangan sarana infra struktur untuk pembangunan jalan. Terutama pembangunan jalan utama simpang kaplingan hingga pangkalan durian.
8
3. KUANTAN SINGINGI KONDISI DEMOGRAFI
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kuansing sebanyak jiwa.Mayoritas dari mereka adalah beretnis Minang kabau yang merupakan suku asli Kuantan dengan persukuan Caniago, Malayu, Patopang, Piliang, Nan Tigo, Nan Ompek, Nan Limo, Nan Onam, Piliang Soni, Piliang Lowe, Caromin/Camin, Kampuang Tongah, Mandahiliang, Kampuang Salapan, Tigo Kampuang, Limo Kampuang, Piliang Ateh, Piliang Bawah, Piabada, Bendang, Malayu Nyato, Malayu Jalelo, Kampai, Malayu Paduko, Malayu Tumangguang, Budi Caniago, Koto Piliang, Piliang Besar, Caniago Besar, Piliang Godang, Piliang Kociak, dan Piliang Tongah. Diikuti oleh suku melayu yang umumnya bermukim di sekitar daerah perbatasan bagian Timur, serta para transmigran asal jawa yang banyak tersebar di daerah sentra-sentra transmigrasi dan areal perkebunan. Selain itu juga suku-suku lain yang masuk belakangan dan umumnya bekerja sebagai buruh di perkebunan. Mata pencarian utama penduduk di daerah ini sebagian besar bertani, sementara yang lainnya bekerja pada bidang jasa, perdagangan, dan pegawai negeri.
9
SOSIAL EKONOMI Sektor pertanian masih memegang peranan penting sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat Kuantan Singingi. Lahan untuk padi seluas ha pada tahun 2001, dengan hasil produksi ,16 ton. Pada sektor perkebunan, Kabupaten Kuantan Singingi juga memproduksi berbagai komoditas seperti jeruk, rambutan, mangga, duku, durian, nangka, papaya, pisang, cabai, terung, timun, kol dan tomat. Begitu juga komoditas lain seperti karet, kelapa, minyak sawit, coklat, dan berbagai tanaman lainnya. Dalam sektor peternakan, beberapa hewan ternak yang dipelihara antara lain sapi ekor, kerbau ekor, ayam ekor dan itik ekor. Sedangkan sumber potensial di sektor kehutanan, antara lain produksi hutan terbatas ha, hutan konversi ha, hutan lindung ha dan hutan margasatwa: ha. Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensial yang besar di sektor pertambangan dan energi, yaitu emas, batu gamping, suntan, batu bara, gas alam, pasir sungai, sirtu, mangan dan kaolin. Pada bidang industri yang memiliki potensi ekonomi yaitu industri minyak sawit, industri lempengan karet, industri perabotan, industri pengolahan makanan tradisional, dan industri rumah tangga. Beberapa bidang potensial untuk investasi di antaranya pembangkit listrik dengan kapasitas kecil, agrikultur, pengolahan air bersih, dan pengembangan transportasi darat dan sungai.
10
4. PELALAWAN KONDISI DEMOGRAFI
Penduduk di Kabupaten Pelalawan pada pertengahan tahun 2011 adalah sebanyak jiwa yang terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Kecamatan yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan jumlah penduduk jiwa dan Kecamatan yang paling rendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Bunut dengan jumlah penduduk jiwa. Dikabupaten Pelalawan Penduduknya merupakan Penduduk yang heterogen yang terdiri dari berbagai jenis suku dan bahasa. Namun walaupun merupakan masyarakat yang heterogen penduduk yang ada di Kabupaten Pelalawan baik penduduk asli maupun para pendatang hidup dalam lingkungan yang harmonis. Suku yang utama yang terdapat di Kabupaten Pelalawan adalah suku Melayu, sedangkan suku pendatang yang ada di Kabupaten Pelalawan ini cukup banyak yaitu suku Minang, suku Batak, suku Aceh, suku Jawa, suku Sunda, Banjar dan Bugis. Dikabupaten Pelalawan ini juga terdapat suku asli pedalaman yaitu suku Mamak,suku Laut dan Suku sakai.
11
SOSIAL EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan lima tahun terakhir ini mencapai lebih dari 7% pertahun, melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Dari distribusi pertumbuhan PDRB diketahui bahwa penggerak ekonomi utama adalah pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini menunjukkan roda perekonomian berjalan dengan kondusif. Dari sisi sumber daya alam, Kabupaten Pelalawan yang terletak di Provinsi Riau, dikelilingi oleh hutan kelapa sawit yang berlimpah. Provinsi Riau merupakan wilayah penghasil kelapa sawit nomor satu di Indonesia. 7 % hasil kelapa sawit tersebut juga dihasilkan oleh Kabupaten Pelalawan. Meskipun hasilnya relatif sedikit, namun potensi dari daerah sekitarnya juga mampu menjadi suplayer bahan baku industri kelapa sawit yang akan direncanakan akan menempati Kawasan Teknopolitan Kabupaten Pelalawan.
12
5. INDRAGIRI HULU KONDISI DEMOGRAFI Penduduk Indragiri Hulu pada tahun 2010 sebesar jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak jiwa (51,53%) dan penduduk perempuan jiwa (48,46%). Penduduk laki-laki di kabupaten Indragiri Hulu lebih besar dibandingkan penduduk perempuan, sehingga seks ratio di kabupaten Indragiri Hulu sebesar 106,34% artinya terdapat 106 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.
13
Sosial ekonomi Rengat-Peran aktif pemerintah kabupaten Indragiri Hulu dalam pembangunan pada sektor kelistrikan, mendapatkan apresiasi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Peran aktif dan partisipasi ini dinilai oleh Manajemen PT PLN Persero Wilayah Riau-Kepri, adalah hal yang sangt positif dan membantu meringankan tugas PLN dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat, sehingga Pemerintah Kabupaten Indragiri hulu menerima penghargaan atas partisipasi aktif tersebut.
14
6. SIAK KONDISI DEMOGRAFI Jumlah penduduk di Kabupaten Siak tahun 2004 sebanyak 296,252 jiwa, terdiri atas laki-laki jiwa (51,33%) dan perempuan jiwa (48,67%), sehingga rasio kelamin adalah 104 dan kepadatan penduduknya adalah 34,61 jiwa/km2. Secara demografi tingkat kepadatan penduduk ini tergolong ‚tidak padat’. Namun jika dilihat dari penyebaran penduduk yang tidak merata, maka ada beberapa daerah yang tergolong daerah ’padat’. Adapun pertumbuhan penduduk rata-rata 4,99% setiap tahunnya. Peningkatan ini terjadi karena dipengaruhi oleh tingkat kelahiran yang lebih besar dibandingkan tingkat kematian, serta adanya penduduk yang datang dan menetap di Kabupaten Siak. Pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Siak tercatat ribu jiwa. Dalam waktu 5 tahun kemudian penduduk Kabupaten Siak menjadi jiwa. Dari tahun penduduk Kabupaten Siak menaik drastis sekitar jiwa. Dan Hasil SP2010 penduduk Kabupaten Siak berkembang jiwa. Dapat diketahui jika laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Siak dari tahun sekitar 4,29 persen/tahun.
15
SOSIAL Tingkat kesejahteraan sosial penduduk Kabupaten Siak dapat tercermin dari jumlah keluarga sejahtera yang ada diantara keluarga-keluarga penduduk Kabupaten Siak. Dari Total keluarga peserta Keluarga Berencana (KB) yang ada di Kabupaten Siak pada tahun 2004, sejumlah keluarga diantaranya adalah keluarga pra-sejahtera, keluarga adalah keluarga sejahtera 1, dan keluarga adalah keluarga sejahtera 2 dan 3. Untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia, BPS menggunakan suatu indeks komposit Indeks Pembangunan Manusia yang diadopsi dari Human Development Index (HDI) milik UNDP (1990) dengan beberapa penyesuaian. Karena pembangunan manusia luas cakupan, tidak semua aspek pembangunan manusia tercakup dalam IPM. Seperti Human Development Index, IPM dihitung dengan mencakup tiga komponen yang sangat penting dalam kerangka pemberdayaan penduduk, yaitu peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent living).
16
7. ROKAN HULU KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2010 adalah jiwa. Mayoritas penduduk asli Kabupaten Rokan Hulu adalah termasuk salah satu bagian dari Rumpun Minangkabau. Menurut sejarahnya, dahulu daerah Rokan Hulu disebut Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena merupakan daerah perantauan orang-orang Minangkabau pada masa lalu (Rantau nan Tigo Jurai). Pada masa itu diistilahkan sebagai ‘Rantau Nan Tigo Kabuang Aie’ yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar Kampar dan Kuantan sekarang. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah alur sungai menuju hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir ke Pesisir Timur. Diantaranya adalah Sungai Rokan, Siak, Tapung, Kampar dan Inderagiri (Kuantan), yang kini kesemuanya masuk di dalam Provinsi Riau. Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.
17
SOSIAL Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat istiadat dan bahasa daerah yang termasuk varian Rumpun Budaya Minangkabau. Utamanya mirip dengan daerah Rao dan Pasaman di Provinsi Sumatera Barat. Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.
18
8. BENGKALIS KONDISI DEMOGRAFI
Menurut BPS bahwa Tenaga Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan bekerja. Berdasarkan kategori usia produktif pada kolom kedua bahwa jumlah penduduk yang berusia tahun sebanyak orang. Jumlah usia produktif dari tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi penurunan, yaitu 2,39 persen laki-laki dan 1,81 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan selama kurun waktu , dari 63,55 persen menjadi 64,76 persen. Penduduk usia kerja yang bekerja mencapai hampir 90 persen pada tahun Tingkat pengangguran juga semakin menurun yang tercatat sebesar 11,36 persen dan lebih rendah dibanding tahun 2009 yang mencapai 13,21 persen. Pada tahun 2010 lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bengkalis adalah bidang pertanian (40,35 persen) diikuti bidang perdagangan, hotel dan restoran (17,70 persen), sedangkan bidang usaha ynag paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya sebanyak 2,02 persen.
19
Persentase penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut status pekerjaan utama tahun 2010 terdiri dari buruh sebanyak 39,83 persen, Berusaha sendiri (28,36 persen), pekerja tidak dibayar (13,09 persen) dan yang paling rendah pekerja bebas di non pertanian yaitu 1,29 persen. Usia produktif yang dikategorikan sebagai usia kerja sebanyak orang. Hal ini berdasarkan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Sedangkan usia penduduk Kabupaten Bengkalis pada tahun 2010 yang paling sedikit mereka yang berumur di atas 70 tahun yaitu orang.
20
Pertanian dan Holtikultura
EKONOMI Sebelum dibagi menjadi 4 daerah otonom, kabupaten Bengkalis adalah penghasil minyak terbesar di propinsi Riau dan di Indonesia. Eksplorasi minyak ini dilakukan oleh PT. Caltex Pacific Indonesia dan konsesi dengan Kondur Petroleum. Perikanan Karena memiliki daerah perairan yang cukup luas, maka Bengkalis sangat berpotensi menghasilkan ikan laut, selain itu juga terdapat budidaya ikan kakap putih di tepi sungai. Pertanian dan Holtikultura Komoditas hasil panen yang ada di Kabupaten Bengkalis berupa beras di lahan seluas ha, Sagu ha, ubi kayu ha, jagung 402 ha, kacang 162 ha, buah-buahan (durian, pisang, rambutan, nenas, mangga dan lain-lain) serta sayur-sayuran ha. Beberapa daerah ditunjuk untuk pengembangan komoditas hasil panen sebagai berikut : Pengembangan beras di Bantan dan Bukit Batu. Pengembangan komoditas buah-buahan di Bengkalis. Komoditas sayur-sayuran di Bengkalis, Rupat, Mandau dan Bukit Tinggi. Perkebunan Komoditas utama di sektor perkebunan termasuk kelapa, karet dan minyak sawit dan VCO. Tanaman penting lainnya seperti kopi, coklat dan buah pinang. Kehutanan Di Kabupaten Bengkalis terdapat hutan seluas ha yang tersebar di 8 kecamatan di kabupaten ini. Hutan di daerah ini terdiri dari berbagai macam flora dan fauna. Hutan mangrove banyak terdapat di tepian pantai. Hutan lainnya ada yang menghasilkan kayu gelondongan, rotan, resin dan bahan baku lainnya yang berasal dari hutan. Investasi Perkebunan & Kehutanan
21
9. ROKAN HILIR KONDISI DEMOGRAFI Jumlah penduduk kabupaten Rokan Hilir menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Rokan Hilir pada Tahun 2012 sebanyak jiwa. Penduduk kecamatan Bagan Sinembah menempati Urutan tertinggi yaitu jiwa, sedangkan kecamatan Rantau Kopar memiliki jumlah penduduk yang terendah yaitu jiwa. Berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan satu-satunya lembaga resmi pemerintah yang berhak melakukan sensus dan survei dasar di Negara Republik Indonesia. Pada tahun 2010 ini BPS melaksanakan Sensus Penduduk yang dilaksanakan serentak pada bulan Mei 2010 di seluruh wilayah Republik Indonesia. Menurut hasil sementara pencacahan lengkap Sensus Penduduk 2010 (SP 2010), penduduk kabupaten Rokan Hilir keadaan 31 Mei 2010 berjumlah jiwa. Jumlah penduduk laki-laki jiwa lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan jiwa, sehingga rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Rokan Hilir adalah sebesar 107. Laju pertumbuhan penduduk Rokan Hilir per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni tahun sebesar 4,22 persen, dengan kepadatan penduduk 63 orang per kilometer persegi.
22
Sosial ekonomi Sebagai sungai terbesar, Sungai Rokan memainkan peranan penting sebagai lalu lintas penduduk dan sumber ekonomi masyarakat. Sungai-sungai lainya adalah Sungai Kubu, Sungai Daun, Sungai Bangko, Sungai Sinaboi, Sungai Mesjid, Sungai Siakap, Sungai Ular dan Lainnya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa, terutama di sepanjang Sungai Rokan hingga ke Muaranya. Wilayah ini memiliki tanah yang sangat subur dan menjadi lahan persawahan padi terkemuka di Provinsi Riau.
23
10. INDRAGIRI HILIR KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Provinsi Riau menurut hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) adalah jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sementara banyaknya rumah tangga yang terdapat di Provinsi Riau pada tahun 2010 tercatat rumah tangga dengan rata-rata penduduk 4 jiwa per rumah tangga. Distribusi penduduk menurut kabupaten/kota menunjukkan bahwa penduduk Riau terkonsentrasi di Kota Pekanbaru sebagi ibukota provinsi dengan jumlah penduduk jiwa atau sekitar 16,21 persen dari seluruh penduduk Riau. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar jiwa. Sensus Penduduk (SP) dilaksanakan 10 tahun sekali. Dan berdasarkan data SP 2010, estimasi penduduk Riau tahun 2009 berjumlah jiwa. Pada tahun 2010, jumlah penduduk miskin di Riau 10,01 persen, dengan garis kemiskinan yang meningkat menjadi Rp ,-. Pemerintah selalu berupaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat melalui kebijakan-kebijakannya. Transmigrasi merupakan program pemerintah dalam usaha pemerataan penduduk. Hingga tahun 2010, Provinsi Riau masih menjadi daerah tujuan transmigrasi. Pada tahun 2010 realisasi penempatan Transmigran di Provinsi Riau adalah 18 kepala keluarga atau 73 jiwa, berasal dari APPDT.
24
SOSIAL EKONOMI ada tiga alasan mengapa aspek sosial dalam kajian dampak lingkungan diperlukan bagi para pengambil kebijaksanaan, yaitu : 1. Keberadaan suatu usaha atau kegiatan mempunyai dampak positif sekaligus negatif terhadap kehidupan di sekitarnya. Kegagalan mengidentifikasi dan mengantisifasi dampak negatif tidak hanya dapat mengganggu kelangsungan usaha atau kegiatan tersebut, melainkan juga dapat mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. 2. Penilaian atau respon masyarakat terhadap keberadaan suatu usaha atau kegiatan beragam dan berubah-ubah. Sesuatu yang dianggap bermanfaat oleh lapisan atau kelompok tertentu tidak selalu dianggap bermanfaat oleh lapisan atau kelompok lainnya. Dan sesuatu yang dianggap baik pada kurun waktu tertentu, tidak selamanya dianggap baik pada kurun waktu selanjutnya. 3. Dalam kurun waktu yang sama, kehidupan masyarakat boleh jdi bersentuhan dengan beberapa usaha atau kegiatan sekaligus. Sentuhan ganda semacam ini dapat menciptakan penilaian atau respon masyarakat yang bersifat spesifik.
25
11. KAMPAR KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang,[12] yang terdiri dari penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar kerap menyebut diri mereka sebagai Ughang Ocu, tersebar di sebagian besar wilayah Kampar dengan Persukuan Domo, Malayu, Piliong/Piliang, Mandailiong, Putopang, Caniago, Kampai, Bendang, dll. Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan budaya mereka sangat dekat dengan masyarakat Minangkabau.[13] khususnya dengan kawasan Luhak Limopuluah. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang di tahun Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera. Selanjutnya terdapat juga sedikit etnis Melayu yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi yang tersebar di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk beretnis Batak dalam jumlah yang cukup besar bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha.
26
Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Bangkinang Barat, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/km², 191 jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9 jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².
27
SOSIAL EKONOMI Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang pertanian dan perikanan darat. Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56 km), jaringan listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar 114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan telekomunikasi (telepon kabel, telepon selular, dan jaringan internet) dan jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.
28
12. PEKANBARU KONDISI DEMOGRAFI
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah sementara penduduk Kota Pekanbaru adalah 903,9 ribu orang, yang terdiri dari 459,5 ribu penduduk laki-laki dan 444,4 ribu penduduk perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut, dapat dilihat bahwa penyebaran penduduk terbesar di Kota Pekanbaru terdapat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tampan sebesar 173,2 ribu orang (19,16 persen), Marpoyan Damai sebesar 125,3 ribu orang (13,87 persen), dan Tenayan Raya sebesar 123,3 ribu orang (13,64 persen). Dimana Kecamatan Tampan merupakan kecamatan dengan penyebaran penduduk terbesar di Kota Pekanbaru. Kecamatan Sail dan Pekanbaru Kota merupakan dua kecamatan dengan jumlah penyebaran penduduk terkecil yaitu masing-masing sebesar 21,0 ribu orang (2,33 persen) dan 25,0 ribu orang (2,77 persen). Sedangkan untuk kecamatan lainnya, besar penyebaran penduduk berkisar antara empat sampai dengan sepuluh persen. Luas wilayah Kota Pekanbaru adalah sebesar 632,26 Km2 dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 903,9 ribu orang. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, maka rata-rata tingkat kepadatan Kota Pekanbaru adalah sebesar 1,4 ribu orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sukajadi yakni sebanyak 12,7 ribu orang per kilo meter persegi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Rumbai Pesisir yakni sebanyak 0,41 ribu orang per kilo meter persegi.
29
EKONOMI Saat ini Pekanbaru telah menjadi kota metropolitan, yaitu dengan nama Pekansekawan, (Pekanbaru, Siak, & Pelalawan). Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya. Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami peningkatan inflasi sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88% dan 0.02%. Secara tahunan inflasi kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26%, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2010 yaitu 2.07% pada bulan Januari 2010 dan 2.14% pada bulan Februari 2010. Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan Pekanbaru, telah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modern, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya, Lotte Mart, Metropolitan Trade Center, The Central, Ramayana dan Giant. Walau di tengah perkembangan pusat perbelanjaan modern ini, pemerintah kota terus berusaha untuk tetap menjadikan pasar tradisional yang ada dapat bertahan, di antaranya dengan melakukan peremajaan, memperbaiki infrastruktur dan fasilitas pendukungnya.
30
Beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah, Pasar Raya Senapelan (Pasar Kodim), Pasar Andil, Pasar Rumbai, Pasar Limapuluh dan Pasar Cik Puan. Sementara dalam pertumbuhan bidang industri di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,82 %, dengan kelompok industri terbesar pada sektor industri logam, mesin, elektronika dan aneka, kemudian disusul industri pertanian dan kehutanan. Selain itu beberapa investasi yang ditanamkan di kota ini sebagian besar digunakan untuk penambahan bahan baku, penambahan peralatan dan perluasan bangunan, sebagian kecil lainnya digunakan untuk industri baru.
31
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.