Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)"— Transcript presentasi:

1 PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)
SAVIRA SYIFA XII IPA 3

2 HEREDITAS   Adalah pewarisan sifat dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial

3 GENETIKA Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)dan sel telur (a)

4 Gen Homozigot Dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan darisel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA. Gen Homozigot Resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduandua sel kelamin. Co: aa. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentukserupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.

5 Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, sepertitinggi, rendah, warna, dan bentuk.h. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, danaa

6 Hukum Pewarisan Mendel
Adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel melalui 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan/segregation (Hukum Pertama Mendel). Hukum berpasangan secara bebas/independent assortment (Hukum Kedua Mendel).

7 Hukum Mendel I Menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Hukum Mendel menjelaskan tentang : Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Seperti alel resesif (w) dan alel dominan (R).

8 Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (ww) dan satu dari tetua betina (RR).

9 Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb & sB), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s/b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

10 Percobaan Monohibrid & Hukum Mendel I

11 biji BULAT (B) X biji KERIPUT (b) P : BB x bb gamet : B ; b F1 : Bb (bulat) P2 : Bb x Bb Gamet : B, b ; B, b F2 : BB, Bb, Bb, bb (Bulat),(Bulat),(Bulat),(Keriput) Ratio Fen = 3:1 Ratio Gen = 1:2:1 BB = homozigot dominan Bb = heterozigot Bb = homozigot resesif

12 Hukum Mendel II Menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi

13 Pola-Pola Hereditas Pautan (linkage) Pindahsilang (crossing over)
Pautan sex (sex linkage) Gagal berpisah (non disjunction) Determinasi sex Gen lethal

14 Pautan Pautan/Tautan (linkage) adalah suatu keadaan
dimana terdapat banyak gen dalam satu kromosom tubuh (autosom). Akibatnya bila kromosom memisah dari kromosom homolognya, gen-gen yang berpautan tersebut selalu bersama. Ciri Pautan:  Semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam  Jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1

15 Pindah Silang Pindah silang (crossing over) merupakan
peristiwa pertukaran gen karena kromosom homolog saling melilit saat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalami pindah silang saat pembelahan meiosis akan diperoleh gamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, dan aB. Ciri Pindah silang:  Semisal pada AaBb, gamet 4 macam  Jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1 : 1 : 1

16 Pautan Sex Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu yang selalu terdapat pada kromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.

17 Contoh persilangan antara lalat Drosophilla melanogaster bermata merah dan putih.
P :        jantan mata putih     X     betina mata merah                      XmY                            XMXM F1 :        XMY        : jantan mata merah            X MXm     : betina mata merah P2 :        XMY        x         XMXm FZ :        XMY        : jantan mata merah            XmY        : jantan mata putih             XMXM     : betina mata merah             XMXm     : betina mata merah

18 Gagal Berpisah Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya.

19 Contoh persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami gagal berpisah.
P    :    XY            x        XX (gagal berpisah) G    :    X                     X            Y                    XX                         F    :    XX     : betina normal         XY     : jantan normal         XXX   : betina super (biasanya mati)         XXY   : betina (fertil)           XO     : jantan (steril)         YO     : jantan (lethal) Gamet hasil gagal berpisah pada:  - betina : X, XX, 0  - jantan : X, Y, XX, YY, 0

20 Determinasi Sex Determinasi sex adalah cara penentuan jenis kelamin pada hewan dan manusia yang dilambangkan dengan huruf tertentu

21 Gen Lethal Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang memilikinya bila dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal dominan dan lethal resesif.

22 Contoh persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya
P    :    tikus kuning         x         tikus kuning               Kk                                     Kk F    :    KK      : tikus kuning (lethal)          Kk      : tikus kuning          kk      : normal Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning homozigot dominan selalu lethal.

23 Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin tipe XY. Penentuan jenis kelamin berdasarkan perbandingan kromosom Y dan kromosom X Penentuan jenis kelamin oleh tingkat Ploidi

24 PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE XY :
Jenis kelamin tipe XY antara lain terdapat pada mamalia. Termasuk manusia, pada hewan mamalia kromosom X berperan menentukan jenis kelamin betina. Sedangkan, kromosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Tipe ZO Pada tipe ZO, hewan di katakan berkelamin jantan jika mempunyai kromosom ZZ. Hewan dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom kelamin ZO.

25 Tipe XO Jenis kelaminn tipe XO antara lain terdapat pada beberapa serangga dari ordo orthoptera dan heteroptera. Contohnya : belalang. Serangga dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom kelamin XX dan berkelamin jantan jika mempunyai kromosom di kelamin XO. Tipe ZW Penetuan jenis kelamin tipe ZW antara lain terdapat pada kupu-kupu, ikan, reptil, dan burung hewan tersebut dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom ZW.

26 PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN KROMOSOM Y DAN X Pada lalat buah (Dosphila Melanogaster), kromosom Y dan kromosom X tidak menetukan jenis kelamin jantan ataupu jenis kelamin betina. Pada serangga tersebut kromosom Y menentukan tingkat kesuburan (fertilitas). Sedangkan, kromosom X menetukan kemampuan hidup (viabilitas).

27 PENENTUAN JENIS KELAMIN OLEH TINGKAT PLOIDI
Sebagian hewan ada yang penentuan jenis kelaminnya berdasarkan plodi kromosomnya bukan oleh kromosom kelamin. Kasus yang demikian biasanya terjadi pada serangga yang tergolong Ordo Hymenoptera (seperti lebah madu dan semut).

28 TERIMAKASIH


Download ppt "PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google