Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB"— Transcript presentasi:

1

2 SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG DI KELAS MULTI MEDIA MAHASISWA PRODI TP ANGKATAN 2008 FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SELAMAT DATANG

3 GEOGRAFI PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN WILAYAH

4 Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan Bandung. PT Alumni.

5 N I L A I ANGKA HURUF BOBOT 86 – 100 A 4 80 – 85 A – 3,67 75 – 79 B + 3,33 71 – 74 B 3 66 – 70 B – 2,67 61 – 65 C + 2,33 56 – 60 C 2 0 – 55 D 1

6 PEMBANGUNAN DAN DAMPAKNYA
Pembanguan selalu mempunyai dampak Positif dan Negatif. Evaluasi / kontrol harus dilakukan secara kontinue, sehingga dapat diketahui fluktuasi masing-masing dampak ( Positif dan Negatif) setiap saat. Besar Besar DAM PAK POSITIF Awal W A K T U DAMPAK NEGATIF Besar Besar

7 PERENCANAAN JANGKA PENDEK/SPONTAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH
PERNCANAAN PERENCANAAN ABSTRAK PERENCANAAN RIIL PERENCANAAN JANGKA PENDEK/SPONTAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PERENCANAAN JANGKA PANJANG PERENCANAAN DINAMIS JELASKAN DAN BERIKAN CONTOH MASING-MASING PERENCANAAN TERSEBUT !!?

8 MENGAPA PEMBANGUNAN SELALU BERLANGSUNG SEPANJANG MASA ???
ADAKAH SUATU OBYEK PEMBANGUNAN YANG “TIDAK MEMPUNYAI” DAMPAK NEGATIF ??? MUNGKINKAH SUATU KEGIATAN PEMBANGUNAN “TANPA RENCANA” ??? SEBUTKAN DAN JELASKAN JENIS-JENIS RENCANA ???!!!

9 JENIS-JENIS RENCANA : 1. RENCANA ABSTRAK : ? 2. RENCANA RIIL : ?
4. RENCANA STATIS : ? 3. RENCANA DINAMIS : ? - RENCANA JANGKA PENDEK - RENCANA JANGKA MENENGAH - RENCANA JANGKA PANJANG - RENCANA BAKU ( TUJUAN POKOK/TARGET UTAMA)

10 FUNGSI PERENCANAAN 1. Merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. 3. Merupakan Penentuan Tujuan yang akan dicapai. 4. Merupakan cara untuk memilih beberapa alternatif dalam mencapai tujuan. 5 Merupakan wujud pengarahan untuk mencapai tujuan. 6. Merupakan Alat Evaluasi / kontrol suatu ujud pembangunan.

11 Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Manusia
TUJUAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Manusia

12

13

14

15 Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan Bandung. PT Alumni.

16 GEOGRAFI PEMBANGUNAN GEOGRAFI = ? PEMBANGUNAN = ?
Geografi = Ilmu yang mempelajari kaitan sesama antara manusia, ruang, ekologi, kawasan dan perubahan- perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kaitan sesama tersebut. Pembangunan = Realisasi dari Perencanaan. Geografi Pembangunan : adalah Kawasan : Suatu lingkungan dengan karakteristik tertentu.

17 Geografi Pembangunan :
Adalah suatu STUDI yang memperhatikan aspek- Aspek Geografi yang menunjang suatu pemba – ngunan wilayah. Aspek-Aspek Pembangunan : a). Aspek Fisik : tanah, iklim, air, dll. b). Aspek Manusiawi / aspek Sosial : Jumlah penduduk, persebaran penduduk, tenaga kerja, kemasyarakatan , dll. c). Aspek Biotis : Hewan, dan tanaman. d). Aspek Abstrak : Letak, Luas, Batas, Bentuk.

18 TEORI POTENSI PENDUDUK
Adalah Suatu Analisa KUANTITATIF ( Berupa angka-angka ) mengenai Tingkat Potensi suatu tempat / daerah untuk berkembang. Teori ini berdasarkan pada : 1. Data Jumlah Penduduk 2. Data JARAK antar tempat / titik berdasarkan JALUR TRANPORTASI.

19 Hasil Analisa : Semakin Besar Angka Potensi Penduduk
Suatu daerah, maka daerah tersebut akan mudah berkembang, dan sebaliknya, Semakin Kecil Angka Potensi Penduduk Suatu daerah, maka semakin kecil pula kemungkinan daerah tersebut untuk berkembang.

20 Kegunaan Teori Potensi Penduduk
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan suatu wilayah. Misalnya : Pengadaan Rumah Sakit, Terminal, Pasar, dll. Teori ini relevan untuk Daerah-daerah yang relatip belum berkembang.

21 Langkah-langkah Analisa
1. Sediakan Peta Daerah yang akan dianalisa. 2. Ukurlah Jarak menurut Jalur Tranportasi yang ada pada Peta tersebut. Bila suatu Tempat/ daerah terhadap Tempat lain dihubungkan oleh lebih dari SATU jalur tranportasi, maka pilihlah jalur yang terpendek jaraknya. 3. Susunlah Tabel Jarak Antar Tempat, meliputi semua Tempat/Titik yang tercakup dalam wilayah tersebut. 4. Carilah data JUMLAH PENDUDUK untuk semua Tempat/ Titik. 5. Hitunglah Potensi Penduduk untuk masing- masing Tempat/Titik, menurut Rumus yang sudah ada.

22 RUMUS POTENSI PENDUDUK
n = Jumlah Titik P1 P2 P3 P4 Pn PP 1 = + + + . . . + ( J 1 )² (J 1.2)² (J 1.3)² (J 1.4)² (J 1.n)² P1 P2 P3 P4 Pn PP 2 = . . . + + + + ( J 2.n )² (J 2.1)² (½ J 2)² ( J 2.3 )² ( J 2.4)² P1 P2 P3 P4 Pn PP 3 = + + + + . . . (J 3.1 )² (J 3.2)² (½ J 3 )² (J 3.4)² ( J 3.n )² P1 P2 P3 P4 Pn . . . PP n = + + + + (J n.1)² (J n.2)² ( J n.3)² ( ½ J n )² (J n.4)² PP 1 = Potensi Penduduk di Tempat 1 PP 2 = Potensi Penduduk di Tempat 2 PP 3 = Potensi Penduduk di Tempat 3 PP n = Potensi Penduduk di Tempat n P 1 = Jumlah Penduduk Tempat 1 P 2 = Jumlah Penduduk Tempat 2 P 3 = Jumlah Penduduk Tempat 3 P n = Jumlah Penduduk Tempat n

23 ? • • • • • J 1 = Jarak terdekat dari tempat 1
Keterangan Rumus : J 1 = Jarak terdekat dari tempat 1 J 2 = Jarak terdekat dari tempat 2 J 3 = Jarak terdekat dari tempat 3 J n = Jarak terdekat dari tempat n ? Peta LIHAT PETA : 1 4 J 1 = Jarak 1 – 2 ( J 1.2 ) Jarak 2 – 3 ( J 2.3 ) Jarak 3 – 2 = Jarak 2 – 3 = J 3.2 atau J 2.3 J 2 = 2 J 3 = 3 = J1 : Kabupaten = J2 & J3 : Jalan Tranportasi J 4 = Jarak 4 – 3 ( J 4.3 ) = J4

24 Buatlah Rumus : 1. PP.6 = ? 2. PP.11 = ? 3. PP. 7 = ? 4. PP. 9 = ? DICOBA !

25 Peta Daerah X • • • • • • • • • • • K A B U PA T E N X 6 5 7 3 8 4 2 1
SKALA 1 : 6 5 7 3 8 4 2 1 10 11 9 : Batas Kabupaten : Jalan

26 Contoh Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

27 Tabel : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Gunung Kidul, DIY Tahun l971
Kode Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Panggang Paliyan Tepus Rongkop Semanu Ponjong Karang Mojo Wonosari Playen Patuk Nglipar Ngawen Semin n = 13

28 Hasil Perhitungan POTENSI PENDUDUK dari 13 Kecamatan
Nilai Potensi Penduduk Prosentase Potensi Penduduk Terhadap Prosentase Penduduk TERTINGGI ( % ) Kode PP ,55 PP ,78 PP ,45 PP ,46 PP ,71 PP ,85 PP ,48 PP ,55 PP ,21 PP ,74 PP ,40 PP ,70 PP ,84 4,44 9,99 5,45 4,03 28,28 38,10 45,36 28,30 100,00 85,75 8,60 7,85 8,40 PP Tertinggi DATA PROSENTASE ini dipakai Untuk Plotting kedalam Peta, dan dibuat Kontur Potensi Penduduk PP n PROSENTASE = X 100 % PP Tertinggi

29 CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK
Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % 85 80 70 57 50 % 80 60 80 70 62 70 50 60 60 40 % 60 50 40 50 40 40 30 % 30 30 30 50 28 42 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE : LOGICAL KONTUR (Interpolasi Linier) Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

30 CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK
Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % 85 80 70 57 50 % 80 60 80 70 62 70 50 60 60 40 % 60 50 40 50 40 40 30 30 % 30 30 50 28 42 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

31 CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK
Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % 85 57 50 % 62 40 % 30 % 28 42 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

32 CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK
BOLEH DIKIRA-KIRA Peta 5 % Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk dengan C I = 10 % 80 65 55 85 75 85 90 57 70 Posisi ini Tidak mungkin dibagi secara TEPAT 62 60 45 35 85 50 25 28 42 15 40 30 Angka dalam % METODE LOGICAL KONTUR 20 10

33 CARA KOREKSI GARIS KONTUR
C I = 10 % Peta : Garis Kontur yang salah 70 % 80 % 60 % 85 80 70 57 50 % 80 60 80 70 62 70 50 60 60 40 % 60 50 40 50 40 40 39 30 30 % 30 30 50 28 42 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

34 Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . .
II = % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 100 40 I III : Batas Administrasi

35 Cara Analisa Peta Kontur Potensi Penduduk
Lokasi-lokasi yang mempunyai Garis Kontur Rapat, dan berada pada nilai Garis Kontur PALING TINGGI merupakan Daerah Prioritas I (satu ). Pada lokasi ini Potensi untuk berkembang adalah sangat besar diban- dingkan dengan lokasi-lokasi yang lain. Carilah lokasi Daerah Prioritas II ( Dua ), yaitu lokasi- lokasi dengan garis kontur yang rapat dan nilai GARIS-GARIS KONTURNYA dibawah nilai Daerah Prioritas I ( Satu ). Selanjutnya carilah lokasi-lokasi Daerah Prioritas III, IV, V dan seterusnya, yaitu dengan cara memperhatikan KERAPATAN dan NILAI GARIS KONTUR.

36 Diskripsi Analisa 1. Lokasi PP 100 % merupakan Pusat Interaksi dari seluruh titik yang dianalisa. 2. Lokasi Daerah Prioritas I, II, III, dan seterusnya merupakan Daerah pusat-pusat interaksi, sehingga untuk pengembangan wilayah perlu diperhatikan sesuai dengan prioritasnya masing-masing lokasi. 3. Dalam pelaksanaan pengembangan wilayah diperlukan pertimbangan faktor lain, sehingga penentuan prioritas pengembangan wilayah menjadi lebih tepat.

37 Penerapan Teori 1. Dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan tentu akan meli- batkan beberapa pertimbangan berdasarkan hasil penelitian dari berbagai bidang. 2. Dalam suatu Perencanan yang relatif besar, pengembangan suatu wilayah akan memerlukan perencanaan, hasil, dan evaluasi secara kontinue.

38 Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . .
II = % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 100 40 I III : Batas Administrasi

39 Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . .
II = % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 100 40 I III : Batas Administrasi

40 BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 %
Peta 6 9 29 17 48 31 48 30 86 100 81 12 28 7 78 59 56 21 29 Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten

41 BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 %
Peta 6 9 29 17 48 31 60 48 30 80 86 100 81 70 90 12 28 7 78 59 56 20 30 40 21 29 50 8 10 Angka dalam % : Batas Kabupaten

42 TUGAS JUDUL : ANALISA POTENSI PENDUDUK KABUPATEN , TAHUN 1. Carilah Peta Kabupaten. 2. Ukurlah jarak dari Kecamatan satuke Kecamatan lain, meliputi seluruh Kecamatan yang ada, atau gunakanlah data SEKUNDER jarak antar Kecamatan. 3. Carilah data jumlah Penduduk per Kecamatan. 4. Buatlah ANALISA POTENSI PENDUDUK terhadap Kabupaten tersebut. 5. Buatlah Analisa mengenai Hasil yang diperoleh, dan berikan analisa-analisa untuk PENGEMBANGAN KABUPATEN tersebut berkaitan dengan TEORI POTENSI PENDUDUK.

43 ISI LAPORAN I. PENDAHULUAN : Pengertian Teori.
Rumus yang digunakan dan keterangannya. 3. Cara Analisa. II. DATA LAPANGAN : Data Jarak antar Kecamatan ( Hasil Ukur di Peta, atau data Sekunder. 2. Data Jumlah Penduduk per Kecamatan. 3. Lampiran Peta Kabupaten III. PENGOLAHAN DATA : 1. Hasil Hitungan Potensi Penduduk per Kecamatan. 2. Hasil Hitungan Prosentase Potensi Penduduk. 3. Peta Kontur Potensi Penduduk IV. ANALISA DAN KESIMPULAN : Berdasarkan Teori yang ada.

44 Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 13 3 4 5 , 6 , 7 , 8 9 2, 10 , ,5 10, 11 ,5 12 10 13

45 Tabel : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Gunung Kidul, DIY Tahun l971
Kode Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Panggang Paliyan Tepus Rongkop Semanu Ponjong Karang Mojo Wonosari Playen Patuk Nglipar Ngawen Semin

46 Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 13 3 4 5 , 6 , 7 , 8 9 2, 10 , ,5 10, 11 ,5 12 10 13

47 Hasil Perhitungan POTENSI PENDUDUK dari 13 Kecamatan
Nilai Potensi Penduduk Prosentase Potensi Penduduk Terhadap Prosentase Penduduk TERTINGGI ( % ) Kode PP ,55 PP ,78 PP ,45 PP ,46 PP ,71 PP ,85 PP ,48 PP ,55 PP ,21 PP ,74 PP ,40 PP ,70 PP ,84 4,44 9,99 5,45 4,03 28,28 38,10 45,36 28,30 100,00 85,75 8,60 7,85 8,40 PP Tertinggi PP n PROSENTASE = X 100 % PP Tertinggi

48 Pola Persebaran suatu obyek biasanya hanya
TEORI POLA PERSEBARAN NEAREST NEIGHBOUR ANALYSIS ( Analisa Tetangga Terdekat ) Pola Persebaran suatu obyek biasanya hanya dinyatakan dalam suatu diskripsi, sehingga sering menimbulkan kerancuan terhadap gambaran sebenarnya di lapangan. Teori ini merupakan Analisa Kuantitatif ( Berupa angka-angka ) mengenai Pola Persebaran suatu obyek tertentu. Hasil dari Analisa Kuantitatif ini akan lebih akurat dan memudahkan dalam membantu perencanaan selanjutnya.

49 Gambaran Pola Persebaran
T = Index Persebaran T = 0 T = 1,0 T = 2,15 Menyebar Berkelompok ( Clustered ) Acak ( Random ) Seragam ( Uniform ) I II III 0,5 1,575 T = 0 T = 1,0 T = 2,15 I. Menyebar Berkelompok / Clustered , Nilai T = ,5 = II. Acak / Random Nilai T = 0, ,575 = III. Seragam / uniform Nilai T = 1, ,15 =

50 DASAR TEORI Teori ini berdasarkan Peta, yaitu : Peta yang berisi data/gambaran tentang obyek yang akan dianalisa. Data yang diperlukan adalah : 1. Jarak Lurus antar Titik (Obyek). 2. Jumlah Titik. 3. Batas Wilayah (untuk mengetahui luas). Titik (Obyek) dapat berupa : Lokasi tanah subur, lokasi pemukiman, lokasi tanah longsor, Lokasi Sumber Air, Lokasi Tambang, Lokasi bencana, dll.

51 KEGUNAAN TEORI 1. Untuk menunjukkan Pola Persebaran suatu obyek. 2. Untuk memperoleh Group-group atau kelompok-kelompok titik (obyek),sehingga akan memudahkan untuk membantu dalam perencanaan selanjutnya. 3.Untuk memprediksi lokasi-lokasi non obyek, sehingga bisa berguna untuk perencanaan lain yang berkaitan dengan analisa yang dilakukan.

52 LOKASI NON OBYEK ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
peta T ~ 2,15 T ~ 2,15 T ~ 2,15 : Lokasi Longsor : Area Tanah Longsor : Area Bukan Tanah longsor ( AREA BENCANA ) ( AREA AMAN )

53 Tabel : Jarak Lurus Antar Titik ( Km )
Contoh Tabel : Jarak Lurus Antar Titik ( Km ) Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

54 Langkah-Langkah Analisa
1. Sediakan Peta Daerah yang akan dianalisa. Apabila Peta yang diperoleh tidak memuat data obyek,maka harus dilakukan Plotting Data Obyek kedalam Peta. Bila data obyek berasal dari Peta topografi (misalnya data lokasi pemukiman), maka gambaran yang ada pada peta harus diubah terlebih dahulu, yaitu dengan cara merubah lokasi pemukiman yang ada menjadi persebaran titik-titik. 2. Berikan nomor urut secara BEBAS pada titik-titik Obyek yang ada pada Peta. 3. Ukurlah Jarak Terdekat/Lurus dari satu Titik ke Titik lainnya, dan Susunlah dalam tabel. Hitunglah T (Index Persebaran ) dengan menggunakan rumus yang ada. Contoh Tabel :

55 Rumus : T ( Index Persebaran )
Keterangan Rumus : J T = Index Persebaran U J T = = Jarak Lurus Terdekat J ∑ J = Jarak J1 + Jarak J2 + Jarak J Jn h ( Jumlah Jarak J1 s/d Jn ) J = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat. ∑ J U J = U ∑ N N = Jumlah Titik. 1 J = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random. J h = h 2 √ p p = Kepadatan titik dalam tiap km² , yaitu jumlah Titik ( N ) dibagi dengan luas wilayah ( A )dalam km². N P = A

56 Diukur pada Peta, kemudian Dikalikan Skala (penyebut skala)
Keterangan Rumus : J1 = Jarak Terdekat 1 J2 = Jarak Terdekat 2 J3 = Jarak Terdekat 3 Jn = Jarak Terdekat n Diukur pada Peta, kemudian Dikalikan Skala (penyebut skala) ∑ J = J1 + J2 + J3 + J Jn n = Jumlah Jarak Terdekat

57 JARAK TERDEKAT Bila Jumlah Titik = 2 (dua)
Peta 1 Peta 2 Peta 3 1 2 1 1 2 J1 J1 J1 2 BILA DALAM SUATU WILAYAH JUMLAH TITIK = 2 (DUA), MAKA JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT) HANYA 1 (SATU) ATAU BELUM ADA VARIASI JUMLAH “ J “

58 JARAK TERDEKAT Bila Jumlah Titik = 3 (tiga)
Peta 1 Peta 2 Peta 3 Peta 4 1 1 3 1 J1 1 J1 J1 J1 J2 3 J2 2 2 3 J2 J2 J2 3 2 1,2,3 = sama sisi 2 BILA JUMLAH TITIK HANYA 3 (TIGA) , MAKA JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT) PASTI HANYA 2 (DUA). JADI BELUM ADA VARIASI JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT).

59 JARAK TERDEKAT bila Jumlah Titik = 4 (empat )
Peta 1 Peta 2 Peta 3 3 2 1 2 1 1 J2 J1 J1 2 J1 J2 3 4 4 5 J3 J2 J3 3 J4 6 4 8 7 J5 Jarak 5 – 4 = Jarak 5 – 6 Bila Jumlah Titiknya 4 (empat) atau Lebih, maka jumlah “ J “ (Jarak terdekat) Sudah bervariasi ( bisa 2, atau 3 ). Jarak 6 – 7 = Jarak 7 - 8

60 Kesimpulan : Dalam Analisa Teori Pola Persebaran,
jumlah Titik yang berada dalam suatu wilayah “Minimal 4 (empat) buah titik”, sehingga sudah ada variasi jumlah “J” (Jarak Terdekat).

61 CARA MENENTUKAN “J” ( JARAK TERDEKAT) BILA MEMPUNYAI : JARAK SAMA KE ARAH 2 (DUA) TITIK
Peta 1 Peta 2 Diketahui : J 1.2 = J 2.3 Diketahui : J 3.4 = J 4.5 Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3 . Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3, J4 . 4 2 3 5 3 J4 J2 J3 1 J1 J1 J2 4 1 J3 5 2 Bila terdapat 2 (dua) “Jarak Terdekat” yang sama, maka digunakan Salah satu “Jarak Terdekat” YANG DAPAT DIPAKAI RANGKAP/GARIS YANG SUDAH ADA.

62 Mengukur Luas Wilayah SQUARE METHOD 1). transparan
Luas 1 kotak = 2 cm x 2 cm = 4 cm² Peta 2 cm SKALA 1 : 5.000 transparan 2 cm < ½ kotak = hilang = 0 > ½ kotak = 1 kotak 1 2 3 4 5 6 Lihat Peta : 7 8 9 10 Luas Wilayah = 13 kotak 11 12 13 Jadi Luas Willayah Sebenarnya = = 13 x 4 cm² = 52 cm² 52 x 5.000 x 5.000 cm² = cm² Semakin KECIL Ukuran Kotak, maka Hasilnya semakin TELITI. = = 0,13 km²

63 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
2). DOTS METHOD Skala 1 : Peta 1 Kotak = 1 cm2 1 Dot = 1 cm2 Lihat Peta : 1 2 3 Luas Wilayah X = 15 Dot ………. ? 4 5 6 7 8 = 15 X 1 cm2 = 15 cm2 12 9 10 11 Jadi Luas Sebenarnya = 15 = 15 cm2 X 25.000 X 25.000 13 14 = cm2 = m2 = 0,9375 Km2 1 cm 1 cm = Batas Wilayah X

64 WILAYAH X 3). STRIPS METHOD v v v v IS Skala 1 : 25.000 Peta
= Jarak antar STRIP Skala 1 : Peta = Interval STRIP = 0,5 cm. (Misal). A B STRIP v v Letakan garis batas ( ) Pada Pertengahan Garis batas Wilayah yang terletak antara Dua buah Strip. v v C D E F WILAYAH X G H Wilayah yang < dari ½ Interval Strip diabaikan. I J I S Cara Pengukuran : Ukurlah Panjang : AB, CD, EF, GH, IJ, kemudian dijumlahkan, dan dikalikan Jarak antar STRIP, maka HASILNYA = Luas Wil. X . : Batas Wilayah X = Diabaikan Dapat dirumuskan : AB + CD + DE + EF + GH + IJ Luas Sebenarnya = LUAS WILAYAH X = I S X (Skala)2

65 Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan
Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta SKALA 1 : U 11 13 12 14 15 10 16 8 9 1 2 17 18 7 3 5 4 6 19 = Lokasi Pemukiman

66 LANGKAH ANALISA Tentukan Jumlah “J” (dengan menghubungkan jarak terdekat). Ukurlah masing2 “J” dan kalikan dengan penyebut skala (km). Jumlahkan panjang seluruh “J” ( J1 + J2 + J3 + J4 + ……Jn ). Hitunglah luas wilayah dengan metode yang ada ( km2 ). Hitunglah jumlah titik ( N ). HITUNGLAH “ T “ ( Index Persebaran ) dengan rumus .

67 Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan
Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta SKALA 1 : U 1 J8 13 11 2 3 J7 12 14 J9 4 5 6 7 8 15 10 16 J1 8 J5 J6 J10 9 1 J11 2 17 J2 18 7 3 5 4 6 J3 J12 J4 19 = Lokasi Pemukiman JUMLAH J = 12 ???

68 Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan
Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta U SKALA 1 : 11 13 12 14 15 10 16 8 9 1 2 17 18 7 3 5 4 6 19 = Lokasi Pemukiman

69 Hipotesa dari Hasil Perhitungan
1. Apabila diperoleh Nilai T mendekati 0 (nol), yaitu nilai T antara 0 – 0,5 maka Pola Persebaran Obyek adalah “ Menyebar Berkelompok / Clustered “. Pada Daerah yang mempunyai Persebaran Obyek Clustered, maka akan dapat dicari/ditentukan Group 2 / Kelompok 2” yang terjadi, dan biasanya akan mudah untuk mencari Kelompok obyek/titik tersebut. 2. Bila diperoleh Nilai T mendekati 1 ( satu ), yaitu nilai T antara 0,5 – 1,575 maka dapat dikatakan Pola Persebaran Obyek/Titik adalah Acak / Random. Bila Nilai T diperoleh Acak / Random, maka harus dilakukan analisa lebih lanjut, yaitu dengan cara :

70 Analisa Lanjut Pola Persebaran Acak / Random ( Nilai T mendekati 1 (satu) T = 0,5 – 1,575
a). Carilah/ tentukan Group / Kelompok-kelompok yang terjadi dari persebaran obyek/titik yang ada, yaitu dengan cara membuat deliniasi (pembatasan) pada sekelompok titik tertentu. Pembuatan batas ini dengan cara merubah batas kelompok sedemikian rupa, sehingga pada Group / kelompok tersebut nilai T nya mendekati 2,15 ( pola Seragam / Uniform ). Titik – titik yang berada pada 1 (satu) Group / kelompok, berarti nilai T mendekati 2,15 ( Pola Seragam ).

71 CARA ANALISA LANJUT ( Mencari Group2 T mendekati 2,15 )
(BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) CARA ANALISA LANJUT ( Mencari Group T mendekati 2,15 ) Peta Setelah dihitung,diperoleh : Skala 1 : U G1 ; T = 1,42 random G1 G2 ; T = 1,66 seragam G3 ; T = 1,12 random G6 G2 G3 G4 ; T = 1,84 seragam G5 G5 ; T = 0,87 random G6 ; T = 1,91 seragam G4 Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” Mendekati : 2,15 : batas wilayah : Tanah subur (seragam). : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

72 CARA MEMBUAT DELINIASI (PEMBATASAN AREA)
UNTUK MEMPEROLEH GROUP/KELOMPOK ( T mendekati 2,15 ) PERSEBARAN TANAH SUBUR U SKALA : 1 : G1 G2 G3 G4 : MENDEKATI POLA RANDOM : MENDEKATI POLA SERAGAM G = GROUP / KELOMPOK

73 b).Bila pada kelompok obyek / titik , nilai T
nya belum diperoleh antara 1,575 – 2,15 maka perlu dilakukan pembatasan kembali dengan cara merubah batas Group / kelompok, dan merubah jumlah titik yang ada ( menambah dan mengurangi ) Jumlah titik. 3.Bila diperoleh Nilai T mendekati 2,15 (Nilai T antara 1,575 – 2,15 ) maka Pola Persebarannya adalah Seragam/Uniform, sehingga dapat dikatakan persebaran obyek/ titik tersebar merata diseluruh wilayah yang ada.

74 A Ju Setelah dihitung dengan Rumus : T = Jh
Contoh : ANALISA NILAI “ T “ mendekati 2,15 1 9 10 11 6 T mendekati 2,15 2 5 A ( Pola Seragam ) 12 3 7 8 4 : Tanah Subur : Tanah Subur Ju Setelah dihitung dengan Rumus : T = Jh Kemudian diperoleh Nilai T mendekati 2,15 atau antara 1,575 – 2,15, maka : Berarti Titik 1 – 12 pada wilayah A mempunyai Pola Seragam, ATAU DAPAT DIKATAKAN BAHWA TITIK-TITIK PADA WILAYAH A BERADA DALAM 1 (SATU) GROUP / KELOMPOK.

75 TANGGAL 19 DESEMBER 2011 : UJIAN JILID I ( MATERI SEMUA )
UJIAN SEMESTER : SISA MATERI YANG BELUM DIUJIKAN

76 TEORI TITIK HENTI ( Breaking Point )
Breaking Point ( Titik Henti ) : adalah suatu analisa untuk menentukan suatu Titik /Tempat yang sangat berpotensi untuk berkembang, diantara 2 (dua) tempat. Analisa Teori ini berdasarkan pada : Jarak antara 2 (dua) Titik/Tempat , dan Jumlah Penduduk masing-masing Tempat. Lokasi Titik / Tempat hasil analisa adalah terletak diantara 2 (dua) Titik/Tempat.

77 Rumus yang digunakan B A J b = J ab P a 1 + P b TH TH = Titik Henti
J b = Breaking Point antara Tempat a dan tempat b ( dalam Km atau Mile dihitung dari tempat b ) J ab = Jarak antara Tempat a dan b. P a = Jumlah Penduduk di tempat a. P b = Jumlah Penduduk di tempat b. B TH A J ab J b TH = Titik Henti

78 Contoh Soal Teori Titik Henti
Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = Jumlah Penduduk Tempat B = Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! Jawab : J ab 100 J b = = = 58,4 = 58 km (dibulatkan) P a 1 + 1 + P b 42 Km 58 Km (Jb) T H A B 100 Km

79 J b = J a = J ab J ab P a P b 1 + 1 + P b P a T H
Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = Jumlah Penduduk Tempat B = Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! J ab J ab J b = J a = P a P b 1 + 1 + P b P a 100 = 58,4 = 58 km 100 = 41,68 = 42 km 1 + 1 + (Ja) 42 Km (Jb) 58 Km T H A B 100 Km

80 TEORI GRAVITASI DAN INTERAKSI
Dua benda akan saling tarik menarik dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda tersebut, dan berbanding terbalik dengan Jarak pangkat 2(dua). M1. M2 G = ( Jarak 1 – 2 )² I Massa I ( M1) Jarak 1 - 2 Massa II ( M2 ) II G A Y A P1. P2 I = ( Jarak 1 – 2 )² I = Interaksi Tempat I & II P1 & P2 = Jumlah Penduduk Tempat I & II

81 Cara analisa 1. Nilai Interaksi Besar menunjukkan bahwa kedua Daerah yang bersangkutan mempunyai Interaksi yang besar, sehingga daerah ini mobilitasnya tinggi dan relatif lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Daerah-daerah lain dengan nilai Interaksi yang lebih rendah. 2. Dari angka-angka Interaksi yang diperoleh untuk jumlah Titik yang banyak, maka dapat dibuat suatu model diagram Interaksi antar Daerah, sehingga mudah unutk digunakan dalam perencanaan yang lebih lanjut.

82 Model Diagram Interaksi
B A I = 1 I = 5 I = 3 C D Bila dalam suatu wilayah terdiri dari sejumlah Titik yang banyak, Dan masing-masing digambarkan dengan model diagram Interaksi (dalam sebuah Peta) Maka mudah dicari Daerah-daerah yang ramai atau mempunyai Interaksi Tinggi.

83 PETA INDEX INTERAKSI 5 10 15 20 Index Interaksi

84 ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH
Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u WILAYAH X WILAYAH X s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l

85 PEMEKARAN FISIK WILAYAH
Perkembangan Fisik Wilayah Mengikuti perkembangan jalur Tranportasi. : Jalan : Bangunan Fisik : Area Potensial

86 ARAH PERKEMBANGAN MENGIKUTI
BENTUK DAN ARAH PERKEMBANGAN WILAYAH Peta U A B = Daerah Potensial Berkembng = Bentuk Perkembangan Terkini C D = Jalur Transportasi ARAH PERKEMBANGAN MENGIKUTI JARINGAN TRNSPORTASI .

87 SENTRALITAS ( Angka Koniq )
Sentralitas adalah suatu analisa pengukuran titik sentral dari suatu sistem jaringan dengan menggunakan angka yang disebut ANGKA KONIQ (Koniq Number). Teori ini dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah sentral (central of place), dari suatu sistem jaringan perhubungan. Titik-titik sentral sangat berpengaruh terhadap kelancaran transportasi, sehingga akan mempengaruhi tingkat perkembangan suatu daerah.

88 Gambar : Sistem Jaringan Tranportasi
Titik 2 = Titik Sentral 1 Jalur masuk 1 Jalur masuk 1 1 2 Jalur masuk 1 1 1 Jalur masuk : Jalur Jalan : Batas Wilayah

89 Gambar : Sistem Jaringan Tranportasi
Titik 2 = Titik Sentral Angka Koniq Minimal pada PERTIGAAN 1 Jalur masuk 1 2 Jalur masuk 1 2 1 2 Jalur masuk 1 1 1 Jalur masuk : Jalur Jalan : Batas Wilayah : Jalur Baru

90 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Buatlah Rencana Jalur Baru, agar Titik Sentral pindah di Daerah Hijau !!! 1 1 2 1 1 2 1 3 2 4 2 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 4 1 2 3 2 1 Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik ! 1 : Rencaana Jalur Baru

91 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

92 PERKEMBANGAN WILAYAH 1. Arah Perkembangan 2. Luas Perkembangan
3. Perkembangan Kepadatan Wilayah : - Penduduk - Tata Guna Lahan ( Land Use )

93 ADAPTASI MANUSIA DAN ALAM
Mengapa Pembangunan Tidak Pernah Berhenti ? ADAPTASI MANUSIA DAN ALAM Keinginan dan Kemampuan Manusia untuk Beradaptasi dengan Alam, maka akan Menyebabkan Pembangunan tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun.

94 Tentukan Angka Koniq, pada sistem Jaringan di bawah ini
: Jalur Jalan : Batas Administrasi

95 Cantumkan Angka Koniq pada Sistem Jaringan di bawah ini :
= Jalur Jalan = Batas Administrasi

96 Contoh Soal Geografi Pembangunan
Titik 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Titik JUMLAH PEND. 01 01 02 02 21.171 03 03 28.668 04 04 42.161 05 05 32.478 06 06 27.772 07 07 29.124 08 16 08 35.406 09 09 24.887 Hitunglah Potensi Penduduk pada Tiap Titik !

97 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

98 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

99 Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 13 3 4 5 , 6 , 7 , 8 9 2, 10 , ,5 10, 11 ,5 12 10 13

100 ALAM, MANUSIA DAN PEMBANGUNAN
Berikan Penjelasan ?

101 PEMBANGUNAN DAN DAMPAKNYA
Pembanguan selalu mempunyai dampak Positif dan Negatif. Evaluasi / kontrol harus dilakukan secara kontinue, sehingga dapat diketahui fluktuasi masing-masing dampak ( Positif dan Negatif) setiap saat. Besar Besar DAM PAK POSITIF Awal W A K T U DAMPAK NEGATIF Besar Besar

102 FUNGSI PERENCANAAN 1. Merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. 3. Merupakan Penentuan Tujuan yang akan dicapai. 4. Merupakan cara untuk memilih beberapa alternatif dalam mencapai tujuan. 5 Merupakan wujud pengarahan untuk mencapai tujuan. 6. Merupakan Alat Evaluasi / kontrol suatu ujud pembangunan.

103 Meningkatkan Taraf Hidup dan
TUJUAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejateraan Manusia

104 PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

105 PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

106 SUMBER DAYA DAN PEMBANGUNAN

107 PEMBANGUNAN SUMBER DAYA

108 HAMBATAN PEMBANGUNAN

109 ANALISA TERPADU DALAM PEMBANGUNAN

110 Contoh Soal Geografi Pembangunan
Titik 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Titik JUMLAH PEND. 01 01 02 02 21.171 03 03 28.668 04 04 42.161 05 05 32.478 06 06 27.772 07 07 29.124 08 16 08 35.406 09 09 24.887

111 TEORI TITIK HENTI ( Breaking Point )
Breaking Point ( Titik Henti ) : adalah suatu analisa untuk menentukan suatu Titik /Tempat yang sangat berpotensi untuk berkembang. Analisa Teori ini berdasarkan pada : Jarak antara 2 (dua) Titik/Tempat , dan Jumlah Penduduk masing-masing Tempat. Lokasi Titik / Tempat hasil analisa adalah terletak diantara 2 (dua) Titik/Tempat.

112 Rumus yang digunakan B A J b = J ab P a 1 + P b TH TH = Titik Henti
J b = Breaking Point antara Tempat a dan tempat b ( dalam Km atau Mile dihitung dari tempat b ) J ab = Jarak antara Tempat a dan b. P a = Jumlah Penduduk di tempat a. P b = Jumlah Penduduk di tempat b. B TH A J ab J b TH = Titik Henti

113 Contoh Soal Teori Titik Henti
Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = Jumlah Penduduk Tempat B = Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! Jawab : J ab 100 J b = = = 58,4 = 58 km (dibulatkan) P a 1 + 1 + P b 42 Km 58 Km (Jb) T H A B 100 Km

114 J b = J a = J ab J ab P a P b 1 + 1 + P b P a T H
Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = Jumlah Penduduk Tempat B = Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! J ab J ab J b = J a = P a P b 1 + 1 + P b P a 100 = 58,4 = 58 km 100 = 41,68 = 42 km 1 + 1 + (Ja) 42 Km (Jb) 58 Km T H A B 100 Km

115 TEORI GRAVITASI DAN INTERAKSI
Dua benda akan saling tarik menarik dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda tersebut, dan berbanding terbalik dengan Jarak pangkat 2(dua). M1. M2 G = ( Jarak 1 – 2 )² I Massa I ( M1) Jarak 1 - 2 Massa II ( M2 ) II G A Y A P1. P2 I = ( Jarak 1 – 2 )² I = Interaksi Tempat I & II P1 & P2 = Jumlah Penduduk Tempat I & II

116 Cara analisa 1. Nilai Interaksi Besar menunjukkan bahwa kedua Daerah yang bersangkutan mempunyai Interaksi yang besar, sehingga daerah ini mobilitasnya tinggi dan relatif lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Daerah-daerah lain dengan nilai Interaksi yang lebih rendah. 2. Dari angka-angka Interaksi yang diperoleh untuk jumlah Titik yang banyak, maka dapat dibuat suatu model diagram Interaksi antar Daerah, sehingga mudah unutk digunakan dalam perencanaan yang lebih lanjut.

117 Model Diagram Interaksi
B A I = 1 I = 5 I = 3 C D Bila dalam suatu wilayah terdiri dari sejumlah Titik yang banyak, Dan masing-masing digambarkan dengan model diagram Interaksi (dalam sebuah Peta) Maka mudah dicari Daerah-daerah yang ramai atau mempunyai Interaksi Tinggi.

118 ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH
Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l

119 ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH
Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l

120 PERKEMBANGAN WILAYAH 1. Arah Perkembangan 2. Luas Perkembangan
3. Perkembangan Kepadatan Wilayah : - Penduduk - Tata Guna Lahan ( Land Use )

121 (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575)
CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : U G1 ; T = 1,42 random G1 G2 ; T = 1,66 seragam G3 ; T = 1,12 random G6 G2 G3 G4 ; T = 1,84 seragam G5 G5 ; T = 0,87 random G6 ; T = 1,91 seragam G4 Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati 2,15 (seragam). : Tanah subur : batas wilayah : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

122 (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575)
CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : U G1 ; T = 1,42 random G1 G2 ; T = 1,66 seragam G3 ; T = 1,12 random G6 G2 G3 G4 ; T = 1,84 seragam G5 G5 ; T = 0,87 random G6 ; T = 1,91 seragam G4 Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati 2,15 : batas wilayah : Tanah subur (seragam). : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

123 (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575)
CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : U G1 ; T = 1,42 random G1 G2 ; T = 1,66 seragam G3 ; T = 1,12 random G6 G2 G3 G4 ; T = 1,84 seragam G5 G5 ; T = 0,87 random G6 ; T = 1,91 seragam G4 Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati 2,15 (seragam). : Tanah subur : batas wilayah : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

124 Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 13 3 4 5 , 6 , 7 , 8 9 2, 10 , ,5 10, 11 ,5 12 10 13

125 SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG DI KELAS MULTI MEDIA MAHASISWA PRODI TP ANGKATAN 2008 FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SELAMAT DATANG

126 SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG

127 BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 %
Peta 6 9 29 17 48 31 48 30 86 100 81 12 28 7 78 59 56 21 29 Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten Nama / NIM :

128 BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 %
Peta 6 9 29 17 48 31 48 30 86 100 81 12 28 7 78 59 56 21 29 Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten Nama / NIM :

129 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

130 Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini :
Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

131 CARA MENENTUKAN “J” ( JARAK TERDEKAT) BILA MEMPUNYAI : JARAK SAMA KE ARAH 2 (DUA) TITIK
Peta 1 Peta 2 Diketahui : J 1.2 = J 2.3 Diketahui : J 3.4 = J 4.5 Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3 . Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3, J4 . 4 2 3 5 3 J4 J2 J3 1 J1 J1 J2 4 1 J3 5 2 Bila terdapat 2 (dua) “Jarak Terdekat” yang sama, maka digunakan Salah satu “Jarak Terdekat” YANG DAPAT DIPAKAI RANGKAP/GARIS YANG SUDAH ADA.

132 Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan Bandung. PT Alumni.

133 Gambaran Pola Persebaran
T = Index Persebaran T = 0 T = 1,0 T = 2,15 Menyebar Berkelompok ( Clustered ) Acak ( Random ) Seragam ( Uniform ) I II III 0,5 1,575 T = 0 T = 1,0 T = 2,15 I. Menyebar Berkelompok / Clustered , Nilai T = ,5 = II. Acak / Random Nilai T = 0, ,0 = III. Seragam / uniform Nilai T = 1, ,15 =

134 Kita jadi bisa menulis dan membaca
Kar’na siaaapa ? Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu Dari siaaapa ? Kita jadi pintar dibimbing pak guru Kita bisa pandai dibimbing bu guru Guru bak pelita penerang dalam gulita Jasamu tiadaaa tara


Download ppt "SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google