Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ATRESIA BILIER By Ninis Indriani.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ATRESIA BILIER By Ninis Indriani."— Transcript presentasi:

1 ATRESIA BILIER By Ninis Indriani

2 PENDAHULUAN Penyebab kolestasis ekstrahepatik neonatal yang terbanyak adalah atresia bilier. Atresia bilier (AB) terjadi karena proses inflamasi berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan progresif pada duktus bilier ekstrahepatik sehingga menyebabkan hambatan aliran empedu

3 DEFINISI Atresia bilier merupakan tidak adanya atau kecilnya lumen pada sebagian atau keseluruhan traktus bilier ekstrahepatik yang menyebabkan hambatan aliran empedu. Akibatnya di dalam hati dan darah terjadi penumpukan garam empedu dan peningkatan bilirubin direk. Atresia bilier dapat berlanjut menjadi serosis hepatis, kegagalan hati serta kematian anak dalam usia 2 tahun pertama kehidupan.

4 ETIOLOGI Etiologi AB masih belum diketahui dengan pasti.
Sebagian ahli  faktor genetik ikut berperan yang dikaitkan dengan adanya kelainan kromosom trisomi 17,18 & 21. Pendapat lain  AB terjadi akibat proses inflamasi yang merusak duktus bilier, bisa karena infeksi atau iskemi.

5 ANATOMI SISTEM BILIER Terletak di dalam fossa dari permukaan visceral hati. Berbentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm Merupakan membran berotot yang terbagi menjadi 3 bagian: fundus, badan & leher empedu.

6

7

8

9

10 Lanjutan… Duktus sistikus. Panjang + 3,5 cm, berjalan dari leher kandung empedu bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran ke duodenum Duktus hepatikus. Saluran yang keluar dari hepar Duktus koledokus. Saluran yang membawa empedu ke duodenum

11 Lanjutan… Fungsi Kandung empedu:
Menyimpan getah empedu yang diekskresikan oleh hati sampai diperlukan di duodenum. Hati menghasilkan sekitar 1 liter empedu setiap hari  kandung empedu menampung + 50 ml empedu kemudian mengentalkannya  siap dilepaskan setelah makan Mengkonsentrasi getah empedu dengan cara mereabsorbsi air & elektrolit

12 Lanjutan… Getah empedu:
Merupakan larutan berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu (biliverdin/hijau & bilirubin/kuning), garam-garam empedu, serta kolesterol

13 Lanjutan… Fungsi getah empedu:
Berperan dalam emulsi partikel-partikel lemak yang besar menjadi partikel yang lebih kecil. Dengan bantuan enzim lipase yang diekskresi oleh getah pankreas, getah empedu mentransport dan mengabsorbsi produk akhir lemak yang dicerna menembus membran sel. Berperan dalam mengeluarkan produk buangan darah (penghancuran hemoglobin md bilirubin) serta kelebihan kolestrol

14 Cairan empedu di dorong ke dalam duodenum
Lanjutan… Mekanisme sekresi getah empedu Skresi empedu diatur oleh saraf (impuls parasimpatis) dan hormon Cholecystokinin (CCK) Diantara waktu makan,sfingter oddi menutup & cairan empedu yang dikeluarkan oleh hepar mengalir ke kantung empedu yang relaks Saat asam lemak & asam amino mencapai usus halus CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu & merelaksasi sfingter oddi Cairan empedu di dorong ke dalam duodenum

15

16 JENIS ATRESIA BILIER Fetal-embryonic muncul 2 minggu pertama kehidupan yang berhubungan dengan kerusakan kongenital Postnatal, biasanya ditemukan pada bayi beusia 2-8 minggu. Terjadi akibat inflamasi progresif dari saluran empedu ekstrahepatik yang terjadi setelah lahir

17 PATOFISIOLOGI Patofisiologi atresia bilier juga belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan gambaran histopatologik, diketahui bahwa atresia bilier terjadi karena proses inflamasi berkepanjangan yang menyebabkan duktus bilier ekstrahepatik mengalami kemsakan secara progresif. Pada keadaan lanjut proses inflamasi menyebar ke duktus bilier intrahepatik, sehingga akan mengalami kerusakan yang progresif pula

18

19 MANIFESTASI KLINIS 1. Ikterus
Usia 2 minggu + 15% bayi masih kuning  peningkatan bilirubun indirek  breastmilk jaundice (ikterus fisiologi). Ikterus pada usia > 2 minggu  kolestasis  salah satunyaakibat atresia bilier Urin berwarna gelap (kuning tua) Warna tinja seperti dempul (putih) Hepatomegali

20 Lanjutan… Pada beberapa bulan pertama BB normal, pertumbuhan baik & bayi tampak sehat Splenomegali  telah terjadi fibrosis hati & sirosis bilier Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan Gagal tumbuh & malnutrisi Asites & pruritus Rewel

21

22

23

24

25

26

27

28

29 Lanjutan… Tipe I dan II merupakan jenis atresia bilier yang dapat dioperasi (correctable), sedangkan tipe III adalah bentuk yang tidak dapat dioperasi (non-correctable). Sayangnya dari semua kasus atresia bilier, hanya 10% yang tergolong tipe I dan II

30 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium (darah, urin, tinja) Kadar bilirubin, SGPT/SGOT Pemeriksaan ultrasonografi Bila pada saat atau sesudah minum kandung empedu berkontraksi, maka atresia bilier kemungkinan besar (90%) dapat disingkirkan. Biopsi hati Fibrosis portal

31

32 PENATALAKSANAAN Terapi medikamentosa
Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, per oral  merangsang enzim glukuronil transferase (untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk) Kolestiramin 1 gram/kgBB/hari dibagi 6 dosis  memotong siklus enterohepatik asam empedu sekunder

33 Lanjutan… 2. Terapi nutrisi
Pemberian makanan yang mengandung medium chain triglycerides (MCT) untuk mengatasi malabsorpsi lemak. Penatalaksanaan defisiensi vitamin yang larutdalam lemak

34 Lanjutan… 3. Terapi pembedahan (Prosedur Kasai)
Merupakan operasi untuk membuka saluran empedu Saluran yang rusak di hati (extrahepatic duct) dibuang & menggantikan dengan usus bayi sendiri  sehingga memungkinkan empedu dari hati mengalir ke usus. Prosedur ini bukan pengobatan  sebagai pendukung tumbuh kembang bayi scr optimal selama beberapa tahun Prosedur kasai gagal  transplantasi hati dapat dipertimbangkan

35 Lanjutan…

36

37 Lanjutan… Di negara maju dilakukan transplantasi hati terhadap penderita: Atresia bilier tipe III Mengalami sirosis Kualitas hidup buruk, dengan proses tumbuh kembang yang sangat terhambat Pasca operasi portoenterostomi yang tidak berhasil memperbaiki aliran empedu

38 PROGNOSIS Bila operasi dilakukan pada usia < 8 minggu maka angka keberhāsilannya 71–86% Bila operasi dilakukan pada usia > 8 minggu maka angka keberhasilannya hanya 34–43,6%. Bila operasi Kasai dilakukan pada usia 1–60 hari, 61–70 hari,71–90 hari dan > 90 hari, maka masing-masing akan memberikan kebcrhasilan hidup > 10 tahun sebesar 73%, 35%, 23%, dan 11%

39 Lanjutan… Bila operasi tidak dilakukan, maka angka keberhasilan hidup 3 tahun hanya 10% dan dan meninggal rata-rata pada usia 12 bulan Anak termuda yang mengalami operasi Kasai berusia 76 jam. Selain usia, bila terjadi pcnyulit hipertensi portal

40 MASALAH KEPERAWATAN Defisit volume cairan b.d absorbsi nutrient yang buruk, mual Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual muntah Risiko gangguan tumbang (gagal tumbuh) Kerusakan integritas kulit b.d akumulasi garam empedu dalam jaringan dtandai dengan adanya pruritus Risiko ketidakefektifan pola nafas b.d distensi abdomen

41 TINDAKAN KEPERAWATAN KIE terkait rencana pembedahan
Post op  KIE terkait pemberian gizi yang benar termasuk pemberian vormula vitamin serta nutrisi, terapi nutrisi enteral & parenteral Pruritus  berendam dengan air hangat & memotong kuku menghindari menggaruk kulit Dukungan psikososial

42 TERIMA KASIH


Download ppt "ATRESIA BILIER By Ninis Indriani."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google