Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sarana Berfikir ilmiah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sarana Berfikir ilmiah"— Transcript presentasi:

1 Sarana Berfikir ilmiah
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat / sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. 

2 Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris.
Logis adalah masuk akal. Empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu  menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya terdapat kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus sedangkan, Deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.

3 Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.

4 Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yaitu :
Bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah. Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah. Statistika sebagai sarana befikir ilmiah. 1. PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR ILMIAH Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Jadi bahasa menekankan pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.

5 Bahasa memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola atau aturan. Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi. Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga mengacu pada dirinya sendiri. Artinya, bahasa dapat dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri. Bahasa itu komunikasi. Fungsi terpenting dari bahasa adalah menjadi alat komunikasi dan interaksi.

6 Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik. Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya. Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif.

7 2. PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya.

8 Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi: Melakukan manipulasi secara matematika. Mengorganisasikan data. Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya. Mengenal dan menemukan pola. Membuat kalimat atau model matematika. Memahami pengukuran dan satuanya. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.

9 3.PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya

10 Menurut (Sudjana 1996 : 3) Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolaan  atau penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Jadi statistika merupakan  sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan   untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.

11 Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populasi. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

12 4. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERFIKIR ILMIAH BAHASA, MATEMATIKA, dam STATISTIKA
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.

13 METODE ILMIAH Kata “metode’’ berasal dari kata Yunani, meta yang berarti “sesudah’’ dan hodos yang berarti “jalan’’.  Metode adalah langkah-langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan yang benar. Langkah-langkah tersebut dapat berupa tata cara, tehnik, teori beserta urutannya, atau jalan yang telah dirancang sebelumnya, maupun langkah-langkah baru yang ditemukan.

14 Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode utama dalam sains biasanya diwarnai pendekatan empiris. Hal ini disebabkan oleh sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen-eksperimen yang dilakukan di laboratorium.

15 Dalam proses pencarian yang dilakukan manusia, ada dua momen yang melahirkan metode ilmiah.
Momen yang pertama adalah momen kesadaran akan adanya masalah. Momen yang kedua adalah proses berpikir baru untuk mengusahakan pemecahan masalah. Dan proses yang terjadi di antara kesadaran akan masalah dan pemecahan masalah ini merupakan penelitian dimana di dalamnya digunakan metode. Jika diteliti lebih lanjut, momen-momen kesadaran ini sangatlah rumit dinamikanya, dan banyak menarik perhatian para pemikir di abad pertengahan.

16 Rene Descartes yang juga dijuluki Bapak Filsafat Modern pernah merenungkan perihal pengetahuan dan kesadaran, dan hasil pemikiran Descartes sanagat berpengaruh pada lahirnya metode-metode dalam ilmu pengetahuan. Dalam salah satu buku utamanya yaitu “Wacana Metode’’ (Discours de la Methode, 1637) Descartes mengatakan bahwa beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut : Jangan pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika mengetahui secara jelas bahwa hal itu memang benar, artinya hindari secara berhati-hati penyimpulan terlalu cepat prasangka, dan jangan memasukkan apapun ke dalam pandangan anda kecuali apa yang ditampilkan sangat jelas dan gamblang di dalam nalar, sehingga tidak akan ada kesempatan untuk meragukannya.

17 Memilah-milah satu persatu kesulitan yang akan ditelaah menjadi bagian-bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan menyelesaikannya. Memikirkan secara runtut, mulai dari objek-objek yang paling sederhana dan paling mudah dikenali, lalu meningkat setahap demi setahap sampai ke masalah yang paling rumit, dan bahkan dengan menata urutan objek-objek yang secara alami tidak beraturan. Membuat perincian selengkap mungkin dan memeriksa secara menyeluruh sampai yakin bahwa tidak ada yang terlupakan.

18 METODE DEDUKSI DALAM SAINS
Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus dari yang umum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 273 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)

19 Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduksi biasanya mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.

20 Metode Deduksi sendiri adalah bentuk silogisme (bentuk, cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan) dari proposisi (ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya) yang menjadi dasar hipotesis. Penalaran deduktif berbasis pada silogisme terdiri atas dua bagian yaitu premis mayor dan premis minor. Premis mayor didasarkan sesuatu yang bersifat umum. Sedangkan premis minor merupakan contoh khusus dan dilanjutkan pada suatu kesimpulan.

21 Contoh   Pernyataan pertama : Semua manusia akan mati  Pernyataan kedua : Pak Amir adalah manusia  Kesimpulan  : Pak Amir akan mati  Pernyataan pertama : Anak-anak yang pintar mempunyai IQ lebih dari 130 Pernyataan kedua : Amir mempunyai IQ 135 Kesimpulan : Amir adalah anak yang pintar

22 Penalaran deduktif mulai dari pernyataan yang bersifat umum kemudian dicari contoh pada subyek tertentu untuk membuktikan apakah keteraturan yang bersifat umum tersebut berlaku.   Bila keteraturan berlaku pada subyek khusus maka subyek khusus itu merupakan bagian dari pernyataan umum. Dapat juga dikatakan bahwa deduksi bersifat tertutup karena kesimpulan yang diambil tidak boleh ditarik dari luar premis mayor. Asalkan semua premisnya benar, maka kesimpulan yang diambil secara deduktif juga akan benar. Deduksi ini banyak digunakan sampai sekarang untuk menjelaskan suatu bagian.  Proses deduksi adalah proses “jika-maka”. Dalam kenyataannya sering terjadi “jika, jika, dan jika, maka.”


Download ppt "Sarana Berfikir ilmiah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google