Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR
LARAS YUNIZAR SAFITRI A.008 AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2015/2016
2
Pengertian asuhan Bayi Lahir dan Neonatus
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi dalam 24 jam pertama, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun. Sedangkan pada asuhan neonatus adalah asuhan yang diberikan pada bayi sampai usia 28 minggu setelah kelahiran.
3
Berdasarkan 24 standar asuhan kebidanan “asuhan neonatus dan bayi baru lahir” termasuk kedalam standar asuhan yang ke 13,14 dan 24 yaitu perawatan bayi baru lahir, penanganan dua jam pertama setelah kelahiran dan asfiksia neonaturum.
4
Standar 13 perawatan bayi baru lahir
Tujuan Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan spontan serta mencegah hipotermia
5
Penurunan angka kejadian hipotermi
Pernyataan standar Hasil Bidan memeriksa bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan,mencegah hipoksia sekunder,menemukan kelainan,dan melakukan tindakan atau merujui sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat segera menerima perawatan yang tepat Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat dan dapat bernafas dengan baik Penurunan angka kejadian hipotermi
6
Prasyarat : Bidan mampu untuk :
memeriksa dan menilai bayi lahir dengan menggunakan skor APGAR Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi bayi Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan pencegahan dan penanganannya 2. Adanya alat/bahan yang diperlukan,misalnya sabun,air bersih dan handuk untuk mencuci tangan, handuk lembut yang bersih untuk bayi,kain yang bersih dan kering untuk bayi 3. Obat tetes mata: salep mata tetrasiklin 1 %,kloramfenikol 1% atau eritromisin 0,5% 4. Kartu ibu
7
Proses : Bidan harus : 1. Segera sesudah bayi lahir,menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis secara spontan,bersihkan jalan nafas dengan jari telunjuk yang dibalut dengan kain bersih dan lembut. (menurut penelitian,cara ini cukup menolong pada 80% bayi). Jika cara ini tidak menolong,segeralah lakukan tindakan yang sesuai dengan standar 25 yaitu penanganan asfiksia pada bayi baru lahir.
8
2. Segera keringkan bayi dengan handuk kering,bersih dan hangat, kemudian pakaikan kain kering yang hangat. Berikan bayi pada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI,karena akan membantu pelepasan plasenta. Tidak perlu menunggu untuk melakukan pemotongan tali pusat. Pastikan bahwa terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi.(kontak kulit antara ibu dan bayi ini merupakan cara yang baik untuk pengaturan suhu bayi pada saat persalinan,sementara handuk / kain lembut diselimutkan pada bagian belakang bayi ). Bila hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka bungkuslah bayi dengan kain yang bersih dan keringdan jagalah bayi agar tetap hangat (berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh)
9
3. Klem tali pusat dilakukan pada 2 tempat
3. Klem tali pusat dilakukan pada 2 tempat. Pengikatan dilakukan pada dua tempat, yang pertama berjarak 5 cm dari jarak umbilikus dan pengikatan yang kedua 10 cm dari umbilikus. Gunakan gunting steril untuk memotong tali pusat diantara kedua ikatan tadi. Periksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada pendarahan (penelitian menunjukkan bahwa yang terbaik adalah menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering)
10
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan dengan handuk bersih. Usahakan ruangan tetap hangat (supaya bayi tidak mengalami hipotermi). 5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan menggunakan score APGAR. 6. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu hendaknya menyaksikan pemeriksaan tersebut.
11
7. Timbang bayi dan ukur panjangnya
7. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi tidak mengalami hipotermi. 8. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan termometer yang diletakkan di ketiak atau dilipat paha(jangan masukkan termometer ke anus bayi). Bila suhu bayi kurang dari 36 ˚ c atau tubuhnya teraba dingin,maka segera lakukan penghangatan tubuh bayi seperti pada kontak di bawah ini.
12
Prosedur penanganan hipotermi
Letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak kulit antara keduanya Sarankan ibu sering memberikan ASI Jaga agar ruangan tetap hangat dan bebas asap Selimuti ibu Berikan minum yang hangat untuk ibu Periksa suhu tubuh bayi setiap jam Jika ternyata suhu tubuh bayi tidak naik,segera merujuknya ke pusat rujukan. Pertahankan terus kontak kulit ibu-bayi
13
9. Berikan bayi pada ibu untuk di susui dengan ASI segera setelah lahir paling lambat dalam 2 jam pertama. 10. Pastikan bahwa bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup kepala. Bantulah ibu untuk menyusui bayinya,terutama pada ibu yang baru pertama kali menyusui.(penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI dalam 2 jam pertama setelah kelahiran merupakan kunci keberhasilan dalam menyusui. Juga penting bagi
14
11. Cuci tangan sekali lagi dengan sabun,air bersih,dan keringkan tangan dengan handuk bersih. Berikan salep mata pada mata bayi. Jika matanya melekat bersihkan dulu dengan air matang dingin. (gunakan kain lembut,lap mata bayi dengan cara menyapukannya dari bagian hidung ke arah luar mata). Dianjurkan pemakaian salep mata tetrasiklin 1%, Kloramfenikol 1 % atau Eritromisin 0,5% untuk mencegah oftalmia neonaturum
15
12. Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium bayi dalam 24 jam pertama. Mintalah ibu memperhatikannya bila persalinan berlangsung di rumah. 13. Lakukan pencatatan semua yang ditemukan dalam kartu ibu dan kartu bayi, rujuk ke rumah sakit bila ada kelaian.
16
INGAT !!!! Jaga agar bayi tetap hangat Bersihkan jalan nafas bila bayi tidak segera menangis setelah lahir. Bila tidak ada perubahan,lakukan standar 25 Berikan ASI secepatnya, sebelum dua jam pertama setelah lahir Berikan salep mata kedua mata bayi untuk mencegah oftalmia neonaturum Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi tidak mengeluarkan urine dan mekonium
17
STANDAR 14 PENANGANAN PADA DUA JAM PERTAMA SETELAH PERSALINAN
Tujuan Memulihkan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas serta memulai pemberian ASI dalam dua jam pertama sesudah persalinan. Pernyataan Standar Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. Hasil Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk Penurunan kejadian infeksi nifas dan neonatal Penurunan kematian akibat perdarahan postpartum primer Pemberian ASI dimulai dalam 2 jam pertama sesudah persalinan
18
Persyaratan Ibu dan bayi dijaga oleh bidan selama 2 jam sesudah persalinan Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat Ibu termotifasi untuk menyusui dengan ASI dan memberikan kolostrum Tersedia alat atau bahan, misalnya untuk , membersihkan tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk bersih, kain bersih untuk membungkus bayi dan thermometer Tersedianya oksitosin, dan obat lain yang diperlukan Adanya sarana pencatatan: kartu ibu / bayi
19
Proses Bidan harus: Segera setelah bayi lahir, keringkan sambil perhatikan apakah bayi bisa bernafas atau apakah ada kelainan lainnya. Jika bayi tidak bernafas, ikuti Standar 25 Jika keadaan umum bayi baik, letakkan bayi didada ibunya agar terjadi kontak kulit anatara ibu dan bayi, lalu selimuti ibu dan bayi dengan handuk yang hangat. Bila tidak demikian, bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih dan jaga agar bayi tetap hangat ( lihat standar 13 ) 3. Raba fundus uteri, jika tak teraba keras, lakukan masase pada daerah fundus agar uterus berkontraksi, periksa fundus setiap 15 menit. Periksa jumlah perdarahan dari vagina
20
4. Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan sesuai dengan standar 22. berbahaya jika terlambat bertindak 5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. Atur posisi bayi agar dapat melekat dan menghisap dengan benar. ( Semua ibu membutuhkan pertolongan untuk mengatur posisi bayi. Baik untuk ibu yang baru pertama kali menyusui maupun ibu yang sudah pernah menyusui ) 6. Cuci tangan lagi dan lakukan pemeriksaan pada bayi. Berikan perawatan pada mata dan perawatan lain yang diperlukan, sesuai dengan standar 13
21
7. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan setelah dilakukan resusitasi maka beritahu orang tua bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat atau memeluk bayi mereka. Berlakulah bijaksana dan penuh perhatian. Biarkan orang tua melakukan upacara untuk bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadat atau kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai tenang, bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan baik dan penuh pengertian terhadap kesedihan mereka. 8. Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah melahirkan (retensi urine dapat menyebabkan perdarahan). Kateter hanya boleh dipasang bila kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat b.a.k
22
. Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian,ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan mengganti kain pembalut secara teratur,berikan penjelasan perubahan-perubahan yang terjadi secara persalinan 10.Catat semua yang ditemukan 11.Sebelum meninggalkan ibu,beritahu suami atau keluarga bagaimana caranya dan kapan meminta pertolongan jika terjadi gangguan 12.JANGAN meninggalkan ibu dan bayi sampai mereka dalam keadaan baik dan semua cacatan lengkap.jika da hal yang menghawatirkan pada ibu atau janin lakukan rujukan kerumah sakit
23
INGAT!!! 1. Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat
2. Semua bayi harus segara diberi ASI sesudah lahir 3. Kolostrum mengandung zat yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dan infeksi 4. Periksa uterus dan kandung kemih secara teratur 5. Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka episiotomi secara teratur
24
Standar 25 penanganan asfiksia neonatorum
Tujuan : Mengambil tindakan yang tepat dan melakukan penyelamatan jiwa bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonaturum
25
Hasil Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,serta melakukan resusitasi secepatnya,mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjut penurunan kematian bayi akibat asfdiksia neonaturum Penurunan kesakitan akibat asfiksia neonaturum Meningkatnya pemanfaatan bidan
26
Prasyarat Bidan terlatih untuk
a. memulai pernafasan pada bayi baru lahir b. menggunakan score APGAR c. resusitasi pada bayi baru lahir 2. Tersedia ruang hangat yang bebas asap untuk persalinan 3. Tersedia alat/bahan yang diperlukan,seperti sabun,air bersih,handuk bersih untuk mencuci tangan,handuk hangat/kain lembut untuk mengeringkan bayi,penghisap lendir,jam dan thermometer dalam keadaan baik,sedotan limun bengkok 4. Tersedia alat resusitasi bayi dalam keadaan baik 5. Adanya sarana pencatat/kartu ibu
27
Proses Melakukan tindakan resusuitasi secepatnya jika bayi lahir tidak menangis,atau lemah/tidak ada tanda-tanda pernafasan atau skor APGAR 7 atau kurang Segera keringkan bayi dengan handuk hangat/kain kering. Keringkan kepala dan wajah secara hati-hati. ( pengeringan mungkin merangsang bayi untuk bernafas, tapi yang lebih penting adalah bahwa pengeringan dapat mencegah kehilangan panas melalui penguapan)
28
3. Bersihkan jalan napas dengan hati-hati,gunakan penghisap lendir untuk membersihkan jalan napas. 4. Jika belum bernafas, baringkan bayi terlentang pada permukaan datar,lehernya diganjal kain/handuk yang digulung.(pastikan bahwa bayi tetap terselimuti dan lingkungannya hangat untuk menghindari hipotermia 5. Bersihkan saluran nafas kembali dengan menghisap lendir,dan berikan bantuan pernafasan dengan ambubag dan masker. Bila tak tersedia alat tersebut,lakukan permafasan dari mulutb ke mulut dan hidung(penelitian menunjukkan 8-10x nafas permenit cukup untuk menjaga oksigenasi) 6. Jika tetap tidak ada perbaikan dalam 5 menit segera rujuk
29
7. Periksa nadi. Jika tidak teraba,lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan perbandingan 3 tekanan dan 1 nafas. Lanjutkan sampai bayi bernafas spontan atau selama 30 menit. 8. Lakukan tekanan pada dinding jantung, dengan cara meletakkan kedua jari tepat di bawah garis putting bayi, di tengah dada(diprosessus sifoideus) dengan jari-jari lurus tekan dada 1-1,5 cm dengan kecepatan sekitar denyut per menit 9. Lanjutkian resusitasi kardiopulmoner sampai tiba di tempat rujukan atau sampai keadaan bayi membaik,atau selama 30 menit. ( membaiknya bayi ditandai dengan warna merah muda,menangis atau bernafas spontan)
30
10. Setelah bayi bernafas normal, periksa suhu
10. Setelah bayi bernafas normal, periksa suhu. Jika di bawah 36⁰ c atau punggung sangat dingin,lakukan pengamatan yang memadai,ikuti standar 13 (penelitian menunjukkan bahwa jika tidak terdapat alat-alat,kontak kulit ibu dan bayi akan sangat membantu menghangatkan tubuh bayi. Hal ini dilakukan dengan mendekatkan bayi kepada ibunya rapat ke dada,agar kulit ibu bersentuhan dengan kulit bayi,lalu selimuti ibu yang sedang mendekap bayinya)
31
11. Perhatikan warna kulit bayi, pernafasan,dan nadi bayi selama 2 jam, jika kondisinya memburuk rujuk ke fasilitas terdekat ,dengan tetap melakukan penghangatan. 12. Pada bayi yang melakukan resusitasi ,perhatikan tanda atau gejala yang mungkin timbul sebagai akibat buruk. Biasabya terjadi dalam 1 minggu dan dapat berupa kejang. 13. Anjurkan ibu,suami atau keluarganya agar memperhatikan bayinya dengan baik-baik. Jika ada tanda-tanda sakit atau kejabg,bayi harus segera dirujuk ke RS
32
Riset membuktikan Hipotermia dapat memperburuk asfiksia
Bayi jangan dijungkir,karena dapat mengakibatkan perdarahan otak hebat Bayi tidak perlu diperlakukan secara kasar atau ditepuk telapak kakinya untuk merangsang pernafasan.
33
Prinsip-prinsip resusitasi
Airway/saluran nafas : bersihkan jalan nafas Breath/nafas : lakukan bantuan pernafasan sederhana Circulation/sirkulasi : jika tidak ada/nadi di bawah 60,lakukan pijatan jantung INGAT !!! Klem dan gunting tali pusat sesegera mungkin. Pertahankan bayi dalam keadaan hangat
34
Daftar pustaka Nurmawati mutu pelayanan kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info Media Karwati.2010.Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas).Jakarta:Penerbit Trans Info Media Jakarta
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.