Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENANGANAN KOROSI BAJA PADA KONTRUKSI ATAP BANGUNAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENANGANAN KOROSI BAJA PADA KONTRUKSI ATAP BANGUNAN"— Transcript presentasi:

1 PENANGANAN KOROSI BAJA PADA KONTRUKSI ATAP BANGUNAN

2 PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin maju dan pertumbuhan populasi manusia membuat industri permukiman semakin berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukan dengan bertumbuhan pesat rumah-rumah atau gedung-gedung baru. Salah satu bahan bangunan yang dipakai dalam membuat bangunan adalah baja. Baja sudah diolah dan digunakan sejak ribuan tahun silam, sebelum ditemukan baja awalnya berupa bijih besi yang belum sekuat baja karena kandungan unsur-usur kimia yang menyebabkan karbon yang tidak begitu kuat mengikat atom-atom besi pada logam tersebut. Pembuatan baja telah ada selama ribuan tahun, namun belum secara resmi deperkenalkan dan dikomersialkan hingga abad ke-19. Pada masa sejarah peradaban manusia,baja hanya dibuat dalam jumlah kecil, namun setelah ditemukan formula pengolahan baja yang lebih baik, yaitu penemuan proses bessemer pada abad ke-19 dan perkembangan teknologi berikutnya dalam teknologi injeksi dan kontrol proses baja mulai dibuat dalam jumlah besar. Setelah sukses pembuatan baja dengan proses pembuatan bessemer, selanjutnya diikuti oleh tungku perapian terbuka. Tahun 1850-an hingga 1860-an, metode pemrosesan bahan baku utama baja dengan proses bessemer dan proses Siemens-Martin berubah untuk digunakan baja industri berat. Produksi baja secara massal telah berperan penting dalam perekonomian dunia dan indikator kunci dari perkembangan pembangunan. Bahan baja kuat dan relatif lebih mudah terbentuk untuk menjadi bahan serbaguna jika dibandingkan dengan besi. Baja dapat berkorosi dan rapuh. Di Indonesia, perusahaan yang memproduksi baja terbesar salah satunya adalah PT. Krakatau Steel yang merupakan BUMN bergerak di bidang produksi baja terletak di Clegon, Banten. Hasil produksi dari perusahaan-perusahaan baja di Indonesia biasanaya dimanfaatkan untuk konstruksi atap, ranka jembatan, dan pembuatan rel kereta api. Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka penulis mengambil keputusan masalah seperti : Bagaimana cara menangani korosi baja Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalahini adalah untuk memaparkan pemahaman tentang : Menjelaskan cara menangani korosi baja.

3 ABSTRAK PENANGANAN KOROSI BAJA PADA KONTRUKSI ATAP BANGUNAN
Penulian makalah ini bertujuan untuk memaparkan baagamanacara menangani korosi baja pada kontruksi atap bangunan. Baja adalah material konstruksi yang selalu digunakan terutama dalam konstruksi atap. Dalam konstruksi atap, baja memiliki beberapa tipe konstruksi, seperti rasuk kap atau dengan singkat rasuk, gordeng , separ atau sepur, penutupan atap , dan sambungan memanjang atau sambungan angin. Baja juga dapat berkorosi. Korosi merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh logam yang dimurnikan menjadi bentuk logam yang lebih stabil yaitu oksida logam, hidroksida logam atau ion logam yang larut dimana proses ini terjadi akibat interaksi logam dengan lingkungannya secara elektrokimia. Korosi baja ada lima jenis yaitu pitting korosi, korosi erosi, korosi seragam, intergranular corrosion, dan korosi arus liar. Beberapa metode umum pengendalian korosi dilakukan untuk mencegah bahaya dan kerugian yang ditimbulkan akibat korosi diantaranya adalah, pemilihan material. pelapisan (coatings). perlindungan katodik, rancangan, inhibitor Korosi.

4 BAJA

5 Definisi Baja Seluruh macam besi yang dengan tidak dikerjakan terlebh dahulu lagi,sudah dapat ditempa,disebut baja. (Darmawan, 1984:1) Baja adalah bahan yang keserbasamaanya (hoogenitasnya) tinggi, terdiri terutama dari Fe dalam bentuk kristal dan C. Pembuatanya dilakukan sebagai permbersihan dalam temperature tinggi dari besi mentah yang didapat dari proses dapur-tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa.

6 Penggunaan Baja dalam Kontruksi Atap
Suatu kontruksi atap atau kontruksi kap terdiri atas : a) Rasuk kap atau dengan singkat rasuk, yaitu kontruksi datar secara tegak, yang tegak-lus pa arah sumbu pada pekerjaan bangunan itu mendung atap yang sebenarnya. Pada rasuk lengung yang kecil, rasuk itu dapat terdiri dari tu bak profil, biasanya dikontruir sebai pekerjaan vak. b) Gordeng yaitu gelagar yang sejajar dengan sumbu kontruksi-kap. Sedangkan, ia mendukung bidang atap. Untuk itu dipakai balok kayu; balok profil atau gelagar pekerjaan vak. c) Separ atau sepur, yaitu balok yang dipasang terletak pada gorden tegak lurus pada sumbu memanjang dari konruksi atap, kalau ini diperlukan untuk menempatkan atap yang sebenarnya. Untuk separ dipakai batang profil atau balok kayu. Di atas sepur ini terletaklah mistar-genting, yang pad kontruksi baja dapat dibuat dari baja sudut. d) Penutupan atap yang sebenarnya, yang terletak atau tidak di atas sebuah dinding daripada kayu atau beton-bims dan terdiri atas : genting, logam yang datar atau pelat semen-asbes, kertas aspal dan sebagainya. e) Sambungan memanjang atau sambungan angin, yang dibentuk oleh batang batang yang dipasang sudut-menyudut atau bersilang, dibidang yang dibentuk oleh pinggiran atas dari dua buah rasuk yang susul-menyusul dan digunakan untuk mengkakukan bidang atap mengingat gaya yang dapat bekerja di atau sepanjang bidang ini. Kalau panjangnya hubungan ini (overkapping) kecil, maka sambungan ini hanya ditempatkan di bidang akhir, kalau panjang itu lebih besar juga disatu atau lebih bidang antara. (Potma dan Vries, 1991:297)

7 Korosi Baja Korosi merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh logam yang dimurnikan menjadi bentuk logam yang lebih stabil yaitu oksida logam, hidroksida logam atau ion logam yang larut dimana proses ini terjadi akibat interaksi logam dengan lingkungannya secara elektrokimia. Korosi terjadi secara spontan menurut termodinamika karena logam akan berubah bentuk dari yang memiliki energi tinggi menuju energi yang lebih rendah. Korosi tidak hanya terjadi pada logam murni tetapi juga terjadi pada paduan logam (Davis, dalam Saleh 2017).

8 Jenis – Jenis Korosi Baja

9 Pitting corrosion Pitting corrosion adalah pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan kedalaman tertentu. Pitting corrosion umumnya berbentuk lubang - lubang kecil pada permukaan dan umumnya sukar terdeteksi dengan visual inspection. Korosi ini sangat berbahaya karena lubang-lubang kecil tersebut dapat mengakibatkan timbulnya konsentrasi tiga tegangan yang dapat berakibat pada kegagalan pipa. (Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang, 2013:3)

10 Korosi Erosi Korosi erosi adalah Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian-bagian yang tajam dan kasar, bagian-bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. (Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang, 2013:3)

11 Korosi Seragam Korosi seragam merupakan bentuk kerusakan akibat terjadinya pegurangan ketebalan (thickness) secara seragam pada permukaan logam. (Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang, 2013:3)

12 Intergranular Corrosion
Intergranular Corrosion merupakan korosi yang berkaitan erat dengan aspek metalurgi material. Korosi ini menyerang pada batas butir atau bagian yang bersebelahan dengan butir material. Pada butir material sendiri biasanya hanya sedikit terserang korosi. (Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang, 2013:3)

13 Korosi Arus Liar Korosi arus liar adalah korosi yang disebabkan oleh adanya arus konvensional yang mengalir dalam arah berlawanan dengan aliran elektron, besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dari luar. (Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang, 2013:3)

14 Cara Menangani Korosi Baja

15 Pemilihan material. Tiap logam dan alloy memiliki sifat terhadap korosi tersendiri mulai dari tahan terhadap korosi hingga logam mulia yang inert seperti emas. Pemilihan material logam sebagai pengganti atau pembentuk alloy dengan kemampuan tahan terhadap korosi lebih tinggi menjadi pertimbangan paling awal dan sederhana dalam pengendalian korosi. (Saleh, 2017:8)

16 Pelapisan (coatings) Pelapisan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu pelapisan organik dan pelapisan anorganik. Pelapisan organik bertujuan untuk mengisolasi logam dari lingkungan yang bersifat korosif sedangkan pelapisan anorganik terdapat dua jenis yaitu pelapisan metalik dengan melapisi logam substrat dengan logam lain yang lebih inert atau logam lain yang lebih reaktif sehingga dikorbankan untuk lebih dahulu terkorosi atau membentuk lapisan terpasivasi atau dengan pelapisan anorganik menggunakan porselain enamel, silikat, dan semen. (Saleh, 2017:9)

17 Perlindungan katodik Perlindungan katodik dilakukan dengan membanjiri anoda dengan elektron. Perlindungan katodik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menerapkan anoda tumbal (sacrificial anode) atau dengan arus tanding (Impressed Current). (Saleh, 2017:9)

18 Rancangan. Pengendalian korosi dilakukan sejak dini sebelum logam atau alloy diaplikasikan dimana rancangan dibuat serasional mungkin untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya korosi mulai dari mempertimbangkan kemungkinan jenis korosi yang terjadi pada logam atau alloy yang akan digunakan hingga analisis interaksi logam dan lingkungan sekitar logam atau alloy tersebut. (Saleh, 2017:9)

19 Inhibitor Korosi Inhibitor korosi bertujuan untuk menurunkan laju korosi. Inhibitor korosi yang umum digunakan adalah kromat, silikat dan senyawa amina organik. (Saleh, 2017:9)

20 KESIMPULAN Dari uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Cara menangani korosi pada baja bisa dengan cara pemilihan material, cloating, perlindungan katodik, rancangan, dan inhibitor korosi.

21 DAFTAR PUSTAKA Darmawan Kontruksi Baja. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum Oentoeng Kontruksi Baja. Surabaya : Andi Kenyon Dasar-Dasar Pengelasan. Jakarta : Erlangga Potma dan Vries Kontruksi Baja. Jakarta : PT Pradnya Paramita Saleh, Clarisa Welny Pengendalian Korosi Pada Baja Lunak Dalam Media Petroleum Buatan dan HCL 1M Menggunakan Kitosan Larut Air Dari Limbah Cangkang Udang. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pattireuw, Kevin J. Fentje A. Rauf. Romels Lumintang Analisis Laju Korosi Pada Baja Karbon dengan Menggunakan Air Laut dan H2SO4. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado

22


Download ppt "PENANGANAN KOROSI BAJA PADA KONTRUKSI ATAP BANGUNAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google