Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pemikiran Filosofis dan Non-Filosofis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pemikiran Filosofis dan Non-Filosofis"— Transcript presentasi:

1 Pemikiran Filosofis dan Non-Filosofis
Oleh : Komarudin

2 Arti Berpikir Kamus Besar, berpikir adl menggunakan akal budi utk memprtimbangkan dan memutuskan sst; menimbang-nimbang dl ingatan. Sebagian ahli menganggap berpikir sbg proses kimia, terutama proses pembakaran (oxydation process), spt pndpt Jacob Moleschott ( ). Namun, pendapat ini tdk dpt dibenarkan, krn tidak dpt dipastikan proses kimia manakah yg mjd sebab timbulnya proses tersebut. Krn itu berpikir bukanlah proses kimia.

3 (Paryana suryadipura, Alam Pikiran, hlm. 72)
Lanjutan Semua tenaga yg datang dari pancaindera dan menjadi pikiran harus melewati pangkal otak. Krn adanya sistem of relays, dari pangkal otak akan dilepaskan tenaga untuk menjadi anasir pikiran. Pangkal otak adl tempat nafsu-nafsu, ajakan-ajakan dan emosi-emosi. Tenaga yg datang dari pangkal otak akan menjelma menjadi nafsu, ajakan dan emosi dan berpadu dg tenaga-tenaga yg datang dari tempat lain, shg pikiran kita selalu disertai oleh nafsu-nafsu, ajakan-ajakan, dan emosi-emosi, yg terutama adl syahwat dan godlob. (Paryana suryadipura, Alam Pikiran, hlm. 72)

4 Tiga tenaga syahwat yg menggerakkan jiwa :
Lanjutan Tiga tenaga syahwat yg menggerakkan jiwa : Ajakan melakukan perbuatan untuk kepentingan diri sendiri Ajakan melakukan perbuatan untuk kepentingan orang lain Ajakan melakukan perbuatan untuk Tuhan

5 Lanjutan Yang disebut “manusia” yg sebenarnya bukanlah jasmaniahnya, akan tetapi rohaniahnya. Rene Descartes berkata bahwa “manusia adalah roh yg mempergunakan jasad jasmaniahnya sebagai alat (homo est anima utens het lichaam als een instrument bedient)”

6 Lanjutan Tiap-tiap perbuatan secara sadar selalu didahului oleh kemauan. Sebaliknya, tidak semua kemauan disusul oleh perbuatan. Perlombaan menghasilkan kemauan sdg kemauan menghasilkan perbuatan. Tetapi tidak semua kemauan menjadi perbuatan. Krn itu kemauan berakhir pada empat kemungkinan : Kemauan yg perbuatannya dg segera dijalankan Kemauan yg perbuatannya dijalankan secara terkendali (tdk seluruh isi kemauan dijadikan perbuatan) Kemauan yg perbuatannya ditunda untuk sementara, menunggu kesempatan yang lebih sesuai Kemauan yg perbuatannya dibatalkan sama sekali, krn melanggar hukum

7 Sumber Pengetahuan Manusia
Mitos Agama Filsafat Ilmu Pengetahuan

8 Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia.

9 Macam karakter kegiatan Berpikir
Berfilsafat itu berpikir, tapi tidak semuanya itu berfikir dikatakan berfilsafat. Berpikir non-filsafati dibedakan menjadi dua, yaitu: Berfikir tradisional Berfrikir ilmiah      

10 Lanjutan  Berfikir tradisional, yaitu berfikir tanpa mendasarkan pada aturan-aturan berfikir ilmiah. Artinya berfikir yang hanya mendasarkan pada tradisi atau kebiasaan yang sudah berlaku sejak nenek moyang, sehingga merupakan warisan lama.

11 Lanjutan Sedangkan yang dimaksud berfikir ilmiah, berfikir yang memakai dasar-dasar / aturan-aturan pemikiran ilmiah, yang diantaranya: Metodis Sistematis Obyektif Umum

12 Berpikir kefilsafatan
Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir. Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir.

13 Ciri berfikir secara filsafat
Metodis ; yakni menggunakan metode, cara, jalan yang lazim digunakan oleh para filsuf dalam proses berfikir filsafati. Sistematis; yakni dalam berfikir, masing-masing unsur saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan, sehingga dapat tersusun suatu pola pemikiran yang filosofis. Koheren; yakni dalam berfikir unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan satu sama lain namun juga memuat uraian yang logis. Rasional; yakni harus mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis).

14 Lanjutan Komprehensif; yakni berfikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi / sudut pandang, melainkan secara multidimensional. Disinilah perlunya filsafat dan ilmu pengtahuan saling menyapa dan menjenguk. Radikal ; yakni berfikir secara mendalam, sampai akar yang paling ujung, artinya sampai menyentuh akar persoalannya, esensinya. Universal ; yakni muatan kebenarannya sampai tingkat umum universal, mengarah pada pandangan dunia, mengarah pada realitas hidup dan realitas kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

15 Tiga karakteristik Berpikir filosofis
Radikal itu artinya mengakar, mengenai masalah dasar, yaitu mengenai masalah yang menguras pikiran untuk menjawabnya. berfikir spekulatif artinya tidak mendasarkan pada pengalaman atau percobaan ttp sbg hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayaha pengetahuan nyang baru. Meskipun demikian tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah mencapai keselesaian. universal artinya menyeluruh; maksudnya pemikiran filsafah itu tidak memilih obyek tertentu membatasi pada pengetahuan manusia, melainkan semua obyek yang bisa dipikirkan oleh manusia termasuk Tuhan (meliputi seluruh sarwa-ada)

16 Menurut Louis O. Kattshoff
Konsepsional Sistematis Koheren Rasional Komprehensif

17 Pandapat lain Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya hingga sampai pada hakekat atau subtansi yang dipikirkan Universal, artinya pemikiran secara luas. Konseptual, artinya generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Koheren atau konsisten, artinya runtut dan tidak mengandung kontradiksi. Sistematis, artinya uraian yang saling berhubungan secara teratur. Komprhensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Bebas, artinya tidak memiliki batasan dalam berpikir dan tidak terikat dengan prasangka-pransngka sosial, historis, kultural bahkan religius.

18 5 prinsip penting dalam berfilsafat
Tidak boleh merasa paling tahu dan paling benar sendiri (congkak). Memiliki sikap mental, kesetiaan dan jujur terhadap kebenaran. Bersungguh-sungguh dalam berfilsafat serta berusaha dalam mencari jawabannya. Latihan memecahkan persoalan filsafati dan bersikap intelektual secara tertulis maupun lisan. Bersikap terbuka.

19 Metode Berfikir Filsafat
Pola pemikiran dalam metode berfikir (berfilsafat) berawal dari titik pangkal dan dasar kepastian, seperti logika konsepsional dan intuisi, seperti penalaran (induktif) dan penalaran (deduktif).

20 Beberapa Metode Berfikir Filsafat
Metode Intuitif (Plotinus dan  Henri Bergson) Metode Skolastik (Thomas Aquinas ) Metode Geometris (Rene Descartes ) Metode Eksperimental (David Hume) Metode Kritis-Transendental (Immanuel Kant ) Metode Dialektis (G.W.F. Hegel ) Metode Fenomenologis (Edmund Husserl )

21 Terima Kasih


Download ppt "Pemikiran Filosofis dan Non-Filosofis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google