Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIda Tanudjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PENGANTAR TES PSIKOLOGI “RELIABILITAS DAN VALIDITAS”
Lukmanuddin Rivai III B
2
RELIABILITAS Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yg sama pd kesempatan yg berbeda. Semua jenis reliabilitas dapat diungkapkan dengan istilah koefisien korelasi.
3
A. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi (r) menyatakan derajat kesesuaian atau hubungan, antara dua perangkat skor. Korelasi dapat dihitung dengan cara korelasi produk-momen Person (Pearson Product-Moment Correlation Coefficient)
4
B. Jenis-Jenis Reliabilitas
Reliabilitas Tes-Retes Reliabilitas Bentuk-Alternatif Reliabilitas Belah-Separuh (Spilf-Half Reiability) Realiabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha Reliabilitas Pemberi Skor Reliabilitas Tes Kecepatan/Kinerja
5
Reliabilitas Tes-Retes
Reliabilitas retes harus memiliki interval yang dispesifikasikan, karena korelasi retes akan menurun ketika interval memanjang. Juga ada ada keinginan untuk memberikan indikasi tertentu mengenai subjek, seperti pengalaman pekerjaan atau pendidikan, konseling dan psikoterapi. Pada anak-anak seharusnya memiliki interval yang pendek, karena pada anak-anak perubahan- perubahan dapat dibedakan selama periode satu bulan. Pada orang dewasa, interval pada retes seharusnya jarang lebih dari enam bulan
6
Reliabilitas Bentuk-Alternatif
Orang yang sama dapat di tes dengan satu bentuk pada kesempatan oertama dan bentuk lain yang ekiuvalen pada kesempatan kedua. Korelasi antara skor-skor yang didapat dari dua bentuk itu merupakan koefisien reliabilitas tes. Reliabilitas bentuk alternatif seharusnya selalu disertai oleh pernyataan tentang panjang interval antara penyelenggaraan tes, dan juga deskripsi pengalaman-pengalaman relevan yang mempengaruhi. Jika kedua bentuk itu diselengarakan langsung berturut-turut, korelasi yang dihasilkan menunjukkan reliabilitas antar bentuk-bentuk saja, bukan antara peristiwa- peristiwa. Pengembangan bentuk-bentuk alternatif harus memastikan bentuk itu betul-betul paralel, artinya tes seharusnya merupakan tes-tes yang disusun secara mandiri untuk memenuhi spesifikasi yang sama.
7
Reliabilitas Belah-Separuh (Spilf-Half Reiability)
Dengan cara ini, dua skor didapat untuk setiap orang dengan membagi tes menjadi paruhan-paruhan yang ekuivalen. Reliabilitas belah-separuh merupakan ukuran yang konsisten dengan kaitannya dengan sampling isi. Reliabilitas belah separuh disebut juga sebagai koefisien konsistensi internal, karena hanya dibutuhkan penyelenggaran tunggal atas satu bentuk tes. Tes dapat dibagi dengan berbagai cara. Paruhan yang pertama dan kedua tidak akan ekuivalen, tergantung pada perbedaan dan tingkat kesulitan soal, dan efek-efek kumulatif pemanasan, praktik, keletihan, kebosanan dan banyak faktor lain yang berbeda mulai dari awal hingga akhir tes.
8
Realiabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha
Metode untuk mendapatkan reliabilitas yang menggunakan administrasi tunggal daroi suatu bentuk tunggal didasarkan pada konsistensi respon terhadap semua butir soal dalam tes. Konsistensi antarsosial dipengaruhi oleh dua sumber varian kesalahn, yaitu pencuplikan isi dan heterogenitas dari domain perilaku yang disampelkan. Konsistensi antarsoal didapatkan dari penyelenggaraan tunggal sebuah tes tunggal.tetapi lebih dari memerlukan dua skor paruhan, teknik ini didasarkan pada pemerikasaan kinerja pada setiap soal. Secara sistematis koefisien Kuder-Richardson merupakan rata-rata dari koefisien-koefisien belah separuh yang dihasilkan dari pembelahan tes yang berbeda-beda
9
Reliabilitas Pemberi Skor
Satu sumber varian kesalahan yang dapat diperiksa secara sederhana yaitu varian pemberi skor. Jenis-jenis tes tertentu seperti tes kreativitas dan tes-tes kepribadian proyektif meninggalkan banyak hal pada penilaian pemberi skor. Reliabilitas pemberi skor dapat ditemukan dengan memiliki sampel lembaran tes yang diskor secara terpisah oleh dua penguji. Dua skor yang didapatkan oleh masing-masing peserra tes kemudian dikorelaiskan, dan koefisien korelasi yang dihasilkan merupakan ukuran reliabilitas pemberi skor. Reliabilitas pemberi skor umumnya dihitun ketika instrumen yang diskor secara subjektif digunakan dalam riset
10
Reliabilitas Tes Kecepatan/Kinerja
Tes kecepatan maupun kekuatan dirancang untuk mencegah pencapaian skor-skor sempurna. Maksud pengetesan semacam ini bukan untuk menetapkan batas-batas apa yang bisa dilakukan individu, melainkan untuk menentukan apakah suatu tingkat kinerja yang sudah ditetapkan sebelumnya telah atau belum dicapai. Kapan tes benar-benar dipercepat ? Dibawah kondisi-kondisi apa yang harus ada sikap waspada. Yang jelas, penerapan batas waktu sajatidak menjadi tanda sebuah tes kecepatan.
11
C. Ketergantungan koefisien-koefisien Reliabilitas Pada Sampel yang Diuji
Variabilitas, koefisien korelasi apa pun dipengaruhi oleh rentang perbedaan individu dalam kelompok. Tingkat Kemampuan, Bervariasi antara kelompok-kelompok dalam tingkat kemampuan rata-rata. Praktik yang sedang tumbuh dan cukup disukai ialah dengan membagi-bagi standarisasi menjadi sub-kelompok yang lebih homogen.
12
D. Kesalahan Standar Pengukuran
Interpretasi Skor Individu. Reliabilitas sebuah tes dapat diungkapkan dalam istilah kesalahan standar pengukuran (standard error measurement: SEM) Sesuai dengan interpretasi skor-skor individu Interpretasi Perbedaan Skor. Mempertimbangkan reliabilitas tes dan kesalahan pengukuran kerika mengevaluasi perbedaan-perbedaan di antara dua skor.
13
KONSEP DASAR VALIDITAS
Validitas Tes menyangkut apa yang diukur dan seberapa baik tes itu bisa untuk mengukur. Pada dasarnya, semua prosedur untuk menentukan validitas tes berkaitan dengan hubungan antara kinerja pada tes dan fakta-fakta lain yang dapat diamati secara independen tentang ciri-ciri perilaku.
14
A. Konsep-Konsep Validitas Tes yang Berkembang
Pada awalnya, Tes berfungsi untuk mengukur apa yang telah dipelajari individu dalam area tertentu. Pada tahap selanjutnya, tes tidak hanya dirancang untuk menilai, tetapi juga untuk memprediksi. Kinerja dalam suatu situasi yang ingin diketahui dengan memprediksi perilaku, disebut sebagai kriteria. Perkembangan Tes dalam tahap sekarang mencerminkan 2 kecenderungan utama : Orientasi teoritis yang makin kuat, dan Hubungan yang erat antara teori psikologi dan verifikasi melalui pengetesan hipotesis secara empiris dan eksperimental
15
B. Prosedur Deskripsi-Isi dan Prosedur Spesifik
Prosedur validasi deskripsi-isi pada dasarnya melibatkan pengujian sistematik atas isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif dari domain perilaku yang harus diukur. Utamanya dirancang untuk mengukur seberapa baik individu telah menguasai keterampilan atau bidang studi tertentu. Prosedur Spesifik. Spesifikasi-spesifikasi pada prosedur spesifik seharusnya menunjukkan jumlah item yang dipersiapkan untuk masing-masing topik. Dalam Pengaplikasiannya, Validasi Isi memberikan teknik yg memadai untuk mengevaluasi tes-tes prestasi dan dapat diterapkan pada tes-tes pekerjaan tertentu yang dirancang untuk seleksi dan klasifikasi karyawan.
16
C. Prosedur-Prosedur Prediksi Kriteria
Validasi Konkuren dan Validasi Prediktif. Prosedur- prosedur validasi prediksi-kriteria menunjukkan efektifitas tes untuk memprediksi kinerja seseorang dalam akrivitas- aktivitas tertentu. Kontaminasi Kriteria. Sikap waspada yang penting dalam rangka mendapatkan validitas tes adalah memastikan bahwa skor-skor tes tidak dengan sendirinya memengaruhi status kriteria individu mana pun. Ukuran-ukurang Kriteria. Sebuah tes bisa divalidasikan terhadap sebanyak mungkin kriteria sejauh ada penggunaan khusus untuk validasi itu. Generalisasi Validitas. Validitas prediksi-kriteria kerap digunakan, dimana efektifitas sebuah tes untuk program tertentu harus dinilai.
17
D. Prosedur-prosedur Identifikasi Konstruk
Validasi Kontruk memusatkan perhatian pada peran teori psikologi dalam penyusunan tes dan kebutuhan merumuskan hipotesis yang bisa dibuktikan atau tidak dibuktikan dalam proses validasi. Validitas Konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa dikatakan mengukur suatu Konstruk atau sifat teoritis. Perubahan-perubahan Perkembangan. Sebuah kriteria utama yang diterapkan dalam validasi sejumlah tes intelegensi tradisional ialah diferensiasi usia.
18
Lanjutan… Koreasi dengan Tes-Tes Lainnya. Korelasi antara tes baru dengan tes-tes sebelumnya yang serupa kadangkala disebut sebagai bukti bahwa tes baru mengukur bidang perilaku yang hampir sama dengan tes lain yang diberi nama sama. Analisis Faktor. Pada dasarnya, analisis faktor adalah teknik statistik yang canggih untuk menganalisa antarhubungan dari data perilaku. Konsistensi Internal. Ciri pokok metode ini ialah, bahwa kriterianya tidak lain adalah skor total pada tes itu sendiri.
19
VALIDITAS : PENGUKURAN DAN INTERPRETASI
Validitas tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Validity (validitas) : sejauh mana instrumen pemeriksaan mengukur apa yang dirancang untuk diukur. Validitas dapat diperkirakan dengan sejumlah cara, yaitu dengan analisis isi instrumen, dengan mengaitkan skor tes ke standar, dan dengan kajian lebih mendalam mengenai sejauh mana tes merupakan ukuran atas penalaran psikologi tertentu.
20
A. Koefisien Validitas dan Kesalahan Penilaian
Pengukuran Hubungan. Ialah koreasi antara skor tes dan prngukuran kriteria. Kondisi-kondisi yang Memengaruhi Koefisien Validitas. Agar bisa melakukan interpretasii yang tepat, kita harus memperhatikan bentuk hubungan antara tes dan kriteria. Besaran Koefisien Validitas. Korelasi yang diperoleh seharusnya cukup tinggi untuk bisa signifikan secara statistik pada tingka yang dapat diterima.
21
B. Validitas Tes dan Teori Keputusan
Pendekatan Dasar. Hubungan Validitas pada Produktivitas Konsep Utilitas dan Teori Keputusan Strategi Berurutan dan Penanganan Adaptif Variabel-Variabel Moderator
22
C. Memadukan Informasi dari Berbagai macam Tes
Untuk memprediksi kriteria praktis, diperlukan tidak hanya satu meainkan sejumlah alat tes. Bila sejumlah tes yang dipilih secara khusus digunakan bersama untuk memprediksi kriteria tunggal, tes-tes tersebut dikenal sebagai kumpulan tes. Persamaan Regresi Majemuk. Persamaan regresi majemuk menghasilkan skor kriteria terprediksi untuk masing-masing individu berdasarkan skor pada semua tes dalam kumpulan tes. Analisis Profil dan Skor Potong. Prosedur ini mencakup penetapan skor potong pada masing-masing tes.
23
D. Penggunaan Tes Untuk Klasifikasi Kebutuhan
Hakikat Klasifikasi. Selalu melibatkan dua atau lebih kriteria. Validitas Diferensial. Pertimbangan utama ialah validitas diferensial menurut kriteria terpisah. Sasaran kumpulan tes semacam itu adalah memprediksi perbedaan-perbedaan dalam kinerja masing-masing orang pada dua atau lebih pekerjaan. Fungsi Diskriminan Majemuk. cara alternatif untuk menangani keputusan klasifikasi. Memaksimakan Pemanfaatan Bakat.
24
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.