Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tugas Agama Log Book 3 KELAS B / KELOMPOK 9 NAMA :

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tugas Agama Log Book 3 KELAS B / KELOMPOK 9 NAMA :"— Transcript presentasi:

1 Tugas Agama Log Book 3 KELAS B / KELOMPOK 9 NAMA :
SILVIA INDRIANI FRANSISKA DELFIKA DARNICO WILLY SUPANDI JESSICA CALLISTA LIDIA MARLESI CHRISTIAN HARRISON YULIAN PUTRA WIJAYA EDOUARDUS SANTOSO AKWILA

2 DEFINISI OPERASIONAL JUDUL
1) Interfaith dialogue Interfaith dialogue/dialog antar agama adalah istilah yang mengacu pada interaksi kooperatif, konstruktif dan positif antara orang-orang yang berbeda agama atau tradisi dan/atau spiritual atau humanistik keyakinan, baik di tingkat individual maupun institusional. 2) Perdamaian dalam arti yang luas adalah, “penyesuaian dan  pengarahan yang baik dari orang seorang terhadap Penciptanya pada satu  pihak dan kepada sesamanya pada pihak yang lain” .  3) Definisi atau arti judul seutuhnya Paper ini akan membahas mengenai gambaran keadaan/ kondisi serta pokok masalah dari kedua variabel dan juga penerapan prinsip-prinsip dari variabel independen (interfaith dialogue) yang digunakan untuk memecahkan masalah dari variabel dependen (kedamaian) dalam kehidupan beragama di Indonesia dengan melakukan pengembangan berdasarkan literatur “The Contribution of Master Chin Kung in World Peace and Interfaith Dialogue” dan literatur lainnya.

3 MEMBANGUN KEHIDUPAN BERAGAMA
KERANGKA BERPIKIR MEMBANGUN KEHIDUPAN BERAGAMA INSTRUMEN VARIABEL INDEPENDENN INTERFAITH DIALOGUE MASALAH VARIABEL DEPENDEN KEDAMAIAN INDIKATOR : 1. Adanya kekerasan, pertentangan dan peperangan . Keadaan tidak tenang dalam emosi diri 3. Hidup tidak rukun, tidak tenang, dan tidak nyaman satu sama lain 1. Interaksi kooperatif dan positif antara orang-orang yang berbeda agama . Toleransi terhadap perbedaan antar agama 3.Fokus pada persamaan antaragama

4 Berkait variabel independen (Interfaith Dialogue)
Indikator 1 (Interaksi kooperatif dan positif antara orang-orang yang berbeda agama) berisi : Masih ada saja sikap fanatik dan mudah tersinggung antar agama dalam interfaith dialogue yang membuat interaksi berujung tidak kooperatif dan justru menjadi interaksi yang negatif. Interaksi yang dilakukan juga masih dalam lingkup yang sempit, tidak dilakukan secara meluas. Prinsip : Definisi dialog antar agama bukan terbatas pada perkataan melainkan juga harus diwujudkan dalam perbuatan yang konkret.  Tidak perlu takut kalau mayoritas dan minoritas saling berbicara, karena biasanya itu akan membantu keduanya agar tidak merasa terancam.  Indikator 2 (Toleransi terhadap perbedaan antar agama) berisi : Toleransi dan kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Keterbukaan satu agama terhadap agama lain sangat penting. Namun di Indonesia masih banyak orang yang mempunyai pandangan yang fanatik. Hal inilah menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan sesuatu pandangan yang positif. Prinsip : Indonesia merupakan negara yang memiliki beranekaragam budaya dan keyakinan, sehingga agar dapat hidup dengan rukun dan damai kita harus memiliki sikap toleransi satu sama lain.  Indikator 3 (Fokus pada persamaan antar agama) berisi : Dalam berbagai interfaith dialogue yang disebutkan dalam literatur, fokus pada persamaan antar agama sering diabaikan. Semua pihak lebih fokus pada mencapai kesepakatan bersama dibanding berusaha mencari persamaan yang dapat menyatukan kita semua. Kondisi inilah yang menyebabkan kontra terhadap interfaith dialogue karena rasa khawatir bahwa nantinya interfaith dialogue justru melemahkan iman dan membawa doktrin masing-masing dalam pengaruhnya menuju kesepakatan bersama tersebut. Padahal jika kita mencari berbagai persamaan antar agama, rasa khawatir tersebut dapat diminimalisir/dihilangkan. Prinsip : Hilangkan sikap membedakan agama masing-masing dan mulai belajar untuk memahami nilai-nilai ajaran agama masing-masing sebagaimana kita ingin dipahami agar tercipta kerukunan dan perdamaian antar umat beragama.

5 Berkait variabel dependen (Kedamaian)
Indikator 1 (Adanya kekerasan, pertentangan dan peperangan) berisi: Dalam beberapa hal perbedaan dalam beragama dapat memicu adanya pertentangan yang membuat seseorang atau kelompok memicu hal tersebut membuat tindakan kekerasan. Seseorang akan merasa damai jika tidak adanya kekerasan, pertentang satu sama lainnya dan peperangan yang membuat mereka sengsara, Masalah : kedamaian tidak dapat terjadi saat masalah pertentangan, kekerasan dan peperangan antar agama muncul. Jika tidak ada pertentangan, kekerasan dan peperangan maka kedamaian satu sama lain akan terjalin dengan sendirinya. Indikator 2 (Keadaan tidak tenang dalam emosi diri) berisi: Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara umum ke keadaan tenang - ketiadaan gangguan atau godaan. Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan desa; oleh karena itu muncul istilah 'damai dan tenang'. Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri; sebuah keadaan pikiran, badan, dan jiwa, yang dikatakan terjadi di dalam diri kita. Masalah : Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami ketenangan dalam diri. Sebaliknya, orang yang emosi dalam dirinya tidak tenang maka dalam hidupnya juga tidak akan nyaman dan tenang.  Indikator 3 (Hidup tidak rukun, tidak tenang, dan tidak nyaman satu sama lain) berisi: Membangun kerukunan antar umat beragama yaitu menciptakan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara yang dapat menimbulkan rasa tenang dan nyaman saat bersama orang lain. Masalah : hidup rukun tenang dan nyaman akan membuat seseorang berada dalam posisi damai yang dapat membuat kita dapat bekerja satu sama lainnya. sebaliknya, orang yang hidupnya tidak rukun, tidak tenang, dan tidak nyaman satu sama lain dengan orang lain, maka dalam hidupnya tidak akan pernah merasakan damai karena tidak bisa saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelaahan terhadap literatur
dan setelah kami membahas judul paper kami, disimpulkan bahwa Interfaith dialogue dapat menyelesaikan masalah kedamaian dalam kehidupan beragama

7 Thanks You 


Download ppt "Tugas Agama Log Book 3 KELAS B / KELOMPOK 9 NAMA :"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google