Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Askep klien dengan penyakit TB Paru
Oleh: Ns. Nunung Ernawati, M.Kep
3
Pendahuluan Penyakit TBC merupakan penyakit yang memasyarakat
Sejak jaman mesir kuno sampai sekarang Kuman pertama kali berhasil dibiakan oleh robert Koch ( penemu mycrobacterium tuberculosis) Pada awal abad 20 pemerintah Belanda di Indonesia memerangi penyakit TBC dengan membangun sanatorium ( Stiching Centrale Veriniging der Tuberculose-SCVT) Setelah perang berakhir terdapat 15 sanatorium dan 20 unit diagnostik yang sebagian besar di pulau Jawa Tahun 1944 ditemukan antibiotika pertama untuk melawan TBC yaitu Streptomysin
4
Konsep Penyakit TB Paru
Definisi Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, bakteri ini dapat menyerang paru dan organ lainnya seperti otak, tulang, limpa dan lain-lain Etiologi Bakteri mycobacterium tuberculosis dengan sifat-sifat sebgai berikut:
5
Ciri-ciri mycobacterium tuberculosis
Berbentuk batang/basil Uk. P 1-4 mmdg tebal 0,3-0,6 mm Tahan asam Mati dengan sinar matahari langsung Sebagian kuman berupa lemak /lipid Bersifat aerob
6
Proses kompleksitas peradangan o/ makrofaag
Patofisiologi Percikan dahak/ludah yang mengandung BTA (+) Masuk mell sal. pernafasan TB PRIMER Alveoli Proses kompleksitas peradangan o/ makrofaag tuberkel granuloma
8
Tahap primersudah resolusi
Malnutrisi, Penurunan imunitas AIDS Penyakit maligna alkoholism Kuman dormant TB sekunder Kuman menjadi aktif kembali Reaksi imunologis aktif Membentuk granuloma Makrofaag mengeluarkan proteosa Terjadi pelunakan jaringan dan pembentukan kavitas Nekrotik jar. paru
9
Kavitas dan kerusakan parenkim paru
Pecahnya vasculer paru, jalan nafas Peningkatan produksi mukus hemoptisis Reaksi sistemis: Demam Anoreksia, mual, muntah Penurunan BB kelemahan Atelektasis, kerusakan membran alveolar, perub cairan intra pleural Pola nafas tidak efektif. Gangg. pertukaran Gas Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Resiko penularan Kurang pengetahuan Ketidakpatuhan/kurang efektif regimen terapi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Resiko infeksi Kecemasan gg. Pemenuhan istirahat tidur Intoleransi aktivitas
10
Sumber infeksi Percikan ludah/ dahak penderita BTA (+)
Cara Penularan melalui: Droplet infection
11
Manifestasi klinik Gejala lokalis: Batuk lebih dari 3 minggu
Hemoptisis Dyspneu Nyeri dada Atelektasis Gejala sistemik: Panas / demam Berkeringat pada malam hari Anoreksia Penurunan BB Limfadenitis Tergantung organ yang diserang
12
Penunjang diagnostik Kultur Sputum
Ziehl Nelson- untuk mngetahui adanya BTA Skin test ( mantoux,tine, vollmer patch)
13
Penatalaksanaan Diit TKTP Managemen lingkungan yang terapeutik
Dukungan mental Pengobatan menggunakan pedoman program nasional pengendalian penyakit TBC di Indonesia Pencegahan penularan TBC dengan health promotion, spesific protection, pencegahan sekunder ( ealry diagnosis and prompt treatment
14
pedoman program nasional pengendalian penyakit TBC di Indonesia
Pengobatan intensif (2-3 bulan) Untuk mencegah resistensi obat Pengobatan lanjutan ( 4-7 bulan) Untuk mencegah kekambuhan Jenis obat yang diberikan adalah: KATEGORI 1 ( 2HRZE/4H3R3) Selama 2 bulan pasien mengkonsumsi obat INH, RIFAMPISIN, PIRAZINAMID& ETAMBUTOL kemudian 4 bulan selanjutnya mengkonsumsi obat INH & RIFAMPISIN 3x/minggu
15
KATEGORI 2 ( HRZE/5H3R3E3) Diberikan pada px yang kambuh/gagal terapi KATEGORI 3 ( 2HRZ/4H3R3) Diberikan pada px yang BTA(-) tetapi RO thorak mendukung aktif.
16
Konsep asuhan keperawatan
Pengkajian Anamnese ( biodata, keluhan, status kesehatan diri&keluarga, demografi) Riwayat kesehatan: sesak, sering berkeringat malam hari, sering batuk lama, pernah berobat lama dan terhenti, riwayat kontak dengan penderita, rwy vaksin yang tidak teratur) Riwayat pekerjaan Riwayat sosial ekonomi Faktor pendukung ( gaya hidup, pengetahuan pasien dan keluarga)
17
Pemeriksaan fisik Inspeksi: dapat ditemukan kelainan bentuk trakea, tulang punngung, dada,pengembangan pernafasan tidak simetris, dyspneu Palpasi: pembengkakan kelenjar limfe, fremitus vokal tidak sama/menurun Perkusi: pekak Auskultasi: ronki basah, tahcycardia Pemeriksaan penunjang Hasil RO thorak ( infiltrasi lesi pada area paru atas, atau tampak proses perkejuan s/d kavitasi) Kulktur sputum (BTA +) Tes mantoux reaksi (+)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.