Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Korupsi, Demokrasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Korupsi, Demokrasi dan Pertumbuhan Ekonomi"— Transcript presentasi:

1 Korupsi, Demokrasi dan Pertumbuhan Ekonomi
A. Cooper Drury, Jonathan Krieckhaus, and Michael Lusztig. (2006). Corruption, Democracy, and Economic Growth. International Political Science Review . Vol 27, No. 2,

2 Abstrak Para ahli berpendapat bahwa proses politik seperti demokrasi dan korupsi merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa demokrasi hanya mepunyai pengaruh yang tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan korupsi mempunyai pengaruh langsung dan berdampak negatif terhadap perkonomian. Salah satu manfaat tidak langsung dari demokrasi adalah kemampuannya dalam mencegah efek merusak dari korupsi dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data time-series dan cross section lebih dari 100 negara dari tahun , dapat disimpulkan bahwa korupsi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara demokratis. Sedangkan pada negara yang non-demokratis, perekonomian mengalami kemerosotan yang di akibatkan korupsi.

3 Pendahuluan Apakah demokrasi berdampak terhadap kesejahteraan; dalam hal ini pertumbuhan ekonomi. Pendapat yang menyatakan bahwa negara demokrasi liberal akan cenderung lebih makmur daripada negara non-demokratis masih menjadi perdebatan panjang, Realitasnya, hubungan antara demokrasi dan kesejahteraan ekonomi amat sangat kompleks. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang siginifikan antara demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, demokrasi sesungguhnya berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan, angka harapan hidup dan stabilitas politik (Baum and Lake, 2003; Helliwell, 1994; Kurzman et al., 2002).

4 Efek Korupsi dan Demokrasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hal yang menonjol, meskipun bukan suatu hal yang eksklusif, menyatakan bahwa korupsi merusak perekonomian sebagai pajak produksi dan distorsi pasar (Bardhan, 1997: 1321; Lambsdorff, 1999: 3-4; Nye, 1967: 419; Shleifer and Vishny, 1993: 599). Mauro (1995) secara empiris menemukan bahwa korupsi menurunkan tingkat investasi swasta. Rose-Ackerman (1996) juga berpendapat bahwa korupsi menimbulkan distorsi yang lebih besar dibandingkan pajak. Jika insentif untuk menyuap ada, maka menerima suap juga ada. Hal tersebut bisa dilihat sebagai supply-side di pasar yang menimbulkan rent-seeking. Hal tersebut akhirnya akan menimbulkan opportunity cost yang menghamburkan sumberdaya yang seharusnya untuk aktivitas produksi

5 Korupsi bisa juga bermanfaat secara ekonomis karena akan mendorong perusahaan untuk berlaku lebih efisien. Beberapa bentuk korupsi pada penjualan komoditi yang terbatas (Misalnya melalui kebijakan, lisensi impor, dan pemilihan perusahaan yang disukai; supply di asumsikan rendah sedangkan demand tinggi). Perusahaan kuat akan cenderung memenangkan persaingan. Perusahaan lemah harus menjadi lebih efisien untuk bersaing di pasar gelap, atau keluar dari sektor produktif tersebut (Leff, 1968). Kesuksesan perusahaan tersebut akan menjadi basis pajak dan belanja publik, yang diasumsikan akan di investasikan kembali oleh negara (Nye, 1967: 420). Tapi meskipun korupsi bermanfaat secara ekonomis tapi pada hakekatnya tidak efisien dalam aktivitas perekonomian

6 Demokrasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap perekonomian
Demokrasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap perekonomian. Pengaruh tidak langsung tersebut dengan mencegah pengaruh buruk dari korupsi terhadap perekonomian. Beberapa ahli menyatakan bahwa demokrasi bermanfaat secara politik dan ekonomi. Demokrasi berpengaruh positif terhadap perekonomian karena berbagai alasan. Antara lain: Demokrasi akan mendepak pemimpin yang buruk. North (1990) menyatakan bahwa elit otoriter akan memaksa rakyat jika tidak dibatasi dengan lembaga demokratis. Demokrasi memungkinkan pemilih secara periodik mendepak politisi yang merusak perekonomian Lipset (1959, 1960) berpendapat bahwa ada hubungan simbiosis antara kemakmuran dan demokrasi. Khususnya, demokrasi timbul di negara industri, dimana kekayaan di hasilkan oleh produsen industri (kelas menengah). Akhirnya kelas menengah tersebut yang mempertahankan sistem yang mendorong kebebasan memilih (politik dan ekonomi) untuk menciptakan kekayaan yang lebih banyak lagi.

7 Pandangan yang lebih pesimis tentang manfaat demokrasi dalam perekonomian diajukan oleh Samuel Huntington, yang berpendapat bahwa di negara berkembang yang baru demokratis, rakyat menuntut pengeluaran pemerintah yang amat sangat tinggi dan cepat. Huntington and Nelson (1976: 23) berpendapat bahwa partisipasi politik harus di tekan, paling tidak untuk sementara, untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Haggard (1990) yang menyatakan bahwa rezim otoriter lebih baik dalam menekan praktek rent seeking kesalahan kebijakan bermotif politik. Kritik yang lain disampaikan oleh sistem ekonomi- politik neoklasik. Olson (1982) menyatakan bahwa konskwensi logis dari demokrasi adalah pluralitas, dan hal ini akan menjadi kurang efisien. Inefisiensi politik akan berakibat buruk terhadap perekonomian.

8 Demokrasi tidak hanya mengurangi level korupsi tapi juga mengubah komposisi korupsi. Hal tersebut berdasarkan asumsi: Asumsi pertama, politisi dihadapkan pada pertimbangan biaya dan benefit dalam melakukan tindak korupsi. Prilaku korupsi bermanfaat bagi pribadi (kekayaan) dan mendapatkan dukungan politik dari kroni yang menikmati hasil korupsi. Tetapi walau bagaimanapun juga, korupsi membutuhkan biaya. Asumsi kedua, biaya korupsi bervariasi tergantung jenis korupsi dan sistem politik. Biaya bagi politisi terutama di pengaruhi oleh bagaimana tindak korupsi tersebut melukai aktor-aktor sosial, dan seberapa kuat aktor tersebut merespon kerusakan yang di akibatkan oleh tindak korupsi tersebut melalui sistem politik.

9 Metodologi Obyek penelitian adalah 100 negara lebih mulai tahun sampai dengan 1997. Data yang digunakan adalah: GDP sebagai dependent variable Korupsi, dengan menggunakan angka indeks yang di keluarkan oleh International Country Risk Guide's (ICRG). Dengan nilai indeks Demokrasi, dengan menggunakan Polity IV data (Marshall and Jaggers, 2000). Dengan nilai indeks -10 – 10. GDPt-1 sebagai variable kontrol Angka harapan hidup Pengeluaran pemerintah Pertumbuhan populasi Keterbukaan perdagangan Dummy variabel (iklim trpois dan non-tropis) Investasi

10 Hasil Analisis Hasil analisis secara menyatakan bahwa korupsi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi hanya pada negara yang non-demokratis. Hasil prediksi model interaksi, menunjukkan bahwa peningkatan standar deviasi dalam korupsi menyebabkan penurunan angka pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi negara demokratis tidak di pengaruhi oleh korupsi. Substansi korupsi bervariasi di negara demokratis dan lebih bervariasi di negara rezim otoriter. Level rata-rata korupsi di negara demokratis lebih rendah di bandingkan dengan negara rezim otoriter Demokrasi bisa meningkatkan perekonomian dengan mengurangi tingkat korupsi di negara tersebut

11 GDP sebelumnya mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan, menunjukkan diminishing returns to capital di negara yang lebih kaya sejalan dengan teori neo-klasik. Konsumsi pemerintah merusak pertumbuhan dengan menggantikan sektor swasta yang efisien dengan sektor publik yang kurang efisien (Barro, 1997). Keterbukaan perdagangan akan meningkatkan pertumbuhan, yang di peroleh dari comparative advantage dan transfer echnology yang lebih besar. Negara yang lebih beriklim tropis secara signifikan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil Pertumbuhan populasi dan angka harapan hidup secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan.

12 Kesimpulan Para ahli berpendapat bahwa proses politik seperti demokrasi dan korupsi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Efek negatif korupsi yang di mediasi oleh proses politik dapat dicegah melalui demokrasi. Diperlukan riset lanjutan tentang hubungan korupsi, demokrasi dan pertumbuhan yang lebih menekankan pada sifat dari proses hubungan sebab akibat antara variabel-variabel tersebut. Hal lain yang perlu di tindak lanjuti adalah peran kebebasan pers, partai politik, dan lembaga judikatif. Demokrasi tidak hanya menungkatkan hak-hak dasar manusia tetapi juga meningkatkan kesejahteraan.

13 Tanggapan Korupsi menimbulkan pertumbuhan atau inflasi???
Perlu penelitian lebih lanjut tentang anatomi korupsi untuk mengetahui lebih mendalam tentang jenis korupsi yang berdampak langsung secara ekonomis dan yang berdampak secara politis. Hubungan antara struktur sosial dan sistem pemilihan dalam sistem demokrasi di Indonesia.

14 EBSCO http://search.ebscohost.com Username: s2483204 Password: unipad
Username: s Password: unipad Username: DURHAMBS Password: busch


Download ppt "Korupsi, Demokrasi dan Pertumbuhan Ekonomi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google