Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
“RENCANA ATAP dan DETAIL ATAP”
MAKALAH “RENCANA ATAP dan DETAIL ATAP” FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM SURABAYA 2015
2
KELOMPOK 8 : NOVI PADYA WARUJU P. 1453010024
IMAS CITRA HAPSARI FARIDAH HANUM N ISMI PUJI YANTI OKTAVIANI DINDA R ADITYA EKA PUTRA MOCH. NUR FARIZQI EDUARD PRAYOGA Ys. K MOCH. SHAHRUL N RIZAL WICAKSONO
3
Pengertian, Fungsi, dan Kaidah Atap
4
Atap adalah bagian konstruksi bangunan yang terletak paling atas dari bangunan berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
5
Penutup Ruangan yang ada dibawanya
FUNGSI – FUNGSI ATAP Penutup Ruangan yang ada dibawanya Melindungi seluruh bagian bangunan yang ada di bawahnya gangguan dari luar Memberikan nilai tambahan estetika pada bangunan
6
BAGIAN – BAGIAN UTAMA ATAP
Pada sebuah atap memiliki bagian – bagian utama yang memiliki fungsi untuk saling menunjang satu sama lain, diantaranya : Konstruksi/Pemikul Beban, Bagian ini merupakan bagian yang paling harus diperhatikan dalam melaksanakan pembuatan bagian atap karena pada bagian ini kesalahan kecil dapat mengakibatkan resiko fatal seperti runtuhnya konstruksi atap itu sendiri dan persyaratannya adalah bagian ini harus stabil dan juga dapat memikul serta menyalurkan beban yang ada secara merata Bagian Penutup/Pelapis Atap Bagian ini merupakan bagian akhir dalam konstruksi atap yang berfungsi sebagai penutup rangka atap yang ada di bawahnya dan memiliki syarat sebagai berikut tahan lama, rapat/kedap air, tidak mudah terbakar dan sistim pemasangannya mudah dan baik
7
Konstruksi Atap dan Penutup Atap
8
KONSTRUKSI ATAP pada umumnya memakai rangka atap kuda – kuda
KONSTRUKSI ATAP pada umumnya memakai rangka atap kuda – kuda. Rangka Atap Kuda – Kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat rangka itu sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang harus mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
9
SYARAT – SYARAT KONSTRUKSI ATAP yang harus dipenuhi antara lain :
Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.
10
CONTOH GAMBAR KOSTRUKSI ATAP dan RENCANA ATAP
15
PENUTUP ATAP ialah bagian dari konstruksi atap yang memiliki fungsi untuk menutup rangka atap yang berada di bawahnya. Penutup Atap mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain : Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus. Tidak mudah terbakar. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang. Awet.
16
CONTOH GAMBAR PENUTUP ATAP
18
Prinsip Penyaluran Gaya Pada Atap
19
Akibat dari gaya P, maka akan timbul gaya horizontal (H) dan vertical (V) pada titik A dan B. Penyaluran gaya akan stabil (baik) apabila posisi A dan B tetap. Apabila posisi keduanya bergeser atau bergerak maka konstruksi akan bersifat labil (tidak baik).
20
Untuk dapat menampung gaya V, maka kolom atau dinding pemikul memegang peranan penting. Untuk menampung gaya H, maka kedua kaki kuda-kuda dihubungkan dengan batang tarik. Semakin lebar betangan A – B maka bentangannya akan melendut, maka dibutuhkan batang vertical C – D sebagai penggantung atau penghubung (seringkali disebut dengan makelar). Akibat dari beratnya sendiri dan lebarnya bentangan, seringkali bentang A – C dan B – C menjadi melendut. Maka dibutuhkan batang tekan D – E dan D – F untuk memperkuat (seringkali disebut dengan schoor). Demikian selanjutnya sistim rangka tersebut diatas apabila dikembangkan disebut dengan “Konstruksi rangka batang” dan dapat dipergunakan untuk bangunan berbentang lebar.
21
Macam – Macam Bentuk Atap
Dan Bahan Penutup Atap
22
Macam – Macam Bentuk Atap
Atap memiliki berbagai macam bentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan setiap pemilik atau perancang gedung, diantaranya :
23
Atap Datar (platdak) Atap bentuk ini biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang.
24
Atap Strandar/Sandar (lessenaar)
Atap bentuk ini terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.
25
Atap Pelana (Zadeldak)
Atap bentuk ini terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.
26
Atap Perisai (Schildak)
Jenis atap ini merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.
27
Atap Tenda (tentdak), Atap jenis ini biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.
28
Atap Gergaji Atap ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Atap ini bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.
29
Atap Setengah Bola ( Kubah )
Bentuk atap melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
30
Atap Joglo Atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atapnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat
31
Atap Mansard Bentuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah Belanda saat menjajah di negara kita.
32
Macam – Macam Penutup Atap dan Bahan
Sebagai bagian akhir dari sebuah konstruksi atap, penutup atap juga perlu mendapatkan perhatian khusus ketika melakukan pemasangan dan memastikan bahwa bahan dari penutup atap yang dipakai sudah sesuai dengan kebutuhan. Macam – macam penutup atap dan bahannya antara lain :
33
Genteng dan Bubungan Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.
34
Penutup Atap Kayu (Sirap)
Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4. Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap. Atap genteng sirap berbahan baku kayu ulin, kayu jati dan sebagainya. Bentuknya berupa lembaran tipis dengan panjang cm, lebar 7-20 cm, dan tebal3-5 mm. Genteng sirap dipasang dengan susunan berlapis sehingga tidak terdapat celah yang memungkinkan air meresap ke bawah. Pemasangan atap sirap dengan sudut kemiringan 25-40
36
Seng Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm
37
Asbes Atap asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yang dipadatkan. Bentuk dan ukurannya beragam dengan tipe gelombang, antara lain gelombang 5½, gelombang 6½, dan gelombang 14
38
Beton Cor Atap ini berasal dari campuran semen, pasir, dan kerikil. Atap ini sering digunakan pada gedung – gedung bertingkat ataupun rumah yang menginginkan adanya sedikit lahan yang multiguna.
39
Macam – Macam Rangka Atap, Bentuk, dan Bahan
40
Rangka Atap(Kuda - Kuda) merupakan bagian terpenting dari konstruksi atap yang memiliki fungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat rangka itu sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Macam – macam bentuk Kuda – Kuda beserta bentangnya antara lain :
41
Bentang 3-4 Meter Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang
42
Bentang 4-8 Mater Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
43
Bentang 9-16 Meter Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle) dan kayu.
44
Bentang 20 Meter Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dari baja (double angle) dan apabila kuda-kuda atap sebagai loteng, bahan dari kayu
45
Detail Sambungan Kuda – Kuda
Dan Komponen Rangka Atap
46
Dalam sebuah kuda – kuda atau rangka atap pasti memiliki sambungan yang berguna untuk mengunci antar balok agar dapat stabil guna menahan beban yang ada, macam – macam sambungan antara lain :
49
Detail ini diambil pada bagian antara balok tarik dan tiang kuda – kuda yang berada di tengah.
51
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara ring balok, balok tembok, dan balok tarik.
52
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara usuk, gording, balok tekan dan kaki kuda - .
53
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara usuk, gording, balok tekan, kaki kuda – kuda, dan balok pengapit.
54
Detail ini diambil pada bagian pertemuan antara balok tekan, tiang kuda – kuda dan papan reuter. Bagian ini berada sejajar dengan detail A .
55
KOMPONEN RANGKA ATAP Rangka Atap sendiri memiliki komponen atau bagian – bagiannya, antara lain : Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5 m
57
Usuk Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
59
Reng Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng)
61
Jurai Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang atap yang satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar adalah sambungan yang menonjol kearah luar
62
Penutup Atap Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
63
TANYA JAWAB PERTANYAAN 1 (BILLY BAKHTIAR 1453010026)
Lebih kuat mana bangunan memakai kuda – kuda kayu dengan kuda – kuda baja? Dan lebih efisien yang mana? PERTANYAAN 2 (BAMBANG ERKI ) Tolong jelaskan bagaimana cara pemasangan kuda – kuda dalam di lapangan? PERTANYAAN 3 (ADLY FEBRIAN ) Mengapa garis gordingnya ada 3?
64
TANYA JAWAB JAWABAN PERTANYAAN 1
Kedua kuda – kuda sama kuatnya. Tinggal kita mau memakai yang mana dikarenakan sekarang harga kayu mahal dan sudah semakin langka sedangkan untuk baja ringan range harganya lumayan terjangkau dan lumayan tahan lama dibanding kayu. JAWABAN PERTANYAAN 2 Pemasangan balok tarik terlebih dahulu tepat diatas tembok dengan melintang. Lalu pemasangan tiang kuda – kuda pada bagian tengah balok tarik kemudian pemasangan pengapit dan penyokong.
65
Penyokong tersebut akan masuk pada kaki kuda – kuda
Penyokong tersebut akan masuk pada kaki kuda – kuda. Kemudian pemasangan kaki kuda – kuda sepanjang bentang salah satu kuda – kuda. Lalu pemasangan gording dan tupai. Pemasangan usuk lalu reng terakhir pemasangan penutup atap. JAWABAN PERTANYAAN 3 Karena ada notifikasi untuk tupai
66
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.