Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK
2
Sistem selaput sitoplasmik diperlukan oleh sel-sel yang berukuran besar, karena selaput sel tidak mampu mencukupi kebutuhan enzim-enzim untuk menunjang kegiatan sel. Selaput sitoplasmik terjadi melalui invaginasi dan evaginasi selaput sel terbentuk kompartemen yg memiliki fungsi berbeda-beda organela. Sistem selaput sitoplasmik terdiri dari 4 organela : Retikulum endoplasma Kompleks Golgi Lisosoma dan Peroksisoma / Glioksisoma
3
Retikulum Endoplasma (RE)
Semua sel eukariota mengandung RE. Lima puluh persen selaput di dalam sel adalah RE Selaput RE merupakan lembaran yg terlipat-lipat mengelilingi lumen RE. Selaput RE bersifat dinamis, sehinga tidak mudah dikenali.
7
Struktur RE: Terdiri dari 2 bagian yaitu: Retikulum endoplasma granular (REG), merupakan tumpukan sisterna yg berupa lembaran. Pada permukaan sitosolik ditempeli ribosoma (tidak pada permukaan luminal). Penempelan ribosoma pada riboforin. Retikulum endoplasma agranular (REA), berupa anyaman saluran-saluran halus yg berbentuk visikular dan tubular. Perbandingan protein : lipida pada selaput RE > selaput sel. Kadar kolesterol selaput RE < selaput sel selaput RE lebih stabil dan kental. Asam lemak fosfolipida selaput RE lebih pendek dan banyak yg tidak jenuh perpindahan ke arah lateral lebih mudah.
8
Komposisisi kimia selaput RE:
Lipida 30% berupa fosfolipida Protein 70% berupa glikoprotein enzim sistem transpor elektron Enzim – enzim: glukosa -6 – fosfatase glikosiltransferase
9
Enzim – enzim: 1. Glukosa -6 – fosfatase:
merupakan enzim yg mengkatalisis terbentuknya glukosa bebas dari bentuk terfosforilasi di dalam sel hepar berperan dalam mengatur gula darah pada sel darah merah dan jaringan syaraf. Pada mamalia enzim ini ada setelah dilahirkan. Karena sebelum dilahirkan embrio memperoleh glukosa dari plasenta. 2. Glikosil transferase: Enzim yg mengkatalis penambahan rantai oligosa-karida.
10
Rantai oligisakarida terikat pada gugus NH2 residu asparagin.
Prazat oligosakarida yg berada di sitosol terikat pada dolikol (dolichol) yg merupakan lipida khusus di RE
11
FUNGSI Retikulum Endoplasma:
Sistem transpor elektron: - sitokrom P450 - sitokrom b5 FUNGSI Retikulum Endoplasma: 1. Biosintesis protein transmembran dan glikosilasi 2. Biosintesis fosfolipida dan kolesterol 3. Detoksifikasi
12
1. Biosintesis protein dan glikosilasi
Sintesis protein transmembran yg merupakan protein selaput Protein luminal yg merupakan protein organela yg disekresikan Mekanisme sintesis protein: Penempelan polisoma di REG melibatkan 2 jenis reseptor: Reseptor yg mengenali ribosoma s.u. besar riboforin Mengikat ujung 3’mRNA yg akan diterjemahkan
14
Pemindahan rantai polipeptida ditentukan oleh kodon polipeptida isyarat (srp= signal recognition particle). Penerjemahan berlangsung di sitosol. SRP akan menuju reseptor di RE, yaitu riboforin dan mengikat-kan diri. Kemudian polipeptida SRP akan mengalami pemotongan. Selanjutnya sintesis protein berlangsung. Protein yg disintesis di RE akan ditranspor ke Golgi, dan umumnya mengandung rantai oligosakarida.
19
GLIKOSILASI
20
N-linked glycosylation in the ER is the attachment
of polysaccharides to particular asparagine residues in protins
24
Selaput plasma Vesiku;la sekretori Kompleks Golgi Vesikula transisi REG glikoprotein
26
2. Biosintesis fosfolipida dan kolesterol
Fosfolipida yg paling banyak disintesis adalah fosfatidilkholin (PC) = lesitin, dan seramida. Seramida dibawa ke Golgi, dan disini menjadi prazat gliko-sfingolipida dan sfingomielin. Sintesis kolesterol dari asam asetat menjadi asam empedu dan hormon steroid sebenarnya merupakan proses hidroksilasi yg melibatkan O2, NADPH dan sitokrom P450. Di dalam sel-sel penghasil hormon steroid, REA-nya sangat berkembang.
27
Dalam sintesis hormon steroid (contohnya adalah testosteron), diawali dari sintesis kolesterol di selaput RE. Kemudian kolesterol dibawa ke selaput mito- khondria untuk diubah menjadi pregnenolon. Selanjutnya pregnenolon kembali dibawa ke RE, dan dengan bantuan sejumlah enzim akan diubah menjadi testosteron.
28
sitosol Selaput RE Selaput mitokkondria Selaput RE asetat kolesterol
pregnenolon testosteron kolesterol pregnenolon sitosol
29
3. Detoksifikasi Enzim yg terlibat dalam proses detoksifikasi sebagian besar adalah sitokrom P450. Senyawa berbahaya dan bersifat racun, dapat diubah menjadi tidak berbahaya. Di REA sel-sel hepar, usus, ginjal, paru-paru dan kulit; racun yg umumnya bersifat larut dalam lipida dengan menggunakan oksigen dan dengan bantuan NADPH-sitokrom P450 reduktase dan sitokrom P450 diubah menjadi senyawa yg larut dalam air. Pada jaringan yg aktif melakukan detoksifikasi, REA lebih berkembang dibanding REG.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.