Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Ulkus kornea pada mata kanan
2
Kasus 1 Pasien adalah seorang petani usia 40 tahun, sedang menyabit padi disawah tiba-tiba matanya seperti kelilipan, pasien sulit membuka matanya dan sakit serta berair. Pasien datang kerumah sakit FMC sentul dengan keluhan mata kanan kabur, merah, berair dan sakit. Pada pemeriksaan didapatkan mata kanan visus 3/60, konjungtiva hiperemis, kornea defek + luas, mata kiri normal. Cat : nanah dibilik mata depan
3
Rumusan masalah Pasien usia 40 tahun tiba-tiba matanya seperti kelilipan, pasien sulit membuka matanya dan sakit serta berair. mengeluh mata kanan kabur, merah, berair dan sakit setelah menyabit padi disawah
4
Hipotesis Pasien tersebut mengalami ulkus kornea
6
Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar ke dalam:
1. Lapisan epitel Tebalnya 40 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren. 2. Membran Bowman lapisan yang terkuat dan terbentuk dari lapisan fibril kolagen yang tersusun secara random. Ketebalan lapisan ini sekitar 8-14 mikro meter. Bila terjadi luka akan digantikan dengan jaringan parut karena tidak memiliki daya regenerasi.
7
3. Jaringan Stroma Terdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya. terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma.Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. Jenis kolagen yang dibentuk adalah tipe I, III dan VI. Transparansi kornea juga ditentukan dengan menjaga kandungan air distroma sebesar 78%. 4.Membran Descement Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm. 5. Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40µm.
8
Anamnesis adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitisakibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion
9
infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
Ulkus kornea Endoftalmitis Panoftalmitis Keratitis marginalis Definisi Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Ditemukan sel epitel baru dan sel radang peradanngan berat dalam bola mata akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis. peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Etiologi Bakteri Jamur Akantamuba Herpes simpleks endoftalmitis supuratif : kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) seperti infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata atau sistemik melalui peredaran darah (endogen) terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit dari fokus infeksi didalam tubuh peredaran darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen)dan akibat tukak kornea perforasi. bersifat rekuren dengan kemungkinan adanya streptococcu pneumonia, hemophilus aegepty, moraxella lacunata dan esrichia. Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan timbunan kompleks antigen antibodi.
10
bakteri perjalnan penyakit cepat dan berat sedangkan jamur sebaliknya
Ulkus kornea endoptalmitis Panoftalmitis Keratitis marginalis g. klinis - mata merah ringan – berat fotopobia penglihatan menurun Disertai sekret Jamur : masa inkubasi 14 hari setelah infeksi dengan gejala mata merah dan sakit. Bakteri : rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai hipopion. bakteri perjalnan penyakit cepat dan berat sedangkan jamur sebaliknya kemunduran tajam penglihatan disertai rasa sakit mata menonjol edema kelopak konjungtiva kemotik kornea keruh bilik mata dengan hipopion dan refleks putih didalam fundus dan okuli. sakit, seperti kelilipan lakrimasi disertai fotopobia berat mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata Injeksi konjungtiva infiltrat atau ulkus yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multipel, sering disertai neovaskularisasi dari arah limbus.
12
Klasifikasi Ulkus kornea
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu: 1. Ulkus kornea sentral. a.Ulkus kornea bakterialis b.Ulkus kornea fungi c.Ulkus kornea virus d.Ulkus kornea acanthamoeba 2.Ulkus kornea perifer a.Ulkus marginal b.Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden) c.Ulkus cincin (ring ulcer)
13
Kokus gram positif, stafilokokus aureus, streptokokus pneumoni : gambaran ulkus terbatas, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih abu-abu pada anak ulkus yang supuratif. Pseudomonas : ulkus terlihat melebar dengan cepat, purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada ulkus Jamur : infiltrat berwarna abu-abu disekeliling infiltrat halus disekitarnya (fenomena satelit) Ulkus kornea yang disebabkan jamur dan bakteri : terdapat defek epitel yang dikelilingi leukosit morfonuklear Virus : reaksi hipersensitivitas disekitarnya
14
Pemeriksaan penunjang
Ketajaman penglihatan Tes refraksi Pemeriksaan slit-lamp Keratometri (pengukuran kornea) Respon reflek pupil Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH) Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimuradari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.
15
Penatalaksanaan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengan steroid Obat sistemik Pasien dirawat bila mengancam perforasi
16
Komplikasi Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis,Prolaps iris, Sikatrik kornea, Katarak,Glaukoma sekunder
17
Prognosis Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul
18
KESIMPULAN Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.Ulkus Kornea bisa disebabkan oleh infeksi,noninfeksi,neurotropik dan juga bisa disebabkan oleh pengaruh sistem imun. Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetesmata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik danmengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi. Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan adatidaknya komplikasi yang timbul.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.