Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DISUSUN OLEH: GALANG ABRIANTO ( ) GUMILANG ILHAM PRATAMA ( )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DISUSUN OLEH: GALANG ABRIANTO ( ) GUMILANG ILHAM PRATAMA ( )"— Transcript presentasi:

1 PENGARUH PERAWATAN BALOK BETON BERTULANG PADA KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL DUA LANTAI
DISUSUN OLEH: GALANG ABRIANTO ( ) GUMILANG ILHAM PRATAMA ( ) NATANAEL GILBERT KRISTANDI ( ) PROGRAM STUDI TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2017

2 ABSTRAKSI Perawatan beton bertulang atau curing pada kosntruksi balok rumah tinggal mempunyai efek yang siginifikan terhadap kuat tekan maksimal yang dicapai oleh balok beton bertulang. Di Indonesia sendiri proses perawatan balok beton bertulang kurang diperhatikan sehingga kualitas balok tidak sesuai rencana. Maka dari itu, balok beton bertulang memerlukan perawatan. Curing adalah salah satu bentuk perawatan dan pencegahan terjadinya kerusakan struktur pada balok beton bertulang khusunya pada konstruksi rumah tinggal dua lantai. Jika perawatan balok beton bertulang dilakukan, maka akan meminimalisir terjadinya kerusakan pada balok beton bertulang untuk konstruksi rumah tinggal dua lantai. Aspek yang dibahas pada makalah ini terkait dengan metode curing meliputi penjelasan umum, proses pelaksanaan, dan perbandingan hasil yang didapat. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya proses perawatan beton bertulang serta menerapkannya pada pekerjaan yang sesungguhnya.

3 PENDAHULUAN Seiring berkembangnya teknologi membuat pola pikir masyarakat cenderung memilih sesuatu yang mempunyai kualitas yang baik dengan efisiensi waktu dan biaya. Dalam bidang bangunan, terdapat banyak material yang dapat dipakai sebagai material konstruksi sebuah bangunan khususnya untuk rumah tinggal. Material seperti kayu dan batu sudah digunakan sebagai material konstruksi bangunan sejak berabad-abad lalu meskipun hanya dipakai pada konstruksi sederhana. Karena material kayu membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diperbarui, maka dibutuhkan alternatif lain sebagai material pengganti untuk konstruksi bangunan. Batu adalah salah satu material dari alam yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Dengan berkembangnya teknologi, batu yang semula hanya dipakai pada konstruksi sederhana berubah menjadi material yang umum digunakan pada bidang konstruksi. Batu dicampur dengan bahan perekat, pasir, dan air sehingga menjadi sebuah campuran homogen yang kemudian dikenal dengan sebutan beton. Beton sendiri mempunyai karakteristik dapat menahan gaya tekan yang tinggi, tetapi lemah terhadap gaya tarik. Hal ini menyebabkan orang-orang berlomba-lomba menemukan material yang tepat untuk dipadukan dengan campuran beton. Besi dipilih karena dapat menahan gaya tarik yang tinggi, tetapi lemah terhadap gaya tekan. Kedua material ini dianggap bisa saling menutupi kekurangan masing-masing material sehingga terciptalah suatu material yang dapat menahan gaya tarik maupun gaya tekan yang disebut beton bertulang.

4 Penggunaan beton bertulang dibidang konstruksi bangunan semakin ramai karena kemudahan dalam mendapatkan dan pelaksanaan pembuatan beton bertulang serta efisiensi biaya yang dibutuhkan daripada menggunakan material kayu atau besi. Beton dianggap sebagai material yang ekonomis karena mempunyai masa layanan yang terhitung lama dengan biaya perawatan yang murah. Perawatan beton bertulang atau biasa disebut curing merupakan bentuk perawatan beton bertulang yang paling murah dan mudah digunakan. Curing dibutuhkan oleh beton bertulang agar dapat mencapai kekuatan maksimum rencana dari mutu beton bertulang. Di Indonesia sendiri perawatan curing sendiri kurang diperhatikan sehingga sering diabaikan. Maka dari itu, tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat umum tahu akan pentingnya pengaruh perawatan curing pada beton bertulang. Pengaruh curing pada beton bertulang khususnya untuk rumah tinggal akan dibahas lebih banyak pada bab selanjutnya.

5 Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana
Fondasi Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana Fondasi merupakan struktur yang sangat menentukan kekuatan dan kekokohan sebuah rumah. Fondasi berfungsi menahan seluruh beban bangunan mulai dari beban dinding, plafon, atap, atau bangunan di atasnya  jika bangunan  berlantai 2 atau lebih. Sloof Sloof adalah balok beton yang dipasang tepat di atas fondasi batu kali.  Sloof berfungsi mengikat dan memperkuat fondasi dan dinding bagian bawah, sehingga apabila terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan pecahnya fondasi dinding akan terlindungi oleh sloof.

6 Kolom Balok Kolom adalah balok beton yang dipasang berdiri tegak pada setiap pojokan dan pertemuan dinding. Kolom berfungsi sebagai tiang rumah yang bertugas menahan beban yang ada di atasnya. Selain menahan beban, kolom berfungsi mengikat pasangan dinding. Balok adalah balok beton yang dipasang persis di atas pasangan dinding. Balok beton tersebut berfungsi mengikat dinding bagian atas serta membagi rata beban yang dipikulnya ke setiap ujung kolom.

7 Pelat Beton Pelat beton adalah struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang atau lebar bidangnya. Pelat beton ini sangat kaku, sehingga pada bangunan gedung pelat ini berfungsi sebagai unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. Selain fungsinya sebagai struktur, pelat beton juga berfungsi sebagai lantai pijakan pada lantai dua untuk rumah tinggal dua lantai.

8 Balok Beton Bertulang Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

9 Klasifikasi Balok Secara Umum
Balok sederhana, adalah balok yang bertumpu pada kolom pada ujung-ujung balok, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi, pergeseran, dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya. Balok kantilever, adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap. Balok teritisan, adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom tumpuannya. Balok dengan ujung tetap (dikaitkan kuat), adalah balok yang menahan translasi dan rotasi. Balok bentangan tersuspensi, adalah balok sederhana yang disangga oleh teritisan dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol. Balok terusan, adalah balok memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama. Klasifikasi Balok Secara Umum

10 Klasifikasi Balok Berdasarkan Fungsinya
Balok dukung girder, adalah suatu balok yang daya dukungnya perlu ditambahkan dengan cara menambahkan pelat baja lebar pada bagian sayap atas dan bawah suatu penampang lintang balok profil. Balok lantai, adalah suatu balok yang berfungsi menompang balok anak dan balok induk dalam suatu system struktur lantai. Balok atap, adalah balok seperti balok gording untuk menyangga balok kasau dan balok kasau menyangga balok reng. Balok spandrel, adalah balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk lengkung atau lurus horizontal. Balok lintel, adalah balok yang terletak di atas kusen pintu atau jendela yang berfungsi sebagai penopang horizontal yang meneruskan beban dinding di atas kusen. Balok pengikat, adalah balok yang berfungsi meneruskan beban vertikal maupun lateral ke balok maupun ke kolom struktur. Balok stringer, adalah balok yang berhubungan langsung pada sistem lantai yang ditopang pada titik sambungan panel lantai balok rangka batang pada setiap sisi dek pelat lantai. Balok diafragma, adalah balok di antara balok girder pada suatu sistem struktur rangka batang. Klasifikasi Balok Berdasarkan Fungsinya

11 Perawatan Balok Beton Bertulang
Proses perawatan atau curing pada beton memainkan peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing dilaksanakan segera setelah proses pencetakan selesai. Proses curing ini meliputi  pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu. Perawatan Balok Beton Bertulang

12 Jenis-Jenis Perawatan Curing
Steam Curing Metode ini menguntungkan bila beton yang dipakai membutuhkan kekuatan awal yang tinggi. Panas tambahan dibutuhkan untuk proses hidrasi (misal pada musim dingin). Ada dua metode, yaitu live steam (tekanan atmosferik) dan autoclave (tekanan tinggi). Penyemprotan/Fogging Metode ini baik untuk kondisi dengan suhu di atas suhu beku dan humiditas rendah. Kekurangannya yaitu biaya yang tinggi dan dapat menyebabkan erosi pada permukaan beton yang baru mengeras. Penggenangan/Perendaman Metode ini ideal untuk mencegah hilangnya moisture (pori-pori) serta mempertahankan suhu yang seragam. Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan perlu pengawasan dan tidak praktis untuk proyek yang berskala besar. Jenis-Jenis Perawatan Curing

13 Jenis-Jenis Perawatan Curing
 Lembaran Plastik Lapisan polyethylene dengan ketebalan 4 mm. Kelebihannya yaitu ringan, efektif sebagai penghalang hilangnya moisture, dan mudah diterapkan. Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan, lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, dan diperlukan penambahan air secara periodik. Penutup Basah Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, seperti burlap (karung goni) yang dibasahi. Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api. Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik dan diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan penambahan air. Curing Compound Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi penguapan. Efisiensinya di test dengan ASTM C 156. Jenis-Jenis Perawatan Curing

14 Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Proses Curing
jenis semen yang digunakan; proporsi dari campuran; ukuran dan bentuk dari beton; kondisi cuaca di sekitarnya; kondisi cuaca setelahnya.

15 Tabel Perbandingan Kuat Tekan Beton Metode Steam

16 Tabel Perbandingan Kuat Tekan Beton Terhadap Kuat Tekan Rencana

17 PengeroposanBalok Beton Akibat Tidak Melalui Proses Curing

18 Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perawatan pada balok beton bertulang untuk rumah tinggal dua lantai sangatlah penting. Perawatan ini bertujuan agar kualitas kuat tekan beton bertulang sesuai dengan yang direncanakan. Jika perawatan balok beton bertulang tidak dilakukan, maka akan berpengaruh pada ketahanan dan keawetan dari balok beton itu sendiri, sehingga sangat dianjurkan untuk dilakukan pada konstruksi rumah tinggal dua lantai. Proses perawatan balok beton bertulang ini sebenarnya mudah untuk dilakukan, namun karena kurangnya kesadaran dan pengawasan dari pelaksana pekerjaan sehingga perawatan ini seringkali diabaikan. Kesimpulan

19 tinggal/ Dipohusodo, Istimawan Struktur Beton Bertulang. Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Wangsadinata, Ir. Wiratman Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Mulyono, Ir. Tri Teknologi Beton. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Aji, Ir. Pujo dan Ir. Rachmat Purwono Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI, ACI, dan ASTM. Surabaya: ITSPress. Angjaya, Novi, E.J. Kumaat, S.E. dan H. Tanudjaja Wallah “Perbandingan Kuat Tekan antara Beton dengan Perawatan pada Elevated Temperature & Perawatan dengan Cara Perendaman serta Tanpa Perawatan”. Jurnal Sipil Statik. Vol. 1. No. 3. Rantung, Christy Merril, Marthin D. J. Sumajouw, Reky S. Windah “Evaluasi Balok dan Kolom pada Rumah Sederhana”. Jurnal Sipil Statik Vol. 2. No. 6. Budiono, S. Sugiri, D.R. Munaf, H. Henry “Pengaruh Korosi BajaTulangan pada Kekuatan Balok Beton Bertulang”. Jurnal Teknik Sipil Vol. 7. No. 1. Pakpahan, Yogi Rikardo dan Torang Sitorus “Analisa Lendutan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Diameter Tulangan Berbeda dan Letak Tulangan Berbeda Namun Luas Penampang Tetap Sama dengan Cara Teoritis dan Simulasi Program FEA”. Jurnal Teknik Sipil USU. Daftar Pustaka


Download ppt "DISUSUN OLEH: GALANG ABRIANTO ( ) GUMILANG ILHAM PRATAMA ( )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google