Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Kurniawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Present; M. Riyanton
2
EJAAN Keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (Arifin, 2004:170). Suatu cara atau aturan menuliskan kata-kata dengan huruf (Poerwardarminta, 1976). Cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa (Tarigan, 1985) Suatu cara atau peraturan dalam penulisan suatu bahasa, yaitu kata, melalui huruf-huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dapat disimpulkan bahwa, ejaan merangkup penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
3
PENGERTIAN EJAAN Keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran dan antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).
4
JENIS-JENIS EJAAN Ejaan van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dgn huruf latin yang disebut van Ophuijsen. Van Ophuijsen yg merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan Suwandi Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Suwandi diresmikan untuk menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru tersebut diberi julukan Ejaan Republik.
5
Ejaan Melindo Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan tersebut. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden RI meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.
6
EJAAN VAN OPHUIJSEN EJAAN SUWANDI
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang. Huruf oe diganti dgn u: guru, itu, umur. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dgn k, seperti pada kata-kata; tak, pak, maklum, rakyat. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema untuk menuliskan kata-kata, ma’moer, ‘akal. Ta’. Pa’ Kata ulang boleh ditulis dengan angka -2, sepertti anak2, berjalan2, kebarat2an. Awalan di- dan kata depan di- kedua-duanya ditulis serangkai dgn kata yang mengikutinya, seperti dirumah, dikebun, ditulis, dikarang.
7
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Suatu cara atau peraturan dalam penulisan suatu bahasa, yaitu kata yang meliputi penulisan huruf, singkatan, akronim, angka dan bilangan, penggunaan tanda baca, serta pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
8
EYD Pemakaian Huruf Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Penulisan Kata Penulisan Unsur Serapan Pemakaian Tanda baca
9
1. PEMAKAIAN HURUF Huruf abjad; Huruf vokal; Huruf konsonan;
Huruf diftong; Gabungan huruf konsonan; Pemenggalan kata; Huruf miring;
10
2. PENULISAN KATA Kata dasar; Kata turunan; Bentuk ulang;
Gabungan kata; Kata ganti: ku, mu, dan –nya; Kata depan: di, ke, dan dari; Kata Si dan Sang; Partikel; Singkatan dan akronim; Angka dan lambang bilangan;
11
Penulisan kata : kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Buku itu sangat tebal. kata turunan terdiri dari 4 macam: Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: mempermainkan Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: garis bawahi
12
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:mengggarisbawahi 4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:mahasiswa c. bentuk ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak
13
gabungan kata 1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur- unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar 2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: ibu-bapak kami 3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali
14
e. kata ganti Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
15
f. Kata depan di, ke dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: - Kain itu terletak di dalam lemari. - Ia datang dari Surabaya kemarin - Mari kita berangkat ke pasar.
16
g.kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: - Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. - Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
17
h. Partikel Partikel -lah, -kah, dan -pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik. Apakah yang tersirat dalam surat itu? Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus
18
i. singkatan dan akronim Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. a. Singkatan nama orang diikuti dengan tanda titik. Misalnya: A.S. Kramawijaya b. Singkatan nama resmi lembaga yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya : DPR c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya : dll. d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya : Cu, kg, Rp.
19
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis denganjuruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri, pemilu j. angka dan lambang bilangan Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X .
20
Penulisan unsur serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
21
3. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Adaptasi unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: reshuffle, exit, open, syarat dan lain-lain Adopsi unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Contoh: octaaf (Belanda) = oktaf haemoglobin = hemaglobin
22
4. TANDA BACA Tanda kurung ((...)) Tanda titik (.) Tanda koma (,)
Tanda petik (“…”) Tanda petik tunggal (‘…’) Tanda garis miring (/) Tanda penyingkat (‘) Tanda titik (.) Tanda koma (,) Tanda titik koma (;) Tanda titik dua (:) Tanda hubung (-) Tanda pisah (--) Tanda elipsis (…) Tanda tanya (?) Tanda seru (!)
23
A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh: Saya suka makan nasi. Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. 2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh: Irwan S. Gatot George W. Bush Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa 3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh: Dr. (Doktor) Ny. (Nyonya) S.E. (Sarjana Ekonomi) 4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh: dll. (dan lain-lain) dsb. (dan sebagainya) tgl. (tanggal) Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
24
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. contoh: III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jendral Agraria Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal. Contoh: 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi Gambar Tangan Tabel Grafik Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf. 6. a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Desa itu berpenduduk orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan jiwa. b. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. contoh: Pukul (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) jam (20 menit, 30 detik) jam (30 detik)
25
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal. Nomor Giro telah saya kasih kepada Michael. 8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh: Sekjen : (Sekretaris Jenderal) UUD : (Undang-Undang Dasar) SMA : (Sekolah Menengah Atas) WHO : (World Health Organization) 9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh: Cu (Kuprum) 52 cm l (liter) Rp 350, Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh: Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara
26
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang : (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Contoh: Jalan Diponegoro 82 Jakarta (tanpa titik) 1 April 1985 (tanpa titik) Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) Jalan Arif 43 (tanpa titik) Palembang (tanpa titik) Atau: Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik) 12. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Siregar, Merari Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
27
B. Tanda Koma (,) 1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. 2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif. 3 a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang. Jadi, saya tidak jadi datang. 5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh: O, begitu. Wah, bukan main. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
28
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh: Medan, 18 Juni 1984 Medan, Indonesia. 8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh: Lanin, Ivan, Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh: Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang,S.E. 11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh: 33,5 m Rp 10, Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali. 13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. 14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
29
C. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”.
30
D. Tanda Titik Dua (:) 1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh: yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang sebagai berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian. contoh: a. Ketua : Borgx Wakil Ketua : Hayabuse Sekretaris : Ivan Lanin b. Tempat Sidang : Ruang Pengantar Acara : Bambang S. Hari : Senin Waktu : 3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh: Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" Rex : "Siap, Boss!" 4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin:9 5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
31
E. Tanda Hubung (-) 1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh: ....dia beli ba ru juga. ….Di samping cara-cara lama itu ada ju- ga cara yang baru. 2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh: .... cara baru meng- ukur panas akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. contoh: mengharga- i pendapat. 3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. 4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s 5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000). Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
32
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata. contoh: se-Indonesia hadiah ke-2 tahun 50-an ber-SMA KTP-nya nomor bom-V2 sinar-X. 7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh: di-charter pen-tackle-an
33
F. Tanda Pisah (—) 1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar -Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak. Contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera 2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. 3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'. Contoh: 1919—1921 Medan—Jakarta 10—13 Desember 1999 Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
34
G. Tanda Elipsis (...) Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan. 1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. 2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
35
H. Tanda Tanya (?) Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut. 1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. contoh: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan? 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
36
I. Tanda Seru (!) J. Tanda Kurung ((...))
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu! Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang anaknya! Merdeka! J. Tanda Kurung ((...)) a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap itu berasal dari (kota) Medan. d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
37
K. Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini. 3. Tanda kurung siku untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
38
L. Tanda Petik ("...") 1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." 2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. 3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai". 4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Kata Tono, "Saya juga minta satu." 5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
39
M. Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan. “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon. 2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J.). feed-back 'balikan'
40
N. Tanda Garis Miring (/)
1.Tanda garis miring digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh: Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan) 2. Tanda garis miring digunakan untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh: RT/RW AC/DC 3. Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi). 50/2 =… 400/2 =… 4. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun Anggaran 1985/1986 5. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. dikirimkan lewat darat/laut(dikirimkan lewat darat atau laut) harganya Rp25,00/lembar(harganya Rp25,00 tiap lembar)
41
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan) 17 Agustus ’45 (’45 = 1945) P. Tanda Kurung Lancip (<...>) Biasa digunakan di bahasa komputer HTML Q. Tanda Kurung Kurawal ({...}) biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika R. Tanda Kurung Ganda («...») Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
42
BAHASA INDONESIA PARAGRAF Dlm sebuah wacana/bacaan tdp bbrp gagasan utama yg disampaikan penulis, yg dituangkan melalui paragraf-paragraf Paragraf adalah satuan kebahasaan yg di dlmnya terdpt ide pokok & beberapa ide penjelas. Ide pokok tertuang dlm kal utama dan ide penjelas tertuang dlm kal penjelas.
43
Ide pokok merupakan inti paragraf dan mendasari keberadaan paragraf
Hub kal utama dg kal penjelas pada umumnya ditandai dg pengulangan atau penggantian kata kunci yg terdpt pd ide pokok Letak ide pokok ada yg di awal, tengah, akhir, awal-akhir, & keseluruhan paragraf.
44
Paragraf deduktif Paragraf ineratif Paragraf campuran
……………………………………………………………… …………………………………………………………… Paragraf deduktif Paragraf ineratif Paragraf campuran Paragraf Induktif Paragraf naratif ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ………………………………………………………………
45
Latihan Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga maksudnya dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan, maksudnya peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai pada yang paling berat. a. Kalimat utama terletak pada kalimat nomor….. b. gagasan utama paragraf di atas adalah …………. C. paragraf di atas termasuk jenis paragraf …………
46
Sebagaimana kita ketahui dalam masa pembangunan dewasa ini, khususnya di sektor industri telah mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang teknik dan teknologi. Segala peralatan serba baru dan rumit banyak dipakai diperusahaan-perusahaan besar atau kecil. Dengan kemajuan industrialisasi, mekanisasi, elektrifikasi, dan modernisasi, sering timbul kecelakaan-kecelakaan di tempat kerja maupun perusahaan-perusahaan. a. Kalimat utama terletak pada kalimat nomor….. b. gagasan utama paragraf di atas adalah …………. c. paragraf di atas termasuk jenis paragraf …………
47
ISTILAH-ISTILAH DALAM BACAAN DAN MAKNANYA
Istilah adalah kata atau gabungan kata yg cermat mengungkapkan suatu konsep, proses keadaan atau sifat yg khas dalam bidang tertentu. Ciri-ciri istilah sbb: Istilah dapat berupa kata atau kelompok kata. Istilah hrs mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah dpt berupa kata serapan atau kata asli bahasa Indonesia. Contoh: Banyak orang menggunakan internet. Akhir-akhir ini banyak tunawisma yang meminta-minta di alun-alun.
48
Jenis-jenis istilah Bentuk dasar : asam, gulma, gaya,dll.
Bentuk berimbuhan : persewaan, pertapaan, dsb. Bentuk pengulangan : dedaunan, kekanak-kanakan, baris-barisan, dsb. Bentuk penggabungan : garis lintang, daya angkat, tampak depan, olahraga, dsb.
49
KATA BERIMBUHAN DAN KATA ULANG
Jenis kata ada 2, yaitu kata dasar dan kata kompleks. Kata dasar yaitu kata yg belum dapat imbuhan. Kata kompleks yaitu kata yg dibentuk dg proses perimbuhan (afikasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses penggabungan. Proses pengimbuhan yaitu penambahan awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan gabungan awalan dan akhiran yg dpt dipisahkan (konfiks). Proses pengulangan yaitu kata kompleks yg dibentuk dg mengulang kata dasar/bentuk dasarnya. Proses penggabungan adalah kata kompleks yang dibentuk dg menggabungkan dua kata menjadi satu kata yg disebut kata majemuk.
50
Contoh Kata Dasar Kata Berimbuhan Berawalan Bersisipan Berakhiran
Gabungan Getar Tergetar Gemetar Getaran Menggetarkan Gembung Mengembung Gelembung Gembungkan Mengembungkan Sabut Penyabut Serabut Sabuti Disabuti Suling Disuling Seruling Sulingkan Penyulingan Tunjuk menunjuk telunjuk tunjukkan pertunjukan
51
Kata ulang Adalah kata yg dibentuk dg mengulang kata dasarnya atau mengulang bentuk dasarnya. Pengulangan kata dasar ada yg diulang secara utuh, atau sebagian. Ada yg diulang dg imbuhan dan ada yg diulang dg mengubah fonemnya. Contoh No Jenis Kata Ulang Kata ulang Komponen Pokok Kata Dasar Bentuk Dasar 1 Kata ulang utuh atau penuh meja-meja Lapangan-lapangan meja - lapangan 2 Kata ulang sebagian Tetumbuhan Membesar- besarkan Tumbuhan membesarkan 3 Kata ulang berimbuhan Buah-buahan Mobil-mobilan Buah mobil 4 Kata ulang berubah bunyi Bolak-balik Lauk-pauk Balik lauk
52
Tanda Baca Penulisan Karya ilmiah menggunakan bahasa yg tepat, jelas, formal, dan lugas. Gunakan istilah yang jelas dan tepat, tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut. Kelugasan dan keformalan gaya bahasa menggunakan kalimat pasif, kata-kata yg tidak emotif dan tidak berbunga-bunga. Hindari kata-kata saya dan kami, jika tak bisa dihindari pakai kata penulis. Penulisan tanda baca. Titik (.), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda persen (%) diketik rapat dg huruf yg mendahuluinya.
53
misal Sampel dipilih secara seimbang.
Mengetik dengan komputer, bukan dengan mesin ketik manual. ….. dengan teori; kemudian ….. …. sebagai berikut: Hal itu tidak benar! Benarkah hal itu? Jumlahnya sekitar 20%.
54
Tanda kutip (“…”) dan tanda kurung diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit
Kelima kelompok “sepadan”. Tes tersebut dianggap baku (standardized). Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya. Contoh: Tidak berbelit-belit. Ini terjadi selama tahun Semua program yang dipakai di sini--protel atau EWB-- perlu ditinjau. Jawabannya ya/tidak.
55
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (×) dan bagi (:), diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan selanjutnya. Contoh: P = 0,001 a + b = 2q P > 0,01 a : b = c
56
Sadtono (1999 : 19) menyatakan…. Sadtono (1999: 19) menyatakan …
Pemenggalan kata Tidak baku Baku Sadtono (1999 : 19) menyatakan…. Sadtono (1999: 19) menyatakan … Masalah ini perlu ditegas kan Masalah ini perlu ditegas- Tidak dilakukan dengan me- mbabi-buta Tidak dilakukan dengan mem- babi-buta
57
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB SAMPAI JUMPA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.