Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Eko Subhan (kapita selekta)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Eko Subhan (kapita selekta)"— Transcript presentasi:

1 Eko Subhan (kapita selekta)
Kapita Selekta – Dinamika Sosial dalam Perencanaan Pembangunan di Dunia yang Berubah Eko Subhan (kapita selekta)

2 Dinamika Masyarakat Dinamika berati interaksi atau interdependensi. Dinamika masyarakat adalah gerak flesibilitas dari sebuah masyarakat dapat berupa SEBUAH GERAKAN SOSIAL atau SEBUAH PERUBAHAN SOSIAL. GERAKAN SOSIAL; aktivitas sosial berupa tindakan sekelompok kelompok informal berbetuk organisasi, berjumlah besar atau individual secara spesifik berfokus pada isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial. PERUBAHAN SOSIAL; perubahan2 yang terjadi pada lembaga2 kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap2 sosial, dan pola perilaku di antara kelompok2 dalam masyarakat.

3 Managenment Konflik Konflik: suatu proses sosial antara 2 orang atau lebih (kelompok) dimana salah 1 berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan2 tersebut biasanya menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dsb. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

4

5 Kebijakan Anti Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kebijakan pemerintah untuk menyediakan perumahan yang layak bagi kelompok miskin kota sudah berulang kali diperkenalkan Angka 20% yang telah disepakati Pemerintah dengan DPR ini pada realisasinya tidak pernah teralokasikan dengan baik, terutama untuk para peserta didik. Secara logis dapat dikemukakan bahwa penyediaan lapangan kerja dimanapun akan menjadi salah satu solusi yang paling ideal dalam mengatasi kemiskinan.

6

7 Kegagalan Intervensi Pemerintah
Kegagalan kebijakan anti kemiskinan adalah gabungan antara faktor internal dan faktor eksternal. KORUPSI yang menyebabkan berkurangnya alokasi anggaran untuk suatu kegiatan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat miskin juga termasuk faktor eksternal. Keterbatasan wawasan, kurangnya ketrampilan, kesehatan yang buruk, serta etos kerja yang rendah, semuanya merupakan faktor internal. Rendahnya penguasaan iptek adalah akibat dari kurangnya pendidikan. Ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Cenderung berfokus pada upaya penyaluran BANSOS untuk orang miskin, seharusnya lebih difokuskan menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Program2 bansos dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

8 Urbanisasi Urbanisasi/urban drift adalah pertumbuhan secara fisik area urban (perkotaan) yang disebabkan karena perubahan yang sifatnya global; setiap perkembangan sebuah wilayah menjadi semakin kota, maka wilayah tersebut mengalami urbanisasi atau sebuah proses menjadi urban. Urbanisasi (kependudukan) adalah masalah yang cukup serius; persebaran penduduk yang tidak merata antara menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

9

10 Perencanaan Sosial (Social Engineering/Rekayasa Sosial)
Social engineering mengacu pada upaya untuk mempengaruhi sikap populer dan perilaku sosial dalam skala besar, baik oleh pemerintah atau kelompok swasta. Walaupun istilahnya membawa konotasi yang kurang begitu bagus, rekayasa social pada prinsipnya adalah membangun interelasi antar ilmu-ilmu kemasyarakatan, ilmu ekonomi dan ilmu politik dalam proses peningkatan kesejahteraan publik. Perencanaan social juga sering dikonotasikan dengan lingkup rekayasa kebijakan atas masyarakat atau bahkan kebijakan pemberian pelayanan publik. Perencanaan pelayanan publik bukan hanya bicara infrastruktur, melainkan yang jauh lebih penting adalah supratukturnya yang harus benar-benar secara matang direncanakan.

11

12 Perencanaan Partisipatif
Walaupun PERENCANAAN PARTISIPATIF itu dikandung dan dipahami dalam sistem pemerintahan di Indonesia, namun secara tertulis baru dipekenalkan pada tahun 2001 melalui UU No. 22/1999 (direvisi oleh UU. No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah) dan telah diberlakukan sistem desentralisasi, s Pemerintah daerah mempunyai kewenangan besar untuk merencanakan/ merumuskan, dan melaksanakan kebijakan dan program pembangunan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat. Plan for People mendorong para perencana untuk bekerja lebih terfokus kepada masyarakat. RTR adalah media perantara untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Perencana harus lebih bekerja sama dengan masyarakat dan turut serta mendorong kegiatan perencanaan tata ruang agar menjadi proses yang partisipatif.

13

14 Gerakan Feminisme dan Issue Gender
Akibat pembagian kerja yang tidak seimbang melahirkan ketimpangan peran laki-laki dan perempuan. Laki-laki berada di daerah yang makin lama makin berkuasa, menghasilkan uang dan pengaruh, sedangkan perempuan tidak menghasilkan uang, pengaruh ataupun kekuasaan. Pengarusutamaan Gender: strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, dimana aspek gender terintegrasi, dalam prumusan kebijakan program dan kegiatan melalui perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.

15

16 Interaksi Antara Tingkah Laku Sosial dan Lingkungan
Para perencana dan para Sosiolog memiliki perbedaan sikap dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah. Ketika para sosiolog berpikir tidak ada tujuan tertentu dalam kajian tertentu dalam kaitan antara lingkungan dan pola tingkah laku, para perencana mempelajari berbagai perubahan yang harus dan dapat diantisipasi masyarakat dalam menghadapi bangunan-bangunan fisik lingkungan di hadapannya. Interaksi manusia dengan lingkungannya adalah sebuah proses yang sering dikenal dengan adaptasi manusia. Indonesia yang meratifikasi Kyoto Protocol dan KTT Bumi telah berkomitmen untuk senantiasa menjaga kelestarian bumi dan pembangunan yang bekelanjutan untuk anak cucu serta antisipasi atas ancaman Global Warming.

17 Social Network - Pola Intraksi Sosial Cybernetic dan Pengembangan Intervensi System Thinking pada Social Phenomena Hubungan interaksi antar manusia semakin hari semakin menihilkan peran ruang dan waktu. Pahamkah kita bahwa pada satu titik nanti, gadget akan dilakukan secara inplant pada tubuh kita sehingga manusia akan berhubungan laksana membangun telepati padahal tetap berkomunikasi dengan ‘inplant gadget’ Berkaitan dengan teknologi inplant gadget ini, pahami pula evoludi teknologi yang nantinya bakal terjadi di dunia.

18

19 Pergerakan Sosial Teori pergerakan social merupakan interdisciplinary study yang melibatkan ilmu social yang secara umum mencari bentuk melalui proses mobilisasi dalam format-format manifesto yang memiliki konsekuesi tertentu secara social, budaya dan politis. Pergerakan Sosial adalah kejadian acak perorangan yang secara emosional bereaksi terhadap situasi di luar kendali mereka. Orang-orang didorong ke luar dan melakukan Pergerakan Sosial dalam karena adanya ketimpangan, khususnya; sehubungan dengan keberadaan orang lain yang berkuasa atau sehubungan dengan harapan mereka. Anggota dari kelompok social umunya melihat adanya orang lain yang memiliki kekuasaan lebih besar, atau sumber daya ekonomi, atau adanya janji perubahan status, dan dengan demikian Pergerakan Sosial mencoba bergerak untuk mendapatkan kepuasan atas diri sendiri. Pada kondisi selanjutnya, Pergerakan Sosial juga memungkinkan para anggotanya untuk untuk memberontak ketika ada kebuntuan “situasi ekonomi’. Pada titik ini, orang akan bergabung dengan gerakan karena harapan mereka akan melampaui situasi materi aktual mereka (juga disebut "teori J-Curve")

20


Download ppt "Eko Subhan (kapita selekta)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google