Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S"— Transcript presentasi:

1 Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S
Sistem Visual Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S

2 Pendahuluan Indera penglihatan  panca indera yang sangat penting
Sepertiga otak manusia proses sistem penglihatan Pendahuluan

3 Cahaya Merupakan gel elektromagnetik dgn panjang : 380-760 nanometer.
Panjang gelombang untuk menentukan persepsi warna Intensitas cahaya berperan untuk kontras gelap-terang(brightness) Cahaya

4

5 ANATOMI MATA

6 Banyaknya cahaya yang mencapai retina diatur oleh jaringan kontraktil berbentuk donat yang disebut iris. Cahaya masuk melalui pupil(lubang di iris) Penyesuaian ukuran pupil, respon terhadap perubahan iluminasi sensitivity dan acuity Sensitivity (kepekaan), kemampuan mendeteksi keberadaan benda-benda dgn iluminasi sangat redup. Acuity (akuitas), kemampuan untuk melihat detail- detail obyek. Pupil dan lensa

7 Lensa, bentuk silindris, terletak di belakang pupil
Lensa, bentuk silindris, terletak di belakang pupil. Memfokuskan cahaya yang datang ke retina. Memiliki ligamen untuk mempertahankan posisi. Disesuaikan oleh ciliary muscles Merefraksi (membelokan cahaya untuk mendekatkan obyek ke fokus yang tajam) Akomodasi; kemampuan lensa untuk memfokuskan gambar pada retina Pupil dan lensa

8 Konvergensi(memutar ke dalam); terjadi ketika mengamati benda-benda yang dekat.
Binoculer disparity (disparitas binokuler)- perbedaan posisi gambar yang sama di kedua retina- lebih besar untuk obyek yang dekat. Pupil dan retina

9 retina Cahaya diteruskan ke retina dari pupil dan lensa
Lapisan paling dalam pd mata lapisan penerima cahaya. Retina terdiri dari 5 lapisan neuron; Reseptor, horizontal cells, bipolar cells, amacrine cells dan retinal ganglion cells retina

10

11 Membran lunak, rapuh, tipis
Membran lunak, rapuh, tipis. Tebal dari 0,4 mm dekat masuknya saraf optikus smpai 0,1 mm pd orra serata. Warna merah ungu krn adanya rodopsin. Mpy bintik kuning (makula lutea) Elemen peka cahaya mengandung sel-sel batang & kerucut. Sel batang utk intensitas cahaya rendah cara: mengubah rangsang cahaya mjd impuls listrik yg berjalan sepanjang serabut saraf sensoris menuju pusat penglihatan di otak. retina

12 Sel kerucut: utk penglihatan cahaya terang & utk penglihatan warna
Sel kerucut: utk penglihatan cahaya terang & utk penglihatan warna. Letak di pusat retina. retina

13

14

15 Anatomi dan Fisiologi Lintasan Penglihatan
ANTERIOR : - Retina - N. Optikus - Kiasma optikus POSTERIOR : - Traktus optikus - Genikulus lateralis - Radiatio optikus - Korteks visualis Anatomi dan Fisiologi Lintasan Penglihatan

16 Topografi Jalur Lintas Penglihatan
Obyek / Stimulus Retina N. Optikus Khiasma optikus Traktus optikus Corpus geniculatum laterale Korteks kalkarina

17 Lensa berperan penting pd pembiasan cahaya (refraksi)lensa membelokkan cahaya agar cahaya dpt difokuskan di Retinadr retina cahaya diubah mjd impuls yg dihantarkan mll n.optikus ke pusat penglihatan di lobus occipitalis otak. Pembiasan cahaya

18 Gambar : Jalur lintas penglihatan

19 Diskus optikus Daerah keluarnya seluruh akson ganglion
Letak 3-4 mm nasal dar fovea Diameter 1,5 mm Tidak mengandung reseptor Ruang penglihatan  skotoma absolut (bintik butaMariotte) Letak di temporal penglihatan

20 Khiasma Optika Penggabungan kedua N. Optikus
Terletak diatas sella tursika Sisi nasal akan menyilang Sisi temporal tidak menyilang

21 Traktus Optikus Posterior khiasma optikum
Melanjutkan ke posterior mengelilingi pedunkulus cerebri Berakhir di Corpus Genikulatum Laterale Masing -masing serabut berisi serabut visual dan pupilomotor

22 Corpus Genikulatum Laterale
Terminal dari seluruh aferen jaras visual Bagian dari talamus Masuk : rotasi 90º dari serabut saraf Retina superior  medial CGL Inferior retina  lateral CGL Keluar : terjadi perputaran lagi Superior retina  superior di radiatio optika dan korteks cerebri

23 Radiatio Optika Ada 3 kelompok : Superior : lapang pandangan inferior
Inferior : lapang pandangan superior Sentral : makula Terjadi pemutaran seperti sebelum masuk CGL

24 Korteks Oksipital Disebut juga korteks striata (area 17)
Berada di sepanjang bibir superior dan inferior fissura kalkarina Area 17  impuls sederhana  Perantara korteks asosiasi area 18 dan 19  mempunyai arti dan bentuk

25 Gambar : Jalur lintas penglihatan

26

27 Gangguan lintas penglihatan

28 Sistem lensa mata yang positif menyebabkan terkumpulnya sinar hasil pembiasan pada retina.
Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada garis median dari system lensa mata. Bila sinar datang sejajar sumbu utama akan dibelokan melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar datang melalui pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan bila sinar datang dari arah selain itu akan dibelokan sejajar sumbu utama. Refraksi mata

29

30

31 Kelainan refraksi mata
Kelainan refraksi mata dihasilkan dari penurunan dan penambahan konvergensi sistem lensa mata. 2 jenis kelainan dasar refraksi mata, yaitu hipermetropi dan miopi Kelainan refraksi mata

32 Pada miopi, refraksi sinar terlalu konvergen, sehingga bayangan terbentuk di depan retina.
Penderita miopi memiliki visus < 6/6 dan kesulitan melihat benda yang terletak jauh. Secara prinsip, penderita miopi terlalu sering menggunakan akomodasi mata. M ciliaris menjadi lebih rigid, tonusnya meningkat dan fleksibilitasnya menurun, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin memendek. Solusi menambahkan lensa cekung (minus) di depan mata. Miopia

33

34 Pada hipermetropi, refraksi sinar kurang konvergen, sehingga bayangan terbentuk di belakang retina.
Penderita hipermetropi memiliki visus normal, namun kesulitan melihat benda yang terletak dekat. Secara prinsip, m. ciliaris penderita hipermetropi mengalami kelemahan karena proses degenerasi, tonusnya menurun dan fleksibilitasnya meningkat, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin memajang. Solusi ; menambah konvergensi dengan menambahkan lensa cembung (plus) di depan mata. hipermetropi

35

36 ASTIGMATISMA (silinder)
Sinar yg masuk mata tidak dipusatkan pd satu titik, tetapi tersebar atau menjadi sebuah garis. Terjadi krn permukaan kornea tidak teratur. Mata normal mpy permukaan kornea yg licin, mpy kelengkungan yg sama pd setiap bagiannya. Akibat yg dirasakan pd astigmatisma: seperti melihat pd cermin yg tidak rata. ASTIGMATISMA (silinder)

37 Kelainan astigmatisma dapat diturunkan (didapat sejak lahir) atau didapat akibat peradangan kornea.
Dikoreksi dg kaca mata silinder,yang akan mengimbangi kelengkungan kornea yg terganggu. Astigma…

38

39 Terjadi akibat hilangnya kekenyalan lensa, yg menyulitkan lensa utk menjadi cembung saat melihat dekat. Keluhan: sukar melihat dekat, terutama melihat tulisan kecil pd jarak dekat dg menjauhkan kertas yg dibaca, orang dg presbiop dpt membaca lebih jelas. Sampai usia 40 th, umumnya tidak sulit utk melihat dekat. Keluhan presbiop banyak terjadi pd usia > 40 th Dikoreksi dg kaca mata baca (lensa +, utk membantu mata berakomodasi. Presbiop (Mata Tua)

40 TERIMA KASIH


Download ppt "Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google