Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadian Kusnadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Introduction to Risk and Return in Islamic Perspective
ICFI By : Else Fernanda, SE.Ak., M.Sc.
2
Return Menurut Syariah
Return DITENTUKAN OLEH ALLAH SWT, manusia hanya wajib berikhtiar dan berdoa. MENSYUKURI berapapun hasil dari ikhtiar (rezeki) yang diperoleh sebagai bentuk rahmat dan karunia-Nya karena Dialah yang Maha Tahu TAKARAN YANG TEPAT bagi makhluknya (QONAAH). “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, …………...” (QS An Nisaa’:32) Mengeluarkan sebagian harta atau hasil ikhtiar yang diperoleh baik dalam bentuk ZAKAT (wajib) maupun INFAQ, SHADAQAH dan WAQAF. “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian.” (QS Adz Dzaariyaat: 19)
3
Komponen Return Return adalah peningkatan nilai dari suatu investasi pada suatu saat dibandingkan dengan saat sebelumnya. Return suatu investasi dibagi menjadi 2 komponen yaitu: Yield: return yang diperoleh dari bagi hasil/dividen dari suatu usaha, atau marjin atas pokok dari suatu jual beli/sewa. Capital gain (loss): return/loss yang diperoleh dari kenaikan harga pasar suatu investasi yang disebabkan meningkatnya ekspektasi kinerja dari investasi tersebut. Capital Gain timbul karena terjadinya kenaikan permintaan untuk mengambil alih investasi relatif dari supply untuk melepas investasi tersebut. Total Return = Yield + Capital gain (loss)
4
Purifikasi atas Return
Purifikasi dilakukan atas keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil (yield) dan capital gain yang masih terdapat sebagian kecil unsur non-halal. Purifikasi dapat terjadi contohnya karena: Adanya pendapatan bunga dari rekening emiten di Bank konvensional dan pendapatan-pendapatan lain yang tidak sesuai prinsip syariah (tidak boleh lebih dari 10% total pendapatan). Pendapatan dividen pada perusahaan yang merupakan perusahaan yang mixed (seperti perusahaan konglomerasi) Sebagian ulama menganggap purifikasi terhadap capital gain tidak perlu dilakukan dengan alasan sulitnya menentukan secara spesifik besaran capital gain yang diperoleh sebagai akibat dari penerimaan non-syariah (bunga) disamping kecilnya pengaruh penerimaan ini terhadap penciptaan asset.
5
Purifikasi atas Return (lanjutan)
Sebagian ulama lagi menganggap purifikasi terhadap capital gain perlu dilakukan dengan cara yang sama dengan purifikasi dividen. Purifikasi , seperti atas dividen saham, dapat dilakukan dengan memisahkan suatu porsi dari dividen yang besarnya setara dengan % pendapatan non-halal (bunga) dari total pendapatan Hasil dari purifikasi digunakan sebagai dana sosial untuk kemaslahatan umat (tidak boleh dikomsumsi)
6
Pengukuran Return (Single Period)
ARITHMETIC RETURN LOGARITHMIC (CONTINUOUSLY COMPOUNDED) RETURN
7
Logaritmic Return Problem dengan arithmetic return terjadi ketika:
Dari 1000 ke 2000 => arithmetic return = 100% Dari 2000 ke 1000 => arithmetic return = -50% Asymmetric => pertumbuhan positif tak terbatas, pertumbuhan negatif selalu di bawah 100%. Solusinya menggunakan logaritmic return sehingga: Return positif = +69.3% Return negatif = -69.3%
8
Pengukuran Return (Multiperiod)
ARITHMETIC AVERAGE MEAN RETURN (AMR) GEOMETRIC AVERAGE RETURN /ANNUALIZED RETURN (GMR)
9
AMR VS GMR
10
Risiko Menurut Syariah
Resiko adalah ketidakpastian hasil dari suatu kejadian (event) Resiko berbanding lurus dengan return. Resiko adalah SUNATULLAH. “… Dan, tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakannya besok. Dan, tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati….” (QS Luqman: 34) Dengan demikian konsep BEBAS RESIKO (risk-free risk) TIDAK ADA dalam syariah. Setiap pekerjaan memiliki tingkatan resiko yang berbeda-beda. Syariah membagi resiko menjadi 3 tingkatan yaitu MAYSIR (speculative risks), GHARAR(unnecessary risks), NATURAL RISKS (allowable risks).
11
Risiko Menurut Syariah
RISK A Gharar Maysir Allowable Risks (Natural Risks)
12
Maysir dan Gharar Maysir atau judi adalah pekerjaan dimana hasilnya hanya semata-mata ditentukan oleh PERMAINAN PELUANG semata (game of chance). Perjudian sangat tegas ditentang oleh Al-Quran. “Sesungguhnya meminum khamar, judi, dan berkorban untuk berhala adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Setan itu hendak menimbulkan permusuhan lantaran meminum khamar dan berjudi itu.” (QS Al Maaidah: 90-91). Gharar bisa didefinisikan sebagai transaksi (jual atau beli) dari probable items yang eksistensi dan karakteristiknya tidak pasti, karena mempunyai RESIKO YANG TIDAK PERLU yang membuat perdagangan itu menyerupai atau bahkan menjadi perjudian.
13
Maysir & Gharar(cont’d)
Gharar timbul ketika adanya ketidakpastian atau ketidakcukupan informasi (jahl) dalam persyaratan-persyaratan yang ada dalam suatu kontrak seperti harga, obyek transaksi, jumlah obyek, waktu penyerahan, tempat penyerahan dan lainnya. Rasulullah SAW telah melarang perdagangan yang mengandung gharar. Contoh gharar : ijon, pembelian ikan dalam kolam tanpa menghitung jumlah dan beratnya. Contoh gharar kontemporer : produk derivatif Karena inilah literatur keuangan syariah juga tidak mengakui adanya resiko nilai tukar, non-natural inflation risk
14
Sumber Resiko Investasi Syariah
RESIKO BAGI HASIL: resiko pada return sekuritas (saham dan investasi berbasis bagi hasil lainnya) akibat perubahan pada kinerja fundamental assets. RESIKO PASAR: resiko pada return sekuritas akibat faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi aggregat pasar sekuritas seperti krisis keuangan, resesi, perubahan struktur ekonomi dan kesukaan konsumen. RESIKO INFLASI: resiko pada return sekuritas akibat perubahan daya beli konsumen secara natural. RESIKO BISNIS : resiko pada return sekuritas akibat perubahan kondisi di suatu industri tertentu (Resiko industri). RESIKO LIKUIDITAS : resiko pada return akibat perubahan likuiditas transaksi pasar. RESIKO NEGARA (Country Risk) : mencakup resiko politik negara.
15
Tipe Resiko Investasi Resiko-resiko investasi dapat kita katagorikan menjadi 2 tipe resiko, yaitu systematic risk dan unsystematic risk. Systematic Risk (Market Risk): ketidakpastian terhadap hasil yang disebabkan oleh faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi semua asset beresiko. Karena mempengaruhi semua asset beresiko maka resiko ini TIDAK DAPAT DIKURANGI lewat DIVERSIFIKASI. Contoh: resiko pasar, inflasi negara (politik). Unsystematic Risk (Issuer Risk): ketidakpastian terhadap hasil yang disebabkan oleh faktor-faktor yang melekat pada suatu asset investasi yang dipengaruhi oleh karakter asset tersebut. Resiko ini berbeda-beda untuk setiap asset. Resiko ini DAPAT DIKURANGI lewat diversifikasi. Contoh resiko marjin, bisnis dan likuiditas. Total Risk = Systematic Risk + Nonsystematic Risk
16
Pengukuran Resiko Analisa terhadap resiko baru akan berguna ketika resiko tersebut dapat dikuantifisir dan diukur. VARIANCE mengukur penyebaran hasil dari return yang diharapkan (ex- pected return). STANDARD DEVIATION adalah akar pangkat dua dari variance. Semakin BESAR penyebaran (Resiko) dari hasil-hasil yang mungkin terjadi, semakin BESAR variance atau standard deviation. Variance dan standard deviation adalah alat ukur resiko yang paling umum digunakan. RANGE (jangkauan) dari probabilitas return. Makin besar spread dari hasil-hasil yang mungkin terjadi, makin besar resiko. Kelemahannya dari variance adalah lebih sensitif terhadap outliers. SEMIVARIANCE yaitu penyebaran dari hasil-hasil yang terjadi di bawah suatu target return tertentu, seperti T-bill rate.
17
Pengukuran Resiko Standard deviation suatu aset beresiko dihitung menggunakan formula sbb: Contoh perhitungan standar deviation untuk suatu asset:
18
Pengukuran Risiko Risiko portfolio dapat dikurangi melalui diversifikasi Diversifikasi adalah menempatkan investasi dalam berbagai alternatif investasi dengan tujuan untuk mengurangi risiko total investasi. Naïve diversification : ketika ke dalam suatu portfolio ditambahkan jenis investasi yang berbeda, total risiko portfolio makin turun dalam derajat yang makin rendah sampai akhirnya pada suatu level risiko tidak dapat lagi dikurangi.
19
Naïve Diversification
20
20
Naïve Diversification
21
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.