Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RINGKASAN MATERI PEDAGOGIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RINGKASAN MATERI PEDAGOGIK"— Transcript presentasi:

1 RINGKASAN MATERI PEDAGOGIK
Nama Peserta : Dhina Muthya Mudjib, S. Pd NUPTK : Nomor Peserta PLPG : Bidang Studi Sertifikasi : Guru Mapel PPKn Sekolah Asal : SMA IIHS Jakarta No. HP :

2 A RINGKASAN MATERI 1 Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Potensi Peserta Didik

3 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN POTENSI PESERTA DIDIK
Nilai Moral dan Agama Anak Sosial-emosional Anak Kognitif Anak Bahasa ANAK Motorik Anak Seni Anak Karakteristik Perkembangan

4 TEORI PERKEMBANGAN Menurut Jean Jacques Rousseau perkembangan anak terbagi 4 tahap yaitu: masa bayi, masa anak, masa remaja awal, dan masa remaja. perkembangan menurut Stanley hall dibagi menjadi; masa kanak-kanak, masa anak, masa puber, masa remaja. Robert J Havigurst membagi perkembangan menjadi 5 fase yaitu: masa bayi, masa anak awal, masa anak, masa adolense awal, dan masa adolense. Menurut Piaget aspek perkembangan anak dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: sensori-motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Untuk anak usia sekolah menengah pertama tergolong operasional formal yaitu tahap proportional thinking. Pada masa ini anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan secara reflektif dan mampu memecahkan berbagai masalah. Perkembangan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu preconventional moral seasoning, conventional moral seasoning dan post conventional moral seasoning Erick hamburger Erickson berpendapat bahwa Perkembangan anak melewati beberapa tahap yang dinamakan siklus kehidupan dan mengakui adanya interaksi antara individu dan konteks social

5 Menurut Rousseau perkembangan anak terbagi menjadi 4 tahap, yaitu:
Masa bayi / infancy (0-2 tahun)yaitu masa perkembangan fisik Masa anak / childhood (2-12 tahun) yaitu masa perkembangan sebagai manusia primitive Masa remaja awal / Pubescence (12-15 tahun) yaitu masa perkembangan intelektual dan kemampuan bernalar atau masa bertualang. Masa remaja / Adolescence (15-25 tahun) yaitu masa dimana anak mengalami perkembangan pesat dari sisi seksual, sosial, moral dan nurani.

6 Stanley Hall membagi masa perkembangan anak menjadi 4 tahap, yaitu:
Masa kanak-kanak/ infancy (0-4 tahun) yaitu masa melata atau berjalan Masa anak / childhood (4-8 tahun) yaitu masa berburu pemahaman dan mempelajari lingkungan sekitar. Masa puber/ youth (8-12 tahun) yaitu masa tumbuh dan berkembangnya anak sebagai makhluk yang belum beradab sehingga masih harus belajar untuk menjadi makhluk yang beradab, missal yang berhubungan dengan emosi, sosial, moral, dan intelektual. Masa remaja/ Adolescence (12-dewasa) yaitu masa dimana anak sudah harus menjadi manusia yang beradab dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dunia yang selalu berubah.

7 Havigurst membagi masa perkembangan anak menjadi 5 tahap, yaitu:
Masa bayi/ infancy (0-1/2 tahun) Masa anak awal / early childhood (2/3-5/7 tahun) Masa anak / late childhood (5/7 tahun-pubesen) Masa adolescence awal / early adolescence ( pubesen- pubertas) Masa adolescence/ late adolescence (pubertas-dewasa)

8 Jean Peaget

9

10 Erickson membagi tahap perkembangan anak menjadi 8 tahapan, yaitu :
Basic Trust Vs Mistrust (0-1 tahun) yaitu tahap dimana anak baru mengenal dunia dimana dia mencari rasa aman dan nyaman. Autonomy Vs Shame and Doubt (2-3 tahun) yaitu masa dimana anak tidak ingin sepenuhnya tergantung pada orang lain. Inisiative Vs Quilt (3-6 tahun) yaitu masa dimana anak mulai memiliki inisiatif yang perlu difasilitasi, di dorong, dan di bombing oleh orang dewasa disekitarnya. Industry Vs Inferiority (7-12 tahun) yaitu masa dimana anak mulai sibuk melakukan aktivitas yang mempunyai hasil dalam waktu dekat. Identity Vs Role Confusion (12-18 tahun) yaitu tahap dimana anak dihadapkan pada kondisi pencarian identitas diri. Intimacy Vs Isolation (20 an) yaitu tahap dimana anak mulai menyadari bahwa dia memerlukan komunikasi dengan masyarakat dan teman sebaya dalam hal tertentu yang bersifat privat. Generativity Vs Stagnation (20-25 tahun) yaitu tahap yang ditandai dengan munculnya rasa tanggung jawab atas generasi yang akan datang. Ego integrity Vs Despair (>50 tahun) yaitu tahap dimana individu melakukan intropeksi dan mereview kembali perjalanan kehidupan yang telah dilalui.

11 RINGKASAN MATERI 2 TEORI BELAJAR

12 Lev Semenovich Vygotsky
Teori Belajar Behavioristik Thorndike Skinner Pavlov Bandura. Kognitif Lev Semenovich Vygotsky Van Hiele David Ausubel Bruner

13 Teori Belajar Behavioristik
Edward Lee Thorndike (1874 – 1949) Belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut juga teori belajar koneksionisme. Pavlov terkenal dengan teori belajar klasik. Pavlov mengemukakan konsep pembiasaan (conditioning). Terkait dengan kegiatan belajar mengajar, agar siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan. Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar. Bandura mengemukakan bahwa siswa belajar melalui meniru. Pengertian meniru di sini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama guru.

14 TEORI BELAJAR KOGNITIF
Vygotsky menekankan bahwa pengkonstruksian pengetahuan seorang individu dicapai melalui interaksi sosial. Teori ini menyatakan bahwa peserta didik akan menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru. Van Hiele menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu: pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan akurasi.

15 Bruner mengusulkan teori yang disebut free discovery learning.
David Ausubel memberi penekanan pada proses belajar yang bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Belajar dapat dikalifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu: cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. cara bagimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada, yang meliputi fakta, konsep, dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Jerome Bruner memberikan dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan mentransformasikan pengetahuan. Dalam mempelajari manusia, ia menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi Bruner mengusulkan teori yang disebut free discovery learning.

16 Teori belajar kognitif adalah sebuah teori yang lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut teori ini, belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan stimulus respon. Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Prinsip teori psikologi kognitif adalah bahwa setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan sesuatu segala sesuatu senantiasa di pengaruhi oleh tingkat – tingkat perkembangan dan pemahaman atas dirinya sendiri. Seseorang memiliki kepercayaan, ide – ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam hal belajar, aspek psikologis ini memandang bahwa proses belajar yang terjadi pada seseorang tidak tampak dari luar dan sifatnya kompleks.

17 Model-Model Pembelajaran
RINGKASAN MATERI 3 Model-Model Pembelajaran

18 Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik merupakan pendekatan berbasis proses untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik: Mengamati, yakni siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Menanya, yakni siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Mengumpulkan informasi/mencoba, yakni siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Menalar/mengasosiasi, yakni siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Mengomunikasikan, yakni siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain.

19 Pendekatan problem based learning
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah: Klarifikasi Permasalahan Brainstorming Pengumpulan Informasi dan Data Berbagi Informasi dan Berdiskusi untuk Menemukan Solusi Penyelesaian Masalah Presentasi Hasil Penyelesaian Masalah Refleksi

20 Pendekatan project based learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) merupakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek: Penentuan projek Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek Penyusunan jadwal pelaksanaan projek Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru Evaluasi proses dan hasil projek

21 Pendekatan inquiry/ discovery learning
Pendekatan Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Langkah-Langkah pendekatan inquiry/ discovery: Merumuskan pertanyaan Merencanakan Mengumpulkan dan menganalisis data Menarik simpulan Aplikasi dan Tindak lanjut

22 RINGKASAN MATERI 4 MEDIA PEMBELAJARAN

23 1. Pengertian Media Pembelajaran
Media dapat diartikan sebagai alat fisik komunikasi yang berfungsi menyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke penerima informasi. Adapun media pembelajaran merupakan alat atau perantara untuk memfasilitasi komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar guna mencapai tujuan belajar. 2. Macam Media Pembelajaran Menurut bentuknya: Cetak dan non cetak Menurut fungsinya : pembawa informasi (ilmu pengetahuan), dan alat untuk menanamkan konsep Menurut sifatnya: Media audio, Media visual dan Media audiovisual

24 Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:
Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.

25 3. Alat peraga Alat peraga merupakan istilah dari Bahasa Indonesia yang terdiri dua kata yaitu “alat” dan “peraga” sehingga secara harfiah alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan. Alat peraga manipulatif adalah media berupa benda nyata tiga dimensi yang dapat menggambarkan secara konkret suatu obyek, ide, model, atau konsep abstrak dan memungkinkan untuk digerakkan atau dimanipulasi secara fisik dalam kaitannya dengan pembentukan konsep bagi penggunanya, dalam hal ini siswa.

26 4. Fungsi Media Pembelajaran 5. Manfaat Media Pembelajaran
Memotivasi Belajar Menyajikan Informasi Memberikan Instruksi Fungsi Atensi Fungsi Afektif Fungsi Kognitif Fungsi kognitif. Fungsi Kompensatoris Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Membangkitkan motivasi belajar Memberi kesan perhatian individu

27 EVALUASI HASIL BELAJAR
RINGKASAN MATERI 5 EVALUASI HASIL BELAJAR

28 Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Permendikbud No. 81A tahun 2013 istilah penilaian (assesment) mencakup tiga kegiatan, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi/ bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Sedangkan, evaluasi merupakan proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

29 Fungsi Dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran. FUNGSI Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi: formatif, dan sumatif. Fungsi formatif digunakan untuk memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum Sedangkan fungsi sumatif digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada KD tertentu, akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan.

30 Cakupan Aspek Penilaian Oleh Pendidik
Sikap spiritual meliputi keimanan dan ketakwaan. Sikap sosial mencakup kejujuran, kedisiplinan, kesantunan, kepercayaan diri, kepedulian (toleransi, kerjasama, dan gotong-royong), dan rasa tanggung-jawab. Sikap Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan kecakapan berfikir siswa dalam dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. pengetahuan Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Keterlampilan

31 Pendekatan Penilaian Pendekatan penilaian dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu: Assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran) Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar). Assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran) Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses be- lajar mengajar. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar). Assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran) Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning.

32 Prinsip-prinsip penilaian:
Sahih, yaitu didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Objektif, penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, oleh karena itu perlu dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas. Adil, maksudnya penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik pada kompetensi yang dinilai. Terpadu, maksudnya penilaian harus mengacu pada proses pembelajaran yang dilakukan. Terbuka, maksudnya prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus bersifat terbuka, jelas, dan dapat diketahui oleh siapapun.

33 Prinsip Penilaian Menyeluruh dan berkesinambungan, maksudnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik atau peserta didik. Sistematis, maksudnya penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan. Dilakukan identifikasi dan analisis KD (kompetensi dasar), dan indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai. Beracuan kriteria, maksudnya, penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya, melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Akuntabel, maksudnya akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka.

34 Pelaporan, dan Pemanfaatan Hasil Penilaian
Berdasarkan pengolahan hasil penilaian, pendidikan membuat laporan hasil penilaian. Hasil penilaian dapat berupa rekap nilai peserta didik, dan atau nilai pada masing-masing lembar jawabannya, atau bentuk lain sesuai dengan tujuannya.

35 B. MATERI YANG SULIT DIPAHAMI
Begitu banyaknya bahan materi tentang pedagogik menyulitkan untuk dihafalkan. Teori-teori belajar dari beberapa ahli ada yang bisa diaplikasikan dan ada yang tidak dapat diaplikasikan Materi yang sulit dipahami adalah materi teori belajar pada Kompetensi Inti: Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam sumber belajar, dijelaskan ada 4 teori belajar. Yaitu teori belajar Bruner, Vygotsky, Van heile dan teori belajar Ausubel. Dari keempat teori belajar yang dijelaskan, bagian yang sulit dipahami yaitu cara penerapannya untuk pembelajaran mata pelajaran menggunakan teori-teori belajar tersebut.

36 C. MATERI ESENSIAL APA SAJA YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Materi yang dianggap esensial tetapi tidak dijelaskan dalam bagian ini, yaitu: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Memfasilitasi pengembangan Potensi peserta didik untuk mengtualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Display pijakan bermain/langkah-langkah penyajian Contoh laporan pencatatan penilaian harian/mingguan dan bulanan

37 D. MATERI APA SAJA YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Uraikan materi yang menurut Anda tidak esensial tetapi dijelaskan dalam bagian ini Karakteristik perkembangan seni (anak dapat memikirkan suatu obyek dan mulai merepresentasikannya dalam tulisan cakar ayam, tetapi masih memiliki sifat dan fungsi yang berubah-ubah. Anak mulai memberikan nama terhadap tulisan/coretan cakar ayam yang dibuatnya)

38 KOMENTAR MENTOR

39 REFERENSI Materi modul Pedagogik PLPG 2017

40 TERIMAKASIH


Download ppt "RINGKASAN MATERI PEDAGOGIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google