Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS"β€” Transcript presentasi:

1 PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS
MATERI PERTEMUAN KE-5

2 FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
Pendapatan nasional masyarakat dialokasikan dalam dua kategori: konsumsi (C) dan tabungan (S). Y = C + S Dimana: Y : Pendapatan nasional Konsumsi nasional dan tabungan nasional merupakan fungsi linier dari pendaptan nasional C = f(Y) = a + bY a : autonomous consumtion b : Marginal Propensity to Consume (MPC) = βˆ†πΆ βˆ†π‘Œ ; besarnya tambahan konsumsi akibat tambahan pendaptan nasional

3 FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
Fungsi tabungan: S = Y – C S = Y – a – bY S = -a + (1 + b)Y Konsep lain berkernaan dengan konsumsi nasional dan tabungan nasional adalah β€œmultiplier” (angka pengganda) yaitu suatu koefisien atau angka yang menjelaskan tambahan pendapatan nasional sebagai akibat tambahan variabel2 tertentu dalam perekonomian. Bentuk umum: k = 1 1βˆ’π‘€π‘ƒπΆ = 1 𝑀𝑃𝑆

4 FUNGSI KONSUMSI, TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA
Contoh: Konsumsi masyarakat di suatu negara ditunjukkan dengan persamaan C = ,75Y Bagaimana fungsi tabungannya? Jika pendapatan nasional Rp. 200, berapa konsumsinya? Jika MPS = 0,2. Berapa multipliernya? S = Y – C = Y – 28 – 0,75Y = ,25Y Y = 200  C = ,75(200) = 5750 MPS = 0,2  k = 1 0,2 , maka (k) = 5 yang berarti apabila variabel tertentu misalnya investasi atau pengeluaran pemerintah ditambahkan, maka pendapatan nasional dapat bertambahnsebesar 5 kali tambahan variabel tadi.

5 PENDAPATAN DISPOSABEL
PENDAPATAN NASIONAL Penjumlahan total dari pendapatan semua sektor di dalam satu negara yaitu sektor rumah tangga, badan usaha dan pemerintah. PENDAPATAN DISPOSABEL (DISPOSABLE INCOME) Pendapatan nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat, tidak termasuk didalamnya pendapatan pemerintah (misalnya pajak, cukai dan sebagainya).

6 PENDAPATAN DISPOSABEL
Dengan dikenakannya pajak, maka pendapatan secara nyata yang dapat dibelanjakan masyarakat berkurang sebesar pajak tersebut. Bentuk umum: Yd = Y – T Dimana: Yd : Pendapatan disposabel Y : Pendapatan Nasional T : Pajak. Berbeda dengan pajak yang memperkecil pendapatan disposabel, pembayaran ekstra yang dibayarkan pemerintah kepada masyarakat seperti tunjangan hari raya, gaji 13, BLT ataupun bantuan lainnya akan menambah pendapatan disposabel.

7 PENDAPATAN DISPOSABEL
Pembayaran seperti ini di dalam ekonomi dikenal dengan sebutan pembayaran alihan (transfer payment), karena merupakan pengalihan uang dari pemerintah ke masyarakat, bukan imbalan langsung atas jasa masyarakat ke pemerintah dalam tahun berjalan. Bentuk umum: Yd = Y + R Dimana: Yd : Pendapatan disposabel Y : Pendapatan Nasional T : Pajak.

8 PENDAPATAN DISPOSABEL
Maka, berdasarkan ada tidaknnya pajak (T) dan pembayaran alihan (R), maka pendapatan disposabel dapat dirinci sebagai berikut: Tidak ada pajak dan pendapatan alihan: Yd = Y Hanya ada pajak: Yd = Y – T Hanya ada pendapatan alihan: Yd = Y + R Ada pajak dan pendapatan alihan: Yd = Y – T + R

9 FUNGSI PAJAK Pajak yang dikenakan pemerintah terhadap warganya terdiri dari 2 macam: Pajak dengan jumlah tertentu, tidak ada kaitannya dengan tingkat pendapatan. Bentuk umum: T = To Pajak yang ada kaitannya dengan tingkat pendapatan. Bentuk umum: T = tY Namun umumnya, besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah: T = To + tY

10 FUNGSI INVESTASI Besar kecilnya investasi tergantung tingkat bunga. Jadi investasi (I) merupakan fungsi dari tingkat bunga interest rate (i). Maka, I = f(i). Dalam ekonomi makro, investasi dan tingkat bunga berbanding terbalik. Apabila tingkat bunga turun, maka investor akan menarik uang mereka di tabungan dan mengalihkannya untuk investasi sehingga meningkatkan investasi, demikian sebaliknya. Contoh: Persamaan investasi : I = 300 – 45 i. Jika tingkat bunga bank sebesar 10%, berapa investasinya. Apabila tingkat bunga bank naik menjadi 25%, berapa pula investasinya? i = 0,15  I =300 – 45 (0,15) = 38,25 i = 0,25  I =300 – 45 (0,25) = 63,75

11 FUNGSI IMPOR Impor suatu negara dinyatakan sebagai fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan cenderung berkorelasi positif. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara semakin besar pula impornya. M = Mo + mY Dimana Mo : autonomous import Y : pendapatan nasional m: marginal propensity to import = βˆ†M/ βˆ†Y

12 FUNGSI IMPOR CONTOH Bentuklah persamaan fungsi impor negara Indonesia bila diketahui autonomous import dan marginal propensiti to import masing-masing 25 dan 0,05. Berapa nilai impornya jika pendapatan nasional sebesar 600? JAWAB Mo = 25 m = 0,05 M = Mo + mY = ,05 (600) = 55

13 PENDAPATAN NASIONAL Jumlah seluruh nilai output (barang dan jasa) yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Perhitungannya dapat dilakukan dengan 3 pendekatan: pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dari pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor dari suatu negara. Pengeluaran sektor rumah tangga ditunjukkan dengna konsumsi masyarakat (C) , pengeluaran sektor badan usaha ditunjukkan dengan investasi (I) dan pengeluranan pemerintah (G), sedangkan perdagangan internasional merupakan selisih ekspor dengan impor (X-M).

14 PENDAPATAN NASIONAL Maka pendapatan nasional digambarkan dengan bentuk umum sbb: Y = C + I (untuk perekonomian 2 sektor) Y = C + I + G (untuk perekonomian 3 sektor) Y = C + I + G + (X-M) (untuk perekonomian 4 sektor) Contoh: Hitunglah pendapatan nasional dalam kesamaan jika diketahui autonomous consumtion sebesar 250, MPC = 0,75, I = 300, G = 200, X = 230 dan M = 125. C = a + bY = ,75Y Y = C + I + G + (X-M) = ,75Y ( ) 0,25 Y = 645  Y = 2580


Download ppt "PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google