Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLiani Indradjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
TOKSISITAS METHANOL AINUN ENDARWATI (201210410311058)
ADITYA PRADNYA P ( ) CINTYA EKA SAFITRI ( ) GUFRON ( ) BIMA ANESTYA H ( ) FARMASI D
2
Kasus SENIN, 06 JANUARI 2014 | 19:46 WIB
Satu Korban Miras Oplosan Terancam Buta TEMPO.CO, Mojokerto - Satu dari enam korban keracunan minuman keras oplosan di Mojokerto, Jawa Timur, yang masih hidup terancam mengalami kebutaan. Ia adalah Muhammad Arief, 16 tahun, asal Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Saat ini Arief dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Dokter spesialis penyakit dalam rumah sakit setempat, Sahid Suparasa, mengatakan Arief mengalami gangguan penglihatan. “Dimungkinkan karena (meminum) metanol yang bisa merusak fungsi organ, termasuk organ-organ tubuh yang vital,” kata Sahid, Senin, 6 Januari Menurutnya, alkohol dengan dosis tinggi tidak bisa menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Miras yang diminum para korban diduga juga mengandung metanol atau yang lazim disebut spiritus. Kepala Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Komisaris Besar Magdalena Sri Handayani juga mengatakan kandungan zat kimia seperti metanol dapat menyebabkan gangguan organ yang mematikan. “Mengganggu sistem saraf dan pernapasan sampai jantung,” katanya di Mojokerto. Sebanyak 24 orang keracunan miras oplosan jenis arak saat pesta miras malam tahun baru di lima lokasi terpisah di Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto. Hingga hari ini, sudah 17 orang yang meninggal. Enam lainnya masih dirawat di rumah sakit dan satu orang lainnya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
3
Tinjauan Metanol Absorpsi :inhalasi, pencernaan, dan pemaparan dermal.
Distribusi : cepat dan terjadi di seluruh cairan tubuh seperti ditunjukkan oleh volume distribusi sekitar 0,6 kg L-1; konsentrasi jaringan dan organ individu tergantung pada kadar airnya. Setelah menelan, konsentrasi serum puncak yang diperoleh dalam menit .Tidak ada protein yang mengikat dan metanol didistribusikan buruk ke jaringan lemak .
4
Ekskresi : Eliminasi metanol sebagai asam format terjadi terutama melalui ekskresi urin. Ekskresi maksimum asam format hingga akhir hari kedua atau ketiga setelah proses pencernaan. Sejumlah kecil metanol yang diekskresikan tidak berubah dalam paru-paru dan ginjal (2% dari dosis 50 mg kg-1). Konsentrasi metanol dalam urin mungkin 20-30% lebih tinggi daripada dalam darah
5
Karakteristik : jernih, menguap, cairan mudah terbakar
Karakteristik : jernih, menguap, cairan mudah terbakar. Memiliki sedikit bau alcohol. Sangat mudah terbakar. Mudah menguap, meledak jika bercampur dengan udara. Methanol bersifat iritasi terhadap mata, kulit dan membrane mukosa. Bersifat toksik melalui inhalasi, jika kontak dengan kulit dan jika tertelan
6
Gejala Toksisitas Pernafasan : kesulitan bernafas, tidak dapat bernafas Penglihatan : kebutaan, penglihatan kabur, dilatasi pupil Jantung dan peredaran darah : konvulsi, tekanan darah rendah
7
Kulit dan kuku : kuku dan bibir berwarna kebiru-biruan
Lambung dan intestine : nyeri abdominal, diare, masalah dengan fungsi liver, muntah, mual, pancreatitis Sistem saraf : agitasi, koma, mengantuk, sakit kepala, kejang Lain-lainnya : kelelahan, kelemahan, kram kaki
8
Mekanisme Toksisitas methanol secara perlahan dimetabolisme oleh alcohol dehidrogenase menjadi formaldehid dan selanjutnya oleh aldehid dehidrogenase menjadi formic acid (format). Etanol dan methanol berkompetisi untuk enzim alcohol dehidrogenase.
9
Asidosis metabolic dan gangguan penglihatan terjadi akibat dari metabolit methanol. Format dapat menyebabkan kerusakan pada optic disk dan asidosis metabolic secara langsung berhubungan dengan konsentrasi format dalam darah.
11
Dosis Toksik Dosis fatal methanol yang diminum berkisar ml ( gram). Dosis toksik minimum berkisar 100 mg per kilogram.
12
Manifestasi Toksisitas
Manifestasi klinik Onset dan beratnya abnormalitas klinis dan laboratorium bergantung pada banyaknya formic acid yang tebentuk . periode laten dari mulai terminumnya methanol sampai terjadi manifestasi toksisitas adalah 12 – 24 jam.
13
Gangguan penglihatan : berkurangnya ketajaman visual, photophobia dan pandangan kabur. Pemeriksaan funduskopi menunjukan hiperemis disk optic, venous engorgement, atau papiledema. Nyeri abdomen. Abnormalitas neurologis : bingung, stupor, dan koma. Disfungsi neurologis berat ditemukan pada pasien dengan asidosis metabolic berat.
14
Nekrosis putaminal ditandai dengan rigiditas, tremor, masked face, dan monotonous speech. Hal ini berhubungan berkurangnya aliran ke otak dan/atau akumulasi formic acid pada putamen. Asidemia (terutama pH ≤ 7,2) menunjukan gejala pernafasan kussmaul, gangguan fungsi jantung dan hipotensi. Osmolal gap meningkat
15
Setelah periode laten sampai 30 jam , terjadi anion gap asidosis metabolic berat, gangguan penglihatan, kebutaan, kejang, koma, dan kematian mungkin dapat terjadi Periode laten menjadi lebih lama apabila methanol diminum bersamaan dengan etanol.
16
Penatalaksanaan Toksisitas
Penata laksanaan emergensi dan suportif: Jaga jalan nafas dan bantuan ventilasi apabila diperlukan Penatalaksanaan koma dan kejang apabila ditemukan atasi asidosis metabolic dengan sodium bicarbonate IV. Koreksi asidosis harus berdasarkan katalisa tes darah
17
obat spesifik dan antidotum
1. etanol mulai pemberian oral atau infus IV etanol untuk mensaturasi enzim alcohol dehidrogenase dan mencegah pembentukan metabolit toksik methanol. Terapi etanol diindikasikan pada pasien dengan : adanya riwayat meminum methanol, saat kadar methanol darah tidak bisa didapatkan
18
menginhibisi alcohol dehidrogenase dan mencegah metabolism etanol
2. folic acid dapat meningkatkan konversi format menjadi karbon dioksida dan air. Dosis yang dianjurkan 50 mg IV setiap 4 jam 3. fomepizole (4-metiltyrazole) menginhibisi alcohol dehidrogenase dan mencegah metabolism etanol
19
dekontaminasi. Dilakukan cuci lambung
dekontaminasi. Dilakukan cuci lambung. Arang aktif tidak menunjukan adsorbsi methanol secara efisien. Arang dapat memperlambat adsorbsi apabila intoksasi secara oral. Jangan dilakukan induksi muntah
20
Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi. Hemodialisis secara cepat dapat membersihkan (waktu paruh berkurang menjadi 3-6 jam) dan format. Indikasi untuk dialysis apabila dicurigai keracunan etanol dengan asidosis metabolic, osmolal gap > 10 mosm/L, pengukuran konsentrasi methanol darah > 40 mg /dL. Dialysis harus diteruskan sampai konsentrasi methanol < 29 mg/dL. Infuse ethanol harus ditingkatkan selama dialysis.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.