Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOMUNIKASI BISNIS Contoh Komunikasi Lintas Budaya Internasional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOMUNIKASI BISNIS Contoh Komunikasi Lintas Budaya Internasional"— Transcript presentasi:

1 KOMUNIKASI BISNIS Contoh Komunikasi Lintas Budaya Internasional
MEIDITA ANDRILIA

2 LATAR BELAKANG Dalam dasawarsa tahun 1990-an, dunia tengah memasuki periode kemakmuran ekonomi atau yang sering disebut boom economi. Globalisasi telah menjadi konsep fenomenal dalam diskursus pemikiran dewasa ini. Kekuatan-kekuatan ekonomi dunia melanda, melintasi batas negara, menghasilkan demokrasi, kebebasan, peluang, tantangan dan kemakmuran yang lebih besar. Pada era ini, berbagai produk industry yang masuk pasar global dipatok dengan standar internasional. Kita tidak cukup hanya mengandalkan produk yang kompetitif, harga yang bersaing, iklan dan promosi yang menggebu-gebu, tetapi kita juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam mengamati karakteristik pasar dan kemampuan persuasi pemasaran/negosiasi bisnis lewat ancangan komunikasi antarbudaya. Di Indonesia bidang komunikasi yang mencakup komunikasi pemasaran, periklanan, negosiasi, public realtions, dan komunikasi bisnis antabudaya terlihat masih terpinggirkan. Padahal, untuk membentuk pebisnis- pebisnis lintas budaya (internasional), kemampuan berkomunikasi mutlak diperlukan. Dalam konstelasi persaingan ekonomi global, kemampuan kita memasarkan barang tidak cukup hanya mengandalakan naluri “berjualan”, tapi perlu dibentuk budaya bisnis professional yang mencakup komiten mutu, etos kerja, kompetisi, orientasi pasar, sikap kreatif dan inovatif, serta kemampuan komunikasi bisnis antarbudaya

3 1. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA JEPANG
Orang Jepang akan saling membungkukkan badan ketika bertemu, dan ketika orang tidak mau melakukannya maka hukuman sosial akan dikenakan kepada orang tersebut. Orang Jepang sangat bangga terhadap budaya saling menghormati dengan cara membukkan badan tersebut. Para pebisnis Jepang sangat dikenal sebagai pebisnis yang sangat disiplin waktu sehingga tidak ada toleransi untuk terlambat datang ketika perjanjian bisnis akan dilakukan, dan jika partner bisnis melakukannya maka selamanya para pebisnis Jepang akan sulit menerima partner nya tersebut. Bagi orang Jepang, kontak pertama dengan calon mitra bisnis, biasanya dilakukan pembicaraan ringan terlebih dahulu, sampai terbentuk kenyamanan berkomunikasi baru memasuki pembicaraan serius. Ritual kecil seperti ini merupakan bagian dari gaya komunikasi khas Jepang. Pengambilan keputusan dalam budaya Jepang dilakukan dengan cara konsensus melalui proses yang rumit dan lama dan tanpa menggunakan aturan mayoritas Orang Jepang menyatakan “tidak” dengan cara mengangkat tangan kanannya.

4 Lanjutan... Mengenai kesopanan, ketika dalam sebuah pertemuan bisnis maka pada saat saling bertukar kartu nama maka orang Jepang akan membungkukkan badan dan sambil memegang kartu namanya dengan kedua tanggan nya sebagai tanda penghormatan hal ini sangat berbeda dengan cara orang Amerika yang memberikannya dengan cara langsung hanya dengan menggunakan satu tangan, dan ketika orang tidak memahami hal ini sebaik apapun negosiasi dan presentasi bisnis nya kemungkinan besar pebisnis Jepang akan berfikir lebih banyak lagi untuk menerima negosiasi dan proposal bisnis mereka Cara mereka dalam memberikan kata setuju atau deal dalam sebuah negosiasi bisnis. Orang Jepang berbicara dalam high context sehingga apa yang mereka ucapkan sering menimbulkan ambigue bagi orang yang menjadi lawan bicaranya (bisnisnya), Ketika menolak sebuah proposal kerjasama bisnis, orang Jepang tidak langsung akan memberikan kata “tidak” pada saat negosiasi tersebut, akan tetapi mereka akan memberikan jawaban yang mengambang sehingga lawan bisnis nya akan sulit menyimpulkan apakah mereka menerima atau tidak, dan hal ini sangat berbeda dengan orang eropa atau amerika yang berbicara dengan low context, dengan gaya ini orang akan cenderung untuk berbicara langsung kearah tujuan dari yang dimaksud dalam pembicaraan tersebut. Sehingga orang eropa akan sangat sulit untuk melakukan negosiasi bisnis dengan orang Jepang

5 2. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA TIMUR TENGAH
Dalam berkomunikasi dengan mitra bisnis Timur Tengah, memanggil nama orang harus dengan panggilan formal seperti menggunakan Mr, Ms, atau Mrs dan menggunakan nama asli orang tersebut, bukan memanggil dengan nama kecil atau nama akrabnya. Orang Timur Tengah biasa memulai pembicaraan dengan hal-hal yang sifatnya membawa nilai-nilai keluarga karna disana nilai- nilai keluarga amat dijunjung tinggi. Setelah pembicaraan tersebut selesai barulah negosiasi bisnis dimulai. Negosiasi bisnis di Timur Tengah pada umumnya berjalan alot dan bertele-tele. Oleh sebab itu materi negosiasi harus ditampilkan dengan lengkap dan bersifat menyeluruh. Biasanya, keputusan harus diambil saat itu juga misalnya menunjuk siapa mitra bisnis Timur Tengah yang akan memasarkan produk, menghandle pesanan dsb. Selama negosiasi tersebut, akan ada banyak kejutan dan ketegangan yang mungkin saja sifatnya tidak prinsipil. Ketegangan tersebut dapat dicairkan dengan memancing mitra bisnis tersebut untuk berbicara mengenai keluarga.

6 Lanjutan.... Memberi hadiah kepada mitra bisnis di Timur Tengah merupakan hal yang lumrah dan tidak di anggap melanggar etika dan peraturan bisnis disana, terlebih jika hadiah tersebut di tujukan kepada keluarganya. Dalam Timur Tengah bahkan memberikan hadiah menjadi sesuatu yang penting dan vital dalam berbisnis. Memberikan hadiah bisa memperlancar kerja sama bisnis. Hal ini bertolak belakang dengan negara Arab dan Amerika yang jelas melarang untuk memberikan hadiah apapun kepada mitra bisnis. Dulu, orang Timur Tengah memandang buruk para wanita yang menjadi rekan bisnis mereka, hal ini dikarenakan wanita bersikap lebih alot dan sulit untuk di tundukkan dalam meja perundingan. Tetapi sekarang, pandangan tersebut sudah tidak ada lagi dalam diri mereka. Berbeda dengan Amerika yang terkenal dengan kebebasan berekspresi, Timur Tengah tidak memberikan kebebasan dalam berekspresi, hal ini dikarenakan anggapan mereka yang menganggap pernyataan emosi sebagai cara untuk menekan dan memperkuat posisi negosiasi.

7 3. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA INDIA
Di India, meeting selalu didahului dengan pembicaraan-pembicaraan yang bersifat ringan dan umum. Berbeda dengan Negara Jerman yang langsung mengalihkan pembicaraan ke hal yang pokoknya saja. Pembicaraan dengan topik keluarga paling sering digunakan karna mereka selalu menghargai nilai-nilai keluarga. Orang India selalu mengharapkan mitra bisnisnya untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang baik. Dalam proses negosiasi, mereka tidak suka di tekan dan dipaksa mengenai keputusan yang akan mereka ambil. Mereka juga sedikit sensitif dalam sebuah kritikan yang ditujukan untuk mereka. Untuk itu, sikap agresif sebaiknya dihindari karna akan mengurangi penilaian mereka yang akan berakibat pada keputusan yang kurang memuaskan. Jamuan yang ditawarkan sebaiknya tidak ditolak karna mereka akan senang jika mitra bisnis mereka mencicipi jamuan yang telah mereka hidangkan. Dalam menggunakan komunikasi non verbal, bahasa non verbal orang India berbeda dengan bahasa non verbal di Indonesia. Di India, mengatakan “tidak” dalam non verbal dengan cara mengangguk dan mengatakan “iya” dengan cara menggelengkan kepalanya. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan Indonesia yang menyatakan “tidak” dengan menggelengkan kepala dan “iya” dengan menganggukan kepala.

8 4. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA AMERIKA SERIKAT
Budaya Amerika memandang waktu sedemikian penting, sehingga harus dimanfaatkan secara efisien. Dalam suatu pertemuan bisnis, pertemuan dimulai tepat waktu, menggunakan waktu rapat secara efisien, dan berusaha mengakhiri rapat seperti yang dijadwalkan. Hal ini juga tercermin pada saat melakukan komunikasi bisnis, mereka menitikberatkan pada hal-hal yang penting saja, dan kemudian menyudahi komunikasi tersebut. Tetapi, bukan berarti tidak ada pembicaraan yang bersifat ringan. Orang Amerika terkadang terbiasa membicarakan sesuatu yang umum seperti mengenai cuaca saat itu atau bisa juga menanyakan ”how was your weekend?”. Mereka sebisa mungkin tidak membicarakan hal-hal yang menyangkut keluarga karna menurut mereka pembicaraan mengenai keluarga tsb sedikit tabu dan menganggap keluarga adalah privacy yang tidak patut untuk dibicarakan dengan orang lain.

9 Lanjutan... Amerika sangat tergantung pada komunikasi verbal. Hal ini dikarenakan orang Amerika pada umumnya tidak terampil dalaam membaca pesan non verbal. Dalam melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung pada persoalan atau disampaikan secara eksplisit dan tanpa basa-basi. Komunikasi non verbal di budaya Amerika misalnya saja menatap mata pada saat berkomunikasi mengandung makna menghargai lawan bicaranya, selain itu orang Amerika menyatakan “tidak” dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. Konsep jarak komunikasi di budaya Amerika yakni mereka menjaga jarak sekitar 5 feet dari lawan bicara mereka. Berbeda dengan budaya Jepang yang menganggap jarak tersebut terlalu jauh. Dalam pengambilan keputusan, manajer puncak selalu berupaya secepat dan seefisien mungkin dalam mengambil suatu .keputusan penting. Umumnya para manajer puncak berkaitan dengan suatu keputusan pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci di serahkan kepada manajer yang lebih bawah.

10 5. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA RUSIA
Dalam memulai kerja sama dengan orang Rusia, sebaiknya menggunakan panggilan resmi seperti Ms, Mr atau Mrs diikuti dengan nama formal orang tersebut. Hal ini dikarenakan mereka sangat menghargai formalitas. Di Rusia, orang terbiasa memulai pembicaraan dari hal-hal yang umum dan ringan seperti cuaca, olahraga, hingga acara televisi. Mereka tidak suka berbicara mengenai politik ataupun agama. Untuk hal negosiasi bisnis, pertemuan dimulai selalu tepat waktu. Mereka menggunakan waktu rapat secara efisien. Hal ini juga tercermin pada saat melakukan komunikasi bisnis, mereka menitikberatkan pada hal-hal yang penting saja. Orang Rusia juga selalu memperhatikan hal-hal kecil dalam penyajian yang akan dipaparkan. Mereka berharap mitra bisnisnya mampu menjawab pertanyaan- pertanyaan yang mereka ajukan karna ketidak-mampuan mitra bisnis dalam menjawab pertanyaan mereka akan mengurangi kepercayaan mereka terhadap mitra bisnisnya tersebut. Selain itu, kejujuran sangatlah dihargai oleh orang Rusia.

11 Lanjutan... Dalam jamuan, orang Rusia terbiasa menyajikan minuman vodka kepada siapapun mitra bisnisnya. Berbeda dengan Indonesia yang menganggap tabu minuman vodka. Tetapi, mereka juga menghargai mitra bisnis yang tidak meminum alkohol, mereka akan mengganti minuman tersebut dengan minuman lain. Mitra bisnis Rusia pada dasarnya amat tertutup, dingin dan menjaga jarak, tapi pada umumnya dalam pembicaraan personal khususnya bila terkait keluarga, mereka akan berubah menjadi personal yang hangat. Mereka bisa saja mengalami perubahan sikap yang bisa terjadi sewaktu-waktu dari mitra bisnis Rusia yaitu saat negosiasi bisnis dan saat santai.

12 KESIMPULAN Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah, atau negara. Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya. Perbedaan ras, etnis, agama, kelas dan gender bukanlah merupakan hambatan mutlak dalam komunikasi. Dengan memahami kajian komunikasi lintas budaya maka kita dapat menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai dan bersikap lebih terbuka terhadap budaya lain tanpa adanya rasa curiga akan adanya sikap monopoli budaya yang cenderung lebih menguntungkan sebagian pihak.

13 TERIMA KASIH


Download ppt "KOMUNIKASI BISNIS Contoh Komunikasi Lintas Budaya Internasional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google