Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLiana Halim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Matakuliah : L0252 – Computer Aided Learning = Technology Psychology
Tahun : 2009/2010 Sinar Alami - Warna & Musik Untuk Kenyamanan di Tempat Kerja Pertemuan 11
2
Daylight, Colours and Music for a Pleasant Work Environment
Bina Nusantara University
3
DAYLIGHT (SINAR ALAMI)
Pada umumnya, manusia lebih menyukai Daylight (sinar alami) dibandingkan dengan sinar buatan Akan tetapi, masuknya sinar alami ke dalam rumah / ruangan, bergantung pada kondisi cuaca, waktu, dan struktur ruangan Jendela yang besar dan lebar dapat meningkatkan masuknya sinar alami ke dalam rumah, akan tetapi hal tersebut juga meningkatkan jumlah sengatan matahari yang masuk ke dalam rumah Bina Nusantara University
4
DAYLIGHT (SINAR ALAMI)
Rekomendasi: Jendela yang tinggi lebih efektif dibandingkan jendela yang lebar, untuk membiarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan / rumah; Dasar jendela letaknya tidak lebih rendah dari tinggi meja (karena akan menimbulkan DINGIN pada musim dingin dan SILAU pada saat membaca) Jarak antara meja kerja dengan jendela tidak lebih dari 2x tinggi jendela Untuk ruang kerja, area jendela sebaiknya ¹∕5 dari area lantai ruang kerja Kaca yang digunakan sebaiknya dapat menyalurkan sinar matahari sebanyak mungkin Gunakan proteksi untuk menghindari SILAU Bina Nusantara University
5
DAYLIGHT (SINAR ALAMI)
Setiap jendela hendaknya dapat menerima cahaya langsung dari matahari, dan sangat disarankan bahwa individu yang bekerja di dalam ruangan dapat melihat langit melalui jendela Bangunan yang terdekat hendaknya berjarak 2x tinggi bangungan tersebut Gunakan warna-warna terang (pucat), baik di dalam ruangan maupun di kebun, agar dapat merefleksikan sinar matahari sebanyak mungkin Bina Nusantara University
6
WARNA DI TEMPAT KERJA Prinsip Fisik dari Warna: (in nanometers)
Violet 380 – 436 Blue 436 – 495 Green 495 – 566 Yellow 566 – 589 Orange 589 – 627 Red 627 – 780 Fungsi Warna di Tempat Kerja: Sebagai garis pembatas (orderliness) * Sebagai faktor Keselamatan Kerja * Memberikan kontras agar mempermudah pekerjaan * Memberikan dampak psikologis Bina Nusantara University
7
WARNA DI TEMPAT KERJA Sebagai Orderliness:
Daerah untuk mesin, ruangan, lorong, dan gedung, dapat dikodekan ke dalam warna; Hal tersebut akan memudahkan pemeliharaan karena segalanya dikerjakan dengan teratur; misalnya menempatkan items pada area tertentu mengidentifikasikan pipa-pipa yang menyalurkan cairan-cairan khusus memandu individu untuk sampai ke area tertentu Bina Nusantara University
8
WARNA DI TEMPAT KERJA Sebagai SAFETY COLOURS:
Jika warna-warna tertentu selalu dipakai untuk mengindikasikan bahaya tertentu, atau tempat pelayanan untuk kondisi darurat, maka individu secara otomatis cenderung untuk mengasosiasikannya pada hal-hal yang sama Dewasa ini penggunaan warna semakin seragam dengan adanya ISO Warna MERAH: Bahaya, berhenti, dilarang. Warna merah juga mengindikasikan tanda bahaya “kebakaran” yang digunakan pada tabung pemadam kebakaran Bina Nusantara University
9
WARNA DI TEMPAT KERJA Warna KUNING:
Bahaya kecelakaan, perhatian (attention), hati-hati Warna HIJAU: Layanan pertolongan, Safety Exit, dan ‘semuanya dalam kondisi terkendali’. Semua bentuk peralatan pertolongan dan P3K didominasi warna hiju Warna BIRU: Sebanarnya bukan merupakan ‘Safety Colour’ tetapi dipakai untuk memberikan arah jalan (direction), saran, dan indikasi umum Bina Nusantara University
10
WARNA DI TEMPAT KERJA Warna KONTRAS pada area yang luas:
Warna untuk area yang luas perlu dipilih dengan hati-hati, agar dapat memberikan refleksi yang tidak jauh berbeda Area yang luas dan obyek-obyek yang besar, hendaknya tidak menggunakan warna-warna murni atau fluorescent, karena akan membebani retina Warna-warna ‘eye catching” diperlukan di tempat kerja: Untuk benda yang kecil (1-2 cm²), maka warna yang diberikan harus sangat kontras dan terang Penggunaan Colour Code membuat pengendalian (control) mudah dilakukan, mempersingkat waktu untuk mencarinya, dan mengurangi perhatian yang harus dipecah dari pekerjaan inti Bina Nusantara University
11
WARNA DI TEMPAT KERJA Penggunaan warna kontras yang banyak, dapat menimbulkan kegelisahan dan sifatnya mengganggu Penggunaan warna di setiap tempat kerja, sebaiknya tidak melebihi 3 macam warna yang berbeda, atau paling banyak 5 Bina Nusantara University
12
WARNA DI TEMPAT KERJA Dampak Psikologis dari Warna: ilusi optik dan fenomena lainnya yang muncul karena warna Warna-warna gelap cenderung melelahkan dan memberikan kesan muram; warna gelap menyerap sinar dan sulit dijaga kebersihannya. Warna-warna terang memberikan kesan cerah, ramah dan ceria; warna terang mencerahkan ruangan dan menuntut kebersihan Bina Nusantara University
13
MUSIK DI TEMPAT KERJA Sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kondisi kerja dan prduktivitas karyawan, musik telah lama dipakai untuk melepaskan KEBOSANAN Agar Musik di tempat kerja bersifat konstruktif, perlu diperhatikan beberapa hal berikut: * Jenis Pekerjaan * Jeis Musik * Waktu penggunaan: siang / malam * Durasi penggunaan musik * Karekteristik pendengarnya Bina Nusantara University
14
MUSIK DI TEMPAT KERJA Musik ditempat kerja dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi memberikan suasana santai Musik sangat membantu jika digunakan untuk pekerjaan yang repetitif, cenderung membosankan, tidak menuntut kewaspadaan dan tidak menuntuk proses berpikir yang serius Jika musik yang dipilih bukanlah musik “background” maka musik akan menarik perhatian pekerja dan sebaiknya diputar pada saat waktu istirahat Jam kerja dapat diawali dengan musik untuk waktu yang singkat, dan diakhiri dengan melodi yang meriah; Work shift dapat diselingi dengan lagu-lagu 30 menit Bina Nusantara University
15
REKOMENDASI ERGONOMIS
DAPAT DIPAKAI UNTUK MENCIPTAKAN SUASANA KERJA YANG MENYENANGKAN Bina Nusantara University
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.