Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

LABORATORIUM KIMIA KLINIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "LABORATORIUM KIMIA KLINIK"— Transcript presentasi:

1 LABORATORIUM KIMIA KLINIK
IVANS PANDUWIGUNA, S.Si., M.Farm., Apt.

2 Sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk : Penentuan jenis penyakit, Penyebab penyakit, Kondisi Kesehatan, atau Faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. LABORATORIUM KESEHATAN Laboratorium Kesehtan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi Klinik, Parasitologi Klinik, Imunologi Klinik, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. LABORATORIUM KLINIK

3 JENIS AIR Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik Air permukaan adalah air yang terdiri dari : air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua / air karst. Air tanah bebas adalah air dari akuifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas. Air tanah tertekan adalah air dari akuifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air

4 Akifer adalah suatu laipsan pembawa air.
Epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama. Termoklin / metalimnion adalah laipsan danau yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar (lebih dari 1O C/m) ke arah dasar danau. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin dari lapisan atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil. Air Meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasiun meteor , air meteroik yang ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampungan air hujan

5 PEDOMAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM
Dasar hukum utama dalam pembuatan K3 adalah pasal 5, 20, dan 27 ayat (2) UUD 1945 yang kemudian diteruskan dengan UU no.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

6 RUANGAN TATA LETAK ALAT DARURAT ATURAN UMUM KEAMANAN LABORATORIUM ALAT
HINDARI PERCIKAN DAN CEGAH KEBOCORAN RUANGAN TATA LETAK ALAT DARURAT ATURAN UMUM KEAMANAN LABORATORIUM TEMPAT PEMBUANGAN ALAT PELINDUNG DIRI PERIZINAN PENANDAAN KENALI FAKTOR RESIKO

7 Pemilihan cara pemadaman api
MENGENAL API Klasifikasi api pada kebakaran : Kelas A disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet, plastic Kelas B disebabkan oleh cairan mudah terbakar, seperti benzene, alcohol,dll Kelas C disebebkan oleh listrik Kelas D disebabkan oleh logam Pemilihan cara pemadaman api Api kelas A : Semprot air, CO2, Busa Api kelas B : Selimut tahan api, CO2, BFC, Busa, Serbuk Api kelas C : Putuskan arus listrik, matikan api dengan CO2 atau BFC Api kelas D : Serbuk, selimut asbes, ataupun karung basah

8 TIPE ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Semprotan air dilengkapi selang karet Pemadam api sam-soda berisi larutan natrium bikarboat dan asam sulfat secara terpisah, saat diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan menimbulkan pancaran cairan dan CO2 Pemadaman api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa Pemadam api gas CO2 tekanan tinggi Pemadam api CTC (Carbon Tetra Chlorida) Pemadam api BFC (Bromo Chloro Difluoromethane)

9 BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DI LABORATORIUM KIMIA 1. Bahaya : Eksplosif pada suhu tertentu Contoh : Amonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene Pencegahan: Hindari gesekan, benturan, suhu tinggi dan loncatan api Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhkan dari panas dan api. 2. Bahaya : mudah terbakar (flame label) Contoh : Zat dapat terbakar langsung (alumunium alkil fosfor) Gas sangat mudah terbakar (butane, propana) Pencegahan: Jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api. Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhkan dari panas dan api,

10 3. Bahaya : oksidator, dapat membakar yang lain, sumber api
Contoh : hydrogen peroksida, kalium klorat Pencegahan : hindari panas serta bahan mudah terbakar atau reduktor Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhkan dari panas dan api,. 4. Bahaya : toksik Contoh : arsen trioksida, raksa(II) klorida, natrium sianida, garam merkuri. Pencegahan : Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi pernafasan dengan menggunakan masker Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhakan dari panas dan api, etiket

11 5. Bahaya : korosif mampu merusak jaringan tubuh manusia.
Contoh : asam sulfat pekat, belerang dioksida, bromide, nitrat, fenol, NaOH, KOH. Pencegahan : Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi ,pernafasan dengan menggunakan masker Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhkan dari panas dan api, 6. Bahaya : iritasi kulit Contoh :ammonia, benzyl klorida Pencegahan : Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi pernafasan dengan menggunakan masker Penyimpanan : ruangan dingin/berventilasi, jauhakan dari panas dan api,

12 BIOLOGIS A 1. Mikroba penghasil toksin Mikroba ini menghasilkan toxin yang berbahaya bagi kesehatan . contoh Clostridium botulinum penghasil toxin botulin. 2. Mikroba pembusuk Mikroba ynag berbahaya bagi kesehatan bila makanan terkontaminasi. Contoh : E. coli, Salmonella, Stapilococcus aureus

13 PERALATAN LABORATORIUM
LANSET DARAH Untuk mendapatkan darah kapiler yang akan diperiksa. JARUM DAN SPUIT Untuk mendapatkan darah vena yang akan diperiksa. HEMOSITOMETER Alat untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan 2 macam pipet. PIPET THOMA Pipet untuk mengencerkan eritrosit terdiri dari sebuah pipet kapiler yang bergaris dan yang membesar pada ujung menjadi bola

14 Bidang besar dibagi kembali menjadi 16 bidang sedang yang
KAMAR HITUNG IMPROVED NEUBAUER Luas seluruh bidang yang dibagi adalah 9 mm, bidang dibagi menjadi 9 bidang besar yang luasnya 1 mm. Bidang besar dibagi kembali menjadi 16 bidang sedang yang luasnya ¼ x ¼ mm2. Bidang besar yang letak ditengah, dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi menjadi lagi 16 bidang kecil. Dengan demikian jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400 buah, masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2. Maka volume tiap bidang : 1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 mm3 D 1 bidang Sedang = ¼ x ¼ x 1/10 = 1/160 mm3 1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3 seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3

15 PERHITUNGAN LEUKOSIT Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Larutan pengencer ialah larutan turk yang mempunyai susunan sbb : Larutan gentianviolet 1% dalam air 1ml, asam asetat glasial 1 ml, aquadest ad 100ml, saring. MENGHITUNG JUMLAH SEL Lensa objektif kecil, pembesaran 10x. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar, pada seluruh permukaan yang dibagi. Hitung dari sudut kiri atas ke kanan.

16 PERHITUNGAN Jumlah sel yang dihitung dikali 50, = jumlah leukosit per µl darah. Jika darah tepi terdapat banyak sel darah merah berinti, maka sel itu diperhitungkan. contoh : didapatkan µl darah, dan dihitung jenis terdapat 25 sel darah merah berinti tiap 100 leukosit, maka jumlah leukosit sebenarnya ialah ( 25 x ) = 8000 per µl darah. 100+25

17


Download ppt "LABORATORIUM KIMIA KLINIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google