Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDewi Kusuma Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
MEMBUDAYAKAN SENI BUDAYA DAERAH BANJAR: SALAH SATUNYA MADIHIN
Di susun oleh: Litariabsella Harera Anggi Kelas: XI IPS 2
2
Penjelasan Seni tradisional Banjar adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suku Banjar. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. Madihin merupakan seni tradisional banjar yang berisi pantun-pantunan, dipertunjukan menggunakan alat musik rebana. Biasanya di lakukan sendiri atau dapat pula dilakukan oleh dua sampai tiga orang yang masing-masing memainkan alat musik rebana dan pantun tersebut biasanya saling bersaut-sautan.
3
Asalmula kesenian madihin:
Asal mula timbulnya kesenian madihin sulit ditegaskan. Ada yang berpendapat dari kampung Tawia, Angkinang, Hulu Sungai Selatan. Dari Kampun Tawia inilah kemudian tersebar keseluruh Kalimantan Selatan bahkan Kalimantan Timur. Pemain madihin yang terkenal umumnya berasal dari kampung Tawia. Ada juga yang mengatakan kesenian ini berasal dari Malaka sebab madihin dipengaruhi oleh syair dan gendang tradisional dari tanah semenanjung Malaka yang sering dipakai dalam mengiringi irama tradisional Melayu asli. Cuma yang jelas madihin hanya mengenal bahasa Banjar dalam semua syairnya yang berarti orang yang memulainya adalah dari suku Banjar yang mendiami Kalimantan Selatan, sehingga bisa dilogikakan bahwa madihin berasal dari Kalimantan Selatan. Diperkirakan madihin telah ada semenjak Islam menyebar di Kerajaan Banjar lahirnya dipengaruhi kasidah.
4
Struktur atau susunan yang harus diperhatikan dalam membawakan kesenian madihin:
Dalam pergelaran madihin ada sebuah struktur yang sudah baku, yaitu: Pembukaan, dengan melagukan sampiran sebuah pantun yang diawali pukulan tarbang disebut pukulan pembuka. Sampiran pantun ini biasanya memberikan informasi awal tentang tema madihin yang akan dibawakan nantinya. Memasang tabi, yakni membawakan syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan pengantar, ucapan terima kasih dan memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pergelaran nantinya. Menyampaikan isi (manguran), menyampaikan syair-syair yang isinya selaras dengan tema pergelaran atau sesuai yang diminta tuan rumah, sebelumnya disampaikan dulu sampiran pembukaan syair (mamacah bunga). Penutup, menyimpulkan apa maksud syair sambil menghormati penonton memohon pamit ditutup dengan pantun penutup.
5
Pertinjukan kesenian madihin:
Di Banjar, kesenian ini dibawakan di hadapan orang banyak. Bisa pada saat pesta pernikahan, orang yang hendak pergi haji, menjamu tamu istimewa. Atau, pada perayaan hari besar pun Madihin bisa ditampilkan. Tegasnya, pada kesempatan apa saja, madihin bias ditampilkan. Tergantung permintaan. Tak semua orang mampu membawakan kesenian Madihin, seni sastra daerah Banjar yang dibawakan secara bertutur dan sarat dengan petuah. Kesenian ini bisa ditampilkan oleh seorang diri dengan diiringi sebuah musik rebana. Bisa pula dua atau tiga orang di atas pentas sekaligus. Jika dibawakan dengan dua orang atau lebih, pantun yang disampaikan ke hadapan publik biasanya saling bersahut-sahutan. Jika disimak, merupakan satu untaian kata-kata tersusun apik menjadi rangkaian kalimat yang sarat dengan muatan nasihat.
6
Kesimpulan Kesimpulan dari penjelasan diatas, madihin merupakan seni tradisional khas Kalimantan selatan yang saat ini hampir punah hanya beberapa orang saja yang masih melestarikan kesenian ini, madihin merupakan kesenian yang didalamnya berisi pantun-pantunan seperti pantun nasihat, agama, dan jenaka yang diiringin dengan musik rebana, biasanya kesenian ini dilakukan oleh satu sampai tiga orang dengan masing-masing memainkan alat musik rebana, apabila lebih dari satu orang biasanya pantun-pantunannya saling bersaut-sautan.
7
TERIMAKASIH……………
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.