Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYulia Budiaman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
AKUNTANSI KEPERILAKUAN “ Aspek Keperilakuan Pada Etika Akuntan”
Disajikan oleh : Syaifudin Arga Satria Effendy Firman Setiawan Program Studi S1 Akuntansi 2012 UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN AKADEMIK
2
Pendahuluan Dilema Etika
Muncul sebagai konsekuensi audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis dan tidak etis dimana ada pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. PENALARAN MORAL Memainkan peran seluruh area profesi akuntan yang secara kontinu yang dihadapkan pada dilema konflik nilai.
3
Contohnya pada akuntan pajak yang dihadapkan untuk memutuskan dalam memilih metode akuntansi yang cerminan ekonomi dalam transaksi sesungguhnya atau metode yang menggambarkan keseluruhan perusahaan. Maka tujuan dari bab ini : => Menelaah pengembangan riset pada mengenai perilaku etis akuntan dan menyelidiki area potensial riset di masa mendatang dimana profesi akuntan terdorong untuk memahami permasalahan akuntan baik sekarang maupun di masa yang akan mendatang.
4
Model Pengambilan Keputusan Etis
TEORI PENALARAN MORAL “ KOHLBERG Menurutnya, individu secara berurutan mengalami kemajuan ke tingkat atau tahap moral reasoning yang lebih tinggi sebagai bagian dari proses pertambahan usia. Ada tiga tingkatan: Prakonvesional Pasca Konvesional
5
UKURAN MORAL REASONING
Wawancara Penilaian Moral Dikembangkan untuk melibatkan serangkaian paradigma terstandarisasi yang membutuhkan individu untuk memecahkan dilema moral. Alternatifnya Pengujian Definisi Masalah (DIT) berupa kuesioner pilihan ganda DIT mampu mampu menunjukkan pembenaran etis yang didasarkan pada ekspetasi,
6
Pendekatan Kognitif Lingkungan Keputusan Etis
SEM menyebutkan sebagaiukuran kesadaran moral yang menghubungkan teori perencanaan perilaku Dibagi kedalam tiga dimensi : Keadilan moral ,relativisme dan kontraktualisme. Tujuan utama memvalidasi penggunaan SEM dalam konteks akuntansi.
7
Terdapat teori aksi penalaran yang berhubungan dari komitmen perilaku yang pada saatnya diprediksi dari sikap pribadi individu terhadap perilaku dan norma subjektif . Misalnya, persepsi individual mengenai sikap masyarakat terhadap perilaku.
8
Model Alternatif Pengambilan Keputusan
Terdapat model pengambilan keputusan berdasarkan kode etik dan Perilaku Profesional AICPA berdasarkan prinsip keunggulan. Machintosh bahwa riset menekan pada perspektif yang hanya mengukur penerimaan sosial bukan pada perspektif etis yang sesungguhnya.
9
RISET PERILAKU ETIS AKUNTAN
Menyelidiki tingkat moral reasoning akuntan dan perilaku yang berhubungan yaitu : Studi Pendidikan Etika Studi Pengembangan Etika Studi Etika Lintas Budaya
10
A, Studi Pendidikan Etika
Menentukan efek pendidikan terhadap keahlian moral reasoning dari para praktisi dan mahasiswi akuntansi. M. Amstrong pendidikan kampus mungkin tidak mendorong kelanjutan dari pertumbuhan moral Ponemon dan Glaser : melakukan penyelidikan dengan membandingkan mahasiswa dari dua tingkatan yang berbeda St. Pieere,Nelson dan Gubbin : mengkaji hubungan pendidikan etika terhadap dampak keperilakuan
11
B. STUDI PENGEMBANGAN ETIKA
berfokus pada pengembangan moral reasoning dalam profesi akuntansi. Misalnya dalam keyakinan eksistensi sosialisasi etis. Ponemon 1990 : menyelidiki bukti awal bahwa tingkat posisi dalam perusahaan dan tingkat moral reasoning Ponemon 1992 : adanya sosialisasi perusahaan bahwa manajemen lebih bisa mendorong individu yang mempunyai pandangan organisasi umum yang sama. Shaub : tingkat moral reasoning yang lebih tinggi akan menunjukkan peningkatan atau penurunan konsistensi manajemen Sweeney : Investigasi menunjukkan bahwa keahlian moral sangat berhubungan dengan orientasi politik auditor
12
Cont’d Jeffrey dan Weather : Ada komitmen profesional dan kepatuhan pada aturan secara siginifikan dan positif saling berhubungan dimana hubungannya secara terbalik. Kite , Louwer & Radtke : Tidak mendukung hipotesis bahwa auditor lingkungan mempunyai skor DIT yang rata rata lebih tinggi daripada akuntan praktik
13
C. STUDI KEPUTUSAN ETIS Isu Independensi Auditor dengan skor DIT yang lebih rendah memungkinkan untuk melangggar aturan indenpendensi dan lebih spesifik terhadap faktor penalti. Begitu pula sebaliknya Temuan menunjukkan bahwa auditor dengan yang menguasai situasi etis tidak terlalu skeptis dan tidak terlalu memperhatikan isu etis profesional.
14
b. Pelanggaran Kode Etik dan Profesional AICPA
Peningkatan tingkat komitmen profesional tidak menghasilkan auditor yang lebih sensitif terhadap etika. Bentuk pelanggaran kode etik dan perilaku profesional akan mencerminkan adanya sensitivitas etika auditor yang terkait komitmen profesional mereka dalam hal pengambilan keputusan.
15
C. Mendeteksi dan Mengomunikasikan Kecurangan
Auditor internal dengan skor DIT lebih tinggi memungkinkan pengungkapan temuan audit sensitif bahkan ketika tindakan balas dendam oleh manajemen terjadi . Begitu pula sebaliknya. Auditor dengan skor DIT yang tinggi secara subtansial lebih baik dalam mendeteksi penipuan daripada auditor dengan skor DIT yang lebih rendah.
16
d. Ketidakpatuhan Pembayar Pajak
Menunjukkan bahwa faktor faktor individual dam situasional secara psikologis merupakan aspek yang menonjol dari keputusan keputusan dalam ketidakpatuhan pajak. Perbedaan dalam perilaku dan niatan patuh tergantung pada perbedaan keyakinan tentang pentingnya memenuhi kewajiban kewarganegaraan dan moral pribadi terkait hasil moneter dari keputusan kepatuhan.
17
e. Perilaku Disfungsional Lain
Menjelaskan bahwa pelaporan paling rendah di kelompok kontrol dan paling tinggi di kelompok rekan / sekutu . Selanjutnya auditor dengan skor DIT yang lebih rendah secara rata rata membutuhkan waktu pelaporan yang lebih singkat daripada mereka dengan skor DIT yang lebih tinggi.
18
3. STUDI ETIS LINTAS BUDAYA
Perbedaan budaya dapat memberikan pemahaman kelompok profesi akuntan yang berbeda pula terkait penetapan standar organisasi internasional Konsistensi sebuah pelaporan menunjukkan adanya perusahaan multinasional dengan divisi yang terletak di negara berbeda mungkin perlu mengimplementasikan sistem pengendalian yang berbeda untuk mencapai tingkat reliabilitas yang serupa
19
Perbedaan budaya juga akan memungkinkan bias keinginan sosial diantara kelompok yang melakukan tindakan /praktik akuntan melainkan juga situasi khusus.
20
Implikasi bagi Riset Mendatang
Dalam menyelidiki dimensi etika profesi akuntansi yang berhubungan dengan keputusan apakah akan memperluas dan menyatukan teori konflik dan ukuran dalam kerangka kerja teoritis kognisi moral Bahwa keputusan akuntan menjadi objek dari bermacam macam kinstituen ,pelayanan kantor profesional dan publik umum.
21
Terdapat dua dimensi terkait riset mendatang demi kemajuan yaitu :
Melanjutkan integrasi model dan ukuran kognitif yang berbeda dalam model rest Mengembangkan sebuah model pengambilan keputusan etis kognitif yang khusus untuk profesi akuntansi
22
Jika terdapat korelasi negatif yang antara kinerja akuntan dengan dengan moral reasoning maka, ditemukan bahwa intervensi pendidikan adalah efektif dalam studi yang melibatkan mahasiswa akuntansi , dampak dari intervensi terhadap akuntansi profesional masih harus dikaji. Intervensi pendidikan efektif efektif dalam studi yang melibatkan mahasiswa akuntansi
23
Riset mengkaji perilaku etis akuntan bahwa peranan yang dimainkan oleh variabel variabel moderasi dalam menekan perilaku etis disfungsional. Contoh , profesi akuntan unik yang sering kali bertanggungjawab kepada macam kelompok kontituen. Perbedaan persepsi mengenai moralitas terbukti ada dalam studi lintas budaya yang dapat memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai perbedaan budaya yang dapat memoderasi perilaku tidak etis akuntan
24
KESIMPULAN a, Riset tentang studi pendidikan etis telah menunjukkan bahwa akuntan pada umumnya tidak mengalami kemajuan pada tingkat moral reasoning. Selanjutnya b. Studi pengembangan Etis mengkaji korelasi dari tingkat audiotr dimana telah menemukan bahwa tingkat posisi dan tingkat moral reasoning berhubungan secara terbalik.
25
c. Berdasarkan studi keputusan etis menyatakan bahwa akuntan dan auditor dengan tingkat reasoning lebih rendah lebih mungkin untuk melaksanakan perilaku disfungsional. Dengan demikian, aspek keperilakuan pada etika akuntan didasarkan pada sejumlah studi etis yang membutuhkan peran berbagai riset dan pengembangan moral reasoning untuk menjunjung tinggi etika dan profesional seorang akuntan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.