Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

COMMON GINECOLOGY CONDITION

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "COMMON GINECOLOGY CONDITION"— Transcript presentasi:

1 COMMON GINECOLOGY CONDITION

2 I. INTRODUCTION II. GYNAECOLOGICAL HEALTH Breast Awarness Physical Check-ups Cervical Cytology III. GYNAECOLOGICAL DISORDERS Infections Pelvic Inflamatory Disease Physiotherapy in the Treatment of Gynaecological Infections Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Cysts and New Growths Displacements and Genital Prolaps

3 IV. FURTHER GYNAECOLOGICAL CONDITIONS OF RELEVANCE TO THE PHYSIOTERAPIST
Disorders Associated with Menstruation Backache and Abdominal Pain Polycystic Ovarian Failure (POF)/Premature Menopause Psychosexual Problems Vulvodynia V. SEXUALITY In Pregnancy In the Puerperium Premenopausal Woman In the Climacteric In Older Age In Psychological and Emotional Implications of Gynaecological Disease Sexuality and Body Image after Cancer

4 I. INTRODUCTION

5 GINECOLOGY Ginekologi berasal dari kata Gynaecology . Secara umum ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan. (science of women).  Namun  secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur).  Ginekologi (secara harfiah berarti "ilmu mengenai wanita") adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium). Di masa modern ini, hampir semua ginekolog juga merupakan ahli obstetrik Ginekologi adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan perawatan kesehatan bagi perempuan, khususnya diagnosis dan pengobatan gangguan yang memengaruhi perempuan (Kamus Kesehatan).

6 II. GYNECOLOGICAL HEALTH
BREAST AWARNESS PHYSICAL CHECK-UPS CERVICAL CYTOLOGY

7 GYNECOLOGICAL HEALTH Beberapa kondisi ginekologi berkembang secara diam-diam/ tersembunyi, beberapa lagi melemahkan, dan mengancam kehidupan orang lain Perempuan sebaiknya melakukan screening dengan maksud mengetahui sitologi serviks, dan aware terhadap payudaranya setiap bulan dengan melakukan palpasi sistematik terutama setelah masa menstruasi berakhir

8 A. BREAST AWARENESS (SADARI PAYUDAYA)
Memiliki kesadaran tentang breast artinya sadar akan apa yang normal pada diri Anda dan dapat mendeteksi apa saja yang tidak biasa. Tenaga keseahatan akan memberikan edukasi tentang breast awareness kepada perempuan, mengenai deteksi dini dan penanganan terhadap penyakit, pencegahan dan promosi kesehatan meskipun dalam hal ini harus diakui bahwa perempuan sendiri lah objek yang paling baik untuk mendeteksi perubahan pada dirinya (breast tissue)

9 (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Merupakan satu metode pemeriksaan dini guna mendeteksi adanya kanker pada payudara, dan merupakan metode pemeriksaan yang paling sederhana dan mudah dilakukan hanya cukup beberapa menit dengan menggunakan jari-jari tangan dengan meraba seluruh permukaan payudara yang dilakukan rutin setiap bulan.

10 SADARI dianjurkan pada wanita, terutama pada wanita dengan usia mulai dari 20 tahun.
Karena wanita dengan usia subur tahun sangat berisiko terkena penyakit kanker payudara, sehingga wanita harus selalu SADAR payudara yaitu dengan cara rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara.

11 Inspeksi Palpasi TAHAPAN SADARI
yaitu inspeksi (pemeriksaan dengan seksama) yang dilakukan dengan cara memperhatikan perubahan yang terjadi pada bentuk dan ukuran payudara di depan cermin, dengan mengangkat kedua tangan dan menaruhnya di belakang kepala sambil membusungkan dada dan melihat apakah ada perubahan yang tidak biasa pada payudara, kemudian meletakan kedua tangan dipinggang sambil menekan bahu. Semua pengamatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan ada atau tidaknya tumor yang terletak dekat dengan kulit. palpasi (pemeriksaan dengan meraba) yaitu dengan cara meraba atau menyusuri seluruh permukaan payudara dengan menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar dan secara vertikal ka atas dan ke bawah, mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu yang kemudian dilanjutkan dengan menekan puting susu dengan perlahan guna mengetahui ada atau tidaknya cairan yang abnormal yang keluar dari puting susu. Proses akhir dari palpasi yaitu dengan posisi berbaring dan meletakan bantal dibawah bahu lalu meraba kembali seluruh permukaan payudara.

12 4 Langkah Deteksi Perubahan Breast
Amati setiap perubahan yang nampak ketika berdiri di depan cermin Tangan di pinggul, tekan ke bawah dan tegangkan otot-otot dada; ini akan membuat perubahan lebih mudah untuk diamati Dengan tangan dan lengan dinaikkan di atas kepala, amati khususnya pada bagian upper tail dari breast ke arah aksila Terakhir, palpasi masing-masing breast dengan melakukan gerakan dengan tekanan lembut secara melingkar menggunakan ujung jari-jari, periksa seluruh breast untuk mendeteksi adanya benjolan atau penebalan. Jika ada perubahan yang ditemukan, maka segera ke RS atau ke klinik jika dibutuhkan.

13 B. PHYSICAL CHECK-UPS Kunjungan ke klinik kesehatan perempuan semakin dilihat sebagai suatu kesempatan yang ideal untuk melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, yang secara realistis meliputi: Pengukuran Tekanan Darah Pemeriksaan Breast Pemeriksaan Perineum, Vagina dan Leher Rahim (Tanda-tanda Infeksi dan Prolaps), serta Tes Batuk (Untuk Stress Inkontinensia) Sitologi Serviks Pemeriksaan Bimanual panggul, dan tes kekuatan otot dasar panggul (PFM) Tes urin untuk infeksi, glukosa, dll Diskusi tentang kesehatan perempuan dan masalah lain yang pernah mereka alami (ex. problem seksual)

14 Beberapa wanita juga memperluas layanan ini dengan seminar tentang kesehatan, dan melaksanakan kelas exercise yang dilakukan oleh ahli fisioterapi dengan tujuan untuk mendorong kebugaran dengan meningkatkan mobilitas dan kekuatan serta mencegah terjadinya osteoporosis; perhatian juga ditujukan dalam pengendalian berat badan.

15 C. CERVICAL CYTOLOGY Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV (Human Papilloma Virus) ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim sejak dini. Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear.

16 Deteksi awal adanya kelainan sel leher rahim
Semua wanita yang aktif secara seksual beresiko terhadap skuamosa sel karsinoma. Direkomendasikan bahwa seorang wanita seharusnya memiliki pelumas serviks (serviks smear) pertamanya pada usia 20 tahun dengan 3-tahunan tindak lanjut sampai usia 65 tahun (Symonds & Symonds 1998). Deteksi awal adanya kelainan sel leher rahim

17 III. GYNAECOLOGICAL DISORDERS
Infections Pelvic Inflamatory Disease Physiotherapy in the Treatment of Gynaecological Infections Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Cysts and New Growths Displacements and Genital Prolaps

18 INFEKSI Kondisi umum gangguan pd organ genitalia wanita dapat diklasifikasikan sebagai infeksi, kista, dan pertumbuhan baru atau pergeseran dan genitalia prolapse

19 1. VULVA Infeksi vulva mungkin jamur, bakteri, virus atau parasit.
Jamur : Candida albicans Bakteri : Staphylococcus (menginfeksi kelenjar sebaceous dan folikel rambut pada perineum menyebabkan bisul) Virus : Viral Human papilloma (HPV) (merupakan penyebab kutil umum pada tangan dan kaki serta lesi daerah genital) Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat Jamr : sering terlibat dalam vulvitis pada kehamilan, terutama jika ambang ginjal untuk glukosa menjadi diturunkan. Ini adalah jamur mirip ragi, yang biasa disebut 'sariawan', yang berkembang dalam hangat, permukaan mukosa lembab di lingkungan asam, terutama di hadapan glukosa (Murray 1997). Hal ini ditandai dengan iritasi, akut peradangan, rawness dan dadih, cairan putih; vagina sering juga terinfeksi. Bakteri Staphylococcus bakteri menginfeksi kelenjar sebaceous dan folikel rambut pada perineum menyebabkan bisul; gonore dan sifilis adalah infeksi lain yang dapat mempengaruhi daerah ini. Viral Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab kutil umum pada tangan dan kaki serta lesi daerah genital. Dengan demikian itu adalah salah satu virus yang paling sering ditularkan secara seksual. Mereka dapat diobati dengan cryotherapy atau diatermi. Mereka mungkin bersifat sementara di alam tetapi berpotensi serius di alam sebagai HPV tipe 16 dan 18 bersifat karsinogenik dan lain-lain dilaporkan memiliki peran dalam karsinogenesis serviks (Kjaer et al, 2002). Parasit : parasit seperti kutu dapat ditularkan dari kepala rambut untuk rambut kemaluan dan dapat menyebabkan iritasi perineum. Pubis pediculosis mungkin memiliki gejala iritasi vulva dan disebabkan oleh adanya kutu kemaluan, yang menyebabkan iritasi parah dan gatal.

20 2. VAGINA Kelenjar Bartholin yang terletak di posterior dan aspek lateral vagina; saluran dari masing-masing sempit dan mudah tersumbat. Jika hal ini terjadi sekresi kelenjar mukoid gembung, membentuk kista sering menyakitkan. Hal ini dapat terinfeksi membentuk abses, atau infeksi kelenjar dapat terjadi secara independen dari setiap saluran penyempitan; infeksi tersebut luar biasa menyakitkan. Biasanya Gonore dapat menjadi penyebab abses Bartholin. Saluran Gartner ditemukan lateral vagina dan dapat menyebabkan masalah dengan dispareunia jika mereka terinfeksi bakteri gonorea, stapilokokus atau streptokokus. Bakteri ini mengakibatkan penyumbatan cairan pada kelenjar bartholin. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.

21

22 Vaginitis Vagina dapat terinfeksi oleh berbagai organisme yang mirip dengan yang ditemukan di vulva, dan 'keputihan' adalah gejala lain dari mana perempuan sering mengeluh. Vaginitis juga dapat disebabkan oleh sensitivitas terhadap spermisida, douche dan semprotan wangi. Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.

23 Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.

24 3. Cervicitis Cervicitis adalah kelainan ginekolog yang paling umum ditemukan pada wanita tanpa memandang usia. Setiap wanita yang pernah berhubungan seksual sekali saja dan mengalami sakit pada rahim atau mengalami keluarnya cairan vagina yang tidak biasa  bisa jadi sudah terpengaruh. Cervicitis tidak dapat didiagnosa sendiri karena gejalanya mirip penyakit lain misalnya seperti vaginitis. Jika cervicitis tidak ditangani dapat menimbulkan masalah saat mengandung atau melahirkan bayi yang sehat. Cervicitis dapat didiagnosa dengan mudah oleh dokter anda dengan berbagai macam prosedur dan obat-obatan. Gejala pertama cervicitis dapat berupa keluarnya cairan vagina yang akan menjadi  semakin banyak setelah siklus menstruasi.

25 Gejala lain termasuk pendarahan, gatal atau iritasi pada bagian luar kelamin, nyeri saat berhubungan seksual, sensasi terbakar pada saat buang air kecil atau sakit pinggang. Jika hanya ringan saja, maka mungkin tidak melihat adanya gejala sama sekali. Namun dalam bentuk yang serius, akan menjadi berlebihan, keluarnya cairan dengan bau yang tidak sedap bersamaan dengan vagina yang sangat gatal atau sakit perut. Jika infeksi ini masuk ke sistem pencernaan anda maka dapat menyebabkan demam dan rasa mual.

26

27 4. Uterus Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi. Terdapat berbagai tipe endometritis, yaitu 1. Endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), 2. Endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta. 3. Endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.

28

29 5. Tuba falopi Salpingitis
Salpingitis merupakan radang pada saluran indung telur (tuba falopii). Ada salpingitis akut dan ada salpingitis kronik. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera lewat cairan limfe atau darah.

30 PHYSIOTHERAPY IN THE TREATMENT OF GYNAECOLOGICAL INFECTIONS
Fisioterapi tdk memiliki peran pada fase akut infeksi ginekologi. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian farmakoterapi. Meskipun dlm kasus kronik, ketika organisme resisten terhadap antibiotik atau ketika adhesi menjadi penyebab nyeri, hal tersebut adakalanya dapat ditangani dengan tindakan fisioterapi, seperti dgn penggunaan SWD. Fisioterapis keswan dpt pula melakukan strategi koping untuk mengurangi nyeri dan stress, dan memberi saran tentang promosi hidup sehat

31 ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

32 Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui. Fisioterapi keswan harus melakukan tindakan pencegahan secara universal pada semua pasien di setiap waktu.

33 CYSTS AND NEW GROWTHS Kista Benign tumours Malignant tumours
Vulva cancer

34 KISTA Tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.

35 Kista ovarium Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

36 Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu: non-neoplastik dan neoplastik.
Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.

37

38 Uterus and cervix Benign tumours
Kondisi yang paling umum pada tumor jinak pada organ genitalia ditemukan 15-20% wanita lebih dari 35 thn, yg disebut ‘fibroid’, yg tumbuh di atas atau di dalam dinding uterus atau serviks Malignant tumours Tumor ganas pada serviks lebih umum terjadi pada wanita antara usia tahun, tetapi peningkatan ditemukan pd wanita muda. Hampir semua penderita akan telah melakukan hubungan seks; wanita yang memulai masa aktif seksualnya lebih awal dan mereka yang berganti2 pasangan (seks)

39 Kanker ovarium Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut; sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.

40 Efek perlindungan terhadap kanker ovarium ditemukan pada wanita yang memiliki banyak anak, wanita yang kehamilan pertamanya terjadi di usia dini. Sedangkan faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah: Obat kesuburan Pernah menderita kanker payudara /atau kanker ovarium Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim

41 Displacements and Genital Prolapse
Kata ‘prolapse’ berasal dari kata latin yang berarti slipping fort (tergelincir keluar). (Thakar & Stanton 2002) Displacement dan prolapsus genital yaitu turunnya dan berubahnya alat genital akibat hilangnya penunjang anatomi dari diaphragma pelvis dan atau vagina.

42 Kelainan letak alat-alat genital sudah dikenal sejak dua ribu tahun sebelum masehi. Catatan-catatan pada papyrus di Mesir mengenai kelainan letak alat genital telah ditemukan. Cleopatra, ratu mesir yang terkenal itu, menyatakan prolapsus genitalis merupakan suatu hal yang aib pada wanita dan menganjurkan pengobatannya dengan penyiraman dengan larutan adstringensia.

43 Dalam ilmu Kedokteran Hindu kuno, menurut Chakraberty, dijumpai keterangan-keterangan mengenai mengenai kelainan letak alat genital: dipakai istilah mahati untuk vagina yang lebar dengan sistokel, retrokel, dan laserasi perineum. Hippocrates adalah orang pertama yang menerangkan bahwa kemandulan disebabkan oleh kelainan letak alat genital, misalnya uterus dalam retrofleksi, dan prolapsus uteri.

44 ETIOLOGI Komponen yang men-support alat vital mengalami kelemahan; konginetal dan melahirkan. Connective tissue disease. Hysterectomy. Respiratory disease and pelvic masses. ETIOLOGI Kehamilan Persalinan per vagina Menopause Peningkatan kronis tekanan intra abdomen Penyakit paru obstruktif kronik Konstipasi Asites Obesitas Trauma dasar panggul Faktor genetik Ras Penyakit jaringan ikat Pasca Histerektomi Connective tissue disease= menyerang sistem hereditas; Marfan syndrome – a genetic disease causing abnormal fibrillin. Ehlers-Danlos syndrome – defect in the synthesis of collagen (Type I or III) causes progressive deterioration of collagens, with different EDS types affecting different sites in the body, such as joints, heart valves, organ walls, arterial walls Osteogenesis imperfecta (brittle bone disease) – caused by insufficient production of normal collagen (primarily type I) to produce healthy, strong bones. Stickler syndrome – affects collagen (primarily type II and XI), and may result in a distinctive facial appearance, eye abnormalities, hearing loss, and joint problems. Alport syndrome - defects in collagen (type IV), found in the renal basement membrane, inner ear and eyes, leading to glomerulonephritis, hearing loss, and eye disease, respectively. Congenital contractural arachnodactyly - Also known as Beal's syndrome. It is akin to Marfan syndrome but with Contractures of hip, knee, elbows and ankle joint and crumpled ear. Psoriatic arthritis is also a collagen vascular disease.[2] Sistem imun Systemic lupus erythematosus (SLE) – An inflammation of the connective tissues, SLE can afflict every organ system. It is up to nine times more common in women than men and strikes black women three times as often as white women. The condition is aggravated by sunlight. Rheumatoid arthritis – Rheumatoid arthritis is a systemic disorder in which immune cells attack and inflame the membrane around joints. It also can affect the heart, lungs, and eyes. Of the estimated 2.1 million Americans with rheumatoid arthritis, approximately 1.5 million (71 percent) are women. Scleroderma – an activation of immune cells that produces scar tissue in the skin, internal organs, and small blood vessels. It affects women three times more often than men overall, but increases to a rate 15 times greater for women during childbearing years, and appears to be more common among black women. Sjögren's syndrome – also called Sjögren's disease, is a chronic, slowly progressing inability to secrete saliva and tears. It can occur alone or with rheumatoid arthritis, scleroderma, or systemic lupus erythematosus. Nine out of 10 cases occur in women, most often at or around mid-life. Mixed connective tissue disease – Mixed connective-tissue disease (MCTD) is a disorder in which features of various connective-tissue diseases (CTDs) such as systemic lupus erythematosus (SLE); systemic sclerosis (SSc); dermatomyositis (DM); polymyositis (PM); and, occasionally, Sjögren syndrome can coexist and overlap. The course of the disease is chronic and usually milder than other CTDs. In most cases, MCTD is considered an intermediate stage of a disease that eventually becomes either SLE or Scleroderma. A hysterectomy is an operation to remove a woman's uterus

45 GEJALA Mengeluh terasa ada benjolan Rasa berat dan penuh dalam panggul
Merasakan sesuatu yang keluar dari vagina Kesulitan dalam penetrasi Dispareunia Kesulitan dalam defekasi, sembelit dan wasir Inkontinensia urinae Retensio urinae (pada prolapsus vagina anterior) Dispareunia adalah nyeri di vagina atau pinggul yang dialami selama hubungan seksual. Keluhan sering dirasakan bila penderita berdiri terlampau lama, pada siang hari dan umumnya segera menghilang atau terasa lebih nyaman saat berbaring. GEJALA Rasa berat dan penuh dalam panggul Merasakan sesuatu yang keluar dari vagina Aktivitas meneran yang disertai rasa tak nyaman dan disertai nyeri punggung Keluhan diatas sering dirasakan bila penderita berdiri terlampau lama, pada siang hari dan umumnya segera menghilang atau terasa lebih nyaman saat berbaring. Kasus yang berlangsung berlarut-larut seperti prosidentia (prolapsus uteri melewati introitus vagina) dapat disertai dengan komplikasi seperti leukorea purulen, ulserasi dekubitik, perdarahan atau bahkan karsinoma servik. Sering disertai dengan keluhan miksi berupa: Sering buang air kecil Rasa penuh dalam vesika urinaria Inkontinensia urinae Retensio urinae ( pada prolapsus vagina anterior ) penyimpanan urin

46 Klasifikasi Genital Prolapse
Prolapsus uteri ; terdiri dari 3 tingkatan yaitu Derajat I – uterus sedikit turun kedalam vagina dan biasanya keadaan ini tidak disadari oleh penderita Derajat II – uterus turun lebih jauh kedalam vagina sehingga ujung uterus berada di orifisium vaginae Derajat III – Sebagian besar uterus sudah keluar dari vagina (keadaan ini disebut sebagai prosidensia uteri).

47 Prolaps genital dibagi dua menjadi inversio vagina atas dan eversio vagina bawah. Keduanya dapat terjadi bersamaan atau berlainan waktu. Secara klinis, prolaps genital dapat berhubungan kandung kemih (sistokel), uretra (uretrokel), usus halus (enterokel), dan rektum (rektokel). Jika terjadi prolaps, dapat terjadi perubahan dimensi dari vagina sebab penonjolan dari dan ke organ-organ sekitar (terutama organ pencernaan dan kemih) akan mengubah struktur tiga dimensi dan volume dari vagian.

48 Prolapsus Dinding Depan Vagina : Cystocele ( prolapsus kandung kemih )
Urethrocele ( prolapsus urethra )

49 Prolapsus Dinding Belakang Vagina :
Enterocele Rectocele

50 Physiotherapy in the treatment of genital displacements and prolapse
Meski belum terbukti, diyakini bahwa pendidikan yang lebih baik dari wanita sebelum melahirkan dengan melatih otot dasar panggul secara aktif yang akan membantu dalam pencegahan atau penundaan prolaps dan gejalanya. Selain itu, fisioterapis juga dapat mengajarkan teknik defekasi jika pasien menderita sembelit.

51 The Psychological and Emotional Implications of Gynaecological Disease
Penyakit Ginekologi biasanya mengganggu jiwa seorang wanita, melemahnya kesehatan fisik, mental dan spiritualnya. Dia sering sakit dan mudah marah; menjadi murung dan depresi

52 Sexuality and Body Image After Cancer
Banyak orang bertahan hidup dengan pengobatan untuk keganasan mereka. Namun, mereka dapat menemukan bahwa mereka memiliki perubahan emosional dan fisik yang dapat mempengaruhi seksualitas dan fungsi seksual mereka (Sundquist & Yee 2003). Misalnya yang telah mendapat terapi kanker, atau yang telah op breast

53 Sebagai petugas medis, fisioterapi perlu tahu tentang kondisi patologis fisik maupun psikis wanita dengan masalah ginekologi yang mereka alami. Diperlukan komunikasi konseling dengan pendekatan yang komprehensif agar mereka mau mengkonsultasikan kondisinya pada fisioterapis Sebaiknya fisioterapis untuk penyakit ginekologi wanita adalah fisioterapis perempuan juga

54 Terimakasih

55


Download ppt "COMMON GINECOLOGY CONDITION"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google