Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Oky Lutfianita Jayantri : 13010368
Akamigas Balongan Indramayu SEISMIK REFLEKSI KELOMPOK 53 Aan Budiarto : Oky Lutfianita Jayantri : Deni Putra : Yustisia Alfrida : M. Alfan Faris W : Bey Clinton : Rohmasari :
2
Akamigas Balongan Indramayu
METODE SEISMIK Adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
3
Seismik Refleksi Metode Seismik Seismik Refraksi
Akamigas Balongan Indramayu Metode Seismik Seismik Refleksi Seismik Refraksi
4
Akamigas Balongan Indramayu
SEISMIK REFLEKSI Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali kepermukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi.
5
METODE SEISMIK REFLEKSI
Akamigas Balongan Indramayu METODE SEISMIK REFLEKSI
6
Gelombang Pantul Gelombang P Gelombang S Gelombang Love
Akamigas Balongan Indramayu Gelombang Pantul Gelombang P Gelombang S Gelombang Love
7
Gelombang P Gelombang-P atau gelombang primer adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismik, sering juga disebut gelombang tanah (dinamakan demikian karena merambat di dalam tanah), adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh seismometer. Nama tersebut terutama berasal dari fakta bahwa jenis gelombang ini memiliki kecepatan paling tinggi dibandingkan gelombang-gelombang seismik lainnya dan pertama kali tiba pada setiap stasion pengukuran seismik, di mana jenis gelombang berikutnya yang datang dinamakan gelombang-s atau gelombang sekunder. Suara, sebagaimana suatu gelombang tekanan dan gelombang longitudinal. adalah juga jenis gelombang-P. Hal ini berarti bahwa partikel-partikel yang berada di dalam tanah (tubuh dari bumi) memiliki vibrasi-vibrasi sepanjang atau sejajar dengan arah perambatan energi dari gelombang yang merambat tersebut.
8
Gelombang P pada sebuah grid 2-dimensi
Gelombang P-datar Gelombang P pada sebuah grid 2-dimensi
9
Gelombang S Gelombang S atau gelombang sekunder ialah sejenis gelombang seismik yang merupakan satu daripada dua jenis gelombang jasad yang anjal, dinamai sedemikian karena bergerak melalui jasad objek, berbeda dengan gelombang permukaan. Gelombang S bergerak sebagai gelombang melintang atau ricih, maka gerakannya adalah sama dengan arah rambatan gelombang.
10
Gelombang S pada grid 2-dimensi
11
Gelombang Love Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara horizontal dan tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang love terbentuk karena interferensi konstruktif dari pantulan –pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas. Gelombang ini merambat dengan kecepatan 2 3/4 km/s. Pergerakan partikel gelombang love sejajar dengan permukaan tetapi tegak lurus dengan arah rambatnya. Gelombang love lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan lebih dulu sampai pada seismograf.
12
Gelombang Love Gelombang Love
13
Metoda seismik refleksi ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Seismik dangkal (shallow seismic reflection) yang umumnya digunakan dalam eksplorasi batu bara dan bahan tambang lainnya. Seismik dalam yang umum digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon.
14
Prinsip dasar dari metoda seismik pantul ini adalah pengiriman sinyal ke dalam bumi, dan karena adanya bidang perlapisan (bidang kontak) maka bidang tersebut dapat menjadi bidang pantul (reflektor). Sinyal yang dikirim melalui alat peledak (S) direfleksikan oleh bidang reflektor oleh titik refleksi (R), dan sinyal yang dipantulkan direkam oleh detektor berupa geofon (G).
15
Jika h adalah ketebalan lapisan, maka waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal untuk sampai ke detektor adalah : Untuk satu lapisan : t = 2ℎ 𝑉1 𝑉 1 = kecepatan rambat Gelombang pada lapisan Untuk dua lapisan : 𝑡 1 = 2ℎ 1 𝑉 1 𝑡 2 = 2ℎ 1 𝑉 (ℎ 2 − ℎ 1 ) 𝑉2 dimana kecepatan rambat dan waktu dapat diketahui, sehingga ketebalan masing-masing lapisan dapat dihitung.
16
Parameter-parameter yang Harus Diperhatikan
Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian parameter lapangan yang digunakan dengan kondisi geologi dan kondisi permukaan daerah survei. Disamping itu parameter lapangan juga harus disesuaikan dengan target eksplorasi yang ingin dicapai. Jadi keberhasilan suatu survei seismik sangat ditentukan dari desain parameter lapangan digunakan. Beberapa parameter lapangan yang harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan adalah sebagai berikut : Jumlah dan susunan geopon Interval sampling Jumlah bahan peledak dan kedalaman lubang bor Jarak antar titik tembak Jarak antara geopon Geometri penembakan Filter (high-cut dan low-cut). Parameter lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data geofisika yang ada, dan penentuannya dilakukan dengan uji coba secara langsung di lapangan. Parameter dipilih berdasarkan optimasi keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan problem yang muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan utama dalam optimasi ini.
17
Cara Penentuan Parameter Lapangan a. Analisa noise (gangguan)
Analisa noise ditujukan untuk mendeskripsikan parameter fisis sinyal dan noise sehingga desain parameter lapangan dapat dilakukan dengan baik. Analisa (test) noise ini dilakukan paling awal sebelum survei seismik dimulai. Noise adalah gelombang yang tidak diharapkan dan sering muncul pada saat perekaman seismik. Biasanya mengganggu sinyal refleksi. b. Susunan geopon (array geophone) Tujuan dari penentuan array geophone ini adalah untuk mendapatkan bentuk susunan geophone yang dapat berfungsi meredam noise (ground roll) secara optimal sehingga signal to noise ratio-nya (S/N ratio) tinggi. Untuk menaikkan (S/N ratio) ground roll harus diredam dengan cara menebarkan geophone. c. Test kedalaman dan jumlah dinamit Tujuan test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan jumlah dinamit yang paling optimum, artinya dapat memberikan hasil perekaman seperti yang diharapkan tetapi juga dengan biaya yang ekonomis.
18
d. Jarak titik tembak e. Geometri Penembakan
Untuk melakukan pemilihan jarak terdekat dan terjauh ini, kita kaitkan dengan target dari survei. Untuk memilih jarak terdekat biasanya digunakan acuan target terdangkal, sedangkan untuk jarak terjauh kita gunakan acuan target terdalam. e. Geometri Penembakan Informasi struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah penyelidikan sangat diperlukan untuk menentukan geometri penembakan. Pemilihan cara penembakan, tergantung pada kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur bawah permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk memfokuskan energi seismik sehingga efektifitas sumber menjadi lebih optimal.
19
f. Filter (low cut dan high cut)
Penentuan filter low-cut dan high-cut ini kita lakukan pada instrumen yang kita gunakan. Pemilihan high cut filter dapat ditentukan atas dasar sampling rate yang digunakan karena sampling rate menentukan besarnya frekuensi aliasing. Pemilihan besarnya low cut filter ditujukan untuk meredam noise berfrekuensi lebih rendah dari frekuensi geophone yang digunakan apabila noise tersebut terlalu menenggelamkan sinyal. g. Sampling rate Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum sinyal yang ingin direkam pada daerah survei tersebut. Tetapi pada kenyataannya, besarnya sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan instrumentasi perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.
20
Prosedur Pengambilan Data di Lapangan a. Pemasangan patok
Sebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point. Penentuan koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu. b. Pemasangan geophone Geophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok yang sudah diukur koordinatnya.
21
c. Pemasangan sumber peledak
Sumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan d. Persiapan alat perekaman data seismik Sebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga data yang dihasilkan cukup optimal. e. Penembakan Penembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan pengecekan dan terpasang dengan baik. f. Pencatatan data pengamatan pada observer log Data pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian disalin pada buku observer log.
22
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.