Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYenny Budiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
CULTURE FAIR INTELLIGENCE TEST (CFIT) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
PERTEMUAN 4 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PSIKOLOGI
2
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu mengenali, memahami dan menjelaskan tes (Culture Fair Intelligence Test) CFIT
3
Disusun oleh Raymond B. Cattell. Mengukur :
Fluid ability -> Herediter Crystallized ability -> Lingkungan Termasuk dalam tes bebas budaya. Untuk menemukan IQ menggunakan skala milik Binet. Terdiri dari 2 skala : skala 2 dan skala 3.
4
Cattel memberikan penekanan mengenai fluid dan crystallized :
Kemampuan mental terbagi menjadi dua yaitu fluid dan crystallized. Fluid akan meningkat sampai individu menjadi remaja dan menurun secara perlahan. Hal ini terkait dengan aktivitas cortex. Kemampuan crystallized terdiri atas kebiasaan-kebiasaan yang terbangun pada bidang-bidang tertentu yang diproses melalui kemampuan fluid, namun tidak lagi memerlukan persepsi yang mendalam. tes inteligensi menguji kombinasi fluid dan crystallize, pada masa kanak-kanak kemampuan fluid lebih mendominasi, namun pada masa dewasa mengalami penurunan dan puncak performansi lebih ditentukan oleh kemampuan crystallized.
5
Culture Fair Intelligence Test (CFIT)
Culture Fair Intelligence Test (CFIT), Scale 2 and 3 From A and From B Buku soal dan lembar jawaban yang terpisah. Tes ini mengukur faktor kemampuan mental umum (g-factor) Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan. Skala 1 untuk anak usia 4-8 tahun Skala 2 untuk anak-anak usia 8-14 tahun dan untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan di bawah normal. Skala 3 untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa dengan kecerdasan tinggi.
6
Sub Tes dalam CFIT Series Classsification Matrices Topology
7
Series (3 menit) 13 soal Sistematika berpikir runtut untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan
8
Classsification (4 menit)
14 soal Ketajaman diferensiasi yaitu kemampuan mengamati hal-hal yang detil secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk mengidentifikasi permasalahan
9
Matrices (3 menit) 13 soal Asosiasi yaitu kemampuan analisa-sintesa untuk menghubungkan dua/lebih permasalahan yang serupa
10
Topology (2,5 menit) 10 soal Pemahaman konsep yaitu kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang berbeda
11
ROLE PLAY ….
12
Klasifikasi IQ Klasifikasi IQ berbeda untuk setiap metode test yang digunakan. Stanford-Binet mengklasifikasikan nilai IQ normal yang berkisar diantara 85 – 115. Lewis Terman mengklasifikasikan nilai IQ normal pada kisaran 90 – 109. Lebih jauh lagi, Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100 dengan nilai toleransi 15 (berarti 85 – 115). Dikarenakan perbedaan ini, maka selain nilai IQ yang didapat, harus diperhatikan pula metode test apa yang digunakan.
13
Klasifikasi IQ Binet 70 – 79 : Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental. 80 – 90 : Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal (Dull Normal). 91 – 110 : Tingkat IQ normal atau rata-rata. 111 – 120 : Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal). 120 – 130 : Tingkat IQ superior. 131 atau lebih : Tingkat IQ sangat superior atau jenius.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.