Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB III ISLAM DAN PERADABAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB III ISLAM DAN PERADABAN"— Transcript presentasi:

1 BAB III ISLAM DAN PERADABAN
Alda Yulia – Rakhmidianarrafi Nuhwan

2 ISLAM DAN PERADABAN Ilmu dan adab adalah dua hal yang saling terintegrasi. Berilmu tanpa adab adalah dimurkai (al-maghdhubi alaihim) Beradab tanpa ilmu adalah kesesatan (al-Dhallin) “Tidak ada warisan yang lebih baik daripada pendidikan adab yang baik” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath) Adat pada dasarnya merupakan pilar dari segala kebaikan dan inti dari ilmu nafi’ (ilmu yang bermanfaat yang pernah diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad agar diminta dan dicari setiap saat).

3 Ghairu nafi’ adalah ketika ilmu didapatkan akan tetapi tidak diikuti dengan amal saleh maka bisa digolongkan kepada ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat (ilmu nafi’)  akan mendatangkan iman karena realisasi iman akan membawa pada amal saleh. Ilmu yang bermanfaat juga  akan mendatangkan rasa takut kepada Allah (khasyah) sehingga dapat mendekatkan pemiliknya kepada Allah SWT. dan pemiliknya disebut alim atau ulama. Kaidah dari Imam Syafi’I yang terkenal “laisal ilm makhufidza walakin Al-Ilm ma nafa’a” (Artinya: “Tidaklah disebut ilmu, apa yang hanya dihafal, tetapi ilmu adalah apa yang diaktualisasikan dalam bentuk adab yang akan memberikan manfaat”.)

4 Hasyim Asy’ari dalam karyanya “Adab Al-Alim Wa Al Muta’allim” merumuskan urgensi ilmu dan adab : “Tauhid mewajibkan wujudnya iman. Barang siapa tidak beriman, maka dia tidak bertauhid; dan iman mewajibkan syariat, maka barang siapa yang tidak ada syariat padanya, maka dia tidak memiliki iman dan tidak bertauhid; dan syariat mewajibkan adanya adab; maka barang siapa yang tidak beradab maka (pada hakikatnya) tiada syaria, tiada iman, dan tiada tauhid padanya”. Adab memiliki peran sentral dalam dunia pendidikan, tanpa adab dunia pendidikan berjalan tanpa ruh dan makna. Ibn Jama’ah mengatakan “Mengamalkan satu bab adab itu lebih baik daripada tujuh puluh bab ilmu yang hanya sekedar dijadikan sebagai pengetahuan”.

5 ILMU DAN PERADABAN Ilmu merupakan perkara yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah. Mencari ilmu dalam pandangan islam adalah keharusan yang tidak mungkin untuk dipisahkan dari kehidupan seorang muslim. “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Muslim dan Baihaqi) Mencari ilmu disamakan dengan kedudukannya dengan orang yang berjihad dijalan Allah. Rasulullah SAW menegaskan, bahwa ulama adalah pewaris nabi, dimana warisan yang ditinggalkannya tidak lain adalah warisan ilmu.

6 Tradisi keilmuan yang mengantarkan umat islam pada masa keemasan mempengaruhi bangkitnya Eropa dari masa kegelapan ke masa renaissance. Sebagaimana diakui oleh Sigrid Honka ( ), seorang orientalis Jerman yang moderat; “Setiap rumah sakit dengan managemen dan laboratoriumnya; ...Pada hakikatnya adalah cendera mata kejeniusan Arab (islam).” Tradisi intelektual dalam islam memiliki medium transformasi dalam bentuk institusi pendidikan yang disebut al-suffah; dari sini lah lahir generasi ulama dan cendikiawan dari murid ashab al-suffah.

7 Menurut Haimd Zarkasy, kelahiran ilmu dalam islam dibagi dalam empat periode:
Turunnya wahyu pada periode makkah; pembetukkan struktur konsep dunia-akhirat sekaligus dunia yang baru. Lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang turun tersebut mengandung struktur ilmu pengetahuan. Lahirnya tradisi keilmuan dalam islam ditunjukkan dengan adanya komunitas ilmuwan. Lahirnya disiplin ilmu-ilmu islam; tahap problematik, tahap disipliner, dan tahap penamaan. Peradaban islam di masa lalu dibangun di atas tradisi ilmu yang berdasarkan konsep-konsep seminal dalam al-Qur’an dan sunnah.

8 Untuk membentuk kembali peradaban islam kedepan, kata kuncinya adalah dengan ilmu pengetahuan, yakni dengan membangun tradisi iqra yang dipandu dengan wahyu. Seperti firma Allah pada Al-Qur’an surat Ibrahim ayat peradaban islam disimbolkan dengan sebuah pohon yang kokoh. Yang didasarkan atas kalimat thoyyibah (epistemologi islam yang menjadi kajian peradaban islam), ashluha tsbitun (berakar teguh dan bersifat absolut) yang artinya peradaban islam tidak berubah-ubah dan akan selalu kokoh, dan far’uha fissama’ (cabangya ke langit) sebagai gambaran bahwa tidak ada yang mampu menandingi ketinggian peradaban islam.


Download ppt "BAB III ISLAM DAN PERADABAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google